The True Identity of My Hubby - Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)

Gwendolyn keluar dari ruang VIP dengan mengandeng lengan Julius, sambil tertawa ia berkata : “Aku lihat direktur Wang lumayan ingin banyak mengobrol dengan kamu, kenapa begitu buru-buru ingin pergi?”

Julius tersenyum datar : “Sekarang aku sudah tidak mengurusi urusan perusahaan, jadi tidak ada yang bisa dibicarakan dengannya.”

“Aku lihat sepertinya kamu khawatir kakak ipar pertama akan bosan, iya bukan?” Ucap Gwendolyn sambil tertawa.

Julius juga tidak membantah : “Dia belum pernah datang ke tempat seperti ini.”

“Tenang saja, dia ada di taman bunga dengan kakak aku.” Gwendolyn melihat ke arah luar jendela, “Hm……kelihatannya dia asyik mengobrol dengan kakakku dan lain-lainnya, harusnya tidak bosan.”

Dari sini ia bisa melihat Frans merangkul pundak Clarissa, sedang tertawa lebar dengan mereka.

Mata Julius yang tersembunyi di balik kaca mata pun menjadi sedikit suram, namun ekspresinya tidak berubah.

“Kakak kamu……sepertinya lumayan suka dengan Clarissa?” Tanya Julius.

Gwendolyn diam sejenak dan mengangguk kecil : “Mungkin, ada satu hal yang mungkin tidak kamu tahu.”

“Apa? Tidak mungkin soal Clarissa menulis surat cinta untuk kakakmu bukan?”

“Dia sudah pernah menceritakan hal ini?” Gwendolyn terkekeh : “Ini lumayan lucu, tapi yang mau aku bilang bukan ini.”

“Lalu apa?”

“Julius, harusnya kamu tidak tahu bagaimana rupa Clarissa bukan?” Gwendolyn memapahnya duduk di kursi dekat jendela dan berkata : “Dan, apakah kamu ingat bagaimana rupa kakak ipar aku?”

Julius menggeleng : “Tidak ingat.”

“Saat pertama kali melihat Clarissa, aku merasa dia sedikit mirip dengan kakak iparku, aku percaya kakak aku juga menyadari ini. Kamu juga tahu, perasaan kakakku untuk kakak ipar sangat dalam, waktu itu ketika kakak iparku meninggal, hampir saja dia juga menyusul, kalau bukan karena dua keponakan aku itu, mungkin sampai sekarang juga dia masih belum keluar dari masalah itu. Julius, apakah kamu mengerti maksud aku?”

Julius diam sesaat, lalu mengangguk : “Mengerti.”

“Tapi kamu tenang saja, aku percaya Clarissa bukan orang yang sembarangan, kalau pun kakak aku ada perasaan dengannya, dia juga tidak akan mengkhianati kamu.” Gwendolyn menghibur sembari menatap sekilas Clarissa yang masih dirangkul oleh Frans.

“Iya, aku percaya dengannya.”

Clarissa diajak mengobrol tentang kasus pembunuhan tiga bulan lalu oleh seorang pria, meskipun kasus itu pernah ditangani Clarissa, tapi sudah sudah tutup kasus begitu lama, benar-benar tidak ada yang bisa dibicarakan.

Clarissa tahu jelas ini hanya alasan orang itu menahan dia, tapi dia juga tidak tahu harus bagaimana meninggalkan orang itu tanpa menyinggung hatinya.

Dengan tidak gampangnya dia berhasil pergi dengan alasan ke toilet, Clarissa segera kembali ke ruang utama dan mulai mencari Julius. Setelah mencari satu putaran, akhirnya dia menemukan Julius yang duduk sendiri di pojok ruangan.

Dia melangkahkan kaki ke sana dan duduk di sampingnya, lalu berkata dengan tersenyum kecil : “Sudah ketemu dengan teman lama?”

“Sudah.” Julius menjawab datar.

“Kenapa begitu cepat sudah selesai mengobrol?”

“Tidak ada yang bisa diobrolkan.”

Clarissa sama sekali tidak menyadari ketidaksenangannya, masih tetap tersenyum manis : “Aku menyadari sebagian besar pria di sini hanya penampilan luarnya gentle, tapi kenyataannya hanya pria yang biasa saja.”

“Iya, setelah melepas baju, semua pria hanyalah binatang buas.”

“Oh iya, ada satu hal aku merasa sangat aneh, semuanya bilang aku mirip nyonya Tsu.”

“Begitu banyak wajah di seluruh negara, wajar saja ada beberapa yang mirip, tidak ada yang peru dianehkan.” Julius mempertahankan sikapnya.

“Benar juga.” Clarissa mengangguk, lalu bertanya lagi : “Oh iya, apakah kamu pernah ketemu nyonya Tsu?”

“Tidak pernah.” Akhirnya Julius tidak tahan lagi, dengan dingin ia berkata : “Kalau kamu begitu ingin tahu, kenapa tidak secara langsung bertanya ke tuan muda Tsu?”

Akhirnya Clarissa merasakan ketidaksenangan dalam hati Julius, ia pun segera merapatkan bibir, menoleh ke samping dan diam-diam mengamatinya. Jelas-jelas tadi masih baik-baik saja, kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? Apakah sesuatu yang tidak menyenangkan terjadi saat bertemu teman lama? Atau karena Gwendolyn?

Clarissa melihat sekeliling, pada akhirnya menemukan sosok Gwendolyn di tengah kolam dansa, Gwendolyn yang saat ini sedang berpelukan dan menari dengan seorang pria muda tampan, keduanya ketawa-ketiwi, tampak dekat sekali.

Di saat ini juga, satu lagu sudah selesai, setelah saling menempelkan wajah, Gwendolyn datang ke arah mereka. Dengan tersenyum lebar ia menduduki sofa di depan Julius : “Tuan muda Yu memang jagoannya menari, tariannya bagus sekali, aku hampir tidak bisa mengikuti gerakannya.”

“Ayo, kita pulang.” Julius bangkit berdiri dari sofa, langsung berjalan ke arah pintu keluar sambil meraba sendiri.

“Tuan muda pertama, tunggu aku.” Clarissa segera ikut berdiri, namun pergelangan tangannya ditahan oleh Gwendolyn.

“Julius kenapa?” Gwendolyn menatap sosok belakang Julius dan bertanya, tapi kemudian melanjutkan lagi : “Tidak mungkin marah karena aku bukan?”

“Apa maksudnya?” Clarissa menoleh menatapnya.

“Tuan muda Yu pernah mengejar aku, jadi Julius sangat membenci dia, tapi tadi saat tuan muda Yu mengajak aku menari, aku juga tidak enak hati menolak.”

Keduanya memasuki mobil yang menuju vila, diam-diam Clarissa menatap Julius sekilas, dalam hatinya tidak senang sekali, seperti disesaki oleh sesuatu. Apa maksudnya, jelas-jelas sudah putus dengan nona Tsu, tapi masih begitu peduli dia menari dengan siapa.

Dia tidak menghiraukan dirinya, Clarissa pun memutuskan untuk tidak menghiraukannya pula.

Novel Terkait

Awesome Guy

Awesome Guy

Robin
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Mata Superman

Mata Superman

Brick
Dokter
4 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Eternal Love

Eternal Love

Regina Wang
CEO
4 tahun yang lalu
Too Poor To Have Money Left

Too Poor To Have Money Left

Adele
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Blooming at that time

Blooming at that time

White Rose
Percintaan
5 tahun yang lalu
Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu