The True Identity of My Hubby - Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)

Situasi di Kota S pada malam itu, kembali mengingatkan Clarissa Yuan. Dia mabuk malam itu, dia tidak hanya menyeret Justin Yi dan tidak membiarkannya pergi, tetapi juga memeluknya dan menciumnya, dia tidak ingat apakah ada tindakan lebih lanjut setelah itu.

Meskipun dia pernah bertanya kepada Justin Yi ke yang dua kalinya, Justin Yi juga menjelaskan bahwa keduanya tidak memiliki hubungan lebih lanjut, tetapi apakah perkataan Justin Yi bisa dipercaya ?

Jika dia hamil, maka benar-benar ada tindakan lebih lanjut pada malam itu.

Clarissa Yuan sekali lagi memikirkan bahwa dirinya sudah satu bulan tidak menstruasi, tubuhnya juga sering lemas, dan hampir saja jatuh ke lantai.

Karena dia tahu bahwa dirinya tidak mungkin hamil, dia selalu mengira bahwa penyebab dia mengalami terlambat menstruasi itu karena terlalu banyak tekanan kerja, dia tidak pernah memikirkan masalah kehamilan.

Sekarang setelah dipikir secara rinci, belakangan ini dirinya selalu merasa mual dan belum menstruasi, ini merupakan gejala kehamilan !

Clarissa Yuan berdiam diri di tempatnya selama tiga menit, sebelum perlahan sadar, berbalik dan berjalan langkah demi langkah menuju pintu masuk.

Justin Yi sudah pergi, dan kotak putih yang berisi alat tes kehamilan itu masih terbaring diam di tanah.

Clarissa Yuan melirik ke arah Justin Yi yang sudah pergi, dengan ragu-ragu membungkuk dan mengambil alat tes kehamilan itu.

Clarissa Yuan masuk ke dalam rumah, Ketika Kak Sarah yang baru saja keluar dari dapur, melihat wajah Clarissa Yuan pucat, dia bertanya dengan perihatin : "Nyonya muda, ada apa denganmu ? Kenapa wajahnya begitu pucat ?"

Clarissa Yuan menggelengkan kepalanya dan menampilkan ekspresi seakan-akan tidak terjadi apa-apa sambil berkata : "Aku baik-baik saja, mungkin karena terlalu lelah. Kak Sarah, aku naik ke atas dulu."

Clarissa Yuan tidak sabar untuk segera naik ke lantai atas dan kembali ke kamar tidurnya. Setelah berulang kali mengunci pintu kamar, dia mengeluarkan alat tes kehamilan dari tas dan berlari ke kamar mandi.

Ketika dia melihat dua batang merah di alat tes kehamilan itu, kedua kakinya lemas dan dia terjatuh di lantai kamar mandi.

Clarissa Yuan benar-benar hamil !

Mengandung anaknya Justin Yi, dan Justin Yi adalah pamannya !

Apa yang harus dilakukan ? Jika hal ini diketahui oleh keluarga Yi dan diketahui oleh Julius Yi....... Clarissa Yuan buru-buru menutupi kepalanya dengan tangannya, tidak berani memikirkan akhir ceritanya.

Pada waktu lalu, Clarissa Yuan selalu berharap bahwa Julius Yi dapat keluar dari kamarnya, bahkan jika itu hanya sekedar berbicara beberapa kata saja dan meminum secangkir teh, semuanya itu tidak masalah selama Clarissa Yuan bisa melihatnya.

Tetapi sekarang ini, dia memiliki ketakutan besar dalam hatinya yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Dia takut ketika dirinya turun ke lantai bawah dan melihat Julius Yi duduk di atas sofa.

Dia takut Julius Yi mengetahui dirinya sedang hamil. Jika hal ini diketahui olehnya, dia pasti akan merasa terpukul, lalu melampiaskan kemarahannya pada diri sendiri dan pada barang-barang yang ada di dalam kamar.

Dia juga takut hal ini diketahui oleh Kak Sarah, sebab Julius Yi sangat akrab dengan Kak Sarah. Jika Kak Sarah mengetahui hal ini, maka Julius Yi pasti akan tahu juga.

