The True Identity of My Hubby - Bab 158 Perjanjian ( 1)
"Benar, kita sudah melakukan perjanjian sebelumnya."
"Tapi kami benar-benar tidak rela kepada Bibi Clarissa." Liam dan Natasia menarik tangan Clarissa Yuan dengan erat.
Di belakang, Julius Yi menjilat bibirnya yang masih meninggalkan bekas Clarissa Yuan sambil melihat sepasang anak kecil di depannya, dia merasa tidak senang.
Meskipun sepasang anak ini enak dipandang dan lucu, tetapi mereka anak dari Frans Tsu. Poin inilah yang membuatnya tidak suka, terlebih melihat hubungan Clarissa Yuan dengan mereka yang sangat dekat, Kembali teringat Clarissa Yuan, Frans Tsu dan sepasang anak ini makan berbarengan, main bersama-sama, hubungan eratnya terlihat seperti satu keluarga, dia merasa tambah tidak senang.
"Paman, bolehkah kamu tidak membawa Bibi Clarisa pergi?" Terdengar suara anak kecil di kakinya.
Julius Yi tersadar, menundukkan kepalanya melihat anak kecil yang tidak tahu kapan berjalan ke depannya. Wajah kecil tersebut mengadah melihat dia dengan tatapan penuh harapan.
Julius Yi melunak, anak-anak ini tidak berdosa meskipun tidak menyukai ayah mereka, terlebih melihat mereka yang menatapnya dengan penuh harapan, seperti ada sihir yang membuat hatinya semakin melunak.
Dia melirik sekilas ke arah Clarissa Yuan yang sedang tersenyum tipis, dirinya tahu pasti dia yang menyuruh mereka. Dia pun membungkukan badanya dan memukul pelan kepala mereka berkata, "tidak bisa, Bibi Clarissa sudah menemani kalian berhari-hari, sudah harus pulang untuk menemani paman."
"Kalau begitu apakah paman akan mengembalikan Bibi Clarissa kepada kita untuk kedepannya?"
Julius Yi menggelengkan kepalanya dan berkata, "tidak bisa."
Wajah anak-anak seketika menjadi sedih.
Clarissa Yuan buru-buru berjalan ke arah mereka, memukul lengan Julius Yi dan berkata, "bukan begini caranya untuk membujuk anak-anak."
"Aku hanya berkata jujur sesuai kenyataannya saja." Julius Yi memberikan ekspresi tanpa dosa.
Lelucon apa ini, untuk kedepannya dia tidak akan menaruh istrinya sendiri ke rumah pria lain, terlebih pria yang sempurna dan berbahaya seperti Frans Tsu.
"Uhuk uhuk....." Owen Fang yang berada di samping akhirnya mengeluarkan suaranya dan berkata, "permisi, biarkan aku memotong pembicaraan kalian, untuk penerbangan kalian tersisa 5 menit lagi akan ditutup pintu masuknya."
Julius Yi baru menyadari mengenai 'check in', dia terburu-buru menarik pergelangan tangan Clarissa Yuan dan berkata ke arah Liam dan Natasia, "anak-anak, kalian harus patuh ya, aku bawa Bibi Clarissa kalian untuk terbang terlebih dahulu ya."
"Hu....paman jahat............" Natasia menangis duluan, Liam mengikutinya.
"Liam dan Natasia anak yang baik, Bibi Clarissa akan kembali untuk bertemu kalian......." Clarissa Yuan belum selesai berbicara, sudah ditarik Julius Yi untuk pergi ke gerbang pos keamanan.
Setelah melewati pos keamanan, dalam perjalanan untuk 'check in', Julius Yi menggunakan kecepatan yang tercepat sambil menarik Clarissa Yuan. Clarissa Yuan sambil berlari sambil marah berkata, "Julius Yi, bisakah pelan sedikit? Aku sudah tidak ada tenaga....."
"Semua salah kamu, yang nyatanya sudah kangen sekali dengan aku tapi kamu tidak mau datang lebih pagi." Julius Yi benar-benar tidak tahu harus berkata apa.
Di dalam bandara lari seperti orang gila tanpa mempedulikan penampilannya, selama hidupnya dia tidak pernah melakukan hal memalukan seperti ini. Apabila terlihat oleh karyawan Perusahaan Besar Yi, lenyap sudah citranya selama seumur hidup.
"Orang lain semuanya sedang melihat ke arah kita." Wajah Clarissa Yuan merona sambil mengingatkan. Tadi di gerbang pos keamanan sudah berlari dan berciuman, sudah sangat menarik perhatian orang sekitar, lalu sekarang lari cepat seperti ini.
"Kalau begitu biarkan mereka melihatnya, tidak ada yang mengenal kita juga." Julius Yi menjawab dengan nada tidak peduli.
Clarissa Yuan membenarkannya dalam hati, Julius Yi yang biasanya terlihat elegan dan mulia seperti pangeran, tapi sekarang ini seperti orang gila yang terus berlari , membuat dia tidak bisa menahan ketawanya.
Apabila waktu memperbolehkannya, dia sangat ingin mempotret dia yang berada di depan matanya saat ini. Lalu memberinya lihat bahwa dirinya yang tidak memiliki citra apapun.
Ketika kedua orang ini sampai di depan pintu 'check in', pintunya sedang tertutup perlahan-lahan. Julius Yi melambaikan tangan dan menggunakan bahasa inggris kepada pegawai untuk memberhentikan pintu yang akan tertutup.
Ketika memasuki hangar, dan duduk, mereka baru bisa menghembuskan nafas dengan lega.
"Untungnya keburu." Clarissa Yuan melihat pakaian Julius Yi yang berantakan, sambil merapikan pakaiannya sambil tertawa mengatakan, "pakaian yang berantakan, yang tidak tahu akan berpikir kita di sini melakukan apa-apa."
"Memangnya selain itu apalagi? Tentu saja itu......." Julius Yi tersenyum jahat sambil memajukan badannya dan menekan dia di atas bangku, dan melanjutkan ciuman panas tadi yang belum terselesaikan.
Clarissa Yuan tertegun sejenak, dan memukul pundaknya berkata, "wei....ini tempat umum, jadi.."
"Tidak ada yang akan mengenal kita juga." Meskipun Julius Yi berkata seperti itu, tapi dia juga menurunkan gorden di sampingnya.
Pesawat lepas landas tepat waktu, menuju Kota A yang sambil berciuman panas.
Tidak peduli apa yang sedang menunggu mereka di depan sana.Terpenting untuk saat ini, mereka berbahagia.
Dibandingkan dengan ketika waktu datang yang suka termenung dan ketika waktu pulang, perasaan Clarissa Yuan jauh lebih membaik, dan ceria. Dia bahkan tidak mengerti mengapa wajah Julius Yi yang semakin muram, dan terus melanjutkan berkata, "kamu tahu tidak, meskipun Natasia adalah adik tapi jika dibandingkan dengan Liam dia jauh lebih berani. Pernah sekali Owen Fang menjaili mereka untuk nonton film hantu, Liam langsung menangis kencang karena takut, sedangkan Natasia, dia tidak bereaksi apa-apa. Karena hal ini Owen Fang dimarahi oleh Frans Tsu."
"Lalu, kamu tahu tidak.......?"
"Aku tidak tahu." Julius Yi langsung memotong pembicaraan dia.
Clarissa Yuan tertegun sejenak karena dipotong pembicaraannya, melihat wajahnya yang muram dan tampan, dia sambil tersenyum berkata. "kenapa? Liam dan Natasia sangat lucu, kamu tidak suka mereka?"
"Menurut kamu apakah aku menyukai mereka?" Julius Yi bertanya balik.
"Julius Yi, harus memperlakukan anak dengan kasih sayang."
"Clarissa Yuan, menyukai anak kecil juga harus ada batasannya." Julius Yi menekan dagu dia, mengangkatnya dan menatapnya berkata, "aku peringatkan ya, apabila kamu mengungkit mereka kembali di depanku, aku akan......."
"Kamu akan melakukan apa?" Clarissa Yuan sangat penasaran.
"Aku akan memakan kamu."
"Tetapi aku benar-benar menyukai mereka, bagaimana? Kamu ingin memakan ku hingga berapa kali?" Clarissa Yuan menjawab sambil tersenyum.
"Clarissa Yuan apa yang aku katakan ini serius!" Julius Yi sedikit marah melanjutkan, "kedepannya kamu boleh mengadopsi seberapa banyak anak, kamu boleh menyukai mereka seberapa yang kamu inginkan. Tetapi Liam dan Natasia merupakan anak dari Frans Tsu, kamu tidak boleh teralu dekat dengan mereka, aku bisa cemburu."
"Bukankah kamu berpikir teralu jauh?"
"Jika diganti dengan aku yang sering bersama-sama dengan Gwendolyn Tsu dan putrinya apa yang akan kamu pikirkan?"
Clarissa Yuan terkejut, apabila benar seperti itu, sudah pasti dia akan cemburu.
Dia menjulurkan tangannya dan mengalungkan pada leher Julius Yi dengan serius berkata, "Julius, aku juga tidak tahu mengapa bisa begitu sayang dengan sepasang anak Frans Tsu, begitu ingin bersama dengan mereka, aku bersumpah bukan karena Frans Tsu. Jadi kamu tidak perlu khawatir, aku tidak akan menyukai Frans Tsu karena menyukai Liam dan Natasia.
"Aku tidak tenang."
Bibir Clarissa Yuan terangkat dan berkata, "Julius Yi, aku baru sadar ternyata kamu sangat keras kepala, tidak bisa diajak komunikasi."
"Jadi cara termudah adalah kedepannya kamu jangan teralu dekat dengan sepasang anak itu." Julius Yi langsung mencium bibirnya sekali dan berkata, "apakah sudah mendengarnya?"
"Sudah." tetapi aku tidak bisa melakukannya, dia menambahkan satu kalimat di dalam hatinya.
Setelah turun dari pesawat, Julius Yi bergegas pergi ke perusahaan untuk mengurusi beberapa urusan penting, lalu bersama dengan Clarissa Yuan menjenguk sang ayah.
Kondisi tubuh Carter Yi sudah membaik, tapi dokter menyarankan untuk menginap kembali selama satu minggu untuk pengawasan.
Hati Carter Yi ada pada perusahaan, terus bertanya kapan dia bisa keluar dari rumah sakit. Julius membujuknya dengan berkata, "ayah, kamu baik-baik saja tinggal di rumah sakit. Masalah perusahaan berikan saja pada aku untuk mengurusnya."
"Kamu?" Carter Yi melihat ke arahnya dan berkata, "aku dengar-dengar kamu sekali menghilang bisa mencapai satu minggu, tidak peduli dengan perusahaan. Kamu kemana saja selama satu minggu ini?"
Julius Yi dan Clarissa Yuan saling bertatap sejenak, menundukkan kepalanya dan berkata, "maaf ayah, aku pergi mengurus masalah pribadi, aku tidak akan kemana-mana lagi untuk kedepannya."
"Kamu ini! Aku pikir kamu lebih dewasa daripada Juwono, ternyata sama saja tidak bertanggung jawab! Perusahaan sedang berada di ujung tanduk seperti ini, kamu masih ada hati untuk mengurusi masalah pribadi!" Carter Yi marah dan mulai batuk.
Julius Yi buru-buru menghampirinya dan mengelus-elus dadanya berkata, "ayah, kamu jangan marah, aku janji tidak akan seperti itu lagi kedepannya."
Clarissa Yuan berdiri di samping ranjang tanpa tahu harus berbuat apa, dia merasa bersalah tetapi tidak bisa memberitahu kebenarannya kepada Carter Yi karena dia tidak tahu mengenai masalah Julius dan Justin
Novel Terkait
Meet By Chance
Lena TanMy Superhero
JessiPria Misteriusku
LylyMy Tough Bodyguard
Crystal SongWonderful Son-in-Law
EdrickDemanding Husband
MarshallDewa Perang Greget
Budi MaThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)