The True Identity of My Hubby - Bab 258 Panik
“Baik, aku akan melakukannya.” Clarissa Yuan mengantarnya keluar.
Setelah Julius Yi pergi, Clarissa Yuan duduk di samping tempat tidur Liam sambil melihat berita di ponselnya, karena semalam dia tidak tidur dengan nyenyak, setelah melihat berita selama beberapa saat dia mulai merasa sedikit mengantuk.
Dia melirik botol infus yang besar, lalu dia menyetel alarm untuk berbunyi setelah 30 menit di ponselnya, setelah itu dia tertidur di samping Liam .
Entah sudah berapa lama dia tertidur, Clarissa Yuan merasakan ada seseorang yang mendekati sisi tubuhnya, Clarissa menggerakkan tubuhnya lalu dia mendongkak dan melihat dokter sedang melihat jarum infus.
Dia langsung duduk dengan tegak lalu menyentuh wajahnya dengan tangannya dan bertanya, "Ada apa dokter? Apakah cairan infusnya sudah habis?"
“Hmm.” Dokter menjawab dengan lembut, setelah mengantinya dengan botol baru dia berbalik dan berjalan ke pintu kamar pasien.
Clarissa Yuan , yang setengah sadar, melihat Liam dan mendapati Liam masih tidur dengan nyenyak. Oleh karena itu dia berjalan ke kamar mandi dan mencuci wajahnya dengan air dingin, setelah itu dia tidak begitu mengantuk lagi.
Begitu keluar dari kamar pasien dokter itu terus berjalan ke belokan koridor setelah itu dia baru diam-diam menghela nafas lega.
Memikirkan ketakutan yang dia rasakan barusan, keringat dingin di dahinya mengalir dengan deras, dia sama sekali tidak berani berhenti dan terus berjalan ke arah lift.
Awalnya dia hanya coba-coba menyingkirkan kedua pengawal itu, tapi tak disangka mereka berhasil dikelabui olehnya dan dia berhasil mengganti botol obat Liam .
Ketika dia memikirkan tak lama lagi akan ada banyak uang yang masuk ke rekeningnya, Andi bersiul dengan gembira, lalu berjalan keluar dari lift dan berjalan ke arah mobil.
Julius Yi yang selesai menjemput Natasia pulang, memarkirkan mobilnya, setelah itu dia mengendong Natasia keluar dari kursi barisan belakang. Ketika dia hendak berjalan menuju lift, seorang pemuda dengan berjubah putih dan memakai masker berdiri dihadapannya, pemuda itu terlihat seperti dokter muda yang ugal-ugalan.
Karena dia mengenakan masker, jadi hanya setengah dari wajahnya yang terlihat, tetapi wajahnya yang hanya kelihatan setengahnya ini sangat familier di mata Julius Yi. Orang ini dan orang yang merampok gelang Clarissa Yuan, benar-benar sangat mirip baik dari postur tubuh atau setengah bagian wajahnya yang kelihatan.
Yang paling penting adalah saat pria itu melihat Julius Yi secara naluriah dia langsung merasa kaget, setelah itu pria itu segera menundukkan kepalanya dan mempercepat langkah kakinya dan berjalan melewati Julius.
“Berhenti!” Julius Yi berteriak kepadanya, tapi tak disangka pria itu benar-benar terlihat panik, dan dia bergegas berjalan ke pintu keluar tempat parkir.
Reaksinya langsung membuat Julius Yi was was, dia mengendong Natasia dengan satu tangannya sambil berlari mengejar Andi.
Natasia tidak tahu apa yang sedang terjadi, tetapi karena kejadian yang mendadak ini dia merasa ketakutan dan menangis.
Bagaimanapun, Julius Yi mengejar Andi yang sudah berlari jauh sambil mengendong Natasia. Yang paling penting adalah ... dia merasa ini bukan saatnya mengejar orang, tetapi saatnya menyelamatkan Liam .
Dia berhenti, lalu berbalik dan berlari ke arah lift, sambil mengeluarkan ponselnya dan menghubungi nomor Clarissa Yuan .
Lift masih bergerak ke atas, Julius yang sudah tidak bisa sabar menunggu langsung menggunakan tangga darurat. Lengannya mengendong Natasia yang sedang menangis dengan erat sambil melangkahkan kakinya dengan cepat..
Panggilan itu akhirnya terhubung, tidak menunggu Clarissa membuka mulutnya, Julius Yi bertanya dengan panik, "Clarissa, bagaimana keadaan Liam ?"
“Liam masih tertidur, ada apa?” mendengarkan deru nafasnya yang terengah-engah dan kegelisahannya, serta tangisan Natasia , Clarissa Yuan juga ikut panik.
"Siapa saja yang baru memasuki kamar pasien Liam ."
"Tidak ada seorang pun selain dokter yang datang mengganti cairan infus."
“Cepat hentikan infus itu! Cepat!” suara teriakan Julius Yi hampir mengandung suara tangisan.
Jelas sekali pria tadi datang untuk mencelakakan Liam, dan tampaknya dia sudah berhasil, saat kepikiran akan hal ini, kaki Julius Yi langsung lemas.
Setelah Clarissa Yuan mendengar teriakan Julius Yi , dia tercengang sesaat, setelah itu dia langsung menjatuhkan ponselnya dan menghentikan cairan infus masuk ke tubuh Liam .
Untungnya, kamar Liam di lantai enam, dan Julius Yi dengan cepat sampai disana.
Begitu dia masuk yang pertama kali dia lihat adalah botol infus Liam , tentu saja dari luar tidak terlihat berbeda, tapi pada saat bersamaan, Julius membunyikan bel, lalu dia membungkuk dan menepuk wajah Liam sambil memanggil nama Liam berulang kali.
Liam terlihat sedang tertidur, tapi tidak peduli bagaimana pun Julius membangunkannya Liam tidak bangun.
Clarissa Yuan , yang sudah ketakutan, termangu melihat semua ini.
Dokter datang dengan cepat dan dengan cepat membawa Liam ke ruang gawat darurat.
Liam kembali dibawa ke ruang gawat darurat, Clarissa Yuan merasa sangat sedih hingga dia tidak bisa menerima kenyataan ini. Dia terdiam di depan pintu ruang gawat darurat dalam waktu yang lama, setelah itu dia tiba-tiba menangis.
Meskipun Julius Yi juga merasa sedih, tapi dia tetap membungkuk dan memeluk Clarissa yang jatuh dan terduduk di atas lantai, sebelah tangannya memeluknya dan tangannya yang satu lagi memeluk Natasia yang masih menangis.
"Semuanya salahku, aku tidak menjaga Liam dengan baik." Clarissa Yuan merasa sangat marah dan menyesal hingga ingin mati. Dia menangis di pelukan Julius Yi sambil terisak-isak: "Julius ... aku benar-benar tidak berguna, semua ini salahku, pukul aku! Bunuh aku—! "
Meskipun sekujur tubuh Julius Yi juga gemetar, tapi dia tetap memeluknya erat-erat sambil menenangkannya: "Jangan takut, Liam akan baik-baik saja. Liam pasti bisa bertahan dan melewati semua ini ..."
Julius tiba-tiba melepaskannya, dan mendorongnya sedikit, lalu dia menatapnya dan berkata dengan suara bergetar: "Orang itu baru saja datang kan? Botol infus itu baru digantikan?"
Clarissa Yuan terus mengangguk sambil menangis: "Belum sampai lima menit dia pergi, kamu sudah menelepon ..."
Sebenarnya Clarissa mengenali para staf medis yang bertanggung jawab terhadap Liam, tapi karena saat itu dia belum sepenuhnya bangun jadi dia tidak memperhatikan wajah dokter dengan baik dan membiarkannya pergi.
Julius Yi mengelus kepalanya sambil memaksakan tersenyum: "Kalau begitu tidak apa-apa, butuh waktu beberapa saat agar cairan infus dalam saluran infus sebelumnya benar-benar habis, Liam pasti akan baik-baik saja." Dia terlihat sedang menghibur Clarissa Yuan , tapi juga terlihat sedang menghibur dirinya sendiri.
“Sudah, jangan menangis lagi, lihat kamu menangis Natasia jadi ikut menangis.” Julius Yi tersenyum dan mencium dahi Natasia : “Maaf Natasia , tadi Paman Julius membuatmu takut, kamu tenang saja, kakakmu akan segera sembuh. "
Natasia memeluk leher Julius Yi dan menatapnya sambil berkata dengan terisak-isak: "Benarkah? Kakak akan segera keluar dan bermain dengan Natasia?"
“Hmm, tentu saja.” Julius Yi mengangguk.
****
Terjadi hal seperti ini, Clarissa Yuan bahkan tidak berani memberi tahu Frans Tsu.
Untungnya, setelah mendapatkan pertolongan darurat, racun di tubuh Liam telah dikeluarkan dari tubuh dan Liam telah melewati masa kritis.
Hal ini membuat Julius Yi dan Clarissa Yuan yang telah cemas selama lebih dari dua jam akhirnya merasa lega, Clarissa Yuan memeluk Julius Yi dengan gembira sambil menangis dan berkata: "Julius, Liam kita benar-benar hebat, dia berhasil melewati masa kritis. "
“Hmm, Liam memang benar-benar hebat.” Julius Yi tersenyum lalu melepaskannya dan berkata, “Kamu bawa Natasia pergi makan dulu.”
“Bagaimana denganmu?” Clarissa Yuan meraih Natasia dari pelukannya dan bertanya.
"Masih ada beberapa hal yang perlu aku urus, kamu cukup bungkuskan sedikit makanan untukku," kata Julius Yi .
Clarissa Yuan membawa Natasia keluar untuk makan malam, sedangkan Julius Yi menemani polisi yang datang ke rumah sakit memeriksa rekaman kamera pengawas untuk mengidentifikasi penjahat.
Setelah sibuk sampai jam sembilan malam Julius yang habis dari kantor polisi baru kembali ke rumah sakit.
Frans Tsu , yang datang ke rumah sakit untuk menjenguk Liam , juga sangat terkejut begitu mendengar hal yang di alami oleh Liam. Belum sempat memahami situasinya, dia sudah dipukul oleh Julius Yi .
