The True Identity of My Hubby - Bab 247 Pergi menjauh
Clarissa Yuan masih tersenyum sedih : "Pada saat dia melukaiku, dan membuatku tidak bisa hamil seumur hidup, ada Yuliana yang membantunya, pada saat dia menculikku dan membuatku hampir diperkosa, ada sekelompok pecandu narkoba yang membantunya, apakah dia pernah dihukum sekalipun ? Dengan uang dia bisa melakukan segalanya, dia berkata bahwa dia bisa membuatku mati hanya dengan satu panggilan telepon....!"
“Tidak, jangan dengarkan ancamannya.” Julius Yi mencoba menenangkannya dan berkata : “Mulai sekarang, aku akan melindungimu.”
"Tidak ! Aku tidak butuh perlindunganmu, aku hanya ingin kamu menjauh dariku !"
“Apakah tidak ada cara lain selain menjauh darimu ?” Julius Yi berkata dengan marah : “Kamu selalu bersembunyi seperti ini, lalu menjauhkan dirimu dariku, dan tidak pernah memberitahu apapun kepadaku, tidak pernah membahasnya denganku ! Apakah seorang Gwendolyn Tsu begitu mengerikan ? Apakah kamu perlu takut padanya ?"
Clarissa Yuan mendongak, dan menatapnya lalu berbisik : "Julius, dia benar-benar sangat mengerikan...."
"Jadi maksudmu adalah, kamu ingin berakhir begitu saja denganku ?"
"Ya...." Dia mengangguk sambil menangis, jika harus memilih, dia rela meninggalkan cintanya demi keamanan Julius dan kedua anaknya.
Julius Yi menggertakkan gigi dan mengangguk, berbalik dan berjalan ke arah mobil.
*****
Begitu Julius Yi kembali ke rumah tua keluarga Yi, dia langsung berjalan ke kamar Clarissa Yuan yang berada di lantai dua, dan membuka pintu kamar dengan keras.
Gwendolyn Tsu melihat kemarahannya, tidak yakin dengan apa yang membuatnya begitu marah, mungkinkah Clarissa Yuan mengungkapkan kebenaran padanya ? Sepertinya dia tidak berani.
"Ada apa ? Kamu begitu marah setelah pulang." Dia bertanya sambil melirik Julius Yi.
Julius Yi berjalan ke arahnya, menunduk dan memandang bekas darah di wajah dan lehernya dan bertanya, "Ada apa dengan wajahmu ?"
Gwendolyn Tsu tersenyum puas : "Ternyata kamu peduli dengan bekas luka di wajahku, tidak apa-apa, ini hanya dicakar oleh anjing liar."
Julius Yi tidak ingin mendengarkan omong kosongnya, dan kemudian bertanya : "Apakah kamu pergi mengganggu Clarissa lagi ? Apa yang telah kamu lakukan padanya ?"
"Julius." Gwendolyn Tsu tidak senang, dan menunjuk ke wajahnya sendiri : "Lihatlah dengan jelas, akulah yang terluka, bagaimana aku bisa mengganggunya ?"
“Jadi kamu benar-benar pergi menemuinya hari ini ?” Nada bicara Julius Yi berubah dingin.
Jika Gwendolyn Tsu tidak pergi menemui Clarissa, Clarissa tidak mungkin berkata-kata seperti itu padanya !
"Siapa yang pergi menemuinya ? Aku tidak sengaja bertemu dengannya, ketika aku pergi melihat Liam di rumah sakit hari ini, siapa yang menyangka bahwa dia akan menghajarku begitu dia melihatku, aku bahkan hampir mati ketika dia mencekikku."
“Apa yang terjadi dengan Liam ?” tanya Julius Yi.
Gwendolyn Tsu menatapnya, berpikir bahwa Clarissa Yuan ternyata sangat penakut, Julius Yi benar-benar belum mengetahui apa pun.
“Liam terjatuh dari tangga.” Setelah berkata demikian, dia kembali berkata dengan kesal : “Clarissa Yuan si wanita gila itu terus menuduhku mendorong Liam hingga terjatuh dari tangga dan berkata bahwa dia akan membalasnya demi Liam, lalu dia pun menghajarku."
"Apakah Liam mengalami luka yang berat ? Bagaimana keadaannya sekarang ?" Julius Yi terus bertanya, hatinya... mulai khawatir.
Gwendolyn Tsu menatapnya, marah sekaligus cemburu dan berkata : "Liam adalah cucu dari keluarga Tsu, bukankah kamu sangat membenci keluarga Tsu ? Mengapa kamu begitu peduli padanya ?"
Julius Yi tercengang oleh perkataannya, dan kemudian berkata dengan raut wajah datar : "Liam hanyalah seorang anak kecil, tidak perlu melibatkannya dalam kebencian di antara orang dewasa."
“Oh, benar-benar hebat.” Gwendolyn Tsu mencibir : “Ini benar-benar aneh, Clarissa Yuan si wanita murahan itu menjadikan Liam dan Natasia sebagai anak kesayangannya karena dia sudah tidak bisa melahirkan, kamu yang masih bisa memiliki anak pun begitu menyukai Liam...."
“Gwendolyn Tsu, tolong jaga perkataanmu !” Sela Julius Yi, lalu menatapnya dengan marah dan berkata : “Aku peringatkan kamu, wanita yang aku akui dalam hidupku hanyalah Clarissa Yuan, jika kamu masih berani mengganggunya, aku tidak akan memaafkanmu !"
"Selama dia tidak merayumu seperti seorang yang murahan, aku pun tidak akan peduli padanya."
"Akulah yang selalu pergi menemuinya, tidak ada hubungannya dengan dia ! Jika kamu berani, carilah aku !"
“Julius Yi, apakah kamu perlu melindunginya seperti ini ?” Gwendolyn Tsu berkata dengan marah : “Jika kamu ingin dia aman, maka menjauhlah dari dia, jika tidak, aku tidak akan berhenti mengganggunya !”
"Beraninya kamu !"
“Lihatlah apakah aku berani !” Tatapan Gwendolyn Tsu berubah dingin : “Semakin kamu mencintainya, semakin aku ingin membunuhnya, lagipula jika aku kehilanganmu, aku juga tidak ingin hidup lagi, jika perlu, aku akan mati bersamanya !”
"Gwendolyn Tsu, kamu benar-benar mengerikan !"
“Aku menjadi seperti ini karena dirimu !” teriak Gwendolyn Tsu.
Keduanya menatap satu sama lain dengan marah, tidak ada yang ingin mengalah, hingga terdengar suara ketukan pintu, seorang wanita tua melangkah masuk, melirik keduanya dengan marah sambil berkata : "Mengapa kalian berdua bertengkar lagi ?"
Julius Yi melirik wanita tua itu, kemudian menatap ke arah Justin Yi yang sedang berada di dekat pintu.
Ketika melihat Justin Yi, tiba-tiba Julius Yi ingin melampiaskan kemarahannya padanya, dan kemudian melangkah maju dan meninju wajahnya : "Justin Yi ! Lain kali perhatikanlah isi kontraknya sebelum menandatangani !"
Tanpa diduga, Justin Yi ditinju olehnya, dan terjatuh ke samping.
"Justin...." Wanita tua itu segera meraih lengan Justin Yi, kemudian menoleh dan memarahi Julius Yi : "Mengapa kamu memukul Justin ?"
“Jika bukan karena dia, apakah aku akan berakhir seperti ini hari ini ?” Julius Yi tidak bisa melampiaskan kemarahannya pada siapapun, kecuali pada Justin Yi.
Apa yang ingin dikatakan wanita tua itu pun dihentikan oleh Justin Yi.
Justin Yi hanya menatap Julius Yi, dan setelah beberapa saat dia berkata : "Jika itu kamu, apakah kamu bersedia untuk dipenjara ?"
"Tentu saja aku bersedia, lebih baik menghabiskan seratus tahun di penjara daripada menghabiskan satu hari dengan wanita ini !" Salah satu kaki Julius Yi menginjak kursi di sampingnya.
"Baiklah, kalau begitu bercerailah dengannya," kata Justin Yi.
Ketika Gwendolyn Tsu mendengar perkataan Justin Yi ini, dia pun tampak terkejut dan panik.
Wanita tua itu bahkan lebih panik daripada Gwendolyn Tsu, dan meraih lengan Justin Yi sambil berteriak dengan marah : "Justin ! Apa yang sedang kamu bicarakan ? Tidak ada satu pun di antara kalian yang akan dipenjara, siapa pun tidak diperbolehkan....!"
"Nenek, apakah kamu tidak melihat betapa menderitanya Julius sekarang ?" kata Justin Yi.
"Aku tidak peduli, aku tidak peduli... Bagaimanapun, aku tidak bisa melihat siapa pun di antara kalian yang dipenjara, ketika kalian keluar dari penjara, nenek mungkin sudah lama meninggal...." Wanita tua itu menangis tersedu-sedu.
Gwendolyn Tsu pun ikut menangis, menatap Julius Yi dengan wajahnya yang menyedihkan dan berkata : "Julius, karena aku terlalu mencintaimu, dan sangat ingin bersamamu, jadi aku menghalangimu bertemu dengan Clarissa. Mengapa kamu tidak bisa mengerti dan memaafkanku ? Mengapa ?"
Julius Yi meliriknya, kemudian berbalik dan meninggalkan kamar itu.
*****
Pada malam hari, Clarissa Yuan pun meninggalkan rumah sakit atas saran perawat.
Dia melangkah ke dalam lift dan turun ke lantai pertama, karena sudah larut malam, tidak ada seorang pun di lantai pertama, dan rumah sakit tampak sunyi.
Tetapi ketika dia tiba di tempat parkir, dia tiba-tiba melihat Julius Yi sedang duduk bersandar pada roda mobilnya, tampak sedih dan tertekan.
Dia tertegun, kemudian bergegas untuk memapahnya dan bertanya : "Julius, mengapa kamu berada di sini ? Apakah kamu baik-baik saja ?"
Kemudian, tercium aroma wine yang kuat di tubuhnya, ternyata dia mabuk.
"Clarissa..." Julius Yi mengangkat kepala, lalu tersenyum padanya dan berkata : "Akhirnya kamu datang ?"
“Mengapa kamu minum begitu banyak wine ?” Clarissa Yuan berkata dengan sangat cemas : “Apakah kamu lupa bahwa terakhir kali kamu dirawat di rumah sakit karena penyakit lambung ?”
"Aku tidak lupa." Julius Yi menyeringai : "Jika aku bisa melihatmu setiap hari ketika aku sakit... aku bersedia..."
“Apa yang kamu bicarakan ?” Clarissa Yuan menatapnya dengan marah : “Aku sudah sangat lelah karena menjaga Liam ! Bisakah kamu berhenti menyusahkanku ? Aku memberitahumu, aku tidak akan menjagamu lagi jika kamu sakit, karena kamu layak menanggungnya ! Jika kamu tidak bisa menyayangi dirimu sendiri, orang lain pun tidak akan menyayangimu...!"
“Clarissa !” Julius Yi tiba-tiba menarik Clarissa ke dalam pelukannya, lalu mencium rambutnya dan berkata : “Bagaimana kalau kita pergi meninggalkan tempat ini bersama ? Kita pergi bersama...ke tempat di mana tidak ada yang bisa menemukan kita...”
Meskipun dia mabuk, dan tidak bisa berbicara dengan jelas, tetapi dia mengucapkannya dengan serius.
Clarissa Yuan tertegun, membiarkan Julius mencium pipi dan lehernya.
Meninggalkan tempat ini, ke tempat di mana tidak ada yang bisa menemukan mereka ? Jika pada beberapa bulan yang lalu, mungkin dia akan setuju, dan dia bisa meninggalkan segalanya, tetapi tidak bisa hari ini, anak-anaknya sedang berada di Kota A, dan dia tidak bisa meninggalkannya. Selain itu, Liam masih dalam keadaan tidak sadarkan diri, dia bahkan tidak ingin meninggalkan rumah sakit selangkah pun, bagaimana mungkin dia pergi menjauh dengan Julius ?
“Bagaimana...?” Julius Yi kembali bertanya sambil mencium telinga Clarissa.
“Julius, kamu sudah mabuk.” Clarissa Yuan berusaha mendorong lengannya, mencoba melepaskan diri dari pelukannya, tetapi Julius Yi memeluknya lebih erat, dan berkata : “Aku tidak mabuk, aku sangat sadar... bisakah kamu berjanji padaku ? "
"Tidak, aku tidak bisa menjanjikannya."
“Mengapa?” Julius Yi menundukkan kepala, dan menatap Clarissa dengan matanya yang memerah.
Clarissa Yuan menggelengkan kepala, dan berkata dengan kejam : "Tidak, aku tidak akan pergi denganmu."
“Lalu apa yang harus aku lakukan ?” Julius Yi berkata dengan marah : “Aku hanya ingin bersamamu, apakah itu sulit ?”
"Julius..." Clarissa Yuan memegang wajahnya yang tampan dengan kedua tangan, dan menatapnya dengan tidak tega : "Aku tahu bahwa kamu sedih, tetapi ada banyak hal yang tidak bisa kita lakukan dengan semaunya. Bagaimana kalau kita pulang dan tidur ? Setelah bangun, semuanya akan baik-baik saja."
"Aku tidak ingin pulang... aku tidak ingin pulang ke rumah itu lagi..."
"Baiklah, kamu tidak akan pulang ke rumah itu, bagaimana kalau aku membawamu pulang ke apartemen?"
"Tidak... kecuali kamu berjanji untuk pergi bersamaku..." Julius Yi memberontak dengan setengah sadar.
Clarissa Yuan tidak mempunyai pilihan selain mengangguk dan berjanji : "Baiklah, aku berjanji, kita akan pergi besok pagi."
“Benarkah?” Setelah mendengar perkataannya, Julius Yi tiba-tiba sedikit terbangun, menatapnya sambil tersenyum dan bertanya : "Benarkah kamu bersedia pergi bersamaku ? Apakah kamu serius ?"
“Aku serius.” Clarissa Yuan mendengus, membuka pintu mobil, kemudian memegang lengannya dan berkata dengan lembut : “Mari kita pulang.”
Akhirnya Julius Yi bersedia menurutinya, kemudian masuk ke mobil dengan bantuannya, dan berbaring di kursi belakang.
Setelah membawa Julius Yi pulang ke apartemen, Clarissa Yuan khawatir dirinya akan membangunkannya seperti terakhir kali, jadi dia bahkan tidak membantu membersihkan tubuhnya, setelah menyelimutinya dan mengatur suhu kamar, dia pun berbalik dan pergi.
Tetapi pada saat ini, Julius Yi meraih telapak tangannya, dan berbisik : "Clarissa, tetaplah bersamaku..."
Clarissa Yuan tertegun, menoleh, dan mendapati bahwa ternyata dia tidak terbangun.
Meskipun dia tahu bahwa Julius sedang mabuk, tetapi dia tidak bisa menahan diri untuk duduk di samping tempat tidur Julius, dan membiarkan Julius memegang tangannya hingga terlelap.
Seperti itulah dia menemaninya.
Tanpa tahu berapa lama dia menemaninya, dia pun mengantuk, dan tertidur di tepi tempat tidur.
Meskipun Clarissa Yuan tidur larut malam, tetapi dia tetap bangun lebih awal.
Lagi pula ada banyak hal di dalam hatinya, jadi dia tidak bisa tidur dengan nyenyak.
Ketika dia bangun, Julius Yi masih tertidur, dia memperhatikan wajah tidurnya sejenak sebelum dia berjalan keluar dari kamar dengan pelan, ke arah pintu keluar.
Khawatir bahwa Julius Yi akan melewatkan sarapan seperti terakhir kali dan membuat penyakit lambungnya kambuh, Clarissa Yuan pun pergi membelikan sandwich dan susu kemudian meletakkannya di atas meja makan.
*****
Novel Terkait
Mata Superman
BrickPergilah Suamiku
DanisThe Great Guy
Vivi HuangAwesome Guy
RobinThe Sixth Sense
AlexanderMy Cute Wife
DessyThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlMy Cold Wedding
MevitaThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)