The True Identity of My Hubby - Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
Pernikahan diadakan di rumah Keluarga Yi, dan tim hotel serta pelayan yang bertanggung jawab atas katering pernikahan datang lebih awal untuk mempersiapkan.
Clarissa Yuan sibuk bekerja sebelum fajar, dia terlalu sibuk sampai lupa untuk minum air.
Acara akan segera dimulai, Clarissa Yuan dengan cepat berjalan ke ruang ganti pengantin di lantai pertama.
Gwendolyn Tsu telah menyelesaikan tata riasnya, dari tata rias, gaun pengantin, sampai sepatu haknya, semuanya dibuat khusus oleh seniman terkenal, bahkan jika dia duduk di kursi roda, dia terlihat sangat cantik.
Clarissa Yuan mengetuk pintu, lalu mendorong pintu dan berjalan masuk. Dia melihat Gwendolyn Tsu dan bertanya, "Nona Tsu, apakah kamu sudah siap?"
"Siap." Gwendolyn Tsu memandangnya dengan ekspresi bersyukur: "Clarissa, kamu pasti lelah mempersiapkan semua ini untukku?"
"Ya, tetapi kamu tidak perlu khawatir."
"Terima kasih," Gwendolyn Tsu berkata kepada Seliana di belakangnya, "Seliana, tolong bantu aku menuangkan segelas air untuk Clarissa."
Seliana melirik Clarissa Yuan lalu melihat ke arah Gwendolyn Tsu lagi, seolah-olah Gwendolyn Tsu adalah monster. Ternyata Gwendolyn Tsu bisa berbicara dengan rendah hati seperti ini? Dia bahkan berpikir untuk menuangkan air untuk orang lain? Dan untuk seorang wanita dia paling benci.
“Tidak, tidak perlu, aku harus ke atas untuk melihat Justin.” Clarissa Yuan melambai pada mereka dan berbalik untuk berjalan ke pintu.
Setelah Clarissa Yuan pergi, Gwendolyn Tsu menatap Seliana yang masih terdiam dan berkata: "Setelah begitu banyak hal, aku menyadari bahwa Clarissa Yuan sebenarnya cukup baik, dan akhirnya menyadari bahwa Julius Yi benar-benar mencintainya."
"Gwendolyn, apakah kamu tidak salah? Kamu terkelabui olehnya secepat itu?" Seliana menatapnya dengan ekspresi tak percaya.
Gwendolyn Tsu menggelengkan kepalanya, "Dia tidak perlu berpura-pura. Aku menyadarinya sendiri. Aku sibuk merebut Julius, jadi aku tidak pernah melihat kebaikannya. Tidak ada perselisihan sekarang, tetapi aku tidak bisa membencinya."
Dia tersenyum dan berkata lagi, "Kurasa aku bisa mencoba bergaul dengannya setelah pernikahan."
“Yah… tetaplah berjaga-jaga.” Seliana berpikir sejenak lalu berkata, “Jangan lupa bahwa dia dia memiliki cinta Tuan Muda Yi yang tak ada habisnya dan dukungan dari Nyonya Tua, dan juga melahirkan cucu untuk Keluarga Yi. Sedangkan apa yang kamu miliki? Kakimu tidak sempurna, paman yang sangat mencintaimu hilang, Tuan Tsu tidak akan mendukungmu lagi, bagaimana jika Clarissa itu ingin membalas dendam?"
“Tenang, Clarissa Yuan bukan orang seperti itu.” Gwendolyn Tsu sama sekali tidak khawatir tentang ini.
Setelah begitu banyak hal yang mereka lalui, orang seperti apa Clarissa Yuan itu, dia tahu dengan jelas, Clarissa tidak akan pernah melakukan apa pun yang menyakiti orang lain.
"Karena kamu sangat percaya diri, kalau begitu rukun-rukunlah. Lagipula, tidak ada yang salah dengan itu."
"Aku tahu, begitu juga denganmu, akhirnya menikah dengan keluarga terhormat, berhati-hatilah terhadap semuanya."
Menyebutkan ini, senyum di wajah Seliana memudar.
Gwendolyn Tsu secara alami tahu apa yang dia khawatirkan. Dia menarik tangannya dan berkata dengan tenang. "Saat itu aku tidak mengerti mengapa kamu menikah tiba-tiba, maaf. Pada saat itu, aku baru saja diculik dan dirawat di rumah sakit, tidak bisa merawat kamu. "
Seliana menggelengkan kepalanya dan tampak sedih: "Aku tidak menyalahkanmu, salahkan aku karena terlalu impulsif."
