The True Identity of My Hubby - Bab 105 Terjebak Api (2)
Justin Yi menatapnya dan bertanya, "Kalau begitu apa masalahnya?"
"Perasaan cintanya tidak cukup." Clarissa Yuan tersenyum tak berdaya: "Tetapi sebelum menikah dengannya, aku sudah mempersiapkan hati, saat itu bahwa aku berpikir akan lebih buruk daripada sekarang. Dia memarahi semua orang, sifatnya aneh, dan aku masih berpikir bahwa akan dilecehkan seperti di dalam serial TV. "
Justin Yi tersenyum: "Sudah tahun berapa, pria yang berpendidikan, tidak akan memukul wanita, Julius tidak seburuk yang kamu bayangkan."
"Jadi, aku ingin menjaga hubungan baik dengannya, tetapi dia tidak pernah memberi aku kesempatan." Clarissa Yuan berkata: "Ah, aku sendiri yang tidak membuat orang tertarik untuk menyukaiku."
"Jangan terlalu pesimis, mata Julius memang buta, tapi hatinya tidak. Selama kamu memperlakukannya dengan baik, dia pasti akan membalas kebaikan kamu."
"Kalau begitu, katakan padaku, harus bagaimana baru bisa dibilang baik kepadanya."
Justin Yi meliriknya, "Seharusnya bukan aku yang bisa mengajari kamu?"
“Kalau begitu bisakah kamu memberitahuku, apa yang disukai Tuan Muda, seperti makanan, minuman, permainan kesukaannya.” Mengenai masalah Julius Yi yang ini, masih terasa asing untuk Clarissa Yuan.
Justin Yi mengulum bibirnya dan tersenyum mengejek, "Ini sangat banyak, apakah kamu mau mencatatnya?"
“Itu juga tidak mustahil.” Clarissa Yuan mengeluarkan pulpen dan buku dari tasnya, lalu menurunkan papan meja yang ada di depannya, lalu mempersiapkan catatan: “Kamu bilang saja, aku catat.”
Justin Yi melihat wajahnya yang serius, juga tidak tega menggodanya lagi, dan mulai mempertimbangkan hal itu dengan sangat serius.
Clarissa Yuan berkata: “Apa buah kesukaan Tuan Muda?”
“Jika rasanya tidak terlalu kuat, tidak masalah, tidak boleh terlalu manis, terlalu asam, baunya terlalu kuat. Apel, buah naga, buah bervitamin seperti ini cocok dengan lidahnya.”
Clarissa Yuan mengangguk: "Bagaimana dengan makanan?"
“Sama seperti aku tidak suka bau bawang, tidak makan daging sapi, daging anjing, daging hewan liar, dan alergi kacang….."
Tangan Clarissa Yuan yang sedang mencatat dengan cepat, pelan-pelan berhenti, mengangkat kepala dan menatapnya dengan wajah terkejut. Ini jelas-jelas sama seperti selera Charlie Shen, mengapa selera makan Julius Yi sangat mirip seperti Charlie Shen? Bahkan juga sama-sama alergi kacang.
"Ada apa? Tidak bisa mencatatnya?" Justin Yi melirik catatannya.
"Bukan.” Clarissa Yuan menggelengkan kepalanya, lalu menundukkan kepalanya dan terus mencatat.
"Apa ada lagi?” Tanyanya: “Misalnya kebiasaannya.”
"Kebiasaannya..." Justin Yi sedikit merenung, lalu menatapnya: "Dia suka diam, suka sendirian, terutama setelah matanya buta, ketika bertemu seseorang, dia akan merasa tidak nyaman. "
“Apakah jika bertemu orang yang familiar pun juga akan sama?” Clarissa Yuan terkejut.
“Uh.” Justin Yi memalingkan muka dari jendela.
Tidak heran, jika dia selalu bersembunyi dari orang-orang, ternyata inilah masalahnya! Akhirnya Clarissa Yuan sedikit mengerti dia.
"Jadi dia bukannya membencimu, dia hanya tidak terbiasa tinggal bersamamu," kata Justin Yi lagi.
Clarissa Yuan mengangguk, lalu tiba-tiba terpikirkan, mendongak dan bertanya kepadanya, "Kalian berdua selalu bersembunyi satu sama lain, mengapa kamu bisa sangat memahaminya?"
Justin Yi malas untuk menjawab, terdiam sebentar baru berkata, "Bersembunyi bukan berarti tidak peduli, dia terluka seperti ini karena aku, tentu saja aku peduli padanya."
Benarkah seperti ini masalahnya? Untuk saat ini, Clarissa Yuan hanya bisa percaya padanya.
Sorenya selesai bekerja, setelah makan malam, Clarissa Yuan kembali ke hotel.
Saat malam sebenarnya sudah diatur bahwa akan diadakan makan malam, karena pertimbangan kesehatan fisiknya, jadi Justin Yi tidak memintanya untuk pergi.
Ini adalah kamar hotel bintang lima, Clarissa Yuan tinggal di lantai tiga puluh lima dengan pemandangan laut, setelah malam tiba, terdapat bintang-bintang yang menghiasi pemandangan di luar, sangat indah.
Clarissa Yuan melihat sekali lagi, catatan rapat sore tadi, setelah merapikan kontrak yang besok harus diserahkan, karena tidak ada hal yang harus dikerjakan, dia memindahkan kursi ke luar untuk melihat pemandangan malam.
Mendekati pukul sepuluh, tiba-tiba Clarissa Yuan mendengar suara ramai dari pintu, dia segera bangkit dan berjalan di belakang pintu dengan rasa tak percaya, dia memandang keluar pintu melalui lubang pintu.
Melalui lubang pintu, dia melihat asap dan kerumunan orang yang berlarian di koridor, diikuti dengan alarm kebakaran yang berdering dari hotel.
Hotel ini terbakar? !
Clarissa Yuan berdiri di belakang pintu, membeku selama beberapa menit, sebelum akhirnya bergegas kembali ke dalam kamar dengan cemas, setelah memakai mantel di tubuhnya, dia membuka pintu lalu berlari keluar.
Dia sangat cemas, sama sekali tidak bisa memahami keadaan, dan juga tidak tahu di mana pintu darurat, jadi dia mengikuti kerumunan orang yang berlari ke satu arah.
Koridor itu penuh dengan asap dan jeritan orang-orang, karena tubuh Clarissa Yuan masih terlalu capek untuk lari, ketika di belokan ke pintu darurat, dia tidak tahu siapa yang menabraknya, sehingga dia terjatuh.
Dia merasakan sakit di sekujur perutnya, dia cemas dan ketakutan, lalu dengan satu tangan memegang dinding, dan tangan satunya memegang perutnya yang sakit, lalu dengan susah payah berusaha bangkit dari tanah. Tetapi begitu dia berdiri tegak, dia ditabrak lagi oleh kerumunan orang yang bergegas pergi.
Tepat ketika dia tidak tahu harus berbuat apa, tiba-tiba dia mendengar suara yang tidak asing dan terdengar cemas yang memanggil namanya: "Clarissa! Clarissa Yuan! Kamu ada di mana?"
Clarissa Yuan menangis, melalui lapisan asap yang tebal, dia melihat Justin Yi sedang berteriak sambil mencari dirinya. Dalam situasi seperti ini, sangat menyenangkan jika melihat orang yang dikenal adalah hal yang paling menyenangkan, dan dia juga tidak peduli tentang menghindari kecurigaan, dia segera melambaikan tangah ke arah Justin Yi sambil berteriak: "Direktur Yi, aku ada di sini ... ...! ”
Justin Yi yang mendengar suaranya, tiba-tiba memalingkan wajahnya, ketika melihatnya dia sedang berada di bawah dinding, dia menghela nafas lega dan dengan cepat menghampirinya.
“Apakah kamu baik-baik saja?” Justin Yi berjongkok dan menatapnya wajahnya yang penuh air mata.
"Perutku sangat sakit, aku tidak bisa berjalan ..." Kata Clarissa Yuan merintih kesakitan.
Justin Yi panik, berkata, "Jangan takut, aku akan menggendongmu."
"Jangan." Clarissa Yuan menggelengkan kepalanya, sambil mendorongnya, dia berkata : "Direktur Yi, ayo cepat jalan, jangan pedulikan aku..."
Bahkan jika dia seorang diri, Justin Ji juga mungkin tidak dapat melarikan diri, jika dia menggendongnya lagi, mungkin tidak sampai turun ke lantai pertama, kedua orang ini sudah terbakar menjadi abu.
Justin Yi tidak memberinya kesempatan untuk menolak, dia memeluknya dari bawah tembok, lalu bergegas menuruni tangga.
Dia berlari dengan sangat cepat, Clarissa Yuan memeluk lehernya dengan erat, tetapi masih tidak menyerah untuk membujuknya: "Direktur Yi, turunkan aku, bagaimanapun juga, hidupku tidak berharga, aku tidak takut ..."
Justin Yi marah, berkata dengan acuh tak acuh: "Hidupmu tidak berharga, tetapi hidup di perutmu itu sangat berharga, jadi tutup mulutmu."
Mendengarnya seperti ini, Clarissa Yuan terdiam.
Ternyata yang dia khawatirkan adalah perutnya, cucu tertua dari keluarga Yi, dan ketika pertama kali melihatnya, dia sangat terharu sampai menangis. Clarissa Yuan tersenyum pahit, sampai hidup dan matinya, ternyata di dalam hatinya masih memikirkan hal ini
Ketika Justin Yi menggendong Clarissa dengan tidak mudah, akhirnya dia berhasil sampai ke lantai pertama, lalu terdengar dari pihak hotel yang memberitahukan, bahwa ada seorang wanita di lantai 34 di bagian ruang tamu, setelah bertengkar dengan suaminya, dia menjadi gila lalu akhirnya bunuh diri di ruang tamu itu. Dan juga mengatakan bahwa api berhasil dikendalikan, sehingga menyuruh semua orang agar tidak terlalu panik.
Memperbarui lebih cepat
Justin Yi dengan marah menendang meja resepsionis, dan berteriak marah, "Karena masalah ini, mengapa harus membuat tindakan yang begitu heboh?"
Tamu-tamu yang lain juga mulai menyalahkan pihak hotel, Nona yang berada di meja resepsionis meminta maaf dan menjelaskan situasinya.
"Ambulans! Segera panggil ambulans untukku!" Justin Yi masih terus berteriak.
“Baik, aku akan meneleponnya sekarang.” Nona di meja resepsionis itu melirik Clarissa Yuan yang kesakitan, buru-buru mengangkat telepon untuk memanggil nomor darurat.
Novel Terkait
Angin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanTakdir Raja Perang
Brama aditioPredestined
CarlyCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinAfter Met You
AmardaSee You Next Time
Cherry BlossomThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)