The True Identity of My Hubby - Bab 196 Balas Dendam

“Jadi sekarang juga aku ingin memberi tahu padamu, tidak peduli kelak datang kesulitan yang bagaimana pada dirimu, orang yang paling menderita pasti aku, orang yang tidak tega juga aku. Jika kamu tidak tegar menghadapinya, maka aku juga akan kehilangan keberanian dan tujuan untuk hidup.”

“Clarissa……” Julius melonggarkan pelukan dia, berdiri di depannya dan bertanya : “Kamu jujur padaku, apakah terjadi masalah pada mataku?”

“Bukan.” Clarissa buru-buru menggelengkan kepala : “Matamu hanya radang saja, lewat beberapa hari juga akan sembuh.”

“Terus kata-kata yang kamu katakan tadi……”

“Bukankah aku sudah bilang, ini karena kemarin saat mamaku bilang soal nasib kita berdua, tiba-tiba aku merasa kesan yang mendalam, makanya baru berkata seperti itu.”

“Benar cuma karena itu saja?”

“Iya.” Clarissa mengangguk, melihat dia tidak bertanya lebih jauh lagi, baru perlahan bernapas lega.

“Sudahlah, kita makan saja.” Clarissa bangun dari ranjang, ambil semangkok kecil bubur sisa dari termos, dengan hati-hati menyuap ke bibirnya : “Nenek sendiri yang memasak bubur ini, setelah kamu terluka, nenek sangat kuatir sekali, setiap hari selalu menjaga dan menemanimu di rumah sakit, takut ketika kamu sadar……merasa sedih.”

“Bilang sama nenek, agar dia tidak perlu kuatir padaku. Kesulitan yang paling besar pun sudah pernah dilewati, sakit ringan ini tidak ada apa-apanya bagiku.” kata Julius dengan senyum.

“Aku sudah bilang padanya, tapi nenek yang masih tidak tenang.” Clarissa mendesah : “Ini bisa dimengerti, lagipula kamu terluka parah.”

Clarissa masih belum selesai bicara, di depan pintu kamar terdengar suara ketukan, Nyonya tua dan Kak Vero juga Justin berjalan masuk.

Sekali masuk, Kak Vero dengan wajah penuh senyum berkata : “Coba lihat Nyonya tua, nyonya muda sudah bilang tuan muda pertama sudah baikan, anda yang tidak percaya, masih harus sendiri yang datang untuk melihat. Ini lihat bukankah tuan muda pertama sudah bisa duduk.”

“Bukankah ini karena aku kuatir.” Nyonya tua duduk di sisi lain ranjang, mengamati Julius, dan mendapati kondisinya sudah lebih baik dari kemarin, kekuatiran dalam hatinya berangsur-angsur mulai menghilang. Juga dengan wajah penuh senyum berkata : “Sekarang melihat Julius baik-baik saja, hatiku juga sudah tenang, tidur juga sudah bisa lebih nyenyak.”

“Tentu saja.” Kak Vero mengangguk.

Nyonya tua terdiam sejenak, melirik sekilas pada Clarissa, lalu berkata : “Tuh lihat, ketika orang lagi mengalami kesulitan, sungguh masih ada yang masih sangat perhatian dan menjaga di sampingmu, beberapa hari ini untung ada Clarissa.”

Clarissa berkata : “Nenek, aku adalah istri Julius. Kalau bukan aku yang menjaganya, siapa lagi? Pada waktu aku mengalami kesulitan Julius juga yang menjagaku dengan sepenuh hati. Benarkan Julius?” Aku berbalik dan bertanya pada Julius.

Julius mengangguk dan tersenyum.

“Jadi bisa dikatakan, dalam kesulitan bertemu dengan cinta sejati, seumur hidup perlu ada seseorang seperti ini untuk menemani hidup kita.” Nyonya tua menoleh dan senyum kecil pada Justin, lalu berkata : “Justin, kamu juga sudah waktunya untuk membawa seorang istri pulang ke rumah.”

Justin tidak menyangka Nyonya tua mengubah topik pembicaraan ini pada dirinya, dengan segera berkata : ‘’Nenek, hal ini kita bahas lain kali saja. Yang penting sekarang mengelola perusahaan dulu.”

“Tidak ada salahnya bekerja sambil berpacaran.”

“Iya, aku rasa Evelin lumayan juga.” Dengan wajah penuh makna Clarissa menengok pada Justin dan bertanya : “Selama proses pemulihan setelah operasi plastik, yang dengan cermat mengurusmu adalah Evelin kan?”

Justin berpikir sejenak, lalu berkata : “Memang benar dia yang mengurusku, tetapi tidak dengan begitu cermat, dibandingkan dengan kesabaran kamu yang mengurus Julius perbedaannya sangat jauh sekali.”

“Seberlebihan itu kah ?” Clarissa jadi ragu, meskipun Evelin kelihatan sembrono, tapi kalau saat harus perhatian maka dia akan penuh perhatian.

“Iya, pasti seberlebihan ini.” Bahkan Justin sendiri tidak merasakannya, senyum yang ada di sudut bibirnya ada sedikit lembut.

“Waktu aku ke rumah sakit saat itu, jelas-jelas melihat kamu melempar bantalnya keluar dari kamar pasien”

“He……itu cuma kadang-kadang saja.”

“Kalian dulu pernah bertemu?” tanya Julius penasaran.

“Bertemu sih iya, tapi waktu itu cuma kelihatan bayangan belakang saja, ditambah lagi Evelin berusaha menyembunyikan dan aku tidak mengenali Justin.” Clarissa melihat wajah Julius yang membersitkan senyum kecil, hatinya menjadi sangat lega.

Kelihatannya ada Nyonya tua dan Justin datang untuk mengobrol dengan Julius bagus juga, suasana hati menjadi baik sakit pun akan cepat sembuh.

****

Gwendolyn keluar dari apartemen, dan melihat Yuliana sedang ada di lantai bawah.

Dia hanya menoleh sekilas pada Yuliana dengan dingin, dan berencana untuk memutar keluar dari pintu area kecil.

“Nona Tsu.” Yuliana melangkah maju dan menghalangi jalannya.

Gwendolyn dipaksa menghentikan langkahnya, menyapu pandangan padanya, Gwendolyn dengan wajah tanpa ekspresi, berkata : “Kalau kamu datang karena ingin uang, maka tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, karena tidak akan kuberikan untukmu.”

Setelah Gwendolyn selesai bicara, dengan cepat dia berkata lagi : “Oh ya, harap kamu bisa sampaikan pada Juwono dan ibunya, jika tidak mengembalikan uang Perusahaan Besar Tsu, berhati-hatilah suatu hari di luar negeri akan tiba-tiba muncul mayat di jalan.”

Yuliana tertawa mengejek : “Jika kamu memang memiliki kemampuan itu, dari awal sudah membuatnya menjadi mayat di jalan, masih harus tunggu sampai sekarang?”

“Aku ini memberi kesempatan buat mereka untuk mengembalikan uang.”

“Benar-benar lucu, kamu Gwendolyne sejak dulu tidak pernah begitu berhati baik, bukankah begitu?” Yuliana meliriknya : “Dengar-dengar kamu menculik Clarissa, dan juga hampir membuat Julius mati?”

“Omong kosong apa yang kamu bicarakan?” marah Gwendolyn.

“Tidak, aku cuma tanya-tanya saja.” Yuliana mengangkat bahunya, beralih topik dan berkata : “Kamu sudah mencelakakan aku bahkan sampai tidak mampu membeli susu, bukannya kamu harus memberikan ganti rugi?”

“He, ternyata benar datang karena uang. Coba katakan, mau berapa banyak kali ini?”

“Sepuluh milyar.” Yuliana langsung to the point.

“Dari satu triliun turun hingga sepuluh milyar, cukup cepat. Tapi……sepuluh milyar itu masalah kecil, ikut aku ke atas untuk membuka cek.” Gwendolyn berbalik dan menuju apartemen. Melihat Yuliana tidak ikut dengannya, dengan kepala miring sambil tersenyum dan memandang dia : “Bagaimana? Ingin uang tapi tidak mau ikut ke atas?”

Yuliana merapatkan bibirnya, demi satu milyar dia menahan kebenciannya.

Gwendolyn berjalan masuk ke apartemen sambil mengirimkan pesan kepada Andi.

Sesampai di apartemen, Gwendolyn berlengah-lengah di kamar agak lama baru keluar, dan memberikan selembar cek senilai satu milyar ke hadapan Yuliana : “Lihat dulu apa ada yang salah.”

Yuliana melihat cek itu dan mengulurkan tangan berniat menerimanya, tapi Gwendolyn malah mengangkat tangannya, dengan senyum mengejek : “Kamu mau? Tapi tiba-tiba aku merasa bahkan uang satu juta pun tidak layak untukmu. Bagaimana, bukankah kamu bisa mengancam aku? Mengapa tidak menyebarkan sesuatu yang ada di ponselmu ke internet? Apa karena belum mendapatkan uang jadi tidak rela untuk disebarkan?”

“Oh ya, lalu anak harammu itu, buat apa beli susu lagi, langsung dicekik mati saja, lagipula dibiarkan juga tidak ada yang mau.”

“Gwendolyn! Tutup mulutmu!”

“Apa aku salah bicara? Iya memang aku yang menyebabkan dirimu hingga tidak mampu membeli susu? Aku yang memanfaatkan kamu untuk menghadapi Clarissa, terus kamu bisa apa? Orang dungu seperti kamu memang pantas untuk dimanfaatkan orang, tidak disangka kamu masih mempunyai muka datang padaku dan ingin meminta uang untuk beli susu? Benar-benar lucu sekali?” Selagi Gwendolyn masih mengejek, mendadak muncul suara ketukan dari pintu.

Gwendolyn melewati Yuliana dan membuka pintu.

“Nona Tsu? Ada hal apa mencariku, begitu buru-buru?”

“Ohh, di sini ada seorang pemeras. Kamu tolong aku ambil ponselnya dan bakar.” Gwendolyn menunjuk Yuliana dengan dagunya.

Andi menoleh dan memandang Yuliana yang wajahnya ketakutan.

Yuliana baru sadar dia sudah tertipu oleh Gwendolyn. Melihat perawakan Andi yang besar, spontan dia mundur ke belakang, kemudian dengan langkah cepat dia berlari ke pintu keluar.

“Ingin kabur? Tinggalkan ponselmu!” teriak Gwendolyn.

“Gwendolyn, dasar kamu yang tidak tahu malu!” Marah Yuliana yang melotot dengan gusar dan gugup sambil memegang erat ponsel di dadanya.

“Jelas-jelas orang yang membawa rekaman dan memeras adalah dirimu, mengapa jadi aku yang tidak tahu malu?” kata Gwendolyn menaikkan alis kepadanya, Andi sudah dengan langkah lebar melangkah maju ke depan, mengejar Yuliana yang ingin membuka pintu untuk pergi dan Andi segera memegang tangan Yuliana yang ada di dada, membuka resleting dan merebut ponsel warna putih dari dalam.

“Yang ini bukan? Nona Tsu.”

“Benar. “Gwendolyn menerima ponsel itu, menggeser dengan ibu jarinya, menekan tanggal ulang tahun putri Yuliana, dan berhasil membuka kunci ponsel.

Setelah dia menghapus data yang ada di dalam, dia tidak mengembalikan ponsel itu pada Yuliana, tapi melemparkannya pada Andi yang di samping : “Bawa dan berikan pada temanmu yang lain.”

“Baik, terima kasih nona Tsu.” Andi tanpa malu-malu memasukkan ponsel tersebut dalam kantongnya.

Gwendolyn membalikkan badan dan berhadapan dengan Yuliana yang marah hingga tidak bisa berkata apa-apa lagi, lalu berkata : “Nona Liu, kamu masih ada hal lain? Kalau tidak aku mau pergi sekarang.”

Yuliana marah hingga tidak bisa bicara lagi, bahkan keempat anggota badannya juga ikut gemetar, dan napasnya megap-megap, baru dengan suara gemetar berkata : “Gwendolyn! Kamu akan mendapat pembalasan!”

“Akan kutunggu.” Senyum Gwendolyn padanya.

Kemarahan Yuliana sedikit demi sedikit mulai mengembang, tapi juga pelan-pelan mereda, dia tidak mengatakan apapun, berbalik dan berjalan menuju pintu keluar.

“Cuma mengandalkan kamu sendiri masih ingin mengancamku?” Gwendolyn menertawakannya, dan berkata pada Andi : “Pergilah, aku ingin keluar.”

“Nona Tsu, apa perlu aku mengantarmu?”

“Tidak perlu, ada temanku yang jemput.” Jawab Gwendolyn dan berjalan di depan keluar dari ruangan.

Yuliana tetap membawa mobil sport yang berwarna merah, berhubung mobil tersebut atas nama Juwono, dia ingin jual juga tidak bisa, hanya bisa dia lanjut pakai agar tidak berjalan kali.

Saat itu setelah menerima hasutan dari Gwendolyn, dia menggunakan mobil ini menabrak Clarissa, kemudian dia sendiri terperangkap dalam penderitaan.

Dari jauh, dia melihat Gwendolyn keluar dari area kecil tersebut, dan dari belakangnya ikut Andi yang berjalan dengan tangan di dalam saku celana, satu tangan lagi memainkan ponsel dia, dengan gaya malas-malasan.

Gwendolyn yang dingin dan elite itu memandang ke sekitar, setelah itu dia mengeluarkan ponsel dan melakukan panggilan.

Yuliana menggigit bibirnya, menjalankan mobil dan perlahan meluncur ke depan, kemudian sampai jarak hanya sejauh sepuluh meter dengan Gwendolyn, dia menginjak gas dalam-dalam, terdengar suara “syuttt” dan mobil menerjang ke arah Gwendolyn.

Menunggu saat Gwendolyn sadar, sudah tidak sempat untuk menghindar lagi, dalam sedetik dia ditabrak hingga melayang.

Andi yang di belakang dibuat terkejut, dengan matanya melihat jelas Gwendolyn ditabrak hingga melayang di jalan pejalan kaki ini, darah mulai mengalir keluar dari badannya.

Termangu sejenak, Andi baru merespon dan menyerbu ke depan, kalang kabut mengamati wajah Gwendolyn yang kesakitan dan berkata : “Nona Tsu, kamu……aku……aku akan mengantarmu ke rumah sakit.”

Novel Terkait

Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Hello! My 100 Days Wife

Hello! My 100 Days Wife

Gwen
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Mbak, Kamu Sungguh Cantik

Tere Liye
18+
4 tahun yang lalu
The Break-up Guru

The Break-up Guru

Jose
18+
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
5 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu