The True Identity of My Hubby - Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik

Tentu saja Gwendolyn Tsu tidak sudi untuk melakukan kesalahan itu demi orang kecil seperti Yuliana Liu, akhirnya dia pun menahan diri untuk tidak terlalu agresig menyerang Yuliana Liu, dia menggertakkan gigi dan berkata: "Kamu mau bagaimana?"

"Aku ingin membayarku atas semua perlakuanmu kepadaku."

"Mau uang?" Gwendolyn Tsu terkekeh: "Aku lihat orang sepertimu, selain uang tidak mengingingkan apa pun juga, katakanlah, berapa jumlah uang yang kamu mau."

"Tenang saja, aku tida akan meminta sepeser pun uang milik keluarga Tsu." Yuliana Liu menambahkan: "Aku hanya ingin kalian memberikan separuh jumlah saham yang dijual oleh Juwono kepadaku."

"Tentang itu bikankah kamu seharusnya mencari Juwono untuk mendiskusikannya?"

"Sekarang aku tidak ingin mencarinya, hanya mencarimu saja."

Mencari Juwono Yi? Bukankah itu sama saja dengan mencari masalah, pada saatnya nanti bahkann uang sudah tidak didapat, ditambah lagi jika cara pikirnya diketahui oleh ibu, hanya akan melebihi kerugiannya.

Dia bisa membayangkannya, dua bulan lagi ketika Gloria melihat anak yang dilahirkannya, pasti meledaklah amarahnya dan dia akan diusir dari sisi Juwono Yi, saat itu dia tidak akan memiliki apa pun. Jadi sebelum kejadian itu meledak, dia harus mempersiapkan jalan untuknya sendiri.

Dan jalan ini, hanya Gwendolyn Tsu yang bisa memberikannya kepadanya.

"Semua uang Perusahaan Tsu yang digunakan untuk membeli saham Juwono Yi sudah diberikan kepadanya seluruhnya." Gwendolyn Tsu berkata dengan sabar.

Yuliana Liu tidaklah bodoh, dia tersenyum: "Kalian memeras Juwono Yi mmati-matian, akankah kamu melepaskan sisa 10% dari sahamnya? TIdak mungkin kan?"

"Heh, kamu benar-benar mengingatnya, Ayah Yi bahkan belum meninggal."

"Surat wasiatnya sudah ditentukan, bukankah dari awal kalian sudah meliriknya? Dan juga mengembalikan jatah Juwono Yi.

Demi keuntungannya sendiri, Yuliana Liu yang tidak pernah mempedulikan masalah perusahaan juga mulai mengikuti gerak-gerik Juwono Yo dan pergerakan perusahaan, jadi, bagaimana bisa menyembunyikan hal ini darinya?

Gwendolyn Tsu berpikir, dan mengangguk: "Baik, akan kupikirkan."

"Nona Tsu anda tak perlu memikirkannya, kamu menjebakku, tanpa kompensasi aku tidak akan berdamai, jika kamu tidak ingin semua orang di penjuru kota tahu kamu orang yang seperti apa, kamu sebaiknya menurutiku." Yuliana Liu menatapnya dengan tatapan mengejek: "Jangan kira hanya kamu yang mempunyai trik, aku juga bisa, jika tidak.... aku boca perlihatkan untukmu?"

Gwendolyn Tsu menatap ke arahnya, tidak mengerti apa yang dimaksudkannya, dan melihatnya menelungkupkan kedua tangannya di atas perut dan berlutut di sisi sofa, dengan wajah penuh kesakitan dia pun berteriak: "Tolong.... perutku.... tolong aku...!"

Suaranya begitu nyaring dan melengking, menusuk telinga orang.

Gwendolyn Tsu melirik ke arah pintu dengan gelisah dan menegurnya: "Yuliana Liu apa kamu sudah gila! Tutup mulutmu!"

Sekarang ini hanya ada mereka berdua di dalam ruangan itu, Yuliana Liu berteriak seperti itu, bukankah jelas-jelas membuat orang akan salah paham tentangnya?

"Aku tidak akan diam! Aku ingin berbicara! Tolong..... perutku sakit sekali.... Nenek tolong aku! Ibu....tolong aku!" Semakin berteriak, semakin senanglah Yuliana Liu.

"Dasar gila!" Gwendolyn Tsu melemparkan kata-kata kepadanya, dan dengan tergesa-gesa berbalik untuk meninggalkan ruangan itu.

Saat dia bersiap membuka pintu, pintu itu didorong terbuka oleh seseorang dari luar, Gloria dan Kak Vero juga Nyonya Tua datang dengan segera, begitu melihat Yuliana Liu yang terduduk di lantai sambil memeluk perutnya, mereka begitu terkejut hingga raut wajah mereka pun berubah.

Lebih-lebih Gloria, dia dengan panik segera memapah tubuh Yuliana Liu dan bertanya: "Ada apa Yuliana? Apa yang terjadi?"

Dia masih menganggap anak itu adalah cucu keluarga Yi yang akan mewarisi harta kekayaan eluarga Yi, tidak boleh terjadi apa-apa kepadanya.

Yuliana Liu menunjuk ke arah Gwendolyn Tsu yang menggertakkan gigi, dan berkata dengan air mata berlinang: "Nona Tsu berkata jika dia tidak bisa menikah dengan Tuan Pertama, kami lebih baik tidak berpikir bagus, dan dia berkata ingin menyakiti anakku..... lalu mendorongku....."

"Gwendolyn Tsu dasar wanita ular berhati iblis....!" Gloria bangkit berdiri dengan murka dan menyerang, menampar wajah Gwendolyn Tsu kuat-kuat, Gwendolyn Tsu bergetar luar bisa, sangking kagetnya dai nyaris saja terjatuh.

Amarah Gloria belum juga reda, dia kembali melangkah maju untuk menamparnya lagi. Gwendolyn Tsu memegang tangan itu, dan berkata dengan dingin: "Cukup! Coba saja macam-macam lagi denganku!"

Digertak seperti itu, amarah Gloria pun surut, dia masih berada di dalam cengkeraman tangan kedua ayah dan anak perusahaan Tsu itu, hampir saja dia lupa.

Bekas tamparan berwarna merah terlihat jelas di wjah putih Gwendolyn Tsu, berdenyut-denyut panas dan sakit. Dia menggertakkan gigi, menyapukan pandangan ke seluruh ruangan, dan akhirnya berakhir melihat ke wajah Gloria, "Jika aku ingin menyakitinya, bukan ini cara yang akan kulakukan, tamparanmu ini akan kuingat baik-baik, keluarga bodoh!"

Setelah mengatakannya Gwendolyn Tsu pun pergi.

"Menyakitiku masih tidak mau mengaku, Gwendolyn Tsu kamu akan dapat ganjarannya! Aku juga akan mengingat semua yang pernah kamu lakukan!" Yuliana Liu berteriak ke arah punggung Gwendolyn Tsu.

"Aku rasa yang harus mendapat ganjaran adalah kamu." Gwendolyn Tsu menengok ke belakang.

Meskipun dia tidak bisa diperlakukan sepertinya, tapi melihat tamparan Gloria tadi membuatnya lega, itu adalah pelajaran yang selama ini ingin diberikannya kepadanya.

Nyonya Tua marah hingga menghentak-hentakkan kaki, dan terus menerus mengatakan: "Keterlaluan! Keterlaluan!"

Gwendolyn Tsu yang melihat Nenek marah hingga tak mampu berkata-kata, semakin membenci Yuliana Liu, diributkan olehnya seperti itu, keluarga Yi jadi semakin membencinya, dan terhadap rencananya juga membawa dampak buruk.

Sudahlah, dia pun berbalik, dan pergi dengan lesu tanpa daya.

Setelah Gwendolyn Tsu pergi, Gloria yang marah dan kesal, akhirnya melampiaskan amarah itu kepada Yuliana Liu, dan berkata dengan tidak enak: "Bukankah aku sudah mengingatkanmu untuk jauh-jauh darinya? Kamu seperti tidak tahu kita tidak boleh meyinggung perasaannya....."

Setelah menyapukan pandangan ke arah Nyonya Tua dia pun menutup mulut, kemudian dia merubah kekhawatirannya: "Bagaimana? Perutmu masih sakit?"

"Sudah jauh lebih baik." Dengan bantuan Gloria, Yuliana Liu pun bangkit berdiri dengan hati-hati dan duduk di sofa.

Sesampainya Clarissa Yuan di pintu kantor Julius Yi, dia mendengar dengan jelas suara marah Julius Yi dari luar. Semua sekretaris di luar tampak duduk daam diam dengan ekspresi muram.

Clarissa Yuan yang melihat pintu itu tertutup rapat dan juga wajah serius para sekretais, akhirnya menarik lengan mungil sekretaris itu dan bertanya: "Sekretaris He, apa yang terjadi? Presdir kenapa?"

"Presdir dan wakilnya sedang berseteru." Sekretaris itu berbisik pelan.

Berseteru dengan Juwono Yi?

"Kenapa?" Dia kembali bertanya.

"Sepertinya ada masalah dengan plot Xili, itulah yang menyebabkan amarah Presdir Yi meledak-ledak."

Melihat sekretaris itu juga tidak begitu paham permasalahannya, Clarissa Yuan berhenti bertanya-tanya, dia berdiri di depan pintu kantor dengan ragu untuk masuk atau tidak, di tengah keraguannya, dia bisa mendengar suara Julius Yi yang diliputi kemarahan: "Saat itu aku bertanya kepadamu apakah kamu sudah meninjau ke Xili, kamu bilang sudah, berkata semuanya tidak ada masalah, jadi aku menandatanganinya. Sekarnag kamu berbalik dan menyalahkanku karena aku ceroboh? Mucul masalah maka kamu menyalahkanku?"

Juwono membalas dengan tak kalah sabar: "Presiden Direktur Yi, bukankah kamu selalu meremehkanku, merasa aku ini tidak memiliki kemampuan kerjayang kompeterm, saat itu masih juga mencegah ayah untuk memberikan posisi Wakil Presdir kepadaku bukan? Mengapa mengirimkuuntuk melakukan peninjauan di Xili? Mengapa mempercayai kata-kataku? Seharusnya kamu sendiri yang pergi meninjau, oh... saat itu kamu sedang kemana? Bukankah kamu pergi liburan setelah trip bisnis?"

"Jika kamu mengatakan sejujurnya kepadaku, memberitahuku bahwa kamu belum meninjau dengan mata kepalamu sendiri, aku pasti akan meninjaunya sendiri dari awal!"

"Aku berani mengatakannya kah? Jika aku mengatakannya, kamu pasti akan mengadu lagi di hadapan ayah!"

"Juwono Yi! Ini adalah lahan seharga beberapa triliun! Karena takut dituntut tanggung jawab oleh ayah, kamu pun berbohong? Apa kamu tahu konsekuensi di bawah tanda tangan ini?" Julius Yi berteriak.

"Lagipula bukan aku yang menandatangani nya, tidak ada hubungannya denganku!" Juwono Yi melanjutkan: "Jika ingin menyalahkan salahkan saja dirimu sendiri, jangan saat ada kesalahan kamu jatuhkan di atas kepalaku."

Setelah Juwono selesai bicara, Clarissa Yuan mendengar suara pintu yang dibuka.

Dia terkejut, dan tidak sempat menghindar, dan bertemu muka dengan Juwono Yi.

Juwono Yi melihat ke arahnya, dan berkata dengan acuh: "Kakak ipar, nanti kamu boleh menghakimiku, kakak kedua mempermasalahkan tanah yang di tandatanganinya dan berbaik menyalahkanku, mana ada kakak seperti dia."

Setelha berkata demikian tanpa menunggu jawaban Clarissa Yuan, Juwono Yi pun pergi.

Clarissa Yuan yang melihatnya pergi, berbalik, dan terdiam dua detik sebelum masuk ke dalam ruangan kanotr.

Dia menutup pintu di belakangnya, dan berdiri di pintu melihat Julius Yi yang masih penuh amarah dengan satu kaki di atas sofa kulit, kedua matanya merah, dan raut wajahnya terlihat dingin.

Novel Terkait

Demanding Husband

Demanding Husband

Marshall
CEO
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Antara Dendam Dan Cinta

Antara Dendam Dan Cinta

Siti
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Charming Wife

My Charming Wife

Diana Andrika
CEO
3 tahun yang lalu
The Gravity between Us

The Gravity between Us

Vella Pinky
Percintaan
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu