The True Identity of My Hubby - Bab 150 Pergi dari Rumah
Frans Tsu sedikit kaget, lalu mengangguk: “Aku tahu, tetapi maaf sekali, masalah ini aku tidak bisa membantu kamu.”
Clarissa Yuan menunduk dan tertawa sedih, dia juga tidak berharap Frans Tsu bisa membantu dia, cinta bukan urusan yang bisa dibantu orang.
“Tetapi aku yakin Gwendolyn hanya berharap sendiri, Julius tidak mencintainya, jadi kamu tidak perlu pergi dari rumah.” kata Frans Tsu sambil tertawa.
Kelihatannya yang dia tahu tidak banyak, lebih tidak tahu Julius Yi memiliki dua identitas
“Aku ingin pergi menenangkan pikiran.” kata dia.
“Kamu berencana ke mana?”
“Belum tahu, sedang mencari tempat tujuan.”
“Tempat tujuan pun belum ada, perginya sungguh tiba-tiba ya.” Frans Tsu tertawa dan berkata: “Apa mau ikut aku saja? Aku yakin ada dua anak kecil, kerisauan kamu sangat cepat akan hilang dan menjadi gembira.”
Clarissa Yuan membalik kepala melihat dua orang anak kecil, dia jelas tahu tidak seharusnya ikut, tetapi tetap mengangguk: “Boleh juga.”
Setiap kali bertemu dua anak Frans Tsu, dia selalu merasa penuh kasih sayang, seperti kedua anak kecil memiliki kekuatan sihir yang menarik perhatian dia.
Malahan Frans Tsu yang tidak menduga dia menyetujui dengan begitu cepat, bengong sebentar, mengeluarkan ponsel dan berkata: “Apa nomor KTP dan paspormu, aku pesankan kamu tiket pesawat.”
“Oh iya, kamu ada paspor tidak?”
“Ada.” Clarissa Yuan mengangguk, pagi ini dia baru ambil di tempat kerja.
Julius Yi pagi-pagi langsung menelepon Clarissa Yuan, tetapi ponsel Clarissa Yuan tidak nyala.
Setelah melihat waktu, sekarang Clarissa seharusnya ada di kantor, jadi dia menelepon telepon kantor, yang mengangkat telepon adalah Kelvin Qin, Kelvin Qin hanya bilang Clarissa Yuan izin libur panjang, tetapi tidak bilang ke mana dan kenapa izin libur panjang.
Hatinya merasakan firasat yang buruk, Julius Yi juga menelepon Evelin dan Teresa Wang, balasan yang dia dapat adalah dari tadi malam sampai hari ini belum bertemu dengan Clarissa Yuan.
Lalu dia menerima pesan terjadwal yang dikirim Clarissa Yuan, pesannya berisi: Kalau kamu tidak bisa menemani aku pergi, jadi aku pergi sendiri saja, semoga kamu dan Gwendolyn Tsu berbahagia selamanya!!
Terlihat kata-kata terakhir itu dipenuhi kesedihan.
Julius Yi langsung memegang ponsel dengan erat, berpikir kembali candaan yang Clarissa Yuan ucapkan padanya tadi malam dalam telepon.
Ternyata dia bukan sedang becanda, tetapi benaran?
Kemarin sore saat keluar dari kantor pengadilan, sampai mereka tiba di Mall City Clarissa Yuan masih sangat senang, kenapa bisa tiba-tiba menghilang? Kenapa menelepon dan berbicara seperti itu? Jangan-jangan Nenek sungguh menelepon dia dan mengucapkan kata-kata yang memancing dia?
Clarissa telah meninggalkan rumah?
Julius Yi yang panik langsung menelepon ke Kediaman Yi, yang mengangkat telepon adalah Kak Vero, Kak Vero yang mendengar nadanya yang panik, langsung memberikan telepon pada Nyonya Tua.
Julius Yi juga tidak sungkan lagi dengan Nyonya Tua, langsung berkata pada intinya: “Nenek, tadi malam kamu telepon ke Clarissa dan suruh dia meninggalkan aku ya?”
