The True Identity of My Hubby - Bab 216 Keteguhan Hatinya
Nyonya Tua merasa dirinya tidak akan bisa melanjutkan pembicaraan ini lagi, dia menghela nafas, membalikkan badan dan mengeluarkan sebuah perekam suara dan dokumen perceraian dari lacinya, dan menyerahkannya kepada dia: "Dia berpikir operasimu akan gagal, takut kamu tidak bisa membaca surat, jadi dia memilih untuk menggunakan perekam suara, kamu pulang dan dengarkanlah isi perekam suara ini, dan juga dokumen perceraian ini, dia sudah menandatanganinya 3 bulan yang lalu."
Julius Yi menatap dokumen perceraian yang dipegang oleh Nyonya Tua, tetapi dia sama sekali tidak ada niat untuk mengambilnya.
Dia masih tidak percaya Clarissa Yuan akan memutuskan untuk bercerai dengannya, tetapi tanda tangan yang ada di atas dokumen perceraian memang tanda tangan Clarissa Yuan.
"Clarissa bukan orang yang seperti ini....." dia terus mengulangi kata-kata ini.
Nyonya Tua menghela nafas: "Apakah kamu lupa apa yang telah dikatakan oleh Gwendolyn Tsu? Dia berkata akan mencintaimu dan bersamamu seumur hidup, tidak peduli dengan masalah apapun dia tidak akan melepaskanmu. Bukankah kata-kata ini juga diucapkan oleh Clarissa Yuan? Kenapa kamu masih mempercayainya?"
Nyonya Tua tersenyum pahit, sekarang Gwendolyn Tsu masih tetap tidak menyerah, hanya saja dia tidak menyerah untuk melukai orang-orang, benar-benar sangat gigih.
Julius Yi pada akhirnya hanya membawa pergi perekam suara, dia tidak membawa dokumen perceraian.
Nyonya Tua juga tidak memaksanya, dia menaruh kembali dokumen ke dalam lacinya.
Setelah Julius Yi pergi, Nyonya Tua segera menelepon Justin Yi: "Justin, Julius sudah mengetahui bahwa Clarissa ingin bercerai dengannya, bagaimana ini?"
Pada saat ini, Justin sedang berada dalam pertemuan, dia merenung sejenak dan bertanya: "Bagaimana kondisi Julius Yi?"
"Dia sama sekali tidak percaya bahwa Clarissa ingin bercerai dengannya, dia sudah membawa pulang perekam suara."
"Nenek jangan panik, aku akan menelepon Clarissa untuk membicarakan hal ini."
"Baik." Setelah mematikan panggilan, jantung dia mulai berdetak dengan kencang.
Julius Yi tiba di rumahnya, dia duduk di atas sofa tetapi tidak segera mendengarkan isi dari perekam suara.
Dia menatap perekam suara di tangannya, dia ingin mendengarkan apa yang dikatakan oleh Clarissa Yuan untuk menceraikannya, tetapi dia merasa dirinya tidak perlu mendengar, dan tidak perlu mempercayai alasan yang dia katakan.
Menurut dia, apa yang dia katakan hanyalah sebuah alasan!
Setelah ragu-ragu beberapa saat, dia akhirnya menekan tombol play, dan suara Clarissa Yuan terdengar di telinganya.
Suaranya terdengar tegas dan acuh tak acuh: Julius, tidak peduli apakah sekarang matamu sudah sembuh atau belum, aku ingin meminta maaf padamu, aku sudah menyerah, setelah aku mengetahui bahwa kamu adalah Charlie Shen, aku siang dan malam hidup dengan kecemasan dan ketakutan, hari ini aku memberanikan diriku sendiri untuk memberitahu kebenaran kepadamu, semoga setelah kamu mendengarnya kamu tidak marah. Waktu itu ketika kamu adalah sosok yang terkenal di sekolah, aku dan perempuan lainnya sangat menyukaimu, dan menggunakan segala cara untuk bersama denganmu, dan akhirnya kita bersama. Walaupun hari-hari ketika kita bersama penuh dengan kemiskinan, tetapi aku merasa sangat bahagia. Tetapi kebahagiaan bukanlah tujuan hidup yang dibutuhkan oleh wanita seperti kami, aku suka kehidupan yang mewah, suka rumah dan mobil yang mewah. Jadi, ketika senior Andre Mo mengatakan dia menyukaiku, aku segera menyetujuinya tanpa berpikir, dan aku diam-diam bersamanya di belakangmu.
Malam itu ketika dia berulang tahun, aku dan dia menyewa sebuah kamar di hotel, setelah itu aku tidak tahu bagaimana kamu menyadarinya, dan mendapati kami berada di atas ranjang. Lalu kamu pergi meninggalkan kami dengan marah, aku merasa sangat bersalah dan takut untuk bertemu denganmu, dan juga tidak memberikanmu penjelasan, setelah itu kamu dibawa pergi oleh Justin. Mungkin kamu akan memahaminya setelah mendengarkan ini, ini bukanlah mimpi buruk, atau fantasimu, tetapi ini adalah masa laluku. Aku sangat menyukai kekayaan, dan aku tidak menyukai diriku yang sekarang. Tetapi aku tidak ingin menjalani hari dimana aku tidak bisa memakai baju yang cantik, tidak bisa membayar sewa rumah, bahkan tidak bisa membayar uang sekolah, semoga kamu bisa memahamiku.
Aku ingat 3 bulan yang lalu kamu mengatakan padaku bahwa, menjadi orang buta benar-benar sangat sulit, sebenarnya selama 3 bulan ini bukan hanya kamu saja yang merasa sedih, aku juga merasa sedih. Aku harus merawatmu sepanjang hari sebagai pengasuhmu, harus menjaga emosimu, dan juga harus menanggung perbuatanmu yang tidak masuk akal, semua ini sangat menyiksaku. Jika bukan karena nenek yang memohon padaku untuk merawatmu, tetap berada di sampingmu sampai matamu membaik, aku pikir aku tidak akan bisa bertahan sampai hari dimana kamu dioperasi. Dokter secara pribadi mengatakan kepadaku bahwa operasi matamu tingkat keberhasilannya rendah, dia menyuruhku untuk mempersiapkan diri, maaf, aku sama sekali tidak mempunyai keberanian, aku sama sekali tidak bisa menjalani kehidupanku selama 3 bulan kedepan. Jika aku selamanya akan menjalani kehidupan seperti ini, aku lebih memilih untuk melepaskan identitasku sebagai Nyonya Muda Pertama di Keluarga Yi.
Julius, setelah menikah denganmu, walaupun aku bisa menikmati hari-hariku dengan mewah, tetapi aku tidak pernah hidup dengan bahagia, demi mempertahankan kedudukan Nyonya Muda Pertama, aku berpura-pura sangat mencintaimu, berpura-pura diriku tidak mempermasalahkan kamu yang buta, apakah Perusahaan Besar Yi akan bangkrut, aku sudah lelah untuk berpura-pura lagi, aku tidak ingin menjalani kehidupan yang indah tetapi sangat menyedihkan ini. Aku khawatir bahwa suatu hari kedokku akan terbuka lalu kalian akan menghinaku seperti Yuliana Liu dan Gwendolyn Tsu. Aku berharap kamu dapat memenuhi permintaanku, dengan menandatangani dokumen perceraian. Aku tidak membutuhkan banyak harta, villa yang ditinggali oleh ibuku sekarang dan 5 villa milik nenekku, beserta dengan mobil yang kukendarai sekarang, itu adalah hal yang dijanjikan oleh nenekmu 3 bulan yang lalu ketika dia memintaku untuk merawatmu. Julius, melihat hubungan kita yang dulu, semoga kamu bisa secepatnya menandatangani dokumen perceraian.
Terakhir, semoga kamu bisa mengingat kembali semua ingatanmu, secepat mungkin mengenali kepribadianku, lepaskan aku, carilah wanita yang benar-benar mencintai, dan yang tidak akan meninggalkanmu selamanya.
Suara Clarissa Yuan terhenti, Julius Yi merasakan dirinya ingin meremas perekam suara ini, dan dia melemparkannya ke sudut ruangan.
Apa yang dimaksud dengan berpura-pura mencintainya? Apa yang dimaksud dengan dia hanya menyukai kedudukan di Keluarga Yi, kenapa dia bisa mengatakan hal seperti itu?
Julius Yi tiba-tiba merasakan kepalanya sakit, dia terjatuh ke lantai dengan kedua tangannya diletakkan di atas kepalanya, dia teringat kembali dengan ingatan itu, Ingatan ketika dia melihat foto Clarissa Yuan dan Andre Mo yang sedang berciuman di atas ranjang semakin jelas berputar di dalam pikirannya.
Tetapi dia tidak percaya, atau bisa dikatakan dia sama sekali tidak ingin mempercayainya.
Setelah berdiam diri di kamar setelah beberapa waktu, Julius Yi perlahan-lahan berdiri, mengambil kunci di atas meja dan berjalan ke arah pintu kamar.
Langkah kakinya semakin cepat, dia menuruni tangga secepat kilat.
Nyonya Tua yang berada di lantai dasar melihat Julius Yi turun dengan tergesa-gesa, dia segera bertanya: "Julius, apakah kamu akan keluar? Kemana kamu akan pergi?"
Julius Yi dengan cepat berjalan keluar dari pintu dan berkata: "Aku keluar sebentar."
"Kemana kamu akan pergi?" Ketika Nyonya Tua bergegas mengejar dia, Julius Yi telah membuka pintu mobil dan memasuki mobil.
Julius Yi menginjak pedal gas dalam-dalam, dan pergi ke Avery Hill Park.
