The True Identity of My Hubby - Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah

Pada malam harinya ketika Clarissa Yuan mengungkit masalah ini kepada Julius Yi, Julius Yi terlihat sangat tenang dan tidak terlihat membenci Gloria sedikit pun.

Clarissa Yuan melihat dia sambil tersenyum berkata, "setelah melalui banyak kejadian, kamu bisa mendapatkan kesehatan mental yang baik, memang sangat berharga."

Julius Yi tersenyum dan berkata, "itu karena aku sudah puas dengan hidupku."

"Mengapa sudah puas?"

"Perusahaan Besar Yi sudah semakin maju, istriku sudah kembali, anak-anak ku sudah lengkap. Bagaimana menurutmu?" Julius Yi menundukkan kepalanya dan mencium hidungnya berkata, "jika 3 hal ini sudah tidak ada, aku rasa aku dapat membenci dia seumur hidup."

"Baguslah jika kamu berpikir seperti itu."

"Sekarang dia menjadi seperti itu, anggap saja mendapatkan hukuman dari Tuhan. Jika dipikirkan juga sangat menyedihkan, biarkan saja dia." Julius Yi memasukan dia ke dalam dekapannya dan berkata, "yang terpenting untuk saat ini adalah aku harus banyak menemani kamu dan anak-anak, yang lain tidak penting."

"Terima kasih."

"Terima kasih apanya, jika dibalikkan juga dapat dikatakan bahwa kalian bertiga ibu dan anak yang sedang menemaniku." Julius Yi tersenyum dan menciumnya berkata, "sudahlah, kita jangan mengurusi urusan orang lain, urus saja diri sendiri."

Baru saja Clarissa Yuan ingin bertanya mengurusi hal apa, dia segera menciumnya dan badannya juga dikendalikan oleh dia, tidak bisa bergerak.

Gwendolyn Tsu datang ke pintu ruangan rawat inap Noah Tsu, Nyonya Tsu kembali mengingatkan berkata, "Gwendolyn, kesehatan ayahmu baru saja membaik, usahakan kamu jangan membahas yang dapat memicu emosionalnya dia ya?"

"Ibu, aku sudah tahu, aku akan berhati-hati." Gwendolyn Tsu menjawab.

Kedua ibu dan anak ini memasukin ruangan rawat inap, kondisi Noah Tsu memang sudah membaik, dia terlihat jauh lebih bersemangat.

"Ayah, apa kamu baik-baik saja?" Gwendolyn Tsu bertanya dengan penuh perhatian.

Noah Tsu merentangkan kedua tangannya sambil tersenyum berkata, "menurut kamu apakah aku baik-baik saja atau tidak? Aku sangat baik."

"Baru saja membaik sedikit kamu sudah begitu senang, beberapa hari yang lalu kamu hampir saja membuat kami bertiga terkejut setengah mati." Nyonya Tsu berkata dengan nada menyalahkan.

Noah Tsu tersenyum ke arah Gwendolyn Tsu dan berkata, "tunggu ayah keluar dari rumah sakit, aku membantumu menghabisi Julius Yi si brengsek itu."

Frans Tsu yang sedang menuang air sedikit terkejut, mengangkat kepala menatap Noah Tsu dan berkata dengan kesal, "ayah, mengapa kamu masih mengingat masalah ini?"

"Aku hanya memiliki seorang putri, jika tidak mengingat dia, aku harus mengingat siapa?" Noah Tsu melambaikan tangan ke arah Gwendolyn Tsu, Gwendolyn Tsu pun menggerakan kursi roda ke arah dia dan memegang tangan ayahnya.

"Gwendolyn kamu jangan khawatir, apapun yang terjadi ayah akan mendukungmu, selama kamu dapat berpikir dengan terbuka, ayah akan mendukungmu."

"Ayah....." Gwendolyn Tsu terharu hingga meneteskan air mata dan berkata dengan tercekat, "aku tidak ingin mengungkit masalah ini karena akan membuat kamu menjadi emosional, melainkan kamu sendiri yang mengungkitnya."

"Anak bodoh, kamu tidak mengungkitnya pun ayah juga tahu," Noah Tsu tersenyum tipis.

Frans Tsu memberikan segelas air matang ke tangan Gwendolyn Tsu dan berkata, "Gwendolyn, kakak tetap berharap kamu bisa merelakannya. Memulai kembali kehidupan yang baru, aku, ayah dan ibu akan menjaga kamu."

"Benar, Gwendolyn kamu turuti perkataan kakakmu ya?" Nyonya Tsu menambahkan.

Gwendolyn Tsu paling benci mendengar perkataa Frans Tsu yang seperti ini, demi tidak memancing emosi ayah, dia memaksa diri untuk tidak bersuara, hanya diam-diam meremas gelas air.

Noah Tsu berpikir sejenak lalu berkata, "tentu saja, jika bisa merelakannya, itu yang terbaik. Ayah juga mendukungmu untuk merelakannya dan memulai hidup baru."

Gwendolyn Tsu menggertakkan giginya dan berusaha menggunakan nada suara yang halus berkata, "kak, kemarin ketika aku melewati aula di dekat Sungai A, aku melihat Julius Yi dan Clarissa Yuan membawa Liam dan Natasia bermain pesawat di dalam aula, sekeluarga terlihat sangat harmonis. Liam dan Natasia mengejar mereka dan memanggil mereka ayah dan ibu. Aku tidak tahu bagaimana caramu menahannya. Tetapi aku tidak dapat menahannya. Aku dan Julius Yi bahkan belum bercerai dan mereka sudah berani seperti itu. Aku bisa menggugat mereka karena berselingkuh!"

Frans Tsu menghela nafas dengan tidak berdaya berkata, "tentu saja aku juga tidak rela mengembalikan anak-anak kepada mereka, tetapi anak-anak pada dasarnya memang milik mereka. Jika memang ingin memaksanya untuk tetap tinggal pun tidak bisa. Tidak perlu dibawah hingga ke pengadilan bukan?"

"Jadi dapat dikatakan aku tidak berbaik hati seperti kamu." Gwendolyn Tsu menjawab.

Frans Tsu melihat dia yang tidak mau berubah dan tidak mau berselisih lebih lanjut serta menarik nafas dengan tidak berdaya berkata, "kalian di sini temani ayah, aku pergi dahulu ke kantor."

Baru saja Frans Tsu ingin pergi, tiba-tiba Noah Tsu memanggil dia dan berkata, "tunggu sebentar."

"Ada apa ayah?" Frans Tsu menolehkan kepalanya.

Noah Tsu menghela nafas panjang dan menatapnya berkata, "meskipun Gwendolyn sedikit manja, tetapi dia tetaplah adik kandungmu, kamu harus menjaga dia dengan baik, dengar tidak?"

"Ayah tidak perlu kamu ingatkan, aku tentu saja akan menjaga dia dengan baik." Frans Tsu melangkah maju dan menepuk pundaknya berkata, "tenang saja, aku pergi dahulu."

Setelah Frans Tsu pergi, Nyonya Tsu berkata, "Frans Tsu bukannya tidak menyayangi Gwendolyn Tsu, hanya saja tidak setuju cara yang digunakan oleh Gwendolyn."

"Iya, aku lihat-lihat dia juga tidak berani untuk tidak menyayangi adiknya sendiri." Noah Tsu menepuk punggung tangan Gwendolyn Tsu berkata, "Gwendolyn, kamu jangan takut, begitu ayah pergi masih ada kakak, keluarga dan Perusahaan Besar Tsu yang akan menjadi penopangmu."

"Ayah........." Gwendolyn Tsu kembali sedih mendengar perkataan dia, dengan tercekat berkata, "kamu harus baik-baik saja karena hanya kamu yang dapat menjaga Gwendolyn dengan baik."

"Tenang saja, ayah pasti sembuh." Noah Tsu memukul dadanya dan berkata, "lihat, bukankah ini baik-baik saja."

Gwendolyn Tsu menganggukan kepalanya, tetapi hatinya merasa sangat sedih.

Meskipun keadaan Noah Tsu akhir-akhir ini sudah membaik, tetapi sel kanker masih ada di dalam tubuhnya yang bisa mengambil nyawanya kapan saja.

Dia benar-benar tidak dapat membayangkan jika ayah benar-benar pergi, bagaimana jalan untuk kedepannya? Siapa yang akan menuntunnya dan mencari keadilan untuknya?