Nyonya Tua sangat terkejut dan menggeleng kepala: “Tidak kok.”
“Benaran tidak?” Julius Yi mengerutkan dahi, Clarissa jelas-jelas berkata begitu.
“Untuk apa aku membohongi kamu? Selain waktu itu aku berbicara dengannya di Villa West Town, aku tidak pernah mengungkit masalah menyuruh dia pergi lagi.” Nyonya Tua bingung: “Kenapa? Clarissa kenapa lagi?”
“Dia……pergi dari rumah.”
“Benaran? Kenapa?”
“Aku juga tidak tahu, dia pergi tiba-tiba.” Julius Yi mengambil nafas dengan tidak berdaya, tampaknya Nyonya Tua tidak membohonginya, walaupun Nyonya Tua menelepon Clarissa, dia juga tidak perlu menyembunyikannya darinya.
“Mungkin dia tidak ingin membebani kamu, jadi pergi sendiri?” tanya Nyonya Tua, jika benar begitu, kalau begitu Clarissa Yuan ini sangat pengertian, pikir dia.
“Seharusnya tidak.” Julius Yi menggeleng kepala, tadi malam Clarissa Yuan baru bilang padanya, jika Julius tidak ingin dia pergi, maka dia tidak akan pergi seumur hidup, akan tinggal di sisinya. Dan juga dihatinya, Clarissa Yuan sama sekali tidak akan tega tidak mempedulikannya dan kabur.
Dia mematikan telepon dengan khawatir, berpikir dengan teliti tempat yang Clarissa Yuan akan pergi.
Di saat ini, dia baru sadar bahwa dia tidak cukup mengerti tentang Clarissa Yuan, bahkan tidak tahu dia ada perasaan dengan tempat apa, juga tidak tahu selain Evelin dan Catherine Yao, dia dekat dengan siapa.
Setelah berpikir beberapa lama dan tidak ada ide, dia memutuskan untuk meminta kenalan mengambil rekaman CCTV dari lobby Mall City, karena sikap Clarissa Yuan berubah sejak saat itu.
Sore hari, orang Mall City mengantarkan rekaman CCTV padanya.
Saat Julius Yi tiba-tiba melihat Gwendolyn Tsu muncul dalam rekaman, dia terkejut dan sangat khawatir. Dia dengan cepat berdiri dari kursi, mengambil mantel yang digantung di kursinya dan berjalan keluar.
“Direktur Yi, sepuluh menit lagi sudah mau mulai rapat, apakah Anda sekarang ingin keluar?” Nona Sekretaris mengikuti langkahnya yang cepat dan bertanya.
Julius Yi mengangguk, langkahnya tidak berhenti.
“Tetapi rapat hari ini sangat penting…….” Nona Sekretaris memperingatinya dengan panik.
Walaupun begitu, Julius Yi tetap menghilang dari luar kantor.
*****
Gloria berdiri di depan pintu ruang VIP cafe, mengamati Noah Tsu yang sedang merokok dengan santai di dalamnya, lalu tatapannya muncul kemarahan, langsung menerobos ke dalam dan melototinya: “Noah Tsu! Ternyata benar adalah kamu——?”
Noah Tsu tertawa dan menunjuk sofa di seberang dengan dagu: “Silahkan duduk, Nyonya Yi.”
Saat ini Gloria sedang dipenuhi amarah, mana kepikiran untuk duduk.
Dia hampir maju dan menghabisi Noah Tsu, tetapi karena di sampingnya ada seorang pengawal yang berbadan kekar, jadi dia menahan keinginannya, melototi dan berkata: “Kamu membuat anakku Juwono menjadi sangat malang, membuat dia hampir dipecat Ayahnya, uang yang dipinjamkan juga hilang, kamu bilang sekarang harus bagaimana?”
“Kali ini kamu datang, aku ingin mencarikan cara untukmu.” kata Noah Tsu dengan santai.
Gloria tertegun, sama sekali tidak percaya dia akan begitu baik hati untuk membantu Juwono Yi memikirkan cara.