Saat Julius Yi melayangkan tinjunya ke arahnya dia berteriak, "Kalau terjadi apa-apa dengan Liam! Aku akan membuat Keluarga Tsu membayar semua ini!"
Frans Tsu yang tiba-tiba dipukuli olehnya tidak marah. Dia hanya mengenggam pipinya yang sakit sambil mengerutkan dahi dan bertanya, "Apa yang terjadi?"
“Menurutmu?” Julius Yi bertanya balik.
"Apakah ini perbuatan Gwendolyn lagi?"
Julius Yi sangat marah: "Kamu adalah kakaknya, apakah kamu tidak bisa mengaturnya?"
“Kamu adalah suaminya, bukankah kamu juga tidak bisa mengaturnya?” balas Frans Tsu: “Apakah sekarang kamu memiliki bukti dia yang melakukannya? Apakah kamu sudah menangkapnya?”
Sebenarnya, tidak perlu menebak dia juga tahu siapa yang melakukannya. Frans Tsu berbicara seperti itu hanya untuk memberi muka kepada Keluarga Tsu, dan juga, bukannya dia tidak mengatur Gwendolyn Tsu , tetapi dia sama sekali tidak bisa mengaturnya.
Dengan tingkat kegilaan Gwendolyn Tsu saat ini, tidak ada yang bisa mengaturnya.
"Kalau kamu memiliki bukti, kamu bisa memenjarakannya, aku tidak akan keberatan." kata Frans Tsu acuh tak acuh.
Dia juga merasa kecewa dan terluka. Dia mengira peringatannya saat Liam jatuh dari tangga bisa menghentikan Gwendolyn Tsu mencelakakan Liam . Dia tidak menyangka secepat ini Gwendolyn kembali bertindak lagi
Saat ini, bukan hanya Julius Yi yang ingin membunuh Gwendolyn Tsu , bahkan Frans Tsu juga ingin mencekiknya hingga mati.
Julius Yi sudah sedikit tenang dan merendahkan suaranya, tetapi dia masih berkata dengan ekspresi wajah datar: "Kamu adalah kakaknya, kamu bisa memukulinya dan memarahinya, tapi aku berbeda, aku harap kamu bisa mengaturnya. Tentu saja, saat ini polisi sedang menyelidiki dan mengumpulkan bukti, asalkan ada bukti aku tidak akan berbelas kasihan kepadanya. "
Julius Yi menertawakan dirinya sendiri: "Kebetulan aku akan dipenjara selama lima belas tahun, ada teman yang menemani bagus juga."
“Kalau memukulnya ada gunanya, dari dulu aku sudah memukulnya.” Frans Tsu menarik napas dalam-dalam dengan sedih, untung saja Liam berumur panjang, kalau tidak, dia pasti sudah terbunuh.
Frans Tsu bahkan terlalu malas menelepon Gwendolyn Tsu dan menanyakan hal ini kepadanya, karena bahkan jika dia menelepon Gwendolyn Tsu , Gwendolyn tidak akan mengakuinya.
Clarissa Yuan membawa Natasia berjalan menghampiri mereka, saat melihat kedua pria itu saling berhadapan dengan raut wajah yang tidak senang, Clarissa langsung meminta maaf kepada Frans Tsu: "Maaf, aku tidak menjaga Liam dengan baik sehingga orang jahat memiliki kesempatan untuk masuk . "
“Seharusnya aku yang berterima kasih kepadamu, terima kasih kamu tidak memukulku dengan keras seperti Tuan Muda Yi.” Frans Tsu tersenyum getir: “Untung saja Liam sudah siuman, kalau tidak Keluarga Tsu akan benar-benar menjadi pembunuh. "
“Ini bukan salahmu, dan ini tidak ada hubungannya denganmu.” Clarissa Yuan menyerahkan tangan Natasia kepadanya: “Frans Tsu , tolong bawa Natasia pulang dulu, di sini serahkan saja kepadaku dan Julius.”
Frans Tsu mengangguk, lalu dia membungkuk dan mengendong Natasia ke dalam pelukannya, setelah itu dia menatap Clarissa Yuan dan berkata, "Kalau ada kabar ingat beri tahu aku sesegera mungkin."
"Aku akan melakukannya."
Setelah Frans Tsu pergi, Clarissa Yuan berjalan ke sisi Julius Yi , dia mengenggam telapak tangannya, dan bersandar dengan lembut di dalam pelukannya sambil berkata dengan penuh kasih sayang: "Julius, aku tahu kamu sama sedih dan cemasnya denganku, tapi semua sudah berlalu, kamu juga seharusnya sudah bisa merasa tenang. "
Sebelumnya dia hanya tahu mencari ketenangan dalam diri Julius, tetapi dia selalu lupa untuk memperhatikan perasaan Julius, dia benar-benar tidak seharusnya berbuat seperti ini.
Novel Terkait
Unplanned Marriage
MargeryMendadak Kaya Raya
Tirta ArdaniHabis Cerai Nikah Lagi
GibranMy Only One
Alice SongTen Years
VivianThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)