The True Identity of My Hubby - Bab 63 Meminta bantuannya

Kak Sarah diam diam melihat ke arah Clarissa Yuan, tetapi dia masih tetap memberikan senyuman memaksa kepada Gwendolyn.

Clarissa Yuan tersenyum dengan sopan kepadanya, "Tidak menganggu, apakah Nona Tsu sudah makan malam?"

"Aku sudah makan dengan teman-temanku. Aku kebetulan lewat sekitar sini jadi sekalian datang untuk melihat-lihat." Gwendolyn Tsu melirik ke dalam rumah: "Di mana Julius ? Apakah dia ada di rumah?"

Julius, Gwendolyn memanggilnya dengan begitu natural, bahkan dia saja harus memanggil Julius Yi Tuan Muda. Clarissa Yuan diam-diam berpikir di dalam hati, tetapi wajahnya masih terlihat ramah: "Julius ada di rumah."

Gwendolyn Tsu dan Julius Yi pernah memiliki hubungan, sangat wajar jika dia langsung memanggil namanya. Clarissa langsung bisa memahami hal ini.

“Sudah beberapa hari aku tidak bertemu dengannya, apakah aku boleh menemuinya?” Gwendolyn Tsu kembali berkata.

"Ini ..." Kak Sarah sedikit tidak tahu harus berbuat apa, oleh karena itu dia tersenyum dan berkata: "Aku harus bertanya kepada Tuan Muda dulu, Anda juga tahu, Tuan Muda tidak mudah ditemui."

"Baik, kalau begitu terima kasih Kak Sarah."

“Tidak perlu berterima kasih.” Kak Sarah berjalan menuju telepon interkom dan menekan telepon interkom di kamar Julius Yi. Setelah beberapa saat, dia menutup telepon dan bergegas menghampiri Gwendolyn Tsu: “Nona Tsu, aku akan membawa anda ke atas.”

“Terima kasih, kalau begitu aku akan naik dulu.” Gwendolyn Tsu menarik kembali tangannya yang sedang memegang kedua tangan Clarissa Yuan lalu mengikuti Kak Sarah naik ke atas.

Melihat punggung Gwendolyn yang sedang berjalan ke atas, perasaan tidak senang muncul di dalam hati Clarissa Yuan , dia mengira Julius Yi akan langsung menolak permintaan Gwendolyn Tsu, tak disangka Julius menyetujuinya dengan mudah.

Biasanya akan sangat sulit baginya saat dia ingin bertemu dengan Julius, tapi hanya dengan satu ucapan, Gwendolyn Tsu langsung mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengannya. Bagaimanapun, wanita yang pernah dia cintai, tidak bisa dibandingkan istri yang dibeli seperti dirinya.

Clarissa Yuan pergi ke kamarnya di lantai dua dengan perasaan yang tidak jelas merupakan perasaan iri atau cemburu ini.

*****

Setelah Gwendolyn Tsu mengetuk pintu kamar tidur Julius Yi, dia membuka pintu dan masuk kedalam.

Julius Yi sedang duduk di sofa, sambil meyilangkan kakinya, dia terlihat elegan dan tenang, jelas sekali dia sedang menunggunya.

“Tuan Muda, Nona Tsu sudah datang, kalian bicara pelan-pelan,” Kak Sarah berkata kepada Julius Yi sambil membelakangi Gwendolyn Tsu, lalu dia berbalik dan pergi untuk membuat teh.

Gwendolyn Tsu berdiri di dekat pintu sambil menatap Julius Yi. Dalam hati Gwendolyn diam-diam merasa sayang, jelas-jelas dia adalah orang yang sempurna, tapi dia malah kehilangan penglihatannya dan berada dalam keadaan di mana dia tidak bisa meninggalkan rumah seperti sekarang ini. Gwendolyn mengambil nafas pelan lalu berkata sambil tersenyum, “Julius, lama tidak berjumpa.” saat berbicara, dia sudah berjalan sampai di sofa di seberang Julius Yi.

“Lama tidak berjumpa, Gwendolyn.” Julius Yi tersenyum dengan lembut, nada bicaranya sangat lembut.

"Apakah belakangan ini kamu baik-baik saja?"

"Sangat baik, terima kasih."

“Aku lihat kamu juga sangat baik.” Gwendolyn Tsu tersenyum: “Aku bisa melihat Clarissa menjagamu dengan baik.”

“Benarkah?” Julius Yi masih mempertahankan senyumannya yang lembut.

Gwendolyn Tsu mengangguk: "Meskipun aku tidak menghabiskan banyak waktu dengan Clarissa, tapi aku bisa melihat dia adalah seorang gadis yang baik, tidak penuh dengan kepura-puraan, tidak sombong, dan sangat sopan kepada siapapun."

"Nona Tsu, silahkan minum teh." Kak Sarah meletakkan teh bunga yang sudah dia seduh di depan Gwendolyn Tsu, lalu meletakkan cangkir yang satu lagi di depan Julius Yi, sambil berpesan: "Tuan Muda, tehnya sedikit panas, hati-hati saat anda meminumnya."

“Baik, aku akan berhati-hati.” Julius Yi mengiyakan ucapan Kak Sarah, tetapi dia mencondongkan tubuhnya ke depan lalu menjulurkan tangannya untuk meraba cangkir teh itu. Telapak tangannya langsung menyentuh cangkir itu dan membuat telapak tangannya kepanasan hingga dia mengeluarkan suara rintihan yang pelan, tangannya gemetar, dan langsung membuat cangkir itu jatuh, dan menumpah semua teh ke lantai

Novel Terkait

Gadis Penghancur Hidupku  Ternyata Jodohku

Gadis Penghancur Hidupku Ternyata Jodohku

Rio Saputra
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Cinta Tak Biasa

Cinta Tak Biasa

Susanti
Cerpen
4 tahun yang lalu
Akibat Pernikahan Dini

Akibat Pernikahan Dini

Cintia
CEO
4 tahun yang lalu
After The End

After The End

Selena Bee
Cerpen
4 tahun yang lalu
Siswi Yang Lembut

Siswi Yang Lembut

Purn. Kenzi Kusyadi
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Seberapa Sulit Mencintai

Seberapa Sulit Mencintai

Lisa
Pernikahan
4 tahun yang lalu