The True Identity of My Hubby - Bab 222 Acara Pernikahan

Lantai dua di International Trade adalah tempat penjualan perhiasan dengan merek yang berkualitas tinggi, kebanyakan model di dalam sini harus dipesan terlebih dahulu, memang cocok dengan status Gwendolyn.

Kelihatannya tidak salah komentar orang-orang, Julius tidak ke perusahaan karena menemani Gwendolyn memilih perhiasan.

Apakah tadi mereka memilih cincin bersama? Pasti iya.

Frans menatap wajah mungil Gwendolyn yang sudah tidak ceria lagi, dia mengangkat tangan mengelus belakang kepalanya : “Kenapa? Merasa disakiti?”

Clarissa menggeleng : “Tidak.”

“Masih bilang tidak, padahal hanya tinggal kurang menangis saja.”

“Sembarangan.” Clarissa mengusap wajahnya sendiri : “Aku hanya tidak suka dengan apa yang dikatakan Gwendolyn.

“Benarkah?” Frans agak curiga.

Clarissa mengangguk, lalu membuka pintu mobil.

Meskipun kurang percaya, tapi Frans juga tidak ingin menanyakannya lagi, ia pun masuk ke dalam mobil juga.

Setelah makan bersama dan Frans mengantar Clarissa pulang ke Avery Hill Park, Frans pun membawa Liam dan Natasia pulang.

Baru saja masuk ke dalam rumah, dilihatnya Gwendolyn sedang memperlihatkan cincin kepada nyonya Tsu, kedua ibu dan anak itu tertawa bahagia, bahkan Noah yang di samping juga senyam senyum.

Meskipun Liam dan Natasia bukan keturunan kandung keluarga Tsu, dan dua orang tua di keluarga Tsu juga bukannya sangat memanjakan mereka, tapi bagaimana pun juga sudah melihat mereka dari kecil, apalagi mereka memang lucu, jadi orang tua keluarga Tsu masih termasuk punya perasaan dengan mereka.

Setelah anak-anak main sebentar di depan kedua orangtuanya, Frans pun menyuruh mereka naik ke atas untuk mandi dan tidur.

Usai menyerahkan Liam dan Natasia ke pembantu, ia pun duduk di depan anggota keluarga lainnya.

“Kak, lihat apakah cincin pernikahanku cantik?” Gwendolyn menyodorkan sebuah cincin berlian yang besar ke dirinya. Frans menerima dan mengamatinya dari atas ke bawah.

Sedangkan Gwendolyn yang disamping berkata dengan senang : “Ini hanya sampelnya saja, cincin yang sebenarnya jauh lebih cantik dari ini, harus lima hari kemudian baru bisa sampai.”

Setelah melihat sejenak, Frans melempar cincin itu ke meja dan berkata : “Apa gunanya cincin secantik apa pun? Hati si pria saja tidak di kamu, tidak mungkin mau selamanya hidup dengan cincin bukan?”

“Kak, kenapa kamu selau menghilangkan kesenangan orang.” Omel Gwendolyn dengan gusar.

“Memangnya bukan?” Frans pun gusar juga : “Kamu mati-matian memisahkan dua orang itu, bukan hanya tidak punya rasa bersalah, bahkan masih punya suasana hati untuk memamerkan cincin di sini? Gwendolyn, sejak kapan kamu jadi begitu egois?”

“Kakak, kenapa kamu selalu membela orang itu!” Gwendolyn membantah dengan tidak mau kalah : “Waktu aku dan Julius saling mencintai, Clarissa masih tidak tahu main lumpur di mana, jelas-jelas dia yang merebut pria aku, kenapa bersikeras bilang aku yang merebut punya dia?”

“Waktu itu kamu sendiri yang meninggalkan Julius dan memilih Justin, jadi Julius menikahi Clarissa!”

“Kalau tidak ada dia, dari awal aku sudah balikan dengan Julius.”

“Julius bukan boneka tidak berdarah tidak berdaging tidak berperasaan yang bisa kamu ambil dan buang sesuka hati.”

“Sudah!” Noah tidak tahan untuk membuka mulut menghentikan : “Frans, kalau kamu masih mau berbicara seperti ini dengan adikmu, lebih baik kamu pergi saja, menjauh sedikit.

Frans menoleh ke ayahnya dengan kesal : “Ayah, apa kamu tahu membiarkannya sama saja dengan mencelakai dia?

“Memangnya kenapa kalau tetap dibiarkan? Gwendolyn sudah tidak bisa berjalan, hidupnya sudah hampir tidak berarti, apa tidak bisa mengabulkan satu-satunya harapan dia?” Noah melototi Frans dengan tidak senang : “Malah kamu yang jadi kakak ini, bukan saja tidak membantu adik sendiri, malah yang ada hanya setiap hari menyalahkannya, kamu lihat yang jelas, kamu cuma punya satu adik ini, mau satu lagi pun sudah tidak ada!”

“Justru karena aku hanya punya satu adik ini, jadi aku tidak berharap dia semakin jatuh dalam kesalahan, apakah perasaannya ke Julius itu cinta? Jelas-jelas itu karena tidak mau kalah, tidak rela, pola pikir psikopat yang tidak bisa melihat orang lain hidup bahagia.” Frans jeda sejenak, lalu berkata lagi : “Dan kamu juga, ayah, apakah kamu benar-benar demi kebaikan Gwendolyn? Apakah benar-benar sedang mengabulkan harapannya? Sebenarnya kamu hanya merasa malu dengan kegagalan kamu sebelumnya, demi mendapatkan harga dirimu kembali baru mati-matian ingin menikahkan Gwendolyn ke keluarga Yi. Demi harga diri sendiri kamu tidak mempedulikan kebahagiaan Gwendolyn......”

“Sialan!” Noah bangkit berdiri dan melangkah maju, lalu melayangkan tamparan keras ke wajah Frans, serta menunjuk ke pintu sambil menggertakkan gigi : “Pergi kamu! Aku tidak punya anak yang mendapat keuntungan dari keluarga namun di satu sisi juga membantu orang luar seperti kamu!”

“Tuan besar......” Nyonya Tsu segera mendekat, menarik lengan Noah dan berkata : “Bicarakan dengan baik-baik, jangan turun tangan dengan anak-anak.

Setelah itu Nyonya Tsu juga dengan gusar berkata kepada Frans : “Frans, kamu keterlaluan sekali, bagaimana boleh mengatakan ayah dan adikmu seperti itu?”

Frans mundur satu langkah setelah ditampar, masih dengan tatapan yang menuju ke Noah : ”Aku pergi, tunggu kamu sudah tidak bertenaga untuk menjaga Gwendolyn, siapa yang menjaga dia yang tidak bisa berjalan? Apakah mengharapkan Julius?”

“Tidak perlu sok baik hati di sini, sejak kapan kamu pernah memperhatikan adik sendiri?”

“Perhatian aku sudah kalian anggap bahwa aku menerima keuntungan dari keluarga tapi di satu sisi malah membantu orang luar, sudah dianggap tidak berbakti.” Frans mengalihkan pandangannya ke Gwendolyn, ia berjongkok dan mengenggam tangan kecilnya : “Gwendolyn, bolehkah kamu mendengarkan satu perkataan kakak, Julius sama sekali tidak mencintai kamu, jangan membuat diri sendiri terhina seperti ini lagi, kamu tidak akan bahagia jika menikah dengannya.”

“Kamu bukan kakak aku!” Gwendolyn menepis telapak tangan Frans dan berkata dengan mata berkaca-kaca : “Kamu juga tidak perlu ikut campur dengan urusanku!”

“Jadi kamu tetap bersikeras mau menikah dengannya?”

“Iya!”

“Baik, menikah saja!” Frans bangkit berdiri, dilihatnya semua orang : “Acara pernikahan nanti tidak perlu mengundang aku, aku tidak akan hadir, juga malu untuk hadir.”

“Berani-beraninya kamu?”

“Bukankah tadi kamu bilang aku bukan anakmu? Kenapa aku tidak berani?” Frans menatapnya tajam, lalu membalikkan badan pergi dengan emosi.

“Anak sialan! Sungguh tidak masuk akal!” Omel Noah di belakang.

Sedangkan nyonya Tsu menghela nafas tidak berdaya : “Dengan tidak gampangnya mengharapkan dia pulang, sekarang jadi begini lagi, benar-benar......”

“Kalau dia tidak ingin hadir, maka tidak perlu menyuruhnya hadir.” Ujar Gwendolyn dengan gusar.

Meskipun nyonya Tsu juga merasa tidak seharusnya Gwendolyn berbuat seperti ini, tapi juga tidak enak mengatakan sesuatu, lagi pula ia sudah mengatakan apa yang seharusnya dikatakan, sudah menasihati apa yang harus dinasihati, namun Gwendolyn tidak mendengarkan sedikit pun.

****

Pada kenyataanya Noah sama sekali tidak menyambut baik pernikahan Julius dan Gwendolyn, dia bisa setuju Gwendolyn menikah dengan Julius, satu sisi karena untuk mengabulkan harapan Gwendoly, sisi lainnya seperti yang dikatakan Frans, dirinya tidak ingin kalah, jadi harus mengembalikan harga diri yang sebelumnya sudah kalah.

Karena tidak menyambut baik, jadi juga tidak menyarankan untuk mengadakan acara pernikahan besar-besaran, setelah upacara sederhana, malamnya adalah acara kumpul kecil-kecilan bersama keluarga dan teman dekat.

Meskipun dari kecil Gwendolyn mendambakan pernikahan meriah dan romantis setelah dewasa, tapi karena kakinya tidak leluasa, jadi hanya bisa sesederhana mungkin.