"Sebenarnya apa yang terjadi saat itu? Mengapa bisa menikah begitu tiba-tiba?" Gwendolyn Tsu bertanya.
Seliana ragu-ragu untuk sesaat sebelum berkata: "Pada hari kedua penculikan kamu, aku mengajak Frans Tsu untuk menonton film. Dia mengatakan bahwa dia tidak bebas. Aku pikir dia hanya beralasan. Kemudian dia marah, mengatakan banyak hal kepada aku, dia mengatakan bahwa tipe wanita yang dia sukai bukan wanita yang menyebalkan seperti aku. Saat itu aku berpikir, aku telah mencintainya bertaun-taun, tetapi pada akhirnya dia menghinaku seperti itu, karena itu lah aku menyetujui lamaran Tuan Besar Cheng.”
"Ah? Kenapa aku tidak pernah mendengar tentang ini?"
"Mana mungkin aku bisa bercerita padamu, lalu akhirnya aku baru tahu bahwa Frans Tsu sedang dalam suasana hati yang buruk karena urusanmu dan harus bergergas ke rumah sakit. Tidak heran dia marah."
Gwendolyn Tsu menghela nafas tanpa daya dan berkata: "Tapi jujur saja, saudaraku memang sangat unik, jika tidak menyukaimu ketika dia masih muda, bahkan jika kamu mengejarnya sepuluh tahun lagi, itu masih tidak akan menghasilkan apa-apa. "
Seliana mengangguk dan tersenyum pahit: "Aku tahu ini, tetapi hatiku selalu memihak padanya, dan dia lajang, jadi aku selalu berpikir bahwa ada harapan."
"Uh ... Sebenarnya, tidak ada buruknya juga menikah. Di masa depan, kamu akan menjadi nyonya besar sebuah keluarga."
"Setiap kali aku melihatnya dengan wanita lain, aku juga selalu menghibur diriku dengan cara ini." Seliana tersenyum dan menepuk tangannya: "Yah, hari ini adalah hari yang penuh kegembiraan, jangan berbicara tentang hal yang tidak menyenangkan. "
****
Ketika Clarissa Yuan datang ke kamar Justin Yi, Justin Yi telah mengenakan jasnya dan berdiri sendirian di depan jendela besar dengan linglung, bahkan dia tidak sadar ketika Clarissa Yuan masuk.
Clarissa Yuan harus memanggil dua kali sebelum dia sadar dan berbalik.
“Clarissa, ada apa?” Dia bertanya sambil tersenyum.
"Apa yang kamu lakukan? Mengapa murung?" Tanya Clarissa Yuan, menatapnya.
Justin Yi berkata, "Aku melihat tamu-tamu berdatangan, sepertinya acara akan segera dimulai?"
"Yah, hampir semua sudah datang, aku datang untuk melihat apakah kamu sudah siap."
"Aku siap."
"Baik, perhatikan aba-aba nanti," kata Clarissa Yuan, lalu dia berbalik berjalan ke arah pintu.
Justin Yi tiba-tiba menghentikannya.
“Ada apa?” Tanya Clarissa Yuan.
Justin Yi mengerang sedikit sebelum bertanya: "Apakah kamu telah membantuku mengirim undangan ke Nona Evelin?"
Clarissa Yuan mengangguk: "Ya, sudah dikirim."
"Dia ... sepertinya tidak datang."
“Dia bekerja hari ini, mungkin dia tidak akan datang.” Clarissa Yuan berpikir sejenak: “Haruskah aku meneleponnya dan bertanya?”
Setelah dimarahi oleh Evelin sebelumnya, dia tidak berani berbicara dengan Evelin lagi, dan dia terlalu sibuk akhir-akhir ini untuk menghubunginya.
Justin Yi sibuk berkata, "Tidak, mungkin dia tidak bisa datang."
“Kalau begitu ... apakah kamu ingin dia datang atau tidak?” Clarissa Yuan menatap wajahnya yang tampan dan selalu merasa ada kesedihan di matanya yang sulit dilihat.
Apakah dia yang terlalu banyak berpikir?
Justin Yi menggelengkan kepalanya, "Lebih baik tidak datang."
Dia memperhatikan tamu-tamu di lantai bawah, tidak tahu apakah dia mengharapkan Evelin atau takut jika dia datang.
Justin Yi berharap bahwa dia akan baik-baik saja, berharap dia akan tetap datang dan menyelamatinya. Tetapi jika Evelin benar-benar datang, hatinya akan merasa tidak nyaman, karena itu membuktikan bahwa Evelin mungkin memang tidak mencintainya.
