The True Identity of My Hubby - Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
Walaupun Carter Yi sudah dipulangkan dari rumah sakit, tetapi penyakit jantung tidak bisa disembuhkan, setelah dia terkena penyakit, tubuhnya menjadi lebih lemah daripada sebelumnya, dan dia tidak bisa fokus di pertemuan kali ini.
Dia meletakkan data bulan ini ke atas mejanya, mengangkat kepalanya dan menatap para direksi: “Apakah dengan kurangnya 1.8 miliyar, perusahaan kita tidak bisa berjalan?”
“Karena ada banyak proyek yang mulai dikerjakan tahun ini, jadi modalnya semakin sedikit dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, pada saat ini Perusahaan Besar Tsu melakukan investasi di Mall City, jadi…..modal kita jelas tidak cukup.” Kata Justin Yi
Carter Yi berpikir, memanggil asisten disampingnya: “Persiapkan dokumen sesegera mungkin untuk meminjam uang dari bank.”
“Baik, Direktur Yi.” Asisten tersebut menganggukkan kepalanya, dan segera keluar dari ruangan.
Carter Yi kembali menatap Justin Yi: “Malam ini, kamu ajak Noah Tsu dan Gwendolyn Tsu untuk bertemu, kalian harus menahan modal yang diinvestasikan ke Mall City.”
Justin Yi mengerutkan keningnya: “Ayah, Perusahaan Besar Tsu terlihat jelas sedang menekan kita, kita tidak harus berendah hati kepadanya.”
“Apakah kamu ingin melihat Mall City tidak beroperasi? Apa maksud dari tindakan tersebut? Itu mengartikan bahwa semua investasi kita sebelumnya akan hilang.”
“Tujuan Noah Tsu hanya satu, dia berharap kita akan melepaskan semua tindakan kita dan memohon padanya.”
“Betul sekali, tahun ini keberuntungan Noah Tsu sangat besar, dia memiliki banyak modal untuk mempermainkan kita.” Carter Yi berkata: “Jadi, apa yang harus dilakukan, kamu seharusnya lebih mengertinya daripada aku.”
“Ini jelas merupakan akibat dari perbuatan Juwono, kenapa harus aku yang pergi membereskannya?”
“Aku lebih suka Gwendolyn Tsu menikah dengan Juwono, tetapi dia tidak tertarik dengan Juwono dan tertarik denganmu, bukankah kamu yang harus pergi? Bukankah hanya seorang istri? Bawa pulang ke rumah, beri dia makanan, pakaian yang baik dan buat dia bahagia saja, kamu juga masih bisa bersenang-senang di luar.”
“Aku, sekarang Gwendolyn Tsu tidak ingin bertunangan denganku.”
“Itu karena kamu tidak cukup mencintainya, sering-seringlah bujuk dia.” Carter Yi menatapnya, dan berkata dengan suara kecil: “Jika bukan karena kamu yang mengganggu mereka, sekarang Gwendolyn Tsu sudah menikah dengan Julius, tidak akan ada lagi masalah seperti hari ini.”
Wajah Justin Yi menjadi suram, dia tidak bisa berkata apa-apa.
Carter Yi melihat raut wajahnya yang suram, dia mengetahui bahwa dia telah menyakiti hatinya, lalu dia berkata dengan tenang: “Sudahlah, wanita cantik seperti Gwendolyn Tsu, dengan latar belakang keluarga yang kuat, semua pria pasti ingin menikahinya, setidaknya dia sedikit tertarik denganmu, kamu harus menghargainya. Setelah menikahinya, tidak hanya Perusahaan Besar Yi yang akan berjalan dengan lancar, bisa saja Perusahaan Besar Tsu akan jatuh ke tanganmu, kamu juga tahu, ….. hanya memiliki Frans Tsu satu-satunya anak laki-laki, dan dia tidak kompeten, bukankah Perusahaan Besar Tsu akan mengandalkanmu?”
Sebenarnya bukan Frans Tsu yang tidak kompeten, itu karena pikiran dia tidak berada di usaha keluarganya, dia malah membuka Bar, setiap hari hidup dengan kesenangannya sendiri.
Tentu saja, Justin Yi terlalu malas untuk membantahnya, dia berdiri dari kursi dengan wajah yang muram, dan berkata: “Aku akan pergi bekerja.”
“Ingatlah untuk makan malam dengan Noah Tsu dan putrinya” Carter Yi berteriak dari belakangnya.
Justin Yi menggerakkan bibirnya, dan pada akhirnya dia tidka berkata apa-apa.
Setelah Julius Yi secara pribadi mengantar Clarissa Yuan ke rumahnya, Teresa Wang tidak berani mengabaikannya, tidak hanya memberikan dia makanan dan minuman, dia juga tidak berani memanggil teman berjudinya untuk datang ke rumah.
Tentu saja, alasan utama dia melayaninya dengan baik karena Julius Yi memberikan uang yang sangat banyak, hanya dengan melambaikan tangan, dia sudah meletakkan uang yang sangat banyak di depan mukanya, uang sebanyak ini, tidak akan habis walaupun Clarissa Yuan memakan sarang burung.
Nyonya Liu menatapnya dengan iri, dia melahirkan seorang anak perempuan yang seperti mesin cetak uang, itu sangat berharga!
Teresa Wang sedang bersiap untuk pergi membeli sayur, Clarissa Yuan berjalan turun dari lantai atas, menatap dia dan berkata: “Ibu, bukankah kamu telah mengambil cincinku? Berikan kembali padaku.”
Teresa Wang menjawab dengan gugup,: “Itu….. sudah aku gadaikan.”
Clarissa Yuan sudah mengetahui jawabannya akan seperti ini, jadi dia tidak terlalu marah, dia menatap Teresa Wang dan bertanya: “Di toko mana kamu menggadaikannya? Aku akan pergi menebusnya.”
“Toko di persimpangan jalan itu.” Teresa Wang buru-buru menambahkan: “Tetapi aku sudah menanyakannya, cincin itu sudah dia jual ke tempat lain, sekarangpun dia tidak tahu cincin itu ada dimana.”
Clarissa Yuan memejamkan matanya dengan kecewa, sepertinya mustahil untuk menemukannya kembali.
Teresa Wang melihat wajahnya yang kecewa, dengan hati-hati dia berkata: “Clarissa, jika kamu benar-benar menyukainya, kenapa……kamu tidak menyuruh Tuan Muda Yi untuk membelikannya lagi?”
Dia pecaya jika Clarissa Yuan meminta kepadanya, gunung emas maupun gunung perak Julius Yi pasti akan membelikannya untuk dia, perasaan Julius Yi terhadap Clarissa Yuan, sangat terlihat jelas di matanya.
“Cincin Pernikahan mana bisa dibeli dua kali?” Clarissa Yuan terlalu malas untuk berdebat dengan ibunya, dia menghela nafas dan berkata: “Lupakan saja, aku tidak akan memakainya.”
Setelah Teresa Wang pergi membeli sayur, Clarissa Yuan menonton TV sendirian di rumah.
Semakin dia memikirkan cincin itu dia semakin merasa bersalah, tetapi merasa bersalah tidak ada gunanya, cincin itu mustahil ditemukan kembali.
Clarissa Yuan mencari-cari saluran TV, dia menonton setengah episode drama percintaan, dan melihat adegan tokoh pemeran utama pria dan wanita ingin putus, suasana hatinya tiba-tiba menjadi tertekan.
Dan pada saat ini, bel pintu rumah berdering.
Dia berdiri dari sofa, dan berjalan ke arah pintu masuk.
Dia berpikir mungkin Julius Yi atau Kak Sarah yang akan datang, tetapi dia tidak menyangkanya ketika dia membukakan pintu, orang yang berada di depan dia adalah Frans Tsu.
Clarissa Yuan seketika membeku, segera membuka pintunya dengan lebar, tersenyum kepadanya: “Senior Tsu, ternyata kamu.”
Frans Tsu memegang keranjang buah di tangannya, dia memakai pakaian kasual yang terlihat tampan, terihat sangat energik.
Dia melirik pintu yang dibukakan oleh Clarissa Yuan, sambil tersenyum dia berkata: “Aku kira ketika kamu melihatku, kamu akan langsung menutup pintu tepat di hadapanku, dan tidak akan berhubungan lagi denganku.”
Clarissa Yuan tersenyum pahit: “Bukan kamu yang menabrakku.”
“Sangat jarang kamu bisa berpikir seperti ini.” Frans Tsu melirik ruangan di dalam: “Apakah kamu tidak keberatan untuk mempersilahkan aku masuk?”
“Tidak keberatan, di rumah tidak ada orang.” Clarissa Yuan menyambutnya ke dalam ruangan, dan menuangkan teh untuk dia.
“Tubuhmu masih belum sepenuhnya pulih, kamu jangan terlalu sibuk.” Frans Tsu mengingatkannya.
“Tidak masalah, pada dasarnya aku sudah pulih.”
Frans Tsu melihat dia, dan tersenyum meminta maaf: “Sebenarnya aku tidak ingin mengganggumu lagi, aku sudah menyebabkan kesalahpahaman antara kamu dengan Julius Yi, tetapi jika aku tidak meminta maaf secara langsung kepadamu, aku merasa tidak enak.”
“Clarissa……” Suaranya menjadi sedikit lebih serius: “Aku sangat menyesal mengenai masalah malam itu, malam itu aku mabuk, jadi aku mengatakan hal tersebut, dan melakukan hal tersebut. Jika bukan karena aku, Julius Yi tidak akan marah sampai pergi meninggalkanmu, dan kamu tidak akan terkena kecelakaan demi mencari Julius Yi, aku benar-benar minta maaf.”
Clarissa Yuan menggelengkan kepalanya: “Aku sama sekali tidak menyalahkanmu.”
Gwendolyn Tsu saja tidak meminta maaf kepadanya, kenapa Frans Tsu harus? Dia hanya terlalu mabuk, sampai-sampai mengatakan kebenarannya.
“Lalu apakah kesalahpahaman antaramu dengan Julius Yi telah diselesaikan? Frans Tsu bertanya.
“Hal tersebut pada dasarnya tidak pernah ada, Julius Yi sendiri dapat membeda-bedakan masalah yang tidak perlu didebatkan.”
“Baiklah kalau begitu.” Frans Tsu melirik perutnya yang rata, dengan lembut menghiburnya: “Kamu akan memiliki anak lagi, jadi kamu jangan bersedih, yang paling penting adalah merawat tubuhmu dengan baik.”
Novel Terkait
Menunggumu Kembali
NovanBlooming at that time
White RoseBehind The Lie
Fiona LeeThe Gravity between Us
Vella PinkyLoving Handsome
Glen ValoraBeautiful Love
Stefen LeeMy Lady Boss
GeorgeThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)