The True Identity of My Hubby - Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
Clarissa Yuan sangat marah melototi dia, sangat lama baru membalikkan badan berjalan keluar depan pintu.
Kembali sampai atas mobil, Clarissa Yuan baru akhirnya mengalir air mata, dia bertiarap diatas setir mobil, menutup mata, beberapa hal yang sudah berlalu dengan cepat muncul didalam otak.....
Kakak kelas Mo adalah orang semacam itu yang mengandalkan rumah ada sedikit uang, tidak belajar baik-baik, generasi kedua yang kaya seharian mencari wanita dimana-mana. Pernah juga adalah pengejar dia, hari itu dia pergi mengikuti pesta ulang tahun dia juga benar-benar adalah sudah mabuk.
Dia ingat dia awalnya hanya minum satu gelas, langsung ada sedikit rasa mabuk duduk disudut pojok istirahat, setelah itu adalah Bella Bai dan seorang wanita lain kemari menghibur dia minum gelas kedua dan gelas ketiga. Dia yang hanya ada kemampuan minum satu gelas sangat cepat langsung mabuk tertidur, sampai mabuk tidak sadarkan diri.
Pada saat tunggu dia bangun sekali lagi sudah adalah pagi hari kedua, seorang diri tidur diatas kasur besar kamar hotel, terhadap masalah semalam sama sekali sudah tidak ingat, lebih tidak ingat lagi diri sendiri dan kakak kelas Mo pernah bersentuhan.
Apakah dia dan kakak kelas Mo sudah berciuman? Masih dilihat oleh Charlie Shen? Dia sama sekali tidak tahu apa-apa!
Dia hanya tahu diri sendiri sadar kemudian langsung menelepon Charlie Shen, telepon Charlie Shen tidak aktif, dia mengira dia sedang belajar tidak leluasa mengangkat telepon lalu tidak peduli. Pada saat siang hari menelepon sekali lagi tetap tidak aktif, sampai sore hari, sampai malam hari, dia adalah sejak waktu itu, benar-benar menghilang didalam hidup dia.
Sekarang kepikiran semuanya juga benar-benar adalah kebetulan.
Yuliana Liu hari itu menuduh dia, kebetulan adalah hari Justin Yi menemukan Charlie Yi.
Kelihatan hari itu Charlie Yi bukan karena marah sama dia lalu sengaja menghilang, tetapi adalah sudah ditemukan oleh Justin, diberi obat tidur oleh Justin dan dipaksa membawa balik kota A.
Kemudian lagi, kecelakaan mobil langsung terjadi, dia dan Charlie Shen juga sejak itu berubah menjadi orang yang tidak kenal.
Dia tidak pernah tahu, masalah ini yang kelihatan gampang, ternyata masih menyembunyikan dua rahasia ini. Satu sisi adalah sebuah siasat kecil Yuliana Liu, satu sisi adalah kemunculan Justin Yi, ternyata begitu kebetulan!
Dia tiba-tiba kepikiran hari itu Julius Yi bercerita dengan dia masalah mimpi buruk, Julius Yi bilang bermimpi dia dengan lelaki lain diatas sebuah kasur, ternyata ini bukan dia sedang sembarangan berpikir, tetapi adalah dia benar-benar pernah melihat adegan begini.
Ditengah mimpi itu yang selalu menyiksa dia, mimpi buruk yang membuat dia ketakutan seluruh badan mengeluarkan keringat, ternyata adalah benar-benar berada!
Merasa bersalah dan terkejut, sekali lagi benar-benar memaksa memenuhi seluruh hati dia.
****
Clarissa Yuan kembali sampai rumah sakit, Julius Yi sedang duduk di teras mendengar musik yang didownload untuk dia, mendengar sangat terlena dalam keasyikan.
Beberapa hari ini dia sudah lebih beradaptasi, suasana hati juga membaik sangat banyak, dengan pelan-pelan sudah bisa menenangkan hati mendengar musik.
Clarissa Yuan ragu-ragu sebentar, melangkah kaki berjalan sampai samping dia dan duduk, satu suara juga tidak mengeluarkan mengulurkan tangan menangkap telapak tangan besar dia, menangkap dengan erat.
Julius Yi melepaskan headset, membalikkan kepala dengan tersenyum bertanya: “masalah sudah selesai mengurus?”
“Iya, pada awalnya juga bukan masalah sulit apa.” Clarissa Yuan mengangkat telapak tangan dia dan meletakkan disamping bibir mencium, ada sedikit dinamis berkata: “Julius, meskipun sudah pernah berkata berkali-kali, tetapi aku hari ini masih ingin bertanya kamu sekali lagi, kelak meskipun bertemu masalah apa kita jangan berpisah lagi baik tidak?”
“Kamu hari ini bertemu masalah apa lagi yang menyentuh hati?” Julius Yi ketawa bertanya.
“Kamu jangan mengurus, kamu menjawab aku.” Clarissa Yuan berkata.
“Ini masih perlu menjawab kah?” Julius Yi langsung memeluk badan dia kemari, diatas kening dia mencium sekali: “tentu saja baik.”
“Terima kasih.” Clarissa Yuan ini baru tenang ketawa.
Belakangan ini juga tidak tahu kenapa, dia selalu ada semacam perasaan tidak baik, merasa diantara diri sendiri dan Julius Yi tidak mungkin aman begini terus. Jadi baru bisa sekali demi sekali saling berjanji, seperti melakukan begini benar-benar bisa menjamin perasaan cinta diantara dua orang.
Adalah karena tahu dia adalah Charlie Shen, karena dalam hati ada merasa bersalah terhadap dia, jadi berubah menjadi tidak percaya diri, berubah menjadi lebih takut kehilangan dia kah?
“Julius......” dia sekali lagi dengan suara pelan memanggil.
“Kenapa? Masih ada apa yang harus aku menjamin?” Julius Yi ketawa bertanya.
“Iya...... masih ada kelak meskipun ingatan kamu pulih bagaimana, kepikiran masalah apa, kamu juga tidak boleh tidak menghiraukan aku, tidak boleh marah. Karena kita pernah saling berjanji harus percaya satu sama lain, walaupun terjadi masalah tidak senang apa juga harus memberi sekali kesempatan kepada pihak lawan untuk menjelaskan.”
“Baik, masih ada?”
“Masih ada......” Clarissa Yuan memiringkan badan, inisiatif diatas bibir dia mencium-cium: “aku cinta kamu, selain kamu tidak ada mencintai orang lain lagi, harus percaya aku.”
“Cinta pertama kamu Charlie Shen bagaimana?”
“Dia......” Clarissa Yuan menggelengkan kepala: “dia tidak termasuk.”
“Baik.” Julius Yi tetap menjawab dengan berlapang dada: “masih ada tidak?”
“Terima kasih, sudah tidak ada.”
“Jika begitu, melihat aku begitu berlapang dada, kamu apakah seharusnya memberi hadiah sebentar kepada aku?” Julius Yi dengan wajah yang penuh menggoda menutup sepasang mata.
Clarissa Yuan juga tidak ragu-ragu, memiringkan badan dan menggunakan sepasang tangan memeluk dia, disaat yang sama mencium diatas bibir dia.
Pada saat dua orang sedang berciuman dengan seru, depan pintu ruang pasien tiba-tiba berbunyi suara nyonya tua yang membawa ketawa: “Justin, kelihatan kita datang bukan saat yang tepat.”
Clarissa Yuan mendengar perkataan ini, dengan gelisah melepaskan lengan tangan yang sedang memeluk diatas leher Julius Yi, menoleh kepala, saat melihat nyonya tua dan Justin Yi berdiri disamping pintu, wajah kecil sekejap mata menjadi merah.
“Ya, juga bukan sedang berselingkuh, Clarissa wajah kamu merah apa.” Nyonya Tua sambil melambaikan telapak tangan sambil ketawa berjalan masuk.
“Wajah kamu sudah merah?” Julius Yi dengan ketawa mengangkat sepasang tangan memegang wajah kecil Clarissa Yuan, sengaja dengan sedih mengeluh: “sayang sekali aku tidak bisa melihat.”
Clarissa Yuan malah malu memukul turun telapak tangan dia dari atas wajah diri sendiri, berkata: “jangan ribut.”
“Nenek bilang tidak salah, ini juga bukan selingkuh.”
“Justin dan nenek semua berada disini.”
“Kamu boleh menganggap aku tidak ada.” Nyonya tua menggoyangkan tangan bersenyum berkata.
Justin Yi juga bilang: “aku masih mau balik perusahaan sebentar, segera juga bisa menganggap aku tidak ada.”
“Justin, kamu ada urusan pergi sibuk saja, nanti aku antar nenek pulang saja sudah bisa.” Clarissa Yuan berkata.
Justin Yi mengangguk kepala, saat bersiap-siap pergi meninggalkan, depan pintu tiba-tiba bunyi sebuah suara ketuk pintu, seorang nona suster mendorong pintu berjalan masuk, berkata: “nyonya tua Yi, masih ada tuan muda kedua, nona Yuan, diteras ada tamu sedang mencari, berharap bisa bertemu kalian sebentar.”
“Mencari kami?”
“Iya.”
“Adalah orang apa?”
“Dia menyebut diri sendiri adalah saudara jauh kalian, tidak leluasa masuk.” Suster selesai berbicara, lalu membawa jalan pergi meninggalkan ruang pasien.
Semua orang setelah saling bertatapan, Justin Yi bertanya: “saudara jauh kita? Nenek, adalah siapa?”
Nyonya tua menggelengkan kepala: “tidak tahu, kesana lihat saja.”
Clarissa Yuan berpesan Julius Yi beberapa kata, lalu mengikuti dibelakang Justin Yi dan nenek tua berjalan keluar ruang pasien. Saat semua orang datang sampai ujung teras, saat melihat Noah Tsu membelakangi mereka berdiri disamping pagar pengaman, disaat yang sama terkejut.
“Noah Tsu?” nyonya tua dengan terkejut memanggil sekali.
Noah Tsu membalikkan badan kemari, dengan bersenyum terhadap nyonya tua berkata: “nonya tua, sudah lama tidak bertemu.”
“Kenapa? Direktur Tsu terhadap perusahaan Yi masih belum menyerah?” Justin Yi melihat dia, ketawa dingin menyindir.
“Aku terhadap perusahaan Yi sudah menyerah, tetapi adalah putri kesayangan rumah aku tidak menyerah terhadap tuan muda besar Yi.”
“Maksud kamu apa?”
“Tidak ada maksud apa-apa, hanya sembarangan mengobrol.” Noah Tsu selesai bicara, langsung berubah perkataan berkata: “oh, iya, tujuan hari ini aku datang adalah demi memberi kalian melihat sebuah dokumen.”
Dia tiba-tiba seperti bermain sulap dari belakang berubah keluar sebuah file dokumen, dan memberikan dokumen tersebut kedalam tangan Justin Yi, atas wajah tetap ketawa sangat cemerlang: “tuan muda kedua Yi lebih mengerti, lebih baik adalah memberi tuan muda kedua Yi lihat dulu saja.”
Justin Yi melototi dia, sangat lama baru melihat sekilas file dokumen didalam tangan dia, kemudian mengulurkan tangan mengambil file dokumen kemari.
Novel Terkait
Adore You
ElinaCinta Yang Terlarang
MinnieYou're My Savior
Shella NaviLove And Pain, Me And Her
Judika DenadaMy Charming Lady Boss
AndikaThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)