Saat jam makan siang, Noah Tsu meminta Nyonya Tsu untuk menemani Gwendolyn Tsu makan siang di luar, tetapi kedua ibu dan anak ini tidak tenang meninggalkan Noah Tsu sendirian, tidak berani meninggalkan ruangan rawat inap selangkah pun.

Noah Tsu menjawab dengan kesal, "kalian ini menganggap aku orang yang memiliki penyakit kronis ya? Kamu lihat, apakah aku membutuhkan penjagaan kalian setiap detiknya?"

"Aku cemas kamu merasa bosan sendirian di sini." Nyonya Tsu menjawab.

"Jangan membuat Gwendolyn kelaparan, cepat temani dia pergi makan." Noah Tsu mengambil asal berkas yang ada di atas meja berkata, "pergilah, aku dapat melihat berkas dengan tenang."

"Iya, kalau begitu kamu mau makan apa? Aku membungkusnya untukmu."

"Apa saja, jangan yang berminyak saja." Noah Tsu membuka berkas yang ada di tangannya.

Nyonya Tsu membawa Gwendolyn Tsu pergi makan siang di luar, setelah memapah Gwendolyn Tsu duduk di atas sofa, Nyonya Tsu tertawa, "orang-orang pada umumnya lebih mementingkan pria dibandingkan wanita, sedangkan ayahmu lebih mementingkan wanita dibandingkan pria. Sejak kecil lebih menyayangimu."

"Itu karena aku lebih penurut dibandingkan kakak." Gwendolyn Tsu terkekeh.

"Sejak kecil ada barang apa pun, ayahmu pasti menyimpannya untukmu. Jika kamu tidak menginginkannya barulah diberikan kepada Frans Tsu. Frans Tsu pun tidak keberatan karena dia sama menyayangimu seperti ayahmu."

Gwendolyn Tsu tersenyum sedih.

Sejak kecil hubungan dia dan Frans Tsu sangat baik, juga berkomunikasi dengan baik. Tetapi sejak Clarissa Yuan muncul semuanya berubah, kakaknya tidak lagi mengerti dia, tidak mendukung dia, dan terus menekan dia.

"Ibu, bisakah kamu tidak mengungkit dia?" Gwendolyn Tsu bertanya dengan suara pelan.

Nyonya Tsu menganggukkan kepalanya dan berkata, "baiklah, aku tidak akan mengungkitnya. Sebenarnya aku hanya ingin mengatakan bahwa kakakmu dan ayahmu sama-sama menyayangimu. Akhir-akhir ini ayahmu cemas akan masalahmu, sekarang juga tidak tahu masih dapat hidup berapa lama. Jadi aku berharap dalam sisa-sisa hidupnya kamu dapat menemani dia."

"Ibu, kamu tenang saja, aku akan menemani ayah dengan baik." Gwendolyn Tsu mengiyakan dan menganggukan kepalanya.

Pada saat ini, di dalam ruang rawat inap tersisa Noah Tsu seorang diri, baru saja melihat sebentar berkasnya, dia sudah merasa lelah dan berbaring di atas ranjang.

Di luar ruang rawat inap terdengar suara ketukan pintu, sambil memejamkan mata dia menjawab, "masuklah."

Begitu pintunya terbuka, seorang pria jangkung memakai topi, pakaian lusuh dan jenggot yang melangkah masuk. Pria muda itu menyusuri sekeliling ruangan, mengunci pintu ruangan dan melangkah ke dalam ruangan.

Noah Tsu berpikir bahwa suster yang memasuki ruangan, jadi dia tidak menghiraukannya. Ketika pria muda itu mengeluarkan suaranya berkata, "Direktur Tsu, sudah lama tak berjumpa."

Noah Tsu membuka matanya. Ketika dia melihat pria di depannya dia merasa kebingungan karena tidak mengenalnya.

"Kenapa? Direktur Tsu tidak mengenal aku?" Pria muda itu melepaskan topi dan memperlihatkan seluruh wajahnya.

"Juwono Yi?" Noah Tsu tertegun sejenak sambil menatapnya berkata, "untuk apa kamu datang kemari?"

"Menurut kamu?" Juwono Yi menaikkan alisnya.

"Jangan-jangan kamu datang untuk meminta uang?" Noah Tsu tersenyum meremehkan dan berkata, "jika seperti ini, silahkan sebut nominalnya."

