The True Identity of My Hubby - Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
Tentu saja Gwendolyn Tsu tidak sudi untuk melakukan kesalahan itu demi orang kecil seperti Yuliana Liu, akhirnya dia pun menahan diri untuk tidak terlalu agresig menyerang Yuliana Liu, dia menggertakkan gigi dan berkata: "Kamu mau bagaimana?"
"Aku ingin membayarku atas semua perlakuanmu kepadaku."
"Mau uang?" Gwendolyn Tsu terkekeh: "Aku lihat orang sepertimu, selain uang tidak mengingingkan apa pun juga, katakanlah, berapa jumlah uang yang kamu mau."
"Tenang saja, aku tida akan meminta sepeser pun uang milik keluarga Tsu." Yuliana Liu menambahkan: "Aku hanya ingin kalian memberikan separuh jumlah saham yang dijual oleh Juwono kepadaku."
"Tentang itu bikankah kamu seharusnya mencari Juwono untuk mendiskusikannya?"
"Sekarang aku tidak ingin mencarinya, hanya mencarimu saja."
Mencari Juwono Yi? Bukankah itu sama saja dengan mencari masalah, pada saatnya nanti bahkann uang sudah tidak didapat, ditambah lagi jika cara pikirnya diketahui oleh ibu, hanya akan melebihi kerugiannya.
Dia bisa membayangkannya, dua bulan lagi ketika Gloria melihat anak yang dilahirkannya, pasti meledaklah amarahnya dan dia akan diusir dari sisi Juwono Yi, saat itu dia tidak akan memiliki apa pun. Jadi sebelum kejadian itu meledak, dia harus mempersiapkan jalan untuknya sendiri.
Dan jalan ini, hanya Gwendolyn Tsu yang bisa memberikannya kepadanya.
"Semua uang Perusahaan Tsu yang digunakan untuk membeli saham Juwono Yi sudah diberikan kepadanya seluruhnya." Gwendolyn Tsu berkata dengan sabar.
Yuliana Liu tidaklah bodoh, dia tersenyum: "Kalian memeras Juwono Yi mmati-matian, akankah kamu melepaskan sisa 10% dari sahamnya? TIdak mungkin kan?"
"Heh, kamu benar-benar mengingatnya, Ayah Yi bahkan belum meninggal."
"Surat wasiatnya sudah ditentukan, bukankah dari awal kalian sudah meliriknya? Dan juga mengembalikan jatah Juwono Yi.
Demi keuntungannya sendiri, Yuliana Liu yang tidak pernah mempedulikan masalah perusahaan juga mulai mengikuti gerak-gerik Juwono Yo dan pergerakan perusahaan, jadi, bagaimana bisa menyembunyikan hal ini darinya?
Gwendolyn Tsu berpikir, dan mengangguk: "Baik, akan kupikirkan."
"Nona Tsu anda tak perlu memikirkannya, kamu menjebakku, tanpa kompensasi aku tidak akan berdamai, jika kamu tidak ingin semua orang di penjuru kota tahu kamu orang yang seperti apa, kamu sebaiknya menurutiku." Yuliana Liu menatapnya dengan tatapan mengejek: "Jangan kira hanya kamu yang mempunyai trik, aku juga bisa, jika tidak.... aku boca perlihatkan untukmu?"
Gwendolyn Tsu menatap ke arahnya, tidak mengerti apa yang dimaksudkannya, dan melihatnya menelungkupkan kedua tangannya di atas perut dan berlutut di sisi sofa, dengan wajah penuh kesakitan dia pun berteriak: "Tolong.... perutku.... tolong aku...!"
Suaranya begitu nyaring dan melengking, menusuk telinga orang.
Gwendolyn Tsu melirik ke arah pintu dengan gelisah dan menegurnya: "Yuliana Liu apa kamu sudah gila! Tutup mulutmu!"
Sekarang ini hanya ada mereka berdua di dalam ruangan itu, Yuliana Liu berteriak seperti itu, bukankah jelas-jelas membuat orang akan salah paham tentangnya?
"Aku tidak akan diam! Aku ingin berbicara! Tolong..... perutku sakit sekali.... Nenek tolong aku! Ibu....tolong aku!" Semakin berteriak, semakin senanglah Yuliana Liu.