“Kamu ingin bagaimana lagi?”
“Aku ingin 5% saham Perusahaan Besar Yi di tangan anakmu, aku berharap kamu bisa membujuk dia…….”
“Mimpi kamu!” Gloria tidak menunggu dia selesai bicara dan langsung menolak.
Dia juga menginginkan saham Perusahaan Besar Yi? Berani sekali!
“Aku belum selesai bicara, jangan buru-buru menolak.” Noah Tsu meragakan tangannya dan berkata: “Aku bayar seharga ini, Rp 2.000 miliar.”
“Mimpi kamu!” Gloria hanya bisa menggunakan dua kata ini untuk menunjukkan kemarahan dan tekadnya saat ini.
Saham Perusahaan Besar Yi seberapa berharga, walaupun dia sendiri tidak paham, dia juga pernah mendengar orang lain membicarakannya, saham yang bisa mendapatkan keuntungan banyak dalam waktu panjang, orang bodoh baru akan menjualnya.
Direktur Tsu ini berani sekali menawar, hanya Rp 2.000 miliar saja ingin mengambil 5% saham Perusahaan Besar Yi?
Noah Tsu masih terlihat santai, tertawa dan berkata: “Tentu saja, Rp 2.000 miliar memang sedikit rendah, tetapi bagi kalian berdua, uang ini sepenuhnya adalah gratis, juga pasti cukup untuk kalian menghabiskannya dalam tiga kali kehidupan.”
“Ingin membeli saham aku dan anakku? Jangan berharap!” balas Gloria, dia membalik badan dan ingin pergi.
“Tunggu.” kata Noah Tsu, pengawal berbadan kekar itu segera menghalang jalan Gloria.
Gloria tertegun, memutar kepala dan melototi Noah Tsu: “Ngapain? Kamu ingin memaksa?”
“Nyonya Yi, Anda salah paham, aku tidak suka melakukan hal yang mencelakai diri sendiri, aku sedang berdiskusi denganmu, bukan memaksa.” Noah Tsu berhenti sebentar dan berkata: “Aku tidak basa-basi lagi, semua orang tahu Carter Yi paling sayang dengan anaknya yang paling kecil Juwono Yi, dia jelas-jelas tahu Jowono tidak terampil, masih memaksa untuk mengangkat dia menjadi Wakil General Manager. Ini karena apa? Karena Juwono Yi adalah anak kandungnya.”
“Tentu saja.” Berbicara tentang ini, Gloria sangat bangga.
“Tapi kalau dia bukan anak kandung Carter Yi? Bagaimana?”
“Apa maksudmu?” Gloria terkejut dan melototi dia, lalu berkata: “Hubungan darah itu untuk seumur hidup, masa bisa tiba-tiba jadi anak orang lain?”
“Nyonya Yi, Anda tidak usah berpura-pura lagi.”
“Aku berpura-pura apa?” Gloria berkata dengan marah: “Noah Tsu, kamu berpikir untuk mendapatkan saham anakku sampai gila? Sembarang berbicara apa kamu?”
Noah Tsu melihatnya dengan sinis dan tersenyum: “Kalau ingin menyerang dari kalian dulu untuk mendapatkan Perusahaan Besar Yi, tentu saja aku harus menyelidiki kalian berdua dengan teliti, melakukan persiapan yang cukup baru datang.”
“Kamu…….” Gloria tercengang.
Saat ini, pintu toilet terbuka dari dalam, Juwono Yi yang marah keluar dari dalam, langsung maju dan ingin menonjok Noah Tsu, tetapi ditarik oleh pengawal.
Juwono Yi sambil melawan, sambil menunjuk Noah Tsu: “Hei orang bermarga Tsu! Frans Tsu baru bukan anak kandungmu! Keparat kau!”
“Juwono…….” Gloria tidak menyangka anaknya bisa berrsembunyi di dalam toilet, dia terkejut sampai terbata-bata.