"Uang?" Juwono Yi menunjuk dirinya sendiri sambil terseyum dingin berkata, "aku menjadi seperti ini karena uang, menurut kamu apakah aku akan tertarik kembali dengan uang?"

"Kalau begitu apa yang membuatmu tertarik?"

"Aku tertarik dengan nyawamu." Seketika eskpresi Juwono Yi menjadi gelap.

Raut wajah Noah Tsu seketika berubah setelah mendengar perkatannya. Dia dengan reflek menjulurkan tangannya untuk menekan bel pertolongan, tetapi Juwono Yi sudah menduga dia akan berbuat seperti itu, dia pun sudah selangkah lebih maju menghalangi tombol bel. Sambil tertawa berkata, "kamu jangan melakukan hal yang sia-sia kembali. Jika kamu berhasil menekan tombol bel, mereka pun tidak dapat memasuki ruangan. Jika mereka mendobrak masuk, kamu juga sudah kehilangan nyawa, tidak dapat diselamatkan."

Ekspresi takut pada wajah Noah Tsu semakin kuat, dia terbata-bata berkata, "dengan membunuh aku........kamu juga tidak dapat hidup dengan mudah. Apakah kamu ingin tinggal di dalam penjara seumur hidup?"

"Aku menginginkannya."

"Kamu........" Noah Tsu tidak menyangka dia akan menjawab seperti itu, dia tidak tahu harus berkata apa pun kembali.

Banyak hal yang ingin diucapkan oleh Juwono Yi, dengan ekspresinya yang dingin berkata, "aku kabur ke luar negeri, Direktur Tsu mengutus orang untuk membunuhku. Aku kabur kembali ke dalam negeri, Direktur Tsu kembali mengutus orang untuk membunuhku. Menurut kamu apakah ada maknanya bagiku untuk hidup seperti itu? Jika seperti itu lebih baik tinggal di dalam penjara yang jauh lebih tenang bukan? Bagaimana menurutmu Direktur Tsu?"

Ketika Juwono Yi sedang berbicara, kedua tangannya perlahan-lahan mengarah ke leher dia.

Jangan membahas ketika Noah Tsu sedang sakit, jika tidak sakit pun dia tidak akan bertemu lawan yang seperti Juwono Yi yang tinggi besar dan masih muda. Jadi ketika tangan Juwono Yii sudah mencekiknya, dia segera memohon tanpa memedulikan harga dirinya berkata, "Juwono Yi kamu jangan gegabah, bukannya kamu menginginkan kebebasan dan uang? Aku....aku dapat mengabulkan permintaanmu, aku......aku segera memerintah mereka agar tidak menyakitimu......"

"Maaf, sudah terlambat." Juwono Yi tersenyum dingin dan menambah kekuatan pada jari-jari tangannya.

Dia bukan orang bodoh, mana mungkin perkataan Noah Tsu si rubah ini?

Jika dia melepaskan tangannya, lalu tidak lewat tiga hari dia akan segera mati.

"Kamu pikir apakah aku akan percaya padamu? Dulu ketika kamu mengancam aku dan ibuku, mengapa kamu tidak terpikirkan bahwa jika anjing juga dapat memanjat dinding jika sudah terpojokkan? Aku yang awalnya Tuan Muda Ketiga Keluarga Yi dicelakai olehmu menjadi seperti ini, apakah kamu tidak merasa bersalah sedikit pun? Bahkan kamu masih memiliki 'wajah' untuk memohon belas kasihan kepadaku, aku tidak memotong tubuhmu dan membuangnya ke sungai untuk dimakan ikan, itu sudah sangat baik...."

Ekspresi Juwono Yi semakin gelap.

Wajah Noah Tsu perlahan-lahan menjadi merah, nafasnya pun semakin sesak, pupil matanya membesar, terus melototi Juwono Yi.

Yang tersisa dalam penglihatannya adalah wajah Juwono Yi yang begitu menakutkan, dan suara yang masuk ke dalam pendengarannya terakhir kali adalah suara Juwono Yi yang berkata, "ingatlah, ini adalah akibat dari membuat aku Juwono Yi marah........."

Novel Terkait

Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Mr. Ceo's Woman

Mr. Ceo's Woman

Rebecca Wang
Percintaan
3 tahun yang lalu
My Charming Lady Boss

My Charming Lady Boss

Andika
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu