The True Identity of My Hubby - Bab 271 Jangan Lompat Gedung
Pagi harinya, Julius Yi dan Clarissa Yuan bersama-sama mengantar Liam dan Natasia pergi ke sekolah.
Saat berpamitan, Lian menarik tangan Clarissa Yuan dengan wajah menantikan bertanya, "Ibu, apa malam ini ayah Tsu akan membawa kami main?"
Clarrisa Yuan melihat Julius Yi sebentar, berjongkok, sambil melihat Liam sambil berkata, "Kakek Liam baru saja pergi, ayah Tsu mempunyai banyak hal yang harus diurus. Mau pergi bekerja juga, jadi akan sangat sibuk."
"Kalau begitu kapan baru dia tidak sibuk?" Liam lanjut bertanya lagi dengan wajah kecewa.
"Hmm .... lewat beberapa saat lagi, ya?"
"Ya sudah. Kalau begitu lewat beberapa saat lagi baru aku suruh ayah Tsu ajak kita main."
"Liam patuh sekali." Clarissa Yuan mengelus-ngelus kepala Liam, "Pergilah, masuk bersama dengan guru ke dalam kelas."
Liam mengangguk dan melambaikan tangan ke arah Clarissa Yuan dan Julius Yi, "Sampai jumpa ayah dan ibu."
"Sampai jumpa!" Julius Yi dan Clarissa Yuan bersama-sama melambai kepada kakak beradik itu. Setelah melihat mereka masuk ke dalam kelas, Julius Yi baru bersiap membalikkan badan.
Ketika dia membalikkan badan, dia baru menyadari Clarissa Yuan tidak ikut. Dia menoleh, dan baru menyadari Clarissa Yuan sedang menatap Liam dan Natasia yang ada dalam kelas.
"Ada apa?" Julius Yi bertanya sambil menatapnya.
Clarissa Yuan tersadar dari lamunannya. Dia menggeleng sambil tersenyum pada Julius Yi, "Tidak, ayo kita pergi."
Mereka berdua berjalan menuju gerbang sekolah. Clarissa Yuan tanpa bisa ditahan berkata, "Tadi tiba-tiba teringat pada saat aku berada di TK. Setiap kali ibu meninggalkanku di depan kelas saja. Sorenya juga sangat jarang menjemputku tepat waktu. Dulu aku yang masih kecil berpikir, kalau aku menjadi ibu saat dewasa, aku pasti akan sangat mencintai anakku, setiap hari mengantar dan menjemput anakku tepat waktu."
"Lupakan saja semua hal buruk di masa lalu." Julius Yi berkata sambil melingkarkan tangan di bahu Clarissa Yuan.
Clarissa Yuan menoleh dan bertanya padanya, "Bagaimana denganmu? Dulu siapa yang mengantarmu ke TK?"
"Aku? Ibuku yang mengantarku. Kadang-kadang ayah juga akan mengantar." Julius Yi tersenyum dengan sedikit sedih, "Malah saat Juwono ke TK, setiap hari ayah yang mengantarnya ke sekolah."
Clarissa Yuan melihat wajah Julius Yi yang tiba-tiba sedih, dalam hati tanpa bisa ditahan memarahi dirinya snediri. Kenapa harus bertanya pertanyaan ini, membuat Julius Yi sedih saja.
Dulu Julius Yi pernah karena sikap Carter sempat meragukan apakah dia dan Justin bukan anak kandung Carter Yi. Sekarang kembali mengungkit lagi, hati Julius Yi pasti sangat sedih lagi.
"Ehm ... maaf ya, aku bukan sengaja." Clarissa Yuan memeluk lengan Julius Yi sambil tersenyum.
"Sudah kumaafkan." Julius Yi tersenyum lalu mencubit hidung Clarissa Yuan sebentar, membuka pintu membiarkan wanita itu masuk.
"Antar aku ke mall terdekat saja. Aku ingin jalan-jalan santai." Clarissa Yuan berkata sambil mengikat sabuk pengaman.
"Tidak perlu aku temani?"
"Tidak perlu, kamu masih harus bekerja."
"Istriku benar-benar sangat pengertian." Julius Yi mencium pipi Clarissa Yuan.
Clarissa Yuan mendorong wajah Julius Yi yang tampan dan bercanda, "Kalau tidak pengertian sedikit, aku takut akan diusir oleh tuan muda keluar dari rumah."
"Bagaimana mungkin?" Julius Yi tertawa, "Meskipun aku mau mengusirmu, Liam dan Natasia juga tidak akan mengizinkan."
Julius Yi menstarter mobil. Di saat sudah akan mengendarai mobil, ponselnya tiba-tiba berbunyi. Dia menarik kembali rem tangan, lalu mengeluarkan ponsel dan menekan tombol terima.
Telepon ini dari Asisten Lin. Begitu tersambung, Asisten Lin langsung berkata dengan panik, "Direktur Yi, Nona Tsu berada di puncak gedung Perusahaan Besar Yi dan ribut ingin bunuh diri. Suasana sangat kacau sekarang. Cepatlah datang."
Julius Yi terdiam dan bertanya, "Apa yang dia inginkan?"
"Dia berteriak kalau direktur selingkuh, mempunyai simpanan ... yang jelas mengatakan banyak perkataan buruk. Dia ingin direktur memberikan penjelasan padanya. Bahkan mengundang beberapa wartawan ke sini." kata Asisten Lin.
Julius Yi mengerutkan dahi dan berkata dingin, "Terserah dia saja."
Asisten Lin berkata dengan wajah khawatir, "Bagaimana kalau dia benar-benar melompat turun?"
"Tenang saja, dia tidak mungkin lompat." setelah Julius Yi selesai berkata, dia pun mematikan sambungan.
Dari percakapan Julius Yi dan Asisten Lin tadi, Clarissa Yuan kira-kira sudah bisa menebak apa yang terjadi. Dia menatap Julius Yi dan berkata, "Gwendolyn membuat masalah lagi bukan?"
Julius Yi menganggukan kepala dengan kesal, "Ribut ingin melompat dari gedung Perusahaan Besar Yi."
"Kalau begitu apa yang kamu lakukan? Beneran terserah padanya saja?"
"Memangnya bagaimana?" Julius Yi menghela napas tidak berdaya, "Dia berbuat seperti ini hanya ingin membuat nama Perusahaan Keluarga Yi buruk, membuatku terlihat buruk, lalu menunduk padanya. Dia juga tidak berpikir, sudah sampai sekarang, mana mungkin aku menunduk padanya?"
"Takutnya setelah dia tidak melihatmu muncul, dia benar-benar melompat turun." Clarissa Yuan berkata dengan khawatir.
"Asisten Lin tadi juga berkata seperti itu, tapi aku mengerti sikap Gwendolyn Tsu. Dia begitu mencintai dirinya sendiri, pasti tidak akan melompat ke bawah." Julius Yi berkata dengan percaya diri. Setelah itu dia tersenyum ke arah Clarissa Yuan, "Ayo jalan, aku temani kamu."
Clarissa Yuan malah menggelengkan kepala. Dia tetap berkata dengan tidak tenang, "Julius, Gwendolyn akhir-akhir ini telah mengalami banyak masalah buruk. Sekarang Noah juga sudah meninggal. Dia pasti tidak bisa mendapat tekanan apapun lagi. Bisa saja dia melompat ke bawah karena terlalu kesal.Kalau dia benar-benar melompat turun, maka Perusahaan Besar Yi pasti tidak bisa diselamatkan lagi, nama baik juga tentu akan hilang."
"Maksudmu adalah ... sekarang pergi ke sana dan melihatnya akting?"
Clarissa Yuan mengangguk, "Aku ikut denganmu."
"Tidak, kamu lebih baik tidak pergi." Julius Yi berkata dengan sayang, "Kabarnya dia memanggil wartawan juga. Dia menuntutku selingkuh. Aku takut kalau kamu pergi, akan dikelilingi oleh para wartawan."
"Tidak apa-apa. Aku tidak pernah menemui masalah besar apa? Aku tidak takut pada wartawan-wartawan itu.." Clarissa Yuan tersenyum tenang, "Ayo jalan. Kita ke sana sekarang."
Julius Yi tidak ada cara lain, hanya bisa menstarter mobil dan pergi ke arah gedung Perusahaan Besar Yi.
Julius Yi mengendarai mobil ke depan gedung, memang benar melihat wartawan dan juga pemadam kebakaran mengerumuni pintu masuk. Bahkan pemadam kebakaran juga sudah melakukan persiapan penangkapan di bawah.
Sedangkan di puncak gedung Perusahaan Yi, Gwendolyn Tsu sedang menangis sambil ribut. Sambil teriak orang-orang jangan mendekat, kalau tidak dia akan melompat turun.
Perusahaan Besar Yi memiliki tinggi 56 lantai. Kalau dilihat dari bawah, hanya terlihat setengah tubuh Gwendolyn Tsu. Clarissa Yuan merasa kakinya lemas dan panik, "Bagaimana ini Julius. Dia sepertinya kapanpun bisa melompat turun."
"Coba aku ke atas." Julius Yi melihat wartawan dan orang-orang yang mengelilingi gedung. Di saat mobilnya ingin masuk ke basement, wartawan-wartawan yang matanya tajam segera menghampiri. Sambil mengetuk kaca mobil, sambil berkata, "Direktur Yi, apa Nona Tsu yang ada di puncak gedung benar-benar merupakan istrimu? Kenapa dia mau melompat gedung? Apa yang dia tuntutkan benar?"
Julius Yi tidak berdaya. Hanya bisa membuka pintu mobil dan turun.
Para wartawan tidak menyangka dia akan langsung turun. Mereka bertanya lebih banyak pertanyaan padanya, bahkan ada orang yang bertanya padanya apakah Clarissa Yuan yang ada di sampingnya adalah simpanannya.
Clarissa Yuan tidak panik, wajahnya sudah marah dari tadi. Ini adalah pertama kalinya dia dianggap sebagai pelakor. Malah sekarang dia tidak bisa menjelaskan apa-apa, karena bagaimanapun hubungan pernikahan Julius Yi dan Gwendolyn Tsu benar-benar ada.
Setelah mereka selesai bertanya, Julius Yi baru berkata dengan tenang, "Kalian bertanya begitu banyak pertanyaan padaku. Setelah aku selesai menjawab semua, apa kalian tidak khawatir Nona Tsu sudah tidak tahan untuk melompat?"
Para wartawan saling memandang satu sama lain, dan untuk sesaat tidak tahu harus menghalanginya atau tidak.
"Direktur Yi, bagaimana kalau kamu menjelaskan dengan singkat saja pada kami." kata salah satu wartawan.
"Kalau begitu aku berkata satu kalimat singkat saja." Julius Yi memeluk Clarissa Yuan yang dikesampingkan oleh pada wartawan dan berkata, "Dia bukan simpanan, dia adalah istriku, adalah ibu dari anak-anakku. Mengenai Nona Tsu yang ada di puncak gedung, aku sudah tidak mempunyai hubungan apapun dengannya dari dulu."
"Tapi Nona Tsu tadi berkata ..."
Julius Yi mengangkat tangan menghentikan ucapan wartawan, "Nona Tsu bercanda dengan kalian, dia juga tidak mungkin lompat turun. Tapi demi tidak mengganggu kerja para karyawan dari Perusahaan Besar Yi, aku sekarang harus membuatnya turun. Terima kasih untuk kerja sama kalian semua."
Setelah Julius Yi selesai berkata, dia tidak mempedulikan pertanyaan lain lagi dari para wartawan, langsung masuk ke dalam pintu masuk Perusahaan Besar Yi bersama dengan Clarissa Yuan. Beberapa satpam datang untuk melindungi mereka keluar dari kerumunan wartawan.
Gwendolyn Tsu yang ada di puncak gedung, setelah melihat Julius Yi datang, malah datang bersama dengan Clarissa Yuan, apalagi berpelukan dengan begitu mesra, semakin dibuat kesal, dan menangis dengan semakin sedih.
Dia berteriak terhadap orang-orang di lantai bawah, "Wanita ini lah pelakor yang tidak tahu malu itu! Dia yang merebut suamiku, dia yang memaksa kami cerai!"
Wartawan yang ada di lantai bawah tidak mendengar dengan jelas, tapi wartawan yang bisa naik ke atas bisa mendengarnya dengan jelas.
Julius Yi dan Clarissa Yuan juga sangat cepat naik ke lantai atas. Beberapa wartawan di atas yang melihat Gwendolyn Tsu menggantung di samping dengan bahaya, tidak berani bertanya lagi pada Julius Yi.
Justin Yi ketika melihat Julius Yi sudah naik, segera berkata di sampingnya dengan suara rendah, "Julius, tadi saat aku menelepon Frans, Frans memberitahuku akhir-akhir ini Gwendolyn karena ayah meninggal, ibu juga tidak mengerti, jadi mendapat banyak tekanan. Suasana hatinya sangat tidak stabil. Kamu jangan sampai mengatakan perkataan yang memancingnya, kalau tidak dia bisa saja benar-benar melompat ke bawah."
Julius Yi menatapnya bingung, "Lalu bagaimana aku mengatakannya? Memanggilnya turun, lalu terserah dia ingin melakukan apapun?"
"Bohongi dia untuk turun saja dulu." kata Justin Yi.
Gwendolyn Tsu melihat Julius Yi sudah naik, lalu melihat Clarissa Yuan, segera berteriak sambil menunjuk Clarissa Yuan, "Kamu pergi! Aku tidak ingin melihatmu! Pergi——!"
"Nona Tsu kamu turun dulu. Ada masalah apa, kita bicarakan baik-baik."
"Bicarakan baik-baik? Kamu si jalang apa bisa bicara baik-baik denganku? Kamu sudah berkata tidak akan menggoda suamiku, tapi masih diam-diam menggodanya. Kenapa kamu begitu tidak tahu malu!" Gwendolyn Tsu menghapus air mata di wajahnya, lalu berteriak pada wartawan yang ada di sampingnya, "Dia orangnya. Dia yang menggoda suamiku, sehingga suamiku baru tidak mempedulikan aku orang yang cacat!"
Para wartawan pura-pura menghibur beberapa patah kata, lalu mulai memotret foto.
Justin Yi memberi kode pada beberapa pengawal untuk membawa wartawan-wartawan turun. Para wartawan tentu tidak akan melepaskan kesempatan baik ini, tidak ada yang bersedia pergi.
Novel Terkait
The True Identity of My Hubby
Sweety GirlHabis Cerai Nikah Lagi
GibranJalan Kembali Hidupku
Devan HardiMy Superhero
JessiWahai Hati
JavAliusMr. Ceo's Woman
Rebecca WangWanita Yang Terbaik
Tudi SaktiThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)