The True Identity of My Hubby - Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)

“Lupakan saja.” Clarissa Yuan menggelengkan kepalanya.

Dia pikir Julius Yi akan bertanya apa yang tadi akan dia tanyakan, tapi Julius Yi hanya tersenyum, juga tidak memaksanya.

Sebenarnya, saat ini, Julius Yi tidak ingin mendengar pertanyaan apapun, apalagi pertanyaan terkait dengan dirinya, karena entah pertanyaan apapun itu selama terkait dengan dirinya, dia tidak akan bisa menjawabnya dengan jujur.

“Kamu ingin makan siang apa? Bagaimana jika kita makan di restoran dekat sini?”

“Tentu. Asal kamu suka saja.”

“Aku suka saja. Apa ada yang tidak kamu sukai?” Clarissa Yuan paham maksud Julius Yi. Julius Yi tidak bisa melihat restoran mana yang kiranya cocok, jadi Clarissa Yuan langsung menimpalinya dengan cepat.

Clarissa Yuan bertanya lagi, “Kamu lama tidak makan makanan Perancis, ‘kan? Dulu ketika aku datang kesini, aku pernah melihat sebuah restoran Perancis di seberang jalan. Bagaimana kalau kita makan makanan Perancis siang ini?”

“Baiklah.” jawab Julius Yi.

Tiga puluh menit kemudian, mereka tiba di restoran Perancis yang terletak di seberang jalan. Clarissa Yuan membacakan menu dan bahan-bahan yang digunakan di setiap hidangan pada Julius Yi. Julius Yi akhirnya memilih nasi goreng ala Provence.

Restoran itu tidak memiliki alat makan khusus untuk orang buta. Julius Yi merasa nasi goreng adalah hidangan paling praktis untuknya.

Setelah nasi gorengnya dihidangkan, Clarissa Yuan meletakkan sendok di tangan kanan Julius Yi lalu mengarahkannya ke piring, “Hati-hati, masih panas. Supnya ada disebelah kananmu.”

“Baiklah. Kamu makanlah.” Julius Yi lalu mulai makan dengan pelan.

Clarissa Yuan meletakkan dua potong sapi panggang di piring Julius Yi, “Daging panggangnya terlihat menggiurkan. Coba cicipi apakah rasanya enak.”

Clarissa Yuan khawatir Julius Yi tidak bisa menyendok daging panggangnya. Dia lalu memilih untuk menyuapinya, “Buka mulutmu.”

Julius Yi membuka mulutnya dan memakannya. Setelah mengunyahnya beberapa saat, dia mengangguk, “Boleh juga. Kamu harus mencicipinya.”

Clarissa Yuan mengambil sepotong. Rasanya sangat enak.

Saat itu juga, Clarissa Yuan sayup-sayup mendengar suara gadis dari meja seberang, “Aku tidak menyangka pria buta bisa juga menemukan kekasihnya.”

“Dia pasti punya banyak uang.” ujar gadis satunya lagi.

“Tentu saja, kalau tidak, siapa yang mau dengan pria buta?” gadis lainnya lagi menimpali.

“Dia sangat tampan. Walaupun dia miskin dan buta, aku akan tetap menerimanya.” ujar gadis lainnya lagi.

Clarissa Yuan yang sedang menikmati daging panggangnya, tiba-tiba kelihangan selera.

Ketika dia bersama dengan Julius Yi, mereka selalu menjadi pusat perhatian dan orang-orang akan selalu membicarakan mereka. Dia merasa harus cepat-cepat beradaptasi dengan hal semacam ini.

Julius Yi tahu apa yang sedang dirasakan Clarissa Yuan. Dia lalu menenangkannya, “Jangan pedulikan mereka. Bukannya kamu yang sering bilang begitu?”

“Mereka sedang berbicara fakta.” Clarissa Yuan tersenyum pahit.

Jika bukan karena harta Julius Yi, dia tidak akan bertemu atau menikahi pria ini. dengan kata lain, hubungannya dengan Julius Yi hanyalah sebatas uang.

Clarissa Yuan tahu Julius Yi memiliki kebiasaan tidur siang. Setelah makan siang, dia memutuskan untuk pulang.

Mereka keluar dari restoran. Clarissa Yuan membantunya duduk di kursi pinggir jalan, “Kamu duduk saja disini dan tunggu aku, Tuan Muda. Aku akan mengemudikan mobilnya kesini.”

“Baiklah.” Julius Yi mengangguk.

“Jangan kemana-mana, ya?” ujar Clarissa Yuan.

“Aku bukan anak kecil.” Julius Yi tertawa.

Clarissa Yuan merasa lega. Dia lalu berjalan ke tempat parkir untuk mengambil mebilnya.

Ketika dia sampai di tempat parkir, dia mendapati mobilnya diapit oleh dua mobil lain dari sisi depan dan belakang. Dia merasa kesal. Orang-orang ini pasti sangat egois, tidak bermoral, juga tidak mementingkan orang lain.

Clarissa Yuan baru mengemudi selama tiga bulan. Dia tidak tahu harus bagaimana. Akhirnya, dia meminta bantuan ke pengurus pantai.

Setelah susah-susah mengeluarkan mobilnya, dia pun mengemudi kearah restoran. Namun, dia tidak menemukan Julius Yi.

Dia terkejut lalu dengan otomatis melihat sekeliling. Dia tidak juga menemukan pria itu.

Dia lalu menepikan mobilnya. Dia tidak peduli jika polisi lalu lintas membawa pergi mobilnya. Dia langsung keluar dari mobil dan berlari ke pintu restoran.

Setelah memutari restoran, dia tidak juga menemukan Julius Yi. Dia lalu memutuskan untuk memutarinya sekali lagi. Dengan tergesa-gesa, dia mengeluarkan ponselnya untuk menelepon Julius Yi. Tapi, Julius Yi meninggalkan ponselnya di dalam mobil.

Ketika Clarissa Yuan sedang panic, Sarah Huang meneleponnya.

Sarah Huang baru saja bertanya apakah mereka akan pulang untuk makan malam atau tidak, namun Clarissa Yuan langsung menangis.

“Nyonya muda, apa yang terjadi?” tanya Sarah Huang khawatir ketika dia mendengar Clarissa Yuan menangis.

“Maafkan aku, Kak Sarah. Aku kehilangan Tuan Muda…” ujarnya sambil terisak.

“Apa?!” Sarah Huang kaget. Wajahnya langsung pucat.

“Maafkan aku…” Clarissa Yuan tidak tahu harus bagaimana.

Ketika dia keluar pagi ini, dia berjanji dia akan menjaga Julius Yi dengan baik, jadi dia meminta ijin Sarah Huang untuk membawanya pergi. Dia tidak menyangka dia akan kehilangan Julius Yi. Apa yang harus dia lakukan?

Sarah Huang mengganti nada bicaranya untuk menenangkan Clarissa Yuan yang sedang menangis, “Nyonya muda, jangan khawatir. Jangan beritahu Keluarga Yi. Aku akan menelepon Steve dan menyuruhkan untuk mengerahkan orang untuk mencari Tuan Muda.”

“Terimakasih, Kak Sarah.”

“Sudah, jangan menangis. Tuan Muda bukan anak kecil. Dia tidak akan berjalan-jalan denga nasal.”

Setelah menutup teleponnya, Clarissa Yuan lanjut mencari Julius Yi.

Dia tahu Julius Yi tidak akan kemana-mana seperti anak kecil. Dia khawatir Julius Yi tertabrak mobil dan terjatuh. Jalan didepan restoran adalah jenis jalan dua jalur dan Julius Yi tentu tidak mengetahuinya.

Clarissa Yuan sudah memutari restoran, namun dia tidak juga menemukan Julius Yi. Dia lalu kembali ke pantai untuk mencarinya. Dia menerobos kerumunan orang sambil ssekali bertanya apakah mereka melihat Julius Yi.

Tidak seorang pun melihatnya, namun dia terus bertanya, “Apa kamu melihat pria buta, tinggi, tampan, dan mengenakan kaca mata?”

Seorang pria tidak takut dingin memanggilnya. Pria itu mengenakan pakaian renang di hari yang berangin begini.

Dia berbalik badan sambil menatap sekelompok temannya, lalu berkata, “Ya.”

“Dimana? Tolong beritahu aku.” Clarissa Yuan sangat senang.

Pria besar itu mengenakan kaca matanya lalu menunjuk ke dirinya sendiri, “Bukannya aku pria tinggi, tampan, dan berkacamata yang kamu cari?”

“Kamu…” Clarissa Yuan menatapnya dengan jijik.

Sekelompok teman pria itu tertawa dan menggoda Clarissa Yuan, “Nona cantik, Kak He adalah pria yang kamu cari. Walaupun dia agak berisi, tapi dia lumayan tinggi.”

Clarissa Yuan yang sedang tidak ingin bercanda langsung berbalik badan dan pergi meninggalkan mereka.

Tapi, pria besar itu menghalangi jalannya, “Nona cantik, jangan pergi. Ayo ikut kami ke kapal pesiar. Kebetulan kami kekurangan wanita.”

“Permisi.” Clarissa Yuan mengerutkan dahinya. Dia merasa jijik.

Novel Terkait

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Where’s Ur Self-Respect Ex-hubby?

Jasmine
Percintaan
4 tahun yang lalu
King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Uangku Ya Milikku

Uangku Ya Milikku

Raditya Dika
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
4 tahun yang lalu
Sederhana Cinta

Sederhana Cinta

Arshinta Kirania Pratista
Cerpen
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu