The True Identity of My Hubby - Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
“Aku lihat saat kamu bersama dengan Liam dan Natasia suasana hatimu memang menjadi jauh lebih baik.” Frans Tsu menatapnya, “Tapi ada satu hal, meskipun aku sudah pindah keluar dan tinggal di vilaku, tapi ibuku sering memaksaku pulang, saat kamu menemani Liam dan Natasia, kamu masih harus berhadapan dengan orang tuaku. "
Clarissa Yuan ingat dengan Noah Tsu, sebelumnya dia pernah bertemu dengannya beberapa kali, tapi sekarang dia sudah bercerai dengan Julius dan sudah tidak memiliki hubungan dengan Keluarga Yi, ketika dia bertemu dengan mereka dia juga tidak perlu merasa malu.
Untuk bisa bersama dengan anak-anak, dia bersedia melakukan apa saja.
"Tidak apa-apa, aku hanya menjaga anak-anak dan bukan melakukan hal yang lain."
"Satu hal lagi, meskipun Liam dan Natasia sangat lucu, tapi saat mereka sedang tidak patuh mereka akan membuatmu benar-benar sakit kepala."
"Ini adalah sifat bawaan anak-anak." Clarissa Yuan berkata sambil tersenyum: "Kamu sangat memanjakan mereka, ketika mereka dewasa mereka akan semakin sulit diatur, mungkin aku bisa membantumu mendidik mereka."
Melihat Clarissa bahkan tidak mempertimbangkannya sama sekali, dan sepenuh hati ingin menjadi pengasuh Liam dan Natasia, Frans Tsu memberikan persetujuannya dan berkata, "Dikarenakan kamu sangat ingin bersama mereka, datanglah."
"Benarkah?"
"Iya," Frans Tsu mengangguk.
Clarissa Yuan langsung tersenyum dengan penuh semangat, mulai hari ini, dia perlu lagi mencari alasan dan berpura-pura lewat untuk bertemu dengan Liam dan Natasia, akhirnya dia bisa bersama mereka tanpa perlu bersembunyi-sembunyi.
****
Nyonya Tsu menatap Clarissa Yuan yang berada di hadapannya, setelah itu dia menoleh dan bertanya kepada Frans Tsu : "Untuk apa kamu membawanya kemari?"
Frans Tsu menoleh dan menatap Clarissa Yuan sebentar, lalu dia berkata, "Dia adalah pengasuh yang aku pekerjakan untuk menjaga Liam dan Natasia ."
"Apa? Kamu ingin dia membantu menjaga anak -anak?" Noah Tsu , yang berada di samping, meletakkan cangkir teh yang berada di tangannya, lalu dia memandang Clarissa Yuan, sambil mencibir: "Pengacara Yuan ada apa ini? Kamu tidak baik-baik menjadi pengacara dan malah datang kemari untuk menjadi pengasuh di rumah kami? "
Clarissa Yuan berkata dengan sopan kepadanya: "Direktur Tsu, dikarenakan aku dan Julius sudah bercerai, tentu saja aku harus sepenuhnya memutuskan hubunganku dengannya, dan tentu saja aku tidak perlu lagi menjadi penasehat hukum di Perusahaan Besar Yi. Sebelumnya aku dan Frans Tsu adalah teman sekolah, sekarang dia ingin mempekerjakan pengasuh, aku sangat menyukai anak-anak, jadi aku memintanya memberikan kesempatan ini kepadaku. "
“Aku rasa kamu bukan menyukai anak-anak, tetapi memiliki maksud terhadap Frans Tsu ?” Nyonya Tsu meliriknya sambil berkata dengan sinis.
Sebelum datang, Clarissa Yuan sudah siap ditanyai oleh dua orang tua ini. Sekarang mendengar mereka berbicara seperti ini dia juga tidak merasa terkejut. Dia tetap berbicara dengan sopan kepada mereka: "Nyonya Tsu, tidak perlu khawatir. Aku tidak memiliki pemikiran apa-apa terhadap Frans Tsu. Setelah apa yang terjadi dengan Julius dan Gwendolyn seharusnya kalian percaya dengan karakterku. Aku hanya ingin berganti pekerjaan yang sederhana dan membahagiakan. "
"Ayah ibu, hubungan Clarissa dengan Liam dan Natasia sangat baik. Liam dan Natasia juga sangat menyukainya. Kalian jangan ikut campur dalam masalah ini, bagaimana pun ini bukan masalah besar."
Noah Tsu berhenti berbicara, meskipun Nyonya Tsu tidak suka dengan Clarissa Yuan , dia tidak ingin memaksa putranya pergi lagi hanya karena seorang pengasuh.
Nyonya Tsu mengangkat cangkir tehnya lalu dia berkata dengan dingin, "Dikarenakan Frans Tsu sudah memutuskan, kami juga tidak akan mengatakan apa-apa lagi. Aku hanya berharap kelak Nona Yuan bisa mengingat statusmu, dan jangan memiliki pemikiran apa pun yang tidak seharusnya kamu miliki terhadap Frans Tsu. "
"Bu, apa yang sedang kamu katakan?"
"Apakah kamu masih mengerti dengan apa yang aku katakan? Keluarga Tsu tidak akan pernah menerima wanita yang pernah bercerai dan yang tidak bisa melahirkan anak menjadi menantu kami."
"Ibu ……!"
“Yang ibumu katakan benar, kamu jangan membantahnya,” kata Noah Tsu .
Clarissa Yuan berkata sambil tersenyum, "Nyonya Tsu , Tuan Tsu, kalian tidak perlu khawatir, aku tidak akan pernah memiliki pemikiran yang bukan-bukan terhadap Frans Tsu."
"Sudah, jangan bahas hal ini lagi," Frans Tsu meraih pergelangan tangan Clarissa Yuan : "Ayo, aku akan membawamu mengenali tempat ini."
Clarissa Yuan mengikuti Frans Tsu pergi meninggalkan ruang tamu.
Clarissa Yuan juga merasa tidak bahagia di hina seperti ini, tetapi untuk bisa bersama Liam dan Natasia , dia hanya bisa bersabar.
Sebaliknya, Frans Tsu berkata dengan penuh rasa bersalah: "Clarissa, aku minta maaf, aku harap kamu tidak memasukkan kata-kata ibuku ke dalam hati."
"Kamu tidak perlu khawatir, aku tidak akan memasukkannya ke dalam hati." kelak masih dia memiliki banyak kesempatan untuk menghadapi hinaan seperti ini. Kalau dia terlalu mempermasalahkan hal ini, bagaimana dia bisa tinggal di sini?
****
Gwendolyn Tsu mendengar langkah kaki seseorang yang sedang berjalan menuruni tangga, begitu dia menoleh ke belakang dan melihat Julius Yi , dia langsung menyambutnya dan berkata, "Julius, ayahku baru saja menelepon, dia meminta kita ke sana untuk makan siang."
Julius Yi berkata dengan ekspresi wajah yang kosong, "Kamu pergi sendiri saja, aku masih harus pergi ke perusahaan."
"Julius," Gwendolyn Tsu bergegas menarik pergelangan tangannya dan menatapnya dengan raut wajah sedih, lalu dia berkata: "Akhir pekan lalu kamu sudah tidak menemaniku, kalau minggu ini kamu tidak kesana lagi, ayahku akan tidak senang."
“Dia senang atau tidak, apa hubungannya denganku?” Julius Yi menatapnya.
“Kamu jangan selalu bersikap seperti itu kepadaku, sekarang kita adalah suami istri dan bukan musuh.” sekarang Gwendolyn Tsu sudah belajar untuk bersikap baik, di hadapan Julius Yi dia berpura-pura baik dan kasihan, tidak peduli apa pun yang terjadi dia tidak akan bertengkar dengannya.
Ucapan Nyonya Tua benar, hati manusia terbuat dari daging, pertengkaran hanya akan membuat hubungan dua orang menjadi semakin jauh.
Melihat semua ini, Nyonya Tua bergegas bangkit dari sofa dan berkata kepada Julius Yi : "Julius, temani Gwendolyn pulang ke rumahnya. Yang Gwendolyn katakan benar, minggu lalu kamu sudah tidak ikut pulang dengannya."
Julius Yi menatap Gwendolyn Tsu, akhirnya dia hanya bisa mengangguk dengan marah, "Baik, aku akan kesana."
****
Pada akhir pekan, Liam dan Natasia tidak perlu pergi ke sekolah, saat ini, Clarissa Yuan sedang menemani mereka menggambar di kamar mereka. Mendengar suara mobil di luar pintu, Liam berkata dengan bersemangat, "Ayah sudah pulang! Ayah pasti membelikan makanan lezat untuk kami! "
Clarissa Yuan bergegas menariknya kembali dan sengaja berkata kepadanya dengan raut wajah yang serius: "Liam, barusan kamu berjanji apa kepada Bibi Clarissa ? Kamu sudah melupakannya secepat ini?"
Raut wajah Liam langsung berubah menjadi murung, "Aku tidak lupa."
"Kalau begitu katakan kepadaku apa yang baru saja kamu janjikan kepada Bibi Clarissa?"
"Satu hari ini Liam tidak boleh makan cemilan, karena hari ini Liam mengalami diare ."
"Pintar," Clarissa Yuan mengelus kepalanya, dan memujinya dengan puas.
“Bibi Clarissa, aku ingin menunjukkan lukisan ini kepada ayah.” Liam memegang lukisan yang baru saja dia gambar sambil berkata kepada Clarissa Yuan.
Natasia juga ikut berkata: "Aku juga ingin menunjukkan kepada ayah lukisan yang baru saja aku gambar."
"Baik, ayo kita turun bersama dan menunjukkannya kepada ayah. Kita lihat ayah akan memuji lukisan siapa yang lebih baik." Clarissa Yuan bangkit dari kursi, lalu dia menggandeng Liam dan Natasia keluar dari kamar, dan turun ke bawah.
Yang tidak kepikirkan olehnya adalah yang pulang bukan Frans Tsu, tapi Gwendolyn Tsu dan ... Julius Yi . Sekilas dia langsung melihat Julius Yi yang baru saja berjalan masuk dari luar. Senyuman di wajahnya langsung membeku, dia hampir berbalik dan bersiap untuk melarikan diri.
Tetapi saat ini, Julius Yi sudah melihatnya, dan mereka berdua terlihat kaget, tetapi Julius Yi menyembunyikan kekagetannya lebih baik daripada dirinya, dalam sekejap dia pulih dari kekagetannya.
Novel Terkait
The Gravity between Us
Vella PinkyCinta Yang Dalam
Kim YongyiHei Gadis jangan Lari
SandrakoTernyata Suamiku Seorang Milioner
Star AngelJalan Kembali Hidupku
Devan HardiLove and Trouble
Mimi XuTernyata Suamiku Seorang Sultan
Tito ArbaniCinta Pada Istri Urakan
Laras dan GavinThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)