The True Identity of My Hubby - Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
"Tetapi di sini itu kantor, kamu tidak takut orang lain akan melihat?"
"Tidak takut."
"Tapi aku takut, jika diihat orang aku bermesraan dengan adik iparku sendiri, aku tidak bisa melanjutkan hidup di Kota A ini."
"Apa separah itu?" Julius Yi tertawa.
Baru saja dia selesai berbicara, terdengar suara ketukan pintu dan suara Nona Sekretaris berkata, "Direktur Yi, laporan yang Anda minta sudah selesai."
Clarissa Yuan buru-buru melepaskan pelukan Julius Yi dan berkata, "aku pergi terlebih dahulu, Kamu hati-hati saat kembali ke mansion."
"Jangan......" Julius Yi ingin menangkapnya, tetapi Clarissa Yuan seperti tanah liat melepaskan genggamannya dan mundur hingga ke luar meja.
Dari pintu terdengar suara "da", Nona Sekretaris berjalan masuk.
"Apa kabar Pengacara Yuan." Nona Sekretaris menundukan sedikit kepalanya kepada Clarissa Yuan dengan hormat.
"Apa kabar." Clarissa Yuan tersenyum padanya, dan menunduk lalu segera keluar dari ruangan.
Clarissa Yuan baru bisa menghela nafas dengan lega setelah memasuki lift.
Tadi itu sangat berbahaya, hampir saja ketahuan oleh Nona Sekretaris.
Terlihat seperti sedang selingkuh, membuat jantung berdetak sangat cepat.
Clarissa Yuan datang ke restoran barat yang sudah membuat janji dengan Evelin dan lainnya. Dia melihat jam baru pukul enam, dia benar-benar datang kepagian.
Evelin dan Catherine Yao baru pulang kerja pukul enam, bergegas ke sini setidaknya setengah enam baru akan sampai.
Dia tentu tidak akan benar-benar memakan angin di sini. Dia memilih posisi yang dekat dengan jendela, memesan segelas jus sambil meminum sambil menunggu.
Pemandangan di sini sangat bagus, dengan sekilas bisa melihat gerbang. Matanya menyusuri tempat pemberhentian mobil, tidak sengaja dia melihat mobil sport berwarna merah cerah.
Itu mobil Gwendolyn Tsu, jangan-jangan dia ada di sini?
Tadi pada saat memparkir mobil di bawah dia tidak melihatnya. Sekarang dia duduk di lantai atas dan melihat jauh, baru menyadarinya.
Clarissa Yuan menelusuri sekeliling restoran. Benar saja, dia melihat Gwendolyn Tsu berada di sebuah ruangan yang ditutupi dengan pembatas ruangan, benar-benar sebuah kebetulan.
Saat Clarissa Yuan melihat dia, dia sedang menelepon dengan temannya, dengan tidak sabar memberitahu temannya arah untuk berjalan, karena kesal dia langsung mengatakan, "kamu cari pelan-pelan saja, aku susah menjelaskannya kepadamu." Lalu memutuskan panggilan.
Setelah Gwendolyn Tsu memutuskan panggilan, dia merasa ada yang berjalan ke arahnya, dia mengadahkan kepalanya. Pada saat dia melihat di luar pembatas ruangan ada Clarissa Yuan yang tersenyum tipis sambil memegang segelas jus, dia tertegun sebentar sambil melihatnya berkata, "kamu kenapa bisa ada di sini?"
"Melihat mobilmu di bawah, aku pun naik untuk duduk-duduk, kamu tidak menyambutku?" Meskipun Clarissa Yuan berkata seperti itu, tetapi langkah kakinya tetap memasuki ruangan dan duduk di seberang Gwendolyn Tsu.
Gwendolyn Tsu tentu sangat terkejut melihat Clarissa Yuan, dia pikir Clarissa Yuan masih di Inggris belum kembali, tidak menyangka......
Tetapi dia terbiasa menyembunyikan perasaannya dengan baik, dia dengan cepat memperbaiki emosinya, melihatnya sambil menggunakan nada mengejek berkata, "begitu cepat sudah kembali dari Inggris? Aku pikir kamu akan bermain di sana hingga beberapa bulan."
"Aku ingin bermain di sana lebih lama, tetapi Julius tidak menyetujuinya, menangkap aku dengan paksa untuk pulang." Clarissa Yuan sambil tersenyum melanjutkan,"omong-omong mengenai Inggris, aku langsung teringat Liam dan Natasia yang imut , penurut dan lucu itu. Aku sangat tidak rela meninggalkan mereka."
"Iyakah?"
"Iya, sampai membuat Julius cemburu, menyuruhku tidak boleh bertemu dengan mereka kembali."
Gwendolyn Tsu menatapnya dengan tertawa mengejek berkata, "kamu ini sedang memberitahu aku seberapa banyak Julius Yi mencintaimu, dan seberapa posesifnya?"
"Ini hanya salah satu hal." Clarissa Yuan tetap tertawa tanpa dosa, menatapnya dan berkata, "sebenarnya tujuan aku adalah untuk berterima kasih karena kamu memberitahu aku kebenarannya. Jika bukan karena kamu, hingga saat ini pun aku masih tidak tahu. Meskipun Julius membohongi aku untuk menjaga aku, untuk kebaikan aku. Tetapi, kamu sendiri juga mengetahu bahwa aku tidak selemah itu. Aku ingin tahu bahwa aku hidup bersamanya untuk meringankan beban dia."
"Kelihatannya kata-kata manis Julius Yi membuatmu seperti terkena racun yang sangat kuat ya." Gwendolyn Tsu menatapnya sekilas dengan marah, mengambil kopi dan meminum seteguk untuk menutupi rasa frustasinya dia.
Dia tidak menyangka Clarissa Yuan akan kembali mempercayai Julius Yi, lebih tidak menyangka akan memaafkan dia. Dia pikir kali ini Clarissa Yuan akan pergi dengan marah, ataupun mundur karena tidak percaya diri, intinya tidak akan kembali ke sisi Julius Yi. Tidak terduga hanya dalam jangka waktu dua minggu saja, mereka sudah berbaikkan, bahkan memamerkan di depan mukanya.
Rasa malu karena kebohongannya terkuak, kekecewaan karena rencananya yang gagal. Di saat ini Gwendolyn Tsu merasa seumur hidupnya tidak pernah sememalukan ini, tetapi dia orang yang sangat gila akan harga diri, tentu saja di depan orang lain tidak akan menunjukkan bahwa dia gagal, terlebih di depan Clarissa Yuan.
"Mengenai apakah Julius Yi membohongi aku atau tidak, aku bisa membedakannya. Tidak merepotkan Nona Tsu ." Ekspresi Clarissa Yuan perlahan-lahan menjadi dingin, melihat ke arahnya dan melanjutkan, "aku hari ini mencarimu karena ada satu masalah lain, aku memperingatkan kamu kedepannya tidak usah mencari cara untuk merusak hubungan aku dan Julius Yi, karena aku tidak akan mempercaimu satu kata pun. Jika sebegitu sukanya kamu terhadap Julius Yi, bertarunglah dengan baik, jangan menggunakan cara busuk dan rendah itu, karena akan merusak nama baik kamu Nona Tsu."
"Kamu.....!" Gwendolyn Tsu marah, beranjak dari sofa sambil memelototinya.
Clarissa Yuan dengan perlahan-lahan berdiri, menatapnya berkata, "dalam ingatan aku, Nona Tsu itu seperti putri, anggun dan mulia. Bukan seperti di hadapan aku saat ini wanita gila yang memiliki banyak trik busuk demi pria yang tidak mencintai dirinya sendiri."
Gwendolyn Tsu menggertakan giginya dengan marah berkata, "Clarissa Yuan, suatu saat nanti akan menunjukkan kepada kamu bahwa Julius Yi dia lebih mencintaiku atau mencintaimu."
"Boleh, jika Julius Yi lebih mencintaimu, aku akan memberinya kepada kamu, aku pasti tidak akan seperti kamu yang tidak mau melepaskannya."
"Heh! Bicara yang sangat mudah." Gwendolyn Tsu tanpa merasa malu menatapnya berkata, "bicara mengenai melepaskan orang bukannya kamu lebih hebat daripada aku? Kamu jelas-jelas tahu kamu infertilitas seumur hidup, kamu jelas-jelas tahu Anggota Keluarga Yi tidak menerima kamu, tetapi kamu masih memaksa tetap tinggal di Keluarga Yi."
"Kamu tahu kamu yang egois seperti ini akan berdampak apa? Membuat Keluarga Yi tidak memiliki keturunan, kamu ini menghancurkan Keluarga Yi dengan tanganmu sendiri, kamu menghancurkan Julius Yi dengan tanganmu sendiri." Gwendolyn Tsu berjalan maju sambil tertawa mengejek berkata,"jangan hanya berpikir aku sedang menakuti kamu saja, tidak akan lama lagi ini semua akan menjadi kenyataan."
Dia tidak percaya setelah Keluarga Yi mengetahui bahwa Juwono Yi tidak memliki darah Keluarga Yi, mengetahui Justin Yi telah meninggal, masih mengizinkan Julius Yi hidup bersama dengan wanita yang infertilitas seumur hidup. Kecuali Keluarga Yi berani menerima kenyataan bahwa mereka tidak memiliki keturunan.
Sepengetahuan dia, nenek dan Carter Yi, mereka tidak bisa seterbuka itu pemikirannya!
"Kamu sedang menggunakan Perusahaan Besar Tsu menekan orang bukan? Apa bedanya kamu ini dengan merebut pernikahan orang? Clarissa Yuan tertawa mengejek dan melihatnya berkata, "jika memang Julius Yi menikahimu demi Perusahaan Besar Yi, pernikahan tanpa cinta kamu pikir kamu bisa berbahagia?"
"Setiap keluarga kaya pasti akan melakukan pernikahan politik, terlebih aku dan Julius Yi pernah saling mencintai, kami memiliki waktu seumur hidup untuk menghabiskan waktu bersama, tidak akan merepotkan kamu." Gwendolyn Tsu berhenti sejenak dan melanjutkan, "Jika kamu tidak ingin menghancurkan Julius Yi lebih jauh lagi, keluarlah dari Keluarga Yi selama dia masih bersinar seperti sekarang. Ini adalah peringatan aku kepadamu. Tentu saja kamu boleh memilih untuk tidak mendengarnya, terus berbuat sesuka hatimu."
"Terima kasih atas peringatannya, tetapi aku sudah memutuskan untuk belajar darimu egois sekali saja demi cinta."
"Aku rasa kamu egois sekali demi uang bukan?"
"Terserah kamu mau berpikir seperti apa." Ponsel Clarissa Yuan berdering, setelah dia mengambil ponsel dan melihatnya sekilas, dia berkata kepada Gwendolyn Tsu, "hari ini kita sudahi pembiacaraan kita sampai di sini, maaf menganggu."
Selesai berbicara, Clarissa Yuan mengangkat segelas jus di tangannya ke arahnya sambil tersenyum dan pergi.
Begitu kembali dari tempat duduknya melihat Evelin dan Catherine Yao sudah duduk di sana. Kedua orang ini bersama-sama menatapnya dan bertanya, "muncul dari mana kamu?"
"Tidak apa-apa, hanya bertemu orang kenalan aku saja." Clarissa Yuan melirik sekilas ke arah ruangan, sambil tersenyum dan duduk di samping Evelin.
Evelin mengikuti arah lirikannya dan melihat wajah marah Gwendolyn Tsu, sambil tersenyum jahat berkata, "OH! Ternyata Nona Tsu ya yang suka merebut suami orang, memang jalan kemana pun akan bertemu dengan dia ya!"
Suara dia tidak besar juga tidak kecil, tapi terdengar oleh Gwendolyn Tsu.
Gwendolyn Tsu yang awalnya sudah marah, melihat ke arah Evelin dengan tatapan dingin.
Clarissa Yuan tahu trik Gwendolyn Tsu, cemas dia akan mencari masalah dengan Evelin, dia pun berkata, "jangan hiraukan dia, kita cepat pesan makanan saja, aku sudah sangat lapar."
Evelin membuka buku daftar makanan dan dengan sengaja berkata, "omong-omong kita sudah lama tidak bermain kartu di rumah kamu, kira-kira kapan bisa ke sana?"
"Kalau mau hari Minggu ini saja, kebetulan aku ada waktu luang." Evelin langsung mengatur dengan sendirinya.
Catherine Yao tersenyum sambil bercanda berkata, "aku rasa kamu hanya menginginkan uang yang banyak yang ada di kantong Tuan Muda Yi, bukan?"
"Betul sekali, aku ingin menang dari mereka berdua hingga pakaian dalam pun tidak tersisa." Selesai berbicara Evelin terkekeh dan berkata, "betapa bagusnya, tidak perlu repot-repot pada saat bergulir di atas ranjang."
Clarissa Yuan meliriknya sekilas sambil tertawa dan membolak-balikan daftar makanan.
Novel Terkait
Angin Selatan Mewujudkan Impianku
Jiang MuyanEternal Love
Regina WangMy Secret Love
Fang FangAsisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaUangku Ya Milikku
Raditya DikaLoving The Pain
AmardaThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)