Ketika dia sampai di Avery Hill Park, dia melihat Clarissa Yuan bersama dengan seorang pria gemuk dan pendek keluar dari villa, pria tersebut terlihat tidak rela melepaskan tangan dia, tidak tahu pria tersebut berkata apa, sehingga membuat Clarissa Yuan tertawa.
Pria gemuk tersebut meninggalkan villa dengan mengendarai mobil Mercedes Benz, Teresa Wang melesat keluar dari balik pintu dan berkata: "Bagaimana? Dia sangat perhatian dan baik, daripada Julius Yi bukan?"
"Tidak buruk." Clarissa Yuan tersenyum.
Julius Yi dengan marah keluar dari mobil, menatap Clarissa Yuan dan berkata dengan marah: "Clarissa Yuan! Kamu sedang berakting untuk siapa di sini? Apakah kamu pikir aku akan mempercayainya?"
Mereka berdua membeku di atas tangga, dan bersamaan menatap dia.
"Ah.......!" Teresa Wang seperti sedang melihat hantu, dia menunjuk Julius Yi dengan terkejut: "Bukankah mata kamu tidak bisa disembuhkan? Kenapa....."
Dia bergegas turun, menggoyangkan tangannya di hadapan Julius Yi, dia berkata dengan takjub: "Astaga, Julius Yi kamu tidak buta? Apakah operasinya berhasil? Kalau begitu untuk apa kalian bercerai?"
Julius Yi menatap Teresa Wang, tersenyum dingin: "Betul, aku tidak buta, jadi tidak perlu bercerai."
Dia berjalan menaiki tangga, memegang pergelangan tangan Clarissa Yuan: "Ayo, kembali denganku."
Clarissa Yuan menatapnya, hampir saja dia akan mengikutinya, tetapi dia segera tersadar. Dia berusaha melepaskan tangannya, dan berkata dengan marah: "Julius Yi, bukankah aku sudah mengatakannya dengan jelas dalam perekam suara, kenapa kamu masih datang ke sini?"
"Bukankah katamu kamu tidak ingin merawat orang yang buta? Bukankah kamu menyukai kehidupan yang penuh dengan kemewahan? Aku bisa memberikannya kepadamu, kenapa kamu tidak ingin kembali denganku?" Julius Yi mengerutkan keningnya.
"Sudah kukatakan aku tidak mencintaimu."
"Kenapa? Kamu lebih memilih bersama dengan pria yang gemuk dan pendek tadi, dan tidak bersedia untuk kembali bersamaku?"
"Kenapa dengan pria tadi? Dia lebih kaya daripada Keluarga Yi." sela Teresa Wang. Lalu dia memegang tangan Clarissa Yuan: "Clarissa, kamu jangan tertipu oleh dia, dia pasti ingin mengambil kembali 5 villa itu maka dia mengajakmu untuk rujuk kembali."
Tiba-tiba Teresa Wang mengerti, Nyonya tua sudah memberikan villa tersebut atas nama Clarissa Yuan, maka mereka berdua tidak perlu mengkhawatirkan masalah makanan dan pakaian, tidak penting lagi apakah Clarissa akan menikah dengan anak Keluarga Yi, lagi pula Perusahaan Besar Yi cepat atau lambat akan tutup, pada saat itu jangan sampai villa Clarissa juga disita oleh pihak pengadilan.....
Clarissa yuan menatap dia, lalu menatap Julius Yi: "Villa sudah berada di bawah namaku, aku tidak akan mengembalikannya kepada Keluarga Yi, silahkan kembali."
Julius Yi menghirup nafas dalam-dalam, dan mengertakkan giginya: "Selama kamu kembali bersamaku, kamu bisa mempertahankan villamu."
"Julius Yi, apakah kamu sedang membohongi anak berumur 3 tahun? Apakah kamu akan sebaik itu? " tanya Teresa Wang.
Julius Yi tidak memedulikan dia, dia tetap menatap Clarissa Yuan, wajahnya serius: "Clarissa, tidak peduli bagaimana kamu melihatku, aku benar-benar mencintaimu, aku memahami dirimu yang ingin hidup dengan baik dan bahagia, aku juga tidak akan memeriksa masalahmu dengan Andre Mo, aku hanya ingin kita hidup bersama-sama ."
Dia berkata begitu serius, terdengar sangat menyentuh, Clarissa Yuan merasa dirinya akan tergoyahkan oleh kata-katanya. Dia diam-diam mencubit lengannya dengan tangannya sendiri, menyadarkan dirinya sendiri untuk tidak terlena dengan kata-kata menyentuhnya.
Novel Terkait
My Cute Wife
DessyKembali Dari Kematian
Yeon KyeongAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaIstri Pengkhianat
SubardiHalf a Heart
Romansa UniverseAnak Sultan Super
Tristan XuThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)