Di tengah acara, meskipun dari luar keluarga Yi dan keluarga Tsu tampak akur, tapi sebenarnya masing-masing punya masalah yang berbeda di hati.

Demi kebahagiaan putrinya, nyonya Tsu mau tidak mau merendahkan diri, lalu berkata kepada nyonya tua dengan berseri-seri : “Nyonya tua, berputar sana sini, ujung-ujung keluarga kita tetap menjadi besan.”

Nyonya tua menatap sepasang pengantin yang di samping, dan menjawab : “Iya, untungnya Gwendolyn setia dengan Julius, serta karena ada nyonya Tsu yang mengajari putri sebaik dia.

“Nyonya tua terlalu memuji, kelak kalau Gwendolyn ada melakukan kesalahan apa, berharap kamu dan Julius bisa memaklumi.”

“Pasti akan.” Nyonya tua mengangkat cangkir teh dan berkata kepada semuanya : “Hari ini adalah hari bahagiannya Julius dan Gwendolyn, saya dengan teh ini sebagai gantinya bir, cheers untuk semuanya.”

“Selamat untuk nyonya tua, selamat kepada tuan muda Yi dan nona Tsu.” Semua tamu mengangkat cangkir bersamaan.

Dibandingkan dengan Julius yang sernyum terpaksa, Gwendolyn penuh dengan wajah bahagia.

Dia yang mengenakan gaun pengantin seksi, meskipun duduk di atas kursi roda, tapi tetap tidak memengaruhi dirinya menebarkan pesona. Kalau bukan karena ketidakbahagiaan yang ada di balik pernikahan ini, keduanya termasuk tampak pasangan yang serasi.

Gwendolyn memiringkan tubuh merangkul lengan Julius, lalu berkata dengan riang : “Julius, kamerawannya datang, senyum.”

Julius yang berpakaian jas pengantin, ditambah dengan pembawaannya yang dingin itu, sangat mempesona dan tampan seperti biasanya.

Dengan tidak berekspresi dia menjauhkan tangan Gwendolyn dari lengannya, lalu berkata datar : “Tadi sudah foto banyak.”

Meskipun Gwendolyn merasa kesal, tapi ia hanya bisa pura-pura tidak peduli.

Seliana yang duduk di meja utama sebagai bridesmaid menyadari kecuekan Julius, ia pun berkata : “Oh iya, sepertinya pengantin pria masih belum mencium pengantin wanita, harus cium satu kali dulu, betul tidak?”

“Betul!” Teman-teman Gwendolyn mulai riuh : “Cium! Cium!”

Ekspresi wajah Julius menjadi suram, diam tak berkutik di atas kursi.

Terhadap riuhan para bridesmaid yang tidak berkesudahan, dirinya tidak tahu harus bagaimana, jika ingin dia mencium Gwendolyon, rasanya benar-benar tidak mampu ia lakukan, tapi begitu banyak orang sedang memandang......”

“Kenapa? Sebagai seorang pria masa malu mencium pengantin sendiri?” Noah yang menampilkan wajah berseri-seri duduk di depan sana menyembunyikan ketidaksenangannya di hati.

Nyonya tua tahu dalam hati Julius serba salah, tapi demi kebaikan bersama, mau tidak mau dia diam-diam menyenggol kaki Julius.

Julius mengangkat mata, sambil tersenyum kecil ia berkata : “Ayah mertua terlalu bercanda, Gwendolyn begitu mencintai aku, untuk apa aku malu.”

Selesai berkata seperti itu, dia memajukan tubuhnya ke depan, jari yang panjang itu mengangkat dagu Gwendolyn dengan lembut, Gwendolyn juga bekerja sama dengan memejamkan matanya, menunggu dicium oleh Julius.

Julius mengamati bibirnya yang merah, saat ini yang terpikir olehnya adalah Clarissa, kenapa sama-sama wanita yang begitu kejam, tapi saat ini yang muncul dalam benaknya adalah wajah Clarissa, hingga membuat dia seperti merasa wanita di depannya ini bukan Gwendolyn, melainkan Clarissa!

Clarissa......

Clarissa......apakah kamu?

Karena tidak mendapat jawaban apa pun, dia pun menundukkan kepala menciumnya dengan lembut.

Bukan hanya mengecup, melainkan mencium dengan perasaan yang mendalam, dengan rasa rindu dan tidak rela meninggalkan yang dalam sekali.

Gwendolyn tersenyum senang, perlahan dia melingkarkan tangan ke leher Julius, siapa bilang Julius tidak mencintainya?

Novel Terkait

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Ternyata Suamiku CEO Misterius

Vinta
Bodoh
4 tahun yang lalu
Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
Wonderful Son-in-Law

Wonderful Son-in-Law

Edrick
Menantu
3 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
Back To You

Back To You

CC Lenny
CEO
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Step by Step

Step by Step

Leks
Karir
3 tahun yang lalu