The True Identity of My Hubby - Bab 237 Mabuk (2)
Clarissa Yuan mengernyitkan dahinya dan bertanya, "Kamu minum bir?"
"Tidak ..." Julius Yi tertawa, "Aku tidak minum bir, dokter bilang aku tidak boleh minum bir..."
Jelas-jelas dia meminumnya, tapi dia masih bilang dia tidak minum, jelas-jelas dia tahu dia tidak boleh minum tapi dia masih pergi minum.
Clarissa Yuan langsung merasa sedikit khawatir dengan kesehatannya. Clarissa menghela nafas dengan tidak berdaya dan berkata: "Kamu di mana ? Aku akan kesana sekarang."
"Di Dream Bar..." selesai berbicara, Julius Yi menutup teleponnya.
Setelah mendengar telepon sudah di tutup, Clarissa Yuan menurunkan ponselnya. Dia bangun dan mulai mengganti pakaian dengan tidak bersuara. Ketika dia berjalan keluar dari kamar tidur dan turun ke bawah, dia kebetulan bertemu dengan Frans Tsu naik ke atas sambil memegang gelas di tangannya, dia melihatnya dan bertanya, "Clarissa, kamu mau keluar?"
“Hmm, aku akan segera kembali, kamu jaga Liam dan Natasia.” Clarissa Yuan berkata sambil berjalan ke bawah.
"Sudah selarut ini ada urusan apa? Apakah berhubungan dengan Julius Yi lagi?"
Clarissa Yuan menghentikan langkah kakinya, dia menoleh untuk menatapnya dan mengangguk: "Iya."
Ketidak senangan langsung melintas di wajah Frans Tsu, dia berjalan menghampirinya dan mengenggam lengannya sambil berkata, "Clarissa, sadarlah, sekarang Julius Yi adalah suami Gwendolyn , kamu tidak boleh selalu pergi menemuinya."
"Aku tahu, tapi sekarang dia sedang minum bir..."
"Itu adalah urusan Gwendolyn ."
“Dokter bilang dia tidak boleh minum bir, dan Gwendolyn tidak bisa menghadapinya.” Clarissa Yuan berkata dengan nada meminta maaf, “Aku berjanji setelah menghiburnya aku akan segera kembali , dan aku tidak akan tinggal berlama-lama dengannya.”
Frans Tsu tidak menghentikannya lagi, dan dia tidak memberikan kesempatan kepada Frans Tsu untuk menghentikannya, dia berbalik dan dengan cepat berjalan keluar rumah.
*****
Ketika Clarissa Yuan tiba di Dream Bar, Julius Yi sudah mabuk, dan dia sudah tertidur atas meja. Clarissa menghampirinya dengan cemas lalu dia duduk disampingnya. Dia mengguncang lengannya dan memanggilnya: "Julius, cepat bangun, cepat pulang untuk beristirahat."
Mendengar suaranya, Julius Yi mengangkat wajahnya dengan perlahan-lahan, setelah menatapnya sebentar, dia tersenyum: "Aku tahu kamu akan datang."
"Bukankah dokter memberitahumu untuk tidak minum? Kenapa kamu masih minum sebanyak ini?" Clarissa Yuan bertanya dengan khawatir.
“Karena ... aku merindukanmu.”Julius Yi bergegas menghampirinya dan mencium lehernya.
Clarissa Yuan bergegas menyingkir, dan berkata dengan panik: "Julius , jangan begini, cepat pulang."
"Kamu akan mengantarku pulang?"
"Aku akan menelepon Steve untuk mengantarmu pulang."
“Aku mau kamu yang mengantarku pulang.” Julius Yi bersikeras seperti anak kecil.
Kalau Gwendolyn Tsu melihatnya mengantar Julius pulang, bukankah dia akan ditelan hidup-hidup olehnya?
Tapi, melihat Julius bersikeras seperti ini, dia akhirnya hanya bisa mengangguk: "Baik, aku akan mengantarmu pulang."
Dia ingat dulu saat Julius menyamar menjadi Justin, dia punya sebuah apartemen di luar, palingan dia tinggal mengantarnya kesana saja.
“Lihat, aku tahu kamu masih peduli kepadaku.” Julius Yi tertawa dengan bahagia. Setelah tertawa, dia memegang wajahnya dengan kedua tangannya dan menatapnya: “Kamu ... khawatir dengan kondisi mataku? Kamu khawatir aku mabuk di sini? Jadi kamu datang ke sini? Kamu..."
"Julius! Jangan berulah lagi." Clarissa Yuan melepaskan tangannya dari wajahnya, lalu dia menatapnya dan memarahinya, "Kalau kamu masih berulah aku tidak akan mengantarmu pulang lagi, dan aku akan membiarkanmu menginap di sini sendirian. "
"Baik, aku tidak akan berulah ... Aku akan mendengarkanmu ..." Julius Yi kembali tersenyum dan merangkul pundaknya: "Ayo... kita pulang ...!"
Semua orang mengatakan saat pria sedang mabuk mereka akan menjadi seperti anak kecil. Clarissa Yuan tidak berdaya menghadapinya. Karena tidak berdaya, dia tidak punya pilihan selain membantunya bangkit dari sofa dan berjalan menuju pintu bar.
Dengan tidak mudah akhirnya dia berhasil membantunya masuk ke dalam mobil, Julius yang berbaring di kursi penumpang dengan cepat tertidur.
Clarissa Yuan menggelengkan kepalanya, dia berjalan mengitari mobil lalu masuk ke dalam kursi kemudi.
Dengan susah payah, Clarissa Yuan akhirnya membawa Julius Yi kembali ke apartemennya.
Julius memang mabuk berat, Julius sangat mabuk hingga seluruh udara jadi penuh dengan bau alkohol. Setelah Clarissa Yuan membaringkannya di atas tempat tidur, dia mengambil air hangat dari dalam kamar mandi untuk membantunya membasuh tubuh.
Jari Clarissa melepaskan kancing bajunya satu per satu, otot dadanya yang seksi muncul di hadapannya. Entah karena sudah terlalu lama tidak melihat tubuhnya atau karena fakta bahwa mereka sudah bercerai. Saat ini, Clarissa Yuan merasa sedikit malu saat melihat tubuhnya .
Clarissa bergegas menutupi dadanya dengan handuk hangat lalu membasuh tubuhnya dengan lembut.
Sentuhan hangat yang menyentuh kulitnya, membuat tubuh Julius Yi bergidik, telapak tangannya langsung menggenggam tangan kecil Clarissa Yuan yang hendak bergerak, dan dia menggenggamnya dengan erat-erat di dadanya.
Clarissa Yuan langsung membeku, dia tidak berani bergerak dan menatap kedua matanya yang masih tertutup, dan menunggu dia tertidur lagi.
Tapi Julius Yi tidak kembali tertidur, sebaliknya dia mengenggam tangannya sambil memanggil namanya dengan suara rendah: "Clarissa ... Clarissa ... Jangan pergi ..."
Melihat dia yang masih memejamkan matanya dan terlihat sangat menderita, Clarissa Yuan juga merasa sangat sedih. Dia menghela nafas dan mendorong tangannya sambil berkata: "Julius , lepaskan aku dulu, aku akan membantumu membasuh tubuhmu supaya kamu bisa tidur dengan nyaman. "
"Aku tidak mau ..." Julius Yi masih bergumam.
Clarissa Yuan tidak punya pilihan lain selain menarik tangan kecilnya dengan paksa dari telapak tangan Julius, lalu dia kembali meremas handuk untuk membantunya membasuh tubuh.
Setelah ditolak dengan paksa olehnya, Julius Yi membuka matanya dengan perlahan-lahan, tatapan matanya tertuju kepadanya. Mata Clarissa Yuan tidak sengaja bertemu dengan matanya, dia kembali membeku dan termangu di tempat.
“Clarissa ... apakah ini benar-benar kamu?” Julius Yi bertanya dengan tidak percaya, dia menjulurkan telapak tangannya dan menyentuh wajah kecilnya, dia menyentuh wajahnya dengan lembut, sentuhan nyata di antara jari-jarinya langsung membuat jantungnya bergetar.
"Julius ......" Clarissa Yuan ingin menolak, tetapi dia tidak sanggup menolak, secara naluriah dia melangkah mundur ke belakang. Tapi pada saat ini, Julius Yi menariknya ke dalam pelukannya, lalu dia membalikkan tubuhnya dan menindihnya di bawah tubuhnya. Ciuman yang panas langsung menyentuh bibir merahnya.
Aroma samar-samar bir yang bercampur dengan aroma tubuh Julius yang khas, membuat Clarissa Yuan hanyut di dalamnya, tapi akal sehat yang masih tersisa di dalam benaknya memberitahu dirinya untuk tidak melakukan hal ini, tapi dia tidak bisa ...
Dia mulai memberontak, mulutnya yang dibungkam hanya bisa mengeluarkan suara gumaman yang pelan.
Akhirnya Julius Yi melepaskan bibirnya dan mulai mencium lehernya. Clarissa berbisik dengan panik: "Julius, sadar sedikit, kita tidak boleh begini!"
“Kenapa tidak boleh begini?” Julius Yi mengangkat kepalanya, menatapnya dengan matanya yang sayup.
Clarissa Yuan menjawab dengan terengah-engah: "Karena kita sudah bercerai, tolong sadar sedikit."
Julius Yi tidak menerima alasan ini, dan dia masih bertanya dengan kesal: "Kenapa kita tidak boleh begini? Apakah kita tidak cukup saling mencintai? Ataukah kita tidak cukup lama saling mencintai?"
“Aku ... aku sudah bilang aku tidak mencintaimu lagi.” Clarissa Yuan tidak ingin menyakitinya, tapi dia hanya bisa berbicara seperti ini untuk membuatnya segera melepaskannya.
Tapi, semakin dia mengguncang Julius, Julius semakin tidak mau melepaskannya, dia menatapnya sambil mencibir: "Kamu mengatakan kamu tidak mencintaiku lagi langsung berarti kamu tidak mencintaiku lagi? Kalau begitu kenapa kamu masih peduli dengan hidup dan matiku? Bukankah lebih baik kamu membiarkan aku mabuk hingga mati di bar saja? "
"Aku ..." Clarissa Yuan dibuat kehabisan kata-kata olehnya.
Julius Yi tidak memberikan kesempatan untuk dia berbicara lagi, dia kembali membungkam bibirnya, dan menciumnya dalam-dalam.
Meskipun Clarissa Yuan masih menolak, dan masih merasa dia tidak seharusnya melakukan hal ini, tetapi kekuatannya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan kekuatan Julius Yi , dia sama sekali bukan lawannya.
Sampai akhirnya dia tetap gagal melawannya, dan dia dipeluk olehnya dalam waktu yang lama.
Ketika dia kembali tertidur, pinggang Clarissa sudah pegal dan dia hampir tidak bisa bangun.
Dengan hati-hati dia mendorongnya dari tubuhnya, lalu dengan hati-hati dia turun dari tempat tidur. Dia mengambil pakaiannya dari lantai lalu mengenakannya dengan rapi, setelah itu dia mengeluarkan satu set piyama dari lemari dan bersiap memakaikannya ke tubuh Julius.
Ketika dia hendak memulai memakaikannya, dia ragu-ragu sejenak, lalu dia kembali menggantung piyama itu ke dalam lemari, dia mengambil pakaian yang Julius kenakan hari ini, lalu dengan hati-hati dia memakaikannya ke tubuh Julius.
Ini hanya kegilaan yang terjadi saat mabuk, dia berharap ketika Julius bangun, Julius akan melupakan semuanya, sepenuhnya melupakan malam ini dia menciumnya dan menginginkan dirinya.
Ketika hari esok tiba, mereka tetap akan seperti sebelumnya, berjalan di jalan masing-masing.
Ketika ujung jarinya menyentuh tahi lalat kecil di pinggang Julius, dia berhenti sejenak dan menatapnya tanpa bersuara.
Charlie Shen, tiba-tiba dia sedikit merindukannya ...
*****
Novel Terkait
Si Menantu Buta
DeddyMenaklukkan Suami CEO
Red MapleMy Beautiful Teacher
Haikal ChandraMr Huo’s Sweetpie
EllyaSederhana Cinta
Arshinta Kirania PratistaCinta Yang Tak Biasa
WennieThis Isn't Love
YuyuThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)