The True Identity of My Hubby - Bab 144 Mengadopsi Anak

"ini tidak mungkin! sebelumnya aku pernah melakukan tes darah, dokter mengatakan ini anak laki-laki".

"Kalau begitu aku kurang tahu". Perawat menepuk-nepuk tangannya: "Nona, di jaman sekarang anak laki-laki dan anak perempuan sama saja, kamu jangan sedih, dan jangan sampai orang di luar tahu aku yang memberitahumu, aku mohon padamu".

Yuliana Liu berbaring di ranjang menatap langit-langit, air matanya mengalir dari ujung matanya.

Perawat di buat terkejut olehnya, dia tidak pernah melihat seseorang yang menginginkan anak laki-laki sampai seperti itu.

Bila rumah sakit tahu dirinya yang membuat dia terkejut sampai seperti itu, dirinya pasti di pecat, bagaimana?

"Nona, apakah kamu baik-baik saja?" Perawat menepuk-nepuk lengan Yuliana Liu.

Tidak lama, Yuliana Liu perlahan baru tersadar dari rasa sedihnya, perlahan dia menatap perawat tersebut: "Kalau begitu kamu juga berjanji padaku, jangan beritahu siapapun anak yang aku kandung adalah perempuan".

"Baik, aku tidak akan mengatakan pada siapapun". Perawat tersebut terus menganggukan kepala.

Yuliana Liu menghapus air matanya di dalam ruang pemeriksaan, memperbaiki suasana hatinya, lalu di bantu oleh perawat berjalan keluar.

Dirinya yang menerima pukulan besar bahkan tidak ada tenaga untuk berjalan.

Ibu kecil melihat dirinya cukup parah, terkejut sehingga langsung segera memapahnya: "Ada apa? apakah perutmu tidak enak? apakah bayi nya kenapa-kenapa?"

"Nyonya, bayinya baik-baik saja, antar Nona Liu untuk beristirahat saja". Perawat tersebut tersenyum.

Gloria baru merasa tenang, sepasang tangannya di satukan dan berdoa kepada Tuhan.

Melihat wajah Gloria yang menjadi tenang, kaki Yuliana Liu semakn lemas, dia tidak dapat membayangkan, bila Gloria mengetahui anak yang dia kandung adalah perempuan, pasti akan sangat kecewa dan marah.

*****

Kak Vero masuk ke dalam kamar, setelah melihat Clarissa Yuan sekilas, dia melapor kepada Nyonya besar: "Nyona besar, Tuan muda ketiga baru saja menelepon, mengatakan nyonya muda ketiga dan anaknya baik-baik saja, meminta anda untuk tenang".

Nyonya besar merasa lega, hatinya yang dari tadi khawatir sekarang merasa tenang.

"Bagus kalau begitu". Dia menganggukan kepalanya.

Mendengar kabar Yuliana Liu baik-baik saja, Clarissa Yuan tidak sesedih yang di bayangkan, bahkan saat menunggu kabar dari rumah sakit, dirinya merasa sedikit tidak tenang.

Walaupun dirinya sangat ingin membalas Yuliana Liu, tetapi pada saat itu, dirinya tidak mempunyai keberanian, di bawah alam sadarnya dirinya tidak ingin anak itu mati di tangannya.

Mungkin seperti yang Julius Yi katakan, dirinya bukanlah orang dengan hati yang jahat.

Nyonya tua bangikit berdiri, dan duduk di sisi Clarissa Yuan, menepuk tangannya dan menghelakan napas: "Clarissa, wlaupun nenek sudah tua, tetapi tidak sampai tidak tahu apa yang benar apa yang salah. Kamu adalah orang baik, lembut dan perhatian, semuanya aku tahu. Yuliana orang yang perhitungan, sombong dan serakah, aku juga dapat merasakannya. Tadi Julius Yi berkata, aku baru ingat, malam itu Yuliana Liu buru-buru keluar mengendarai mobil, dan malam itu tidak membawa mobil kembali, dan mengatakan mobil tersebut di bawa temannya untuk melakukan peremajaan. Sekarang aku ingat-ingat, ternyata mobil tersebut di bawa service. Bukannya nenek tidak percaya kata-katamu, hanya saja tidak percaya dia memiliki keberanian sebeasar ini terhadapmu".

"Kamu tenang saja, penderitaanmu nenek akan terus ingat di dalam hati". Nyonya besar menatapnya dengan mata memohon berkata: "Tetapi pemikiran nenek dan Julius sama, anak itu tidak bersalah, aku harap kamu dapat meletakkan semua dendam, biarkan Yuliana Liu baik-baik melahirkan anak itu. Tetapi aku berjanji padamu, setelah anak itu lahir aku akan memberikanmu penjelasan yang memuaskan. Mengusir Yuliana keluar dari keluarga Yi atau memasukkannya ke penjara, semuanya aku akan mendengarkanmu, bagaimana?"

"Nenek, bagaimanapun juga, tidak dapat mengembalikan anakku lagi". Mata Clarissa Yuan basah.

"nenek tahu". Nyonya bear memeluknya, menepuk punggungnya dan berkata: "Nenek tidak akan membiarkan rencana Yuliana berahasil, dan tidak akan membiarkan dia kembali menyakitimu, ini adalah janji nenek. Sekarang yang harus kamu lakukan adalah istirhat yang benar, lalu lahirkan seorang cucu untuk nenek, pintar, jangan menagis lagi".

Clarissa Yuan justru menangis dengan lebih menyedihkan, melahirkan lagi? dirinya sudah tidak memiliki kesampatan ini!

"Nenek tahu, kamu dan Julius menahan ini dengan sangat menyakitkan, aku berharap kamu jangan menyalahkan Julius, dari kecil hingga dewasa dia yang selalu berkorban untuk keluarga ini, semua dia yang menahannya, bahkan kematian ibunya pun dirinya harus setiap hari menelan kepahitan, dia juga sangat menyedihkan".

"Aku tidak akan menyalahkan dia". Clarissa Yuan menganggukan kepala.

"Baiklah kalau begitu". Nyonya besar tersenyum puas: "Clarissa, sebenarnya di antara 3 menantu, nenek paling sayang padamu, juga hanya kamu yang cocok untuk Julius Yi".

Clarissa Yuan tidak tahu, kata-kata nenek ini sebenarnya tulus atau hanya mengelabuinya, menyuruhnya terus menjadi orang baik. Semuanya tidak penting, karena dia mengerti setelah nenek tahu dirinya tidak dapat hamil, pasti tidak akan mengatakan kata-kata ini lagi.

*****

Sore hari pada saat kembali, Steve menghentikan mobil di sebuah halaman sebuah bangunan.

Clarissa yuan melihat di luar adalah sebuah jalanan yang tidak dia kenali, dia menolehkan kepala dengan tidak mengerti menatap Julius Yi: "Mengapa kamu membawaku ke sini?"

"Membawamu untuk merasakan dunia anak-anak". Julius Yi tersenyum dan berkata: "Ayo turun".

Clarissa Yuan turun dari mobil, dan menyadari ternyata itu adalah sebuah panti asuhan di kota A. Ketika kedua orang itu masuk, semua anak seperti telah lama tidak melihat ada tamu yang datang, semuanya dengan gembira menyambut mereka.

Steve telah menyiapkan hadiah yang akan di berikan kepada anak-anak, semua anak-anak tersebut tersenyum dengan gembira.

Clarissa Yuan melihat Julius Yi sekitas dan berkata: "Kamu tahu aku sangat menyukai anak-anak, masih membawaku ke sini untuk membuatku kesal?"

Julius Yi menggelengkan kepala, dan terseyum berkata: "Sebenarnya aku ingin kamu merasakan kebahagiaan dan kepolosan anak-anak, agar kamu mengerti, semua anak adalah peri, tidak ada hubungannya dengan hubungan darah atau lainnya".

Clarissa Yuan melihat senyuman Julius Yi, tiba-tiba matanya menjadi basah.

"Julius.....sebenarnya kamu tidak perlu melakukan begitu banyak padaku". Dia memeluknya dengan erat.

"Asalkan dapat berbuat untukmu, aku bersedia". Julius Yi membelai kepala belakang Clarissa Yuan: "aku tahu pada maslah Yuliana Liu apa yang aku lakukan tidak baik, aku egois tidak dapat berbuat apa-apa, pikiranku dan perbuatanku menurutmu semuanya tidak adil".

"Clarissa, yang satu adalah keluargaku, yang satu adalah kamu, aku sangat sulit memilih. Saat itu aku merasa asalkan aku tidak peduli apakah kamu dapat melahirkan anak atau tidak, cukup dengan mencintaimu, rela menggunakan seumur hidup cintaku untuk memenuhimu dan melindungimu, kamu akan merasa bahagia. Ternyata aku salah, aku telah melupakan rasa sakit di dalam hatimu, aku terlalu memandang tinggi kemampuanmu untuk berahan".

"Julius, kamu jangan bicara lagi, aku mengerti".

"Kalau begitu kamu memaafkanku?"

Clarissa Yuan menganggukan kepala: "Aku memaafkanmu, aku juga berjanji padamu selanjutnya aku akan menjadi seorang wanita yang baik dan tidak mendendam".

"Terima kasih".

"Seharusnya aku yang berterima kasih atas kebaikanmu". Clarissa Yuan tersenyum dengan menahan air mata, lalu menatap ke tempat yang jauh, ke tempat anak-anak yang sedang dengan bahagia melihat hadiah mereka: "apa yang kamu katakan benar, setiap anak-anak adalah peri, selanjutnya kita akan mengadopsi satu".

"Kalau begitu ayo kita masuk".

"Masuk untuk apa?"

"Mencari tahu prosedur adopsi".

"Ehm".

Kepala sekolah Liu yang baik, melihat mereka berdua tidak berpelukan lagi, dengan senyuman menyambut mereka dan memberi salam kepada Julius Yi: "Tuan muda Yi, kamu datang".

"Kepala sekolah Liu apa kabar". Julius Yi dengan sopan menyapa.

"Di luar dingin, ayo masuk dan duduk". Kepala sekolah Liu membawa kedua orang itu ke dalam.

Clarissa Yuan dengan penasaran bertanya: "Apakah kamu sering datang ke sini?"

"Perusahaan besar Yi merupakan donatur panti asuhan ini, dulu aku sering ke sini, setelah tidak dapat melihat aku jarang datang".

*****

Ketika keluar dari panti asuham Clarissa Yuan menggandeng lengan Julius Yi dan berkata dengan sedih: "usia di atas 30 tahun baru boleh mengadopsi anak, kalau begitu aku masih harus menunggu 5 tahun lagi".

"Hanya 5 tahun, akan berlalu dengan cepat". Julius Yi menjawab dengan tidak peduli: "Kebetulan beberapa tahun ini kita dapat menikmati waktu untuk kita berdua".

Kedua orang tersebut naik ke dalam mobil, Steve menyalakan mobil dan pergi, sama sekali tidak memperhatikan di dalam sebuah mobil sport merah terdapat Gwendolyn Tsu di kejauhan.

Hingga mobil tersebut telah pergi menjauh,Gwendolyn Tsu baru mengangkat kepalanya dan melepas kacamata hitamnya.

Tadi ketika dia melewati tempat ini, dia penasaran mengapa ada mobil Juius Yi, ketika hatinya merasa penasaran, Julius Yi dan Clarissa Yuan berjalan keluar dari halaman panti asuhan, lalu samar-samar terdengar pembicaraan bahwa mereka akan mengadopsi anak.

Julius Yi dan Clarissa Yuan akan mengadopsi anak? mengapa?

Dengan rasa penasaran, Gwendolyn Tsu turun dari mobil, dan berjalan masuk ke dalam panti asuhan.

Kepala sekolah Liu memperhatikan Gwendolyn Tsu yang tiba-tiba datang, dengan penasaran bertanya: "Nona, apakah ada sesuatu?"

Dengan sopan Gwendolyn Tsu tersenyum dan berkata: "Aku adalah calon istri Tuan Muda Yi kedua, dulu pernah datang ke sini dengan Tuan muda kedua, apakah anda masih mengingatku?"

Kepala sekolah Liu berpikir sebentar, lalu menggelengkan kepala dengan merasa bersalah: "Aku sungguh tidak ingat".

"Oh, tidak apa-apa, aku hanya lewat saja, sekalian mampir melihat anak-anak". Gwendolyn Tsu dengan sengaja berkata "Oh Iya, tadi aku melihat Tuan Muda besar dan kakak ipar besar pergi dari sini, apakah menanyakan mengenai pengadopsian anak?"

"Betul, mereka ingin mengadopsi seorang anak, tetapi usia mereka belum cukup".