Di pagi hari, Clarissa Yuan menghabiskan seluruh waktunya hanya untuk memikirkan hal ini. Pada sore hari, itu adalah seminar kerja sama antara Perusahaan Yi dan Perusahaan Jiang. Clarissa Yuan bangkit dan pergi ke Perusahaan Yi, tetapi malah bertemu dengan Justin Yi di dalam lift.

Dunia ini memang sempit !

Clarissa Yuan memegang erat dokumen yang ada di tangannya. Jika dia bisa, dia benar-benar ingin menerkam Justin Yi.

Malam itu Justin Yi jelas tidak mabuk, dan dia bisa sepenuhnya mendorong Clarissa Yuan pergi, tetapi dia tidak melakukan itu, dan malah bersama Clarissa Yuan......

"Lantai paling atas sudah tiba, sedang memikirkan apa ?" Suara iblis terdengar di telinganya dengan membawa sedikit ejekan.

Dan Clarissa Yuan baru menyadari bahwa dirinya sudah berada di lantai paling atas.

Clarissa Yuan menatapnya dengan dingin, dan melangkah keluar dari lift dan berjalan menuju ruang konferensi.

Justin Yi menyadari kebencian Clarissa Yuan kepadanya. Justin Yi menatap Clarissa Yuan yang sudah terlebih dulu melangkah keluar dari lift, dan sesaat kemudian baru mengikutinya keluar dari lif.

Sejak keluar dari ruang konferensi Perusahaan Yi, Clarissa Yuan tidak kembali ke kantor, sebaliknya meminta Catherine Yao untuk mengantarnya ke rumah Evelin.

Banyak tisu berserakan di lantai dan di atas meja rumah Evelin.

Air mata Clarissa Yuan terkuras habis, dan dia duduk di sofa dengan tatapan kosong sambil memegang kotak tisu. Setelah sekian lama, dengan lembut Clarissa Yuan mengeluarkan sebuah kalimat : "Kalian, mengapa hidupku begitu menyedihkan ? Mengapa ?"

Catherine Yao dan Evelin saling memandang dan menghela nafas dalam waktu bersamaan.

Jika dilihat sekarang ini, memang sangat menyedihkan.

"Katakanlah sesuatu, apa yang harus kulakukan ?" Clarissa Yuan menatap mereka dengan mata berkaca-kaca.

"Apa lagi yang bisa dilakukan ? Aborsi saja." Kata Catherine Yao.

"Bagaimana menurutmu ?" Clarissa Yuan menoleh ke Evelin.

Tanpa berpikir panjang, Evelin langsung mengangguk dan berkata : "Aku juga menyarankanmu untuk aborsi. Mengandung anaknya paman, ini tidak dapat ditoleransi jika terjadi di rumah orang biasa, apalagi keluarga besar seperti keluarga Yi."

"Tetapi.... Aku tidak rela." Clarissa Yuan berkata sambil berlinangan air mata : "Anak itu telah meninggalkanku sebelumnya, dan jika anak ini meninggalkanku lagi, aku akan sangat sedih."

"Sekarang bukan waktunya kamu rela atau tidak, kamu tidak memiliki pilihan sekarang, kamu harus melakukan aborsi." Evelin berkata dengan sungguh-sungguh : "Hal yang paling tidak dapat dibohongi adalah bahwa kamu dan Julius Yi tidak pernah berhubungan badan. Kalau tidak, kamu bisa berbohong kepada semua orang bahwa ini adalah anaknya Julius Yi. Dan sekarang, kamu bisa membohongi orang lain, tetapi tidak bisa membohongi Julius Yi. Apalagi Julius Yi adalah orang yang sinis dan sensitif, jika hal ini diketahui oleh Julius Yi, maka dia mungkin akan mencekikmu sampai mati."

Novel Terkait

Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
3 tahun yang lalu
Mr Huo’s Sweetpie

Mr Huo’s Sweetpie

Ellya
Aristocratic
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu
A Dream of Marrying You

A Dream of Marrying You

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
His Second Chance

His Second Chance

Derick Ho
Practice
3 tahun yang lalu
The Great Guy

The Great Guy

Vivi Huang
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
4 tahun yang lalu