The True Identity of My Hubby - Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
Dia mengertakkan giginya, dan berkata dengan dingin: "Jangan bercanda, kamu dapat memaafkan diriku yang menjijkkan seperti ini, tetapi kamu tidak dapat memaafkan Gwendolyn Tsu yang melakukan segala cara untuk mendapatkan cintamu? Bagaimana aku bisa mempercayaimu? Meskipun aku mempercayaimu kamu bisa apa, aku sudah mengatakannya dengan jelas, aku tidak pernah mencintaimu, dan juga tidak ingin memaksakan diriku sendiri untuk terus bertahan di Keluarga Yi. Lagi pula, sekarang aku mempunyai uang beberapa miliyar, menurutmu apakah aku akan kembali? Untuk apa aku kembali?"
"Aku tidak percaya kamu tidak mencintaiku sedikitpun." Julius Yi menggelengkan kepalanya.
"Julius, bukankah kamu terlalu percaya diri?" Clarissa Yuan tertawa dingin: "Setelah menikah denganmu, kamu menghabiskan sebagian waktumu untuk berpura-pura menjadi orang buta, menurutmu apakah aku akan mencintai orang buta yang emosinya tidak stabil, dan pendiam? Setelah itu kamu tidak lagi berpura-pura menjadi orang buta, ketika aku akan mencintaimu, kamu ternyata telah benar-benar menjadi orang buta, lalu kamu menyiksa dan melukaiku, aku bukanlah orang yang menyukai siksaan, mana mungkin aku mencintaimu?"
"Clarissa Yuan, apakah yang kamu katakan benar?" Julius Yi bertanya setelah menatapnya beberapa saat.
"Tentu saja benar." sela Teresa Wang: "Tidak mudah untuk membuat Clarissa mendengarkan ucapanku, Tuan Muda Yi kamu jangan menggoyahkan dia, cepatlah pergi dari sini......"
Teresa Wang mulai mengusir Julius Yi.
"Betul sekali, aku dengan tidak mudah memutuskan untuk meninggalkan kedudukan Nyonya Muda Pertama Keluarga Yi, kamu jangan menggoyahkanku." wajah Clarissa Yuan datar: "Tuan Muda Pertama Yi, karena matamu sekarang sudah tidak bermasalah, pasti akan ada banyak wanita yang akan berbondong-bondong mendekatimu, lalu kamu pasti akan menemukan wanita yang kamu sukai, kamu jangan menyusahkanku lagi."
Clarissa Yuan segera membalikkan badan dan berjalan masuk ke dalam villa.
Teresa Wang berkata kepada Julius Yi yang mematung: "Tuan Muda Yi, silahkan kembali, Clarissa tidak mencintaimu."
Julius Yi memandang punggung Teresa Wang yang berjalan menjauhinya, akhirnya dia membalikkan badan dan berjalan menuju mobilnya, sambil mengertakkan giginya.
Ketika Clarissa sudah di dalam villa, dia segera berlari ke kamarnya yang berada di lantai dua, membuka tirai jendela dan memperhatikan Julius Yi yang sedang berdiri mematung di halaman.
Melihat wajahnya yang penuh dengan kekecewaan dan kesakitan, air mata Clarissa Yuan mulai berlinangan di matanya.
Selama Julius Yi berdiri di halaman, dia terus menatapnya dari jendela, sampai Julius Yi menaiki mobilnya, dengan enggan dia melepaskan genggamannya di tirai jendela, membalikkan badan, dan bersandar di jendela dengan bercucuran air mata.
Teresa Wang berjalan dari lantai dasar, dia tersenyum sambil berjalan menuju kamar Clarissa: "Tuan Muda He tadi bagaimana? Apakah kamu tertarik dengan dia? Perlukah besok aku memintanya datang untuk bertemu denganmu lagi?"
Ketika dia melihat Clarissa Yuan yang sedang menangis, Teresa Wang menatapnya dan berkata: "Kenapa? Kamu tidak merelakan Julius Yi?"
"Bukan." Clarissa Yuan menghapus air matanya dengan tangannya, dan berkata kepada dia: "Ibu, bisakah kamu tidak sembarangan membawa orang datang ke rumah? Sekarang aku tidak ingin membahasnya."
Dia sangat berterimakasih kepada Tuan Muda He, karena dia bisa berakting di depan Julius Yi, tetapi dia tidak tertarik dengan Tuan Muda He yang hanya mempunyai uang saja.
Teresa Wang berkata dengan marah: "Tuan Muda He sangat baik, memang kenapa jika aku mengundangnya datang sebagai tamu? Lagi pula kamu sudah memutuskan untuk berpisah dengan Julius Yi, bukankah kamu seharusnya mencari orang lain?"
"Ibu, aku mohon padamu, sekarang aku sama sekali tidak berniat untuk membahasnya." Padahal hati dia sangat sakit, tetapi dia harus berpura-pura bahagia untuk menemani orang asing, dia benar-benar tidak bisa melakukan hal seperti itu lagi.
"Tuan Muda He sangat menyukaimu."
"Tetapi aku tidak menyukainya." lalu dia berjalan ke dalam kamarnya.
Berdiri kembali di Universitas F, Julius Yi tidak dapat merasakan perasaanya yang dulu ketika dia datang ke sini.
Dulu dia datang bersama dengan Clarissa Yuan, dia memiliki ingatan yang indah, walaupun tidak bisa melihat, tetapi hatinya terasa sangat senang.
Semua ingatan dia mulai kembali, termasuk ingatan ketika dia melihat Clarissa Yuan dan Andre Mo yang berada di atas ranjang. Tetapi, dia tetap tidak percaya bahwa Clarissa Yuan pernah bersama dengan Andre Mo.
Karena tahun ajaran baru telah dimulai, ada beberapa siswa yang melewatinya, bahkan ada beberapa siswi yang menolehkan kepalanya untuk melihat dia, lalu berbicara dengan temannya.
Dia seperti kembali ke masa lalu, waktu itu dia juga sangat populer, hanya saja saat ini di sampingnya tidak ada Clarissa Yuan yang suka cemburu.
Tiba-tiba sebuah mobil sport berhenti di sampingnya, jendela mobil diturunkan, terlihat wajah Andre Mo, dia menatap Julius Yi dan bertanya dengan ragu-ragu: "Anda adalah........ guru Shen?"
Julius Yi tersadar dari pikirannya, menolehkan kepala, menatap dia, lalu tersenyum kecil: "Betul."
"Guru Shen kenapa kamu.....berubah menjadi seperti ini?" Andre Mo terlihat sangat terkejut.
Sifat, dan sosok ini, sama persis seperti Charlie Shen yang dulu, tetapi mukanya....... Jika bukan karena seseorang telah mengingatkan sebelumnya, dia tidak akan bisa mengenalinya.
"Waktu itu aku mengalami kecelakaan, wajahku hancur, lalu sekarang menjadi seperti ini." Julius Yi menunjuk ke arah pintu masuk universitas: "Aku melihat Green Cafe masih buka, mari kita berbicara disana?"
Andre Mo menatapnya, dan tertawa dengan canggung: "Guru Shen, masalah sudah berlalu sangat lama kamu baru ingin perhitungan denganku, bukankah sudah sangat telat?"
Kata-katanya membuat Julius Yi mengerutkan keningnya, tampaknya dia sedang merasa bersalah.
"Tenang saja, aku datang bukan ingin perhitungan denganmu." dia berkata dengan datar.
"Kalau begitu.....baiklah." Andre Mo menganggukkan kepalanya, menyalakan mobil dan mengendarainya menuju gerbang universitas.
Mereka berdua baru saja duduk, Andre Mo segera mengangkat kedua tangannya: "Guru Shen, aku bersalah, tetapi aku bersumpah padamu aku tidak pernah berhubungan dengan Clarissa Yuan selama 4 tahun belakangan ini."
Julius Yi menyesap air lemonnya, dan berkata: "Aku sudah bilang, aku datang bukan untuk meminta tanggung jawabmu, tetapi aku ingin mengetahui hubunganmu dengan Clarissa Yuan pada waktu itu."
"Aku dan Clarissa......." Andre Mo memasang raut wajah bersalah.
"Sejak kapan kamu dan Clarissa bersama?"
"Sejak.....dua tahun setelah kalian bersama." Andre Mo berhenti, melihat Julius Yi yang tidak akan menerkamnya, baru dia melanjutkan: "Sebenarnya aku sudah mengejar Clarissa dalam waktu yang lama, tetapi dia ingin bersama denganku, dan dia juga tidak merelakanmu, setelah satu tahun lebih, akhirnya dia setuju untuk bersama denganku, lalu kita bersama."
"Berengsek! Apakah kamu tidak tahu saat itu dia sudah mempunyai pacar?" kata Julius Yi dengan marah.
"Aku tahu, tetapi dia mengatakan dia tidak mencintaimu, dia hanya mengaggumimu, dia berkata kehidupan ini dia tidak ingin menikah dengan orang miskin, kalau tidak, bagaimana saya bisa bersama dengannya?" Andre Mo melirik dia, lalu berkata dengan hati-hati: "Guru Shen, bukankah tadi kamu bilang kamu tidak akan perhitungan dan marah kepadaku?"
Julius Yi tidak berbicara, lalu duduk kembali di kursi.
"Apakah benar kalian menyewa kamar di Hotel Hilton?" Julius Yi bertanya sambil mengertakkan giginya.
Andre Mo menganggukkan kepala, dan melanjutkan: "Tetapi setelah hari itu, aku benar-benar menyesal, aku ingin mengembalikan Clarissa kepada guru."
"Lalu kamu melarikan diri?"
"Iya....., karena Clarissa memaksaku untuk menemani dia untuk memberitahu hubungan kita kepada anda, dan dia ingin putus dengan anda, tetapi aku tidak berani, aku takut anda akan membunuhku, jadi......." dia tertawa canggung.
Julius Yi menurunkan pandangannya, sedikit demi sedikit menghilangkan emosi sedih di wajahnya, lalu dia mendongak dengan ekspresi mencibir: "Wanita seperti Clarissa Yuan, sama sekali tidak pantas diperjuangkan olehmu."
"Guru Shen bukankah juga sudah menyerah dengan dia."
"Iya, aku sudah menyerah." tetapi takdir dengan kejam mempersatukan mereka kembali, dan membuat mereka menjadi sepasang suami istri.
Andre Mo melihat Julius Yi yang tidak bisa menutupi kesedihannya, dengan niat baik dia berkata: "Guru Shen, anda jangan bersedih lagi, wanita seperti Clarissa Yuan tidak pantas untuk membuat anda sedih, bisa jadi sekarang dia sudah menikah dengan keluarga konglomerat dan menjadi Nyonya Muda."
Julius Yi tertawa dan menganggukkan kepalanya.
Clarissa Yuan memang sudah menikah dengan keluarga konglomerat, tetapi memutuskan untuk mengundurkan diri, sekarang dia sedang mencari mangsa yang lain.
Dia menghela nafas, lalu berkata kepada Andre Mo: "Terima kasih sudah mengingatkanku, dan juga terima kasih kamu hari ini dapat bertemu denganku."
"Tidak perlu berterima kasih, jika guru Shen memanggilku, aku akan segera bertemu denganmu, dan bahkan jika aku disuruh menjadi pelayanmu, aku akan dengan senang hati menerimanya." Andre Mo mulai menjilat dia.
"Tidak sia-sia mengajarimu." Julius Yi bangkit dari sofa, dia berkata dengan datar: "Kalau begitu, aku pergi dulu."
"Guru Shen hati-hati di jalan." kata Andre Mo sambil berdiri.
Julius Yi tetap berjalan tanpa menoleh ke belakang, setelah melihat dia berjalan keluar dari pintu cafe, Andre Mo bernafas dengan lega dan duduk kembali di sofa, lalu dia mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang.
Dengan cepat orang tersebut mengangkat teleponnya, tidak menunggu orang itu berbicara, Andre Mo sengaja berbicara dengan suara yang penuh dengan kesakitan: "Clarissa......cepat bantu aku telepon rumah sakit......cepat......!"
"Kenapa? Senior kamu kenapa?" Clarissa Yuan bertanya dengan panik.
"Aku ditusuk dengan pisau oleh Charlie Shen, aku akan mati........tolong......."
Clarissa Yuan menangis, dia berteriak: "Senior Mo kamu dimana? Aku akan segera menelepon rumah sakit, cepat katakan kamu berada dimana....."
Di sana Clarissa Yuan menangis, di sini Andre Mo tertawa dengan senang: "Clarissa Yuan apakah kamu sangat bodoh? Aku bisa menelepon untuk berbicara denganmu, apakah aku tidak bisa menelepon rumah sakit? Dasar!"
Clarissa Yuan menghentikan suara tangisnya, dia marah sampai tidak berkata apa-apa.
"Kenapa? Kamu marah? Begini saja kamu marah?" Andre Mo berusaha menahan tawanya.
Clarissa Yuan berkata sambil mengertakkan gigi: "Karena kamu telah membantuku, aku memaafkanmu, cepat katakan, apakah kamu sudah bertemu dengan guru Shen?"
"Sudah bertemu, tadi dia pergi dengan marah."
"Benarkah?" tanya Clarissa Yuan dengan ragu.
"Aku mengikuti apa yang kamu katakan, aku terus menjelek-jelekkanmu, sekalian menghina diriku sendiri, membuat hubungan kita berdua terlihat menjadi pasangan yang sangat menyedihkan." Andre Mo berkata dengan sedikit takut: "Melihat wajah guru Shen yang seperti akan memakan orang, aku ketakutan sampai jantungku hampir keluar, Clarissa kamu sangat hebat, 4 tahun tidak berhubungan, lalu kamu tiba-tiba menghubungiku untuk berakting seperti di film Hollywood yang tingkat kesukarannya tinggi, bisakah kamu tidak mempermainkanku lagi?"
"Maafkan aku, lain kali aku akan mentraktirmu untuk menghilangkan rasa takutmu." Clarissa Yuan berkata dengan penuh berterima kasih.
Novel Terkait
Wanita Yang Terbaik
Tudi SaktiCinta Yang Terlarang
MinnieHabis Cerai Nikah Lagi
GibranUnplanned Marriage
MargeryKembali Dari Kematian
Yeon KyeongThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)