The True Identity of My Hubby - Bab 128 Kecelakaan

Jarak antara Marriot Hotel dan Sungai A tidak teralu jauh, Clarissa Yuan menyusuri sepanjang jalan sambil meneriaki nama Julius Yi, air matanya terus bercucuran karena khawatir.

Setengah jam kemudian, dia melihat kendaraan Julius Yi di dekat Sungai A.

"Julius...!" Dia dengan bahagia menghampiri mobil, dia sambil mengetuk kaca mobil sambil bertanya dengan khawatir, "Julius, apakah kamu ada di dalam? Kamu ada di dalam tidak?"

Akan tetap, di dalam mobil gelap dan kosong, tidak terlihat sama sekali bayangan Julius Yi dan Steve.

Dia menyusuri keadaan sekitar, tetap tidak menemukannya.

Merupakan suatu hal yang menenangkan pada awalnya menemukan kendaraan yang digunakan oleh Julius Yi, tetapi di sini sangat dekat dengan pinggir sungai, seberang jalan merupakan sungai. Dia khawatir Julius Yi akan melakukan hal yang bodoh.

Pada dasarnya di dalam hati Julius Yi sudah ada bayangan gelap, apalagi ketika dia mengetahui istrinya sendiri sedang bermesraan dengan pria lain, dia pasti sangat sedih!

Setelah berdiam diri selama beberapa saat, Clarissa Yuan buru-buru mengeluarkan ponselnya dan menghubungi nomor telepon Steve. Untungnya Steve cepat menjawabnya dengan menggunakan suaranya yang sopan seperti biasanya berkata, "ada kebutuhan apa, Nyonya Muda?"

"Kamu dan Tuan Muda sedang berada dimana sekarang? Kenapa aku tidak bisa menemukan kalian?" Clarissa Yuan bertanya dengan cemas.

Steve berdiam sejenak, lalu mengatakan, "Nyonya Muda, Tuan Muda sedang ingin sendirian."

"Dia sebenarnya ada dimana?" Clarissa Yuan marah saking cemasnya.

"Maaf, aku benar-benar tidak tahu........"

Clarissa Yuan langsung memutuskan teleponnya karena tidak mendapatkan jawaban yang dia inginkan.

Kendaraannya ada di sini, dia yakin Julius Yi tidak akan berjalan jauh karena penglihatannya. Tetapi dia benar-benar tidak bisa menebak dimana dia akan bersembunyi.

Karena hari sudah semakin malam, kendaraan yang berlalu lalang sudah semakin sedikit, orang-orang yang berjalan-jalan santai pun juga sudah tidak banyak. Clarissa Yuan sambil menangis, sambil berteriak, "Julius! Aku tahu kamu ada di sekitar sini! Cepat kamu keluar! Keluar!"

Yang menjawabnya hanyalah suara sungai dan kendaraan, tidak ada jawaban dari Julius Yi.

Demi menemukan dia, Clarissa Yuan sudah tidak mempedulikan penampilannya, seperti wanita gila yang terus berteriak sambil menyusuri jalan, "Julius Yi! Aku sudah bersumpah padamu bahwa aku dan Frans Tsu tidak memiliki hubungan apa-apa, kenapa kamu masih tidak mempercayai aku? Kamu keluarlah! Keluar untuk mendengarkan penjelasan aku..........!"

"Julius.............. kenapa kamu masih tidak mempercayai aku, juga tidak mempercayai dirimu sendiri? Bukannya aku tidak mau mengenakan cincin, tetapi benar-benar sudah diambil oleh ibuku, aku takut kamu sedih setelah mengetahui bahwa cincinnya sudah tidak ada. Maka dari itu aku terus menghindari kamu." Clarissa Yuan menangis semakin menjadi-jadi, suaranya tercekat, "Frans Tsu menyukai aku, tapi itu tidak ada hubungannya dengan aku! Aku tidak pernah menyukainya, selain Charlie Shen, kamu adalah pria kedua yang aku sukai, kamu adalah suamiku, aku tidak akan meninggalkanmu seumur hidup......!"

Setiap kalimat yang dia ucapkan Julius Yi yang berada di seberang jalan mendengarnya dengan jelas.

Bukannya dia tidak mempercayai perkataan Clarissa Yuan, hanya saja dia tidak bisa melupakan kejadian dia dipeluk di dalam dekapan Frans Tsu, dia membutuhkan waktu untuk mencernanya, untuk melupakannya.

Dia berdiri di sudut dekat sungai yang gelap, mendengarkannya menangis histeris di seberang jalan, mendengarkannya meneriakkan namanya satu per satu, dan menjanjikannya kalimat demi kalimat.

Dia juga mendengar..... suara rem yang membelah langit malam, diikuti suara teriakan dia dan suara benturan.

Selanjutnya, dia seperti kehilangan semua pendengarannya, kehilangan cara untuk bernafas, seluruh tubuhnya membeku......

Yuliana Liu bukan wanita yang jahat, dia tidak pernah menyakiti orang lain, bahkan dia juga tidak pernah mengendarai mobil untuk menabrak seseorang sampai mati seperti hari ini.

Semua tindakannya hari ini dikarenakan pikirannya sudah tidak jernih.

Melihat Clarissa Yuan yang berbaring dengan genangan darah di depannya, tangannya memegang kemudi dengan sangat erat. Matanya yang awalnya muram berubah menjadi kepanikan. Setelah tertegun selama beberapa saat, dia buru-buru menginjak pedal gas dalam-dalam. Seketika mobil itu lenyap seketika dari langit malam.

Yuliana Liu pulang ke Mansion Keluarga Yi, dia kembali membersihkan diri lalu berbaring pada ranjang, tetapi dia tidak bisa tertidur, begitu memejamkan mata pemandangan Clarissa Yuan yang bersimbah darah kembali muncul.

Dia terus terjaga hingga pagi, dia terus memperhatikan gerak-gerik orang rumah. Tiba-tiba dia mendengar suara dari lantai bawah, dia buru-buru turun dari ranjang, dan latihan berkali-kali di depan cermin untuk menenangkan diri.

Di lantai bawah, air mata nenek terus bercucuran sambil menarik lengan Kak Vero berkata, "apakah Kak Sarah ada mengatakan nyawa Clarissa berbahaya tidak? Apakah anaknya juga tidak bisa diselamatkan?"

Kak Vero menepuk pelan tangannya dan menenangkan, "Nyonya Besar, Anda jangan panik, Kak Sarah hanya mengatakan kemarin malam Nyonya Muda mengalami kecelakaan, sedang dilakukan pertolongan pertama......."

"Pertolongan pertama? Sudah pasti anaknya tidak terselamatkan." Nenek menangsi semakin menjadi-jadi.

"Clarissa ini benar-benar, sedang hamil bukannya berdiam diri di rumah. Lihatlah sekarang ditabrak orang dan sedang dilakukan pertolongan pertama." Mendengar kabar Clarissa Yuan mengalami kecelakaan, tentu dalam hati Gloria sangat bahagia, tetapi wajahnya menunjukan eskpresi yang penuh iba.

"Hentikan omong kosong ini, lekas bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit." Carter Yi berkata kepada Gloria.

"Ibu, apa yang telah terjadi? Ada apa dengan kakak ipar?" Yuliana Liu berpura-pura kebingungan.

"Kemarin hingga tengah malam dia masih berada di luar, tertabrak." Gloria.

"Hah? Apakah parah?"

"Siapa yang tahu."

"Ibu, kalau begitu kita cepat menjenguk dia." Ekspresi Yuliana Liu yang menunjukan begitu perhatian.

Gloria mengedipkan matanya dan melihat sekilas ke arah perutnya berkata, "kamu sedang hamil, istirahatlah di rumah."

"Tidak bisa Bu, aku harus menjeguk kakak ipar."

"Patuhlah, tinggal saja di rumah." Gloria

"Betul Yuliana, kamu di rumah saja menunggu kabar. Aku dan ibumu yang pergi menjeguk." Ucapan Carter Yi merupakan alasan tertepat untuk menyuruh Yuliana Liu tidak pergi.

Nenek bersikeras untuk pergi ke rumah sakit bersama Kak Vero. Sekelompok orang ini menggunakan jangka waktu terpendek untuk sampai di rumah sakit.

Begitu sampai di rumah sakit, Clarissa Yuan sudah dipindahkan ke ruangan perawatan intensif.

Julius Yi duduk pada bangku lorong rumah sakit, wajahnya pucat, pandangan kosong. Kak Sarah yang berada di sebelahnya juga sama, ekspresinya yang muram dan penuh kekhawatiran. Melihat nenek dan yang lain berdatangan, Kak Sarah segera beranjak dari kursi.

"Gimana kabar Clarissa?" Nenek langsung melontarkan pertanyaan dengan cemas begitu melihat dia.

Kak Sarah menjawab: "Nyonya Muda baru saja menjalani operasi, sekarang sudah diantar ke ICU."

"Bagaimana dengan kandungannya? " Gloria langsung tak sabar menanyainya.

Kak Sarah langsung menangis kesedihan, dengan tidak tega berkata: "Tidak ada lagi..."

"Ahhh.... “ Nenek seketika lemas.

Novel Terkait

Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
5 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Lelah Terhadap Cinta Ini

Lelah Terhadap Cinta Ini

Bella Cindy
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
5 tahun yang lalu
Love And War

Love And War

Jane
Kisah Cinta
4 tahun yang lalu
Don't say goodbye

Don't say goodbye

Dessy Putri
Percintaan
5 tahun yang lalu
My Lady Boss

My Lady Boss

George
Dimanja
4 tahun yang lalu
Precious Moment

Precious Moment

Louise Lee
CEO
4 tahun yang lalu