"Mengapa? mengapa mereka tidak melahirkan sendiri?"

Kepala sekolah Liu dengan binggung bertanya: "Nona bukankah calon istri Tuan muda Yi ke dua? Masalah ini harusnya anda lebih jelas dari ku?"

"Oh, aku baru kembali dari luar negeri, belum sempat bertanya". Gwendolyn Tsu tersenyum padanya: "Kalau begitu kamu pergi sibuk dulu saja, aku pergi bermain dengan anak-anak".

"Baik". Kepala sekolah Liu menggeleng-gelengkan kepala, mengantarnya ke tempat anak-anak.

*****

Gwendolyn Tsu masuk ke rumah kediaman Yi, bertemu dengan Yuliana Liu di atas.

Melihat wajah Yuliana Liu yang bersedih, dia bertanya: "Yuliana, orang yang hamil biasanya gendut, mengapa kamu menjadi kurus? apakah kamu baik-baik saja?"

Yuliana Liu belum sempat membuka mulut, Golria yang berada di sana dengan kesal menjawab: "karena Clarissa Yuan yang menyiksanya".

"Kakak ipar kenapa?"

"Akhir pekan kemain dia datang dan memukul Yuliana, hampir saja keguguran".

"Ya Tuhan, mengapa bisa begini".

"Iri karena Yuliana mengandung cucu laki-laki lah".

"Sudah cukup belum?" Nyonya besar dengan dingin menatap nya, lalu melihat ke arah Yuliana Liu: "Yuliana, semuanya telah berlalu, kamu pun harus memperbaiki suasana hatimu, bila terus menerus bersedih seperti ini, anakmu nanti memiliki wajah sedih".

"Nenek, aku tahu". Yuliana Liu dengan menahan air mata menjawab.

Sejak Clarissa Yuan tahu dirinya yang menabarkanya, dia sama sekali tidak pernah tidur dengan tenang, saat ini dia mengetahui anak yang di kandungnya adalah anak perempuan, dirinya semakin tidak dapat tidur tidak dapat makan.

Walaupun setelah kembali dari rumah sakit, nenek tidak berbicara apa-apa, juga tidak menanyakan tetang mobil yang mengalami kecelakaan, tetapi hatinya sangat tidak tenang, setiap saat dia mengkhawatirkan masa depannya.

Dalam keadaan seperti ini, bagaimana mungkin dirinya tidak menjadi kurus, menjadi terlihat sedih?

Gwendolyn Tsu berjalan ke sisi Nyonya besar, merangkul lengannya dan berkata: "Nenek, kamu tebak apa yang aku bawa untukmu?"

"Gwendolyn Tsu membawakan ku hadiah lagi?" Nyonya besar memperhatikan kedua tangannya yang tidak membawa apa-apa, lalu memaksakan tersenyum padanya. Belakangan ini banyak yang terjadi di rumah, dirinya sungguh tidak dapat tersenyum

"Tidak termasuk hadiah juga, karena hadiah ini memang milik nenek".

"Oh? benda apa?"

"Kamu lihat". Gwendolyn Tsu dari dalam kantung mengeluarkan sebuah gelang giok putih, dan mengangkatnya ke depan Nyonya besar dan berkata: "Nenek langsung dapat mengenalinya?"

"Bukankah ini adalah giok warisan yang aku berikan kepada Clarissa Yuan?" Dengan gembira Nyonya besar mengambilnya, dan melihatnya berulang-ulang: "Betul, memang ini".

"Wah, betul yah". Gloria mendekat dengan terkejut bertanya: "Gwendolyn Tsu, mengapa gelang tersebut bisa ada di tanganmu?"

"Betul, mengapa ada di tepatmu?" Nyonya besar dengan penasaran beratanya.

Novel Terkait

Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
4 tahun yang lalu
Cantik Terlihat Jelek

Cantik Terlihat Jelek

Sherin
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Loving Handsome

Loving Handsome

Glen Valora
Dimanja
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
5 tahun yang lalu
Cinta Yang Tak Biasa

Cinta Yang Tak Biasa

Wennie
Dimanja
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
5 tahun yang lalu
Unperfect Wedding

Unperfect Wedding

Agnes Yu
Percintaan
5 tahun yang lalu
The Comeback of My Ex-Wife

The Comeback of My Ex-Wife

Alina Queens
CEO
4 tahun yang lalu