Di satu sisi dia berharap Evelin mencintainya, tetapi di sisi lain dia berharap dia tidak pernah mencintainya, karena jika dia tidak mencintainya, dia tidak akan terluka.
Dari saat Justin Yi memutuskan untuk menikahi Gwendolyn Tsu, dua pemikiran yang saling bertentangan ini telah terjerat dalam dirinya.
****
Evelin melaksanakan dua operasi di pagi hari, dan pada saat dia selesai, sudah waktunya makan siang.
Seorang wanita yang menunggu di pintu ruang operasi bertanya dengan cemas: "Dokter, bagaimana operasi anak aku?"
"Tenang, operasi berjalan dengan lancar." Evelin tersenyum dan menepuk pundak wanita itu: "Ini baru tahap pertama pembedahan. Ketika fase ketiga selesai, putrimu akan kembali terlihat cantik lagi."
Wanita itu bersyukur: "Selama dia baik-baik saja, tidak perlu menjadi cantik."
“Yah, yakinlah, dia akan baik-baik saja,” Evelin berjalan ke arah kantor sambil menenangkan keluarganya.
Memasuki area kantor besar, dia berkata kepada Asisten: "Ayo, makan siang bersama."
"Dokter, bukankah aku telah mengingatkanmu pagi ini, kamu ada resepsi pernikahan siang hari ini."
"Ah ..." Evelin membeku, mengangkat tangannya dan mengetuk kepalanya: "Maaf, aku lupa tentang ini."
Evelin melepas jas putihnya dan dengan santai bertanya, "Di mana alamatnya? Pernikahan siapa?"
"Hm… aku lupa nama jalannya, sepertinya rumah Keluarga Yi?" Asisten memiringkan kepalanya dan berpikir sejenak sebelum berkata, "Ya, benar, kediaman keluarga Yi."
Evelin yang mengangkat tangannya untuk menggantung pakaian kerjanya di belakang pintu, langsung menoleh untuk menatap Asisten: "Apa? keluarga Yi?"
"Ya, Dokter, tolong lihat undangannya lagi untuk memastikan."
"Di mana undangannya?"
"Undangan? Tiga hari yang lalu aku telah memberikannya kepada kamu."
Keluarga Yi? Tangan Evelin perlahan diturunkan, dan dia tiba-tiba teringat apa yang dikatakan Clarissa Yuan pada dirinya, dia mengatakan bahwa Justin Yi akan menikah ...
Dia kembali ke meja dengan tiba-tiba dan mulai membuka-buka laci untuk menemukan undangan yang bahkan tidak pernah dia lihat.
“Dokter, apa yang kamu cari?” Asisten bertanya dengan ragu.
"Undangan, aku tidak tahu di mana aku meletakkannya. Tolong bantu aku menemukannya."
“Oh, baiklah.” Melihatnya begitu cemas, asistennya bergegas membantunya.
“Ini, Dokter.” Asisten mengeluarkan undangan dari tumpukan folder di sudut dan menyerahkannya kepada Evelin.
Melihat undangan pink dan indah di depannya, Evelin tidak memiliki keberanian untuk menggapai untuk sementara waktu. Dia mengambil napas dalam-dalam sebelum dia dengan gemetar mengangkat telapak tangannya dan mengambil undangan dari Asisten.
Dia membukanya dengan hati-hati, dan nama Justin Yi tiba-tiba menghentikan gerakannya.
Pengantin pria Justin Yi, pengantin Gwendolyn Tsu.
Dia pikir dia salah membaca, tetapi tulisan itu jelas, dan satu-satunya yang ditulis di kolom mempelai pria adalah Justin Yi.
“Dokter Ke, apakah kamu baik-baik saja?” Asisten bertanya dengan khawatir ketika dia melihat tangannya gemetar dan wajahnya pucat.
Dia baik-baik saja tadi, mengapa tiba-tiba seperti ini? Apakah itu mantan pacarnya?
"Aku baik-baik saja," Evelin mengendurkan undangan di tangannya, dan itu jatuh ke tanah.
Aku akhirnya mengerti mengapa Justin Yi mengabaikan dirinya akhir-akhir ini dan mengapa dia memintanya untuk mengosongkan kamarnya. Ternyata dia akan menikahi cinta pertamanya.
Dan sayangnya ... dia baru tahu saat ini.
Novel Terkait
Loving The Pain
AmardaThat Night
Star AngelPRIA SIMPANAN NYONYA CEO
Chantie LeeDoctor Stranger
Kevin WongMy Superhero
JessiIstri kontrakku
RasudinWaiting For Love
SnowThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)