Lengan Juwono Yi ditahan pengawal dan tidak bisa bergerak, hanya bisa melototi Frans Tsu diseberang dengan marah, Noah Tsu melihat dengan sinis dan tertawa: “Wajah Frans Tsu sama persis denganku saat aku muda, mana mungkin bukan anak kandungku? Malahan kamu, mengacalah, lihat apa yang mirip dari kamu dengan orang-orang Keluarga Yi. Tanya Ibumu, apakah kamu anak kandung Carter Yi?”
Juwono Yi langsung memutar kepala dan menatap Ibunya.
Gloria langsung menggeleng kepala: “Juwono, kamu jangan dengarkan kata dia, kamu adalah anak kandung Ayahmu.”
“Anak kandung atau bukan, ambil rambutnya dan diperiksa bukannya juga akan jelas.” kata Noah Tsu.
“Noah Tsu! Kamu jangan keterlaluan!” teriak Gloria dengan marah.
Noah Tsu tertawa dan menggerakkan bahu: “Sebenarnya aku tidak bermaksud jahat, hanya ingin melakukan transaksi dengan kalian, kalau keterlaluan juga tidak akan membayar kalian Rp 2.000 miliar, tetapi memaksa kalian langsung memberikan sahamnya padaku.”
“Kalian berdua bukan lawan yang ingin aku kalahkan, kalian tinggal mengambil Rp 2.000 miliar dan jangan ikut campur, bagi kalian ini adalah pilihan terbaik. Karena selanjutnya aku akan mengambil alih Perusahaan Besar Yi sedikit demi sedikit dan benar-benar menghancurkan Perusahaan Besar Yi, aku ingin Julius Yi bersujud dan memohon padaku untuk menikah dengan anak perempuanku. Dan saat Perusahaan Besar Yi bangkrut, walaupun kalian memiliki saham, itu juga hanya kertas sampah.”
Noah Tsu melangkah ke depan dan menepuk wajah Juwono Yi: “Mengerti tidak? Aku ini sedang melindungi kalian agar bisa mundur dengan aman, kalau tidak tunggu suatu hari Carter Yi mengetahui kamu bukan anak kandungnya, tidak perlu menunggu Perusahaan Besar Yi bangkrut, dia pasti akan mengambil kembali sahamnya dan mengusir kamu dari Keluarga Yi.”
“Baiklah, aku berkata sampai sini saja.” Noah Tsu berkata dengan dingin: “Aku beri kalian waktu tiga hari untuk berpikir, tiga hari kemudian kalau kalian memilih untuk menolak, aku akan mencari Carter Yi dan mengobrol dengannya.”
Setelah Noah Tsu berkata, dia tersenyum pada mereka dan berjalan menuju luar ruangan.
Dalam ruangan menjadi tenang, Juwono Yi menatap Gloria dan berkata: “Ibu, apakah yang dia bilang benar? Aku bukan anak kandung Ayah?”
Gloria menatap anaknya, menangis dan berkata: “Juwono, maaf…….”
Walaupun ini adalah akhir yang sudah tertebak, tetapi mendengar Ibunya berkata begitu, Juwono Yi tetap merasa sedih sampai langkahnya tidak kukuh dan hampir terjatuh ke sofa di samping.
*****
Clarissa Yuan keluar dari bandara, langsung melihat bangunan model Eropa yang asing.
Dia mengamati pemandangan di depan mata dan bertanya: “Ini di mana?”
Frans Tsu melihatnya dengan sedikit terbisu, berkata: “Di sini adalah Inggris, jangan-jangan kamu tidak tahu diri sendiri sedang pergi ke mana?”
Saat di perjalanan, dia selain kadang-kadang bermain dengan Liam dan Natasia, sisa waktunya dia hanya bengong dan menatap luar jendela, tidak berbicara juga tidak minum, juga hampir tidak makan sama sekali.
Novel Terkait
Pergilah Suamiku
DanisHarmless Lie
BaigeCinta Yang Dalam
Kim YongyiCinta Adalah Tidak Menyerah
ClarissaJalan Kembali Hidupku
Devan HardiLoving The Pain
AmardaThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)