"Dasar gila!" Gwendolyn Tsu melemparkan kata-kata kepadanya, dan dengan tergesa-gesa berbalik untuk meninggalkan ruangan itu.
Saat dia bersiap membuka pintu, pintu itu didorong terbuka oleh seseorang dari luar, Gloria dan Kak Vero juga Nyonya Tua datang dengan segera, begitu melihat Yuliana Liu yang terduduk di lantai sambil memeluk perutnya, mereka begitu terkejut hingga raut wajah mereka pun berubah.
Lebih-lebih Gloria, dia dengan panik segera memapah tubuh Yuliana Liu dan bertanya: "Ada apa Yuliana? Apa yang terjadi?"
Dia masih menganggap anak itu adalah cucu keluarga Yi yang akan mewarisi harta kekayaan eluarga Yi, tidak boleh terjadi apa-apa kepadanya.
Yuliana Liu menunjuk ke arah Gwendolyn Tsu yang menggertakkan gigi, dan berkata dengan air mata berlinang: "Nona Tsu berkata jika dia tidak bisa menikah dengan Tuan Pertama, kami lebih baik tidak berpikir bagus, dan dia berkata ingin menyakiti anakku..... lalu mendorongku....."
"Gwendolyn Tsu dasar wanita ular berhati iblis....!" Gloria bangkit berdiri dengan murka dan menyerang, menampar wajah Gwendolyn Tsu kuat-kuat, Gwendolyn Tsu bergetar luar bisa, sangking kagetnya dai nyaris saja terjatuh.
Amarah Gloria belum juga reda, dia kembali melangkah maju untuk menamparnya lagi. Gwendolyn Tsu memegang tangan itu, dan berkata dengan dingin: "Cukup! Coba saja macam-macam lagi denganku!"
Digertak seperti itu, amarah Gloria pun surut, dia masih berada di dalam cengkeraman tangan kedua ayah dan anak perusahaan Tsu itu, hampir saja dia lupa.
Bekas tamparan berwarna merah terlihat jelas di wjah putih Gwendolyn Tsu, berdenyut-denyut panas dan sakit. Dia menggertakkan gigi, menyapukan pandangan ke seluruh ruangan, dan akhirnya berakhir melihat ke wajah Gloria, "Jika aku ingin menyakitinya, bukan ini cara yang akan kulakukan, tamparanmu ini akan kuingat baik-baik, keluarga bodoh!"
Setelah mengatakannya Gwendolyn Tsu pun pergi.
"Menyakitiku masih tidak mau mengaku, Gwendolyn Tsu kamu akan dapat ganjarannya! Aku juga akan mengingat semua yang pernah kamu lakukan!" Yuliana Liu berteriak ke arah punggung Gwendolyn Tsu.
"Aku rasa yang harus mendapat ganjaran adalah kamu." Gwendolyn Tsu menengok ke belakang.
Meskipun dia tidak bisa diperlakukan sepertinya, tapi melihat tamparan Gloria tadi membuatnya lega, itu adalah pelajaran yang selama ini ingin diberikannya kepadanya.
Nyonya Tua marah hingga menghentak-hentakkan kaki, dan terus menerus mengatakan: "Keterlaluan! Keterlaluan!"
Gwendolyn Tsu yang melihat Nenek marah hingga tak mampu berkata-kata, semakin membenci Yuliana Liu, diributkan olehnya seperti itu, keluarga Yi jadi semakin membencinya, dan terhadap rencananya juga membawa dampak buruk.
Sudahlah, dia pun berbalik, dan pergi dengan lesu tanpa daya.
Setelah Gwendolyn Tsu pergi, Gloria yang marah dan kesal, akhirnya melampiaskan amarah itu kepada Yuliana Liu, dan berkata dengan tidak enak: "Bukankah aku sudah mengingatkanmu untuk jauh-jauh darinya? Kamu seperti tidak tahu kita tidak boleh meyinggung perasaannya....."
Setelah menyapukan pandangan ke arah Nyonya Tua dia pun menutup mulut, kemudian dia merubah kekhawatirannya: "Bagaimana? Perutmu masih sakit?"
"Sudah jauh lebih baik." Dengan bantuan Gloria, Yuliana Liu pun bangkit berdiri dengan hati-hati dan duduk di sofa.
Sesampainya Clarissa Yuan di pintu kantor Julius Yi, dia mendengar dengan jelas suara marah Julius Yi dari luar. Semua sekretaris di luar tampak duduk daam diam dengan ekspresi muram.
Clarissa Yuan yang melihat pintu itu tertutup rapat dan juga wajah serius para sekretais, akhirnya menarik lengan mungil sekretaris itu dan bertanya: "Sekretaris He, apa yang terjadi? Presdir kenapa?"
"Presdir dan wakilnya sedang berseteru." Sekretaris itu berbisik pelan.
Berseteru dengan Juwono Yi?
"Kenapa?" Dia kembali bertanya.
"Sepertinya ada masalah dengan plot Xili, itulah yang menyebabkan amarah Presdir Yi meledak-ledak."
Melihat sekretaris itu juga tidak begitu paham permasalahannya, Clarissa Yuan berhenti bertanya-tanya, dia berdiri di depan pintu kantor dengan ragu untuk masuk atau tidak, di tengah keraguannya, dia bisa mendengar suara Julius Yi yang diliputi kemarahan: "Saat itu aku bertanya kepadamu apakah kamu sudah meninjau ke Xili, kamu bilang sudah, berkata semuanya tidak ada masalah, jadi aku menandatanganinya. Sekarnag kamu berbalik dan menyalahkanku karena aku ceroboh? Mucul masalah maka kamu menyalahkanku?"
Juwono membalas dengan tak kalah sabar: "Presiden Direktur Yi, bukankah kamu selalu meremehkanku, merasa aku ini tidak memiliki kemampuan kerjayang kompeterm, saat itu masih juga mencegah ayah untuk memberikan posisi Wakil Presdir kepadaku bukan? Mengapa mengirimkuuntuk melakukan peninjauan di Xili? Mengapa mempercayai kata-kataku? Seharusnya kamu sendiri yang pergi meninjau, oh... saat itu kamu sedang kemana? Bukankah kamu pergi liburan setelah trip bisnis?"
"Jika kamu mengatakan sejujurnya kepadaku, memberitahuku bahwa kamu belum meninjau dengan mata kepalamu sendiri, aku pasti akan meninjaunya sendiri dari awal!"
"Aku berani mengatakannya kah? Jika aku mengatakannya, kamu pasti akan mengadu lagi di hadapan ayah!"
"Juwono Yi! Ini adalah lahan seharga beberapa triliun! Karena takut dituntut tanggung jawab oleh ayah, kamu pun berbohong? Apa kamu tahu konsekuensi di bawah tanda tangan ini?" Julius Yi berteriak.
"Lagipula bukan aku yang menandatangani nya, tidak ada hubungannya denganku!" Juwono Yi melanjutkan: "Jika ingin menyalahkan salahkan saja dirimu sendiri, jangan saat ada kesalahan kamu jatuhkan di atas kepalaku."
Setelah Juwono selesai bicara, Clarissa Yuan mendengar suara pintu yang dibuka.
Dia terkejut, dan tidak sempat menghindar, dan bertemu muka dengan Juwono Yi.
Juwono Yi melihat ke arahnya, dan berkata dengan acuh: "Kakak ipar, nanti kamu boleh menghakimiku, kakak kedua mempermasalahkan tanah yang di tandatanganinya dan berbaik menyalahkanku, mana ada kakak seperti dia."
Setelha berkata demikian tanpa menunggu jawaban Clarissa Yuan, Juwono Yi pun pergi.
Clarissa Yuan yang melihatnya pergi, berbalik, dan terdiam dua detik sebelum masuk ke dalam ruangan kanotr.
Dia menutup pintu di belakangnya, dan berdiri di pintu melihat Julius Yi yang masih penuh amarah dengan satu kaki di atas sofa kulit, kedua matanya merah, dan raut wajahnya terlihat dingin.
Novel Terkait
Istri kontrakku
RasudinMarriage Journey
Hyon SongWahai Hati
JavAliusTakdir Raja Perang
Brama aditioSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaPernikahan Kontrak
JennyThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)