The True Identity of My Hubby - Bab 251 Hukuman dari Dia
“Waktu itu Liam terluka, kamu tidak mengabari aku, sekarang Natasia hilang, kamu juga tidak beritahu aku, Clarissa Yuan, apakah takut pada Gwendolyn Tsu adalah alasan? Sakit karena kehilangan anak bukan hanya kamu yang bisa merasakannya, aku juga bisa merasakannya, aku juga berharap anakku bisa tumbuh besar dengan sehat di bawah pendampingan sendiri.” Julius Yi menatap dia dan berkata dengan marah: “Kamu ada hak apa untuk merampas hak aku menjadi seorang Ayah? Apakah kamu kira kamu berbuat seperti ini, Liam dan Natasia benar-benar sudah aman? Liam terluka, kamu khawatir sampai tidak bisa makan dan minum, Natasia hilang, kamu nangis-nangisan. Kalau begitu apakah kamu pernah berpikir, misalnya seumur hidup ini aku tidak bisa berkenalan dengan anak sendiri, sakit dan penyesalan di hatiku akan sebesar apa?”
“Maaf…….” Tiba-tiba Clarissa Yuan memeluk lehernya, menangis di pelukannya dan berkata: “Maaf Julius, aku bukan egois dan ingin mendapatkan Liam dan Natasia sendiri, aku hanya berharap anak-anak bisa baik-baik saja, mungkin caraku tidak cocok, tapi aku juga bermaksud baik…….”
“Setiap kali kamu selalu bilang demi kebaikanku, tapi setiap kali aku tidak tahu baiknya di mana.” Julius Yi tertawa sedih: “Clarissa Yuan, kita sebenarnya kapan baru bisa benar-benar jujur dan terbuka? Harus berapa lama lagi?”
“Maaf…….” Sepertinya selain kata maaf, Clarissa Yuan sudah tidak tahu bisa berkata apa lagi.
“Paman Yi, Bibi Clarissa, kalian sedang apa?” Di belakang keduanya, Natasia yang baru bangun tidur di mobil, sambil mengucek mata dengan tangan kecilnya, sambil mengamati kedua orang yang sedang berpelukan sambil menangis dan bertanya.
Mendengar suara Natasia, Clarissa hampir tidak berani percaya dan menengok ke sana, saat dia melihat Natasia yang baik-baik saja dan berdiri di sana, seketika berteriak dengan terharu: “Natasia!”
Dia berlari ke sana dengan terharu, langsung memeluk Natasia dan menangis: “Natasia, benar adalah kamu? Bibi Clarissa tidak sedang bermimpi kan? Benar adalah kamu kan?”
Ya ampun, tak terduga sekali, dia benar-benar melihat Natasia yang baik-baik saja di sini?
“Ini aku, Bibi Clarissa.”
“Kamu kemana saja, kamu membuat Bibi Clarissa khawatir setengah mati!” Clarissa Yuan mengangkat tangan dan menepuk bokong Clarissa, dia terharu sampai menangis dan juga tertawa: “Bibi Clarissa mengira kamu diculik orang jahat, untung saja tidak, untung saja…….”
Setelah Clarissa Yuan selesai berkata, dia menjauhi Natasia sedikit, menatap dia dan bertanya: “Tadi kamu lari ke mana? Bibi Clarissa mencari kamu sangat lama juga tidak menemukan kamu loh.”
Natasia melihat sekilas Julius Yi di samping dan berkata dengan polos: “Aku dan Paman Yi pergi bermain, juga pergi ke rumah Paman Yi, Paman Yi bilang akan menelepon Bibi Clarissa.”
Clarissa Yuan tertegun sebentar dan mengangkat kepala, tatapannya berpindah ke Julius Yi!
Dia yang membawa Natasia pergi?
“Paman Yi, kamu tidak menelepon Bibi Clarissa ya?” tanya Natasia sambil mengangkat wajah kecilnya dan menatap Julius Yi.
Julius Yi melihat sekilas Clarissa Yuan dan berkata dengan serius: “Aku sedang menunggu telepon Bibi Clarissa.”
“Julius Yi! Kamu sengaja mempermainkan aku kan?” Clarissa Yuan yang tersadar tiba-tiba berdiri, melangkah ke depan Julius Yi dan melototinya dengan marah: “Kenapa kamu bisa diam-diam membawa Natasia pergi? Masa kamu tidak tahu aku akan mencari gila-gilaan?”
“Aku tahu, makanya aku berbuat seperti ini.” Julius Yi menatap dia, sama sekali tidak takut dengan kemarahannya.
“Kamu……!” Clarissa Yuan tidak senang.
Julius Yi malah tetap berkata dengan tenang: “Karena aku ingin kamu mencoba rasa kehilangan anak.”
“Julius Yi! Kamu keparat!” Clarissa Yuan menangis karena marah, dia ingin dia mencoba lagi rasa kehilangan anak? Sebelumnya di akuarium dia sudah hampir dibuat mati oleh rasa seperti ini, malah menyuruh dia mencoba sekali lagi?
Dia merasa marah dan juga disuliti, air matanya terus mengalir.
Walaupun Julius Yi sedikit kasihan melihat dia menangis, tetapi dia tetap mengejamkan hati, menatapnya dengan sinis dan berkata: “Kamu menyembunyikannya dari aku begitu lama, aku masih belum meminta pertanggungjawaban dari kamu, sekarang aku hanya menyembunyikan setengah hari, kamu sudah tidak kuat.”
“Ini berbeda! Ini sama sekali berbeda!”
Bagaimana ini bisa disamakan? Waktu itu saat Clarissa Yuan menyembunyikannya dari dia, dia masih belum tahu identitas asli Liam dan Natasia, dia masih belum bisa merasakan sakit, tapi tadi……dia mengira Natasia ditangkap Gwendolyn Tsu, dia benar-benar sangat khawatir.
Dia melototi Julius Yi dengan marah dan menyalahkan: “Bagaimana kamu bisa membalas aku seperti ini? Walaupun harus ada akibat juga tidak seharusnya menggunakan cara seperti ini, Julius Yi……aku tidak akan memaafkanmu! Seumur hidup ini tidak akan memaafkanmu!”
Dalam mulut dia berkata tidak akan memaafkannya, tubuhnya malah tak terkontrol dan mendekat ke pelukannya, dia cinta dan juga benci padanya.
Untung saja Natasia dibawa oleh dia, tapi bukan Gwendolyn Tsu, untung saja!
Julius Yi memeluk pinggangnya: “Ini adalah hukuman kecil untukmu, aku harap kamu bisa menyadari kesalahanmu karena hal ini.”
Clarissa Yuan langsung mengangguk: “Aku tahu, lain kali aku tidak akan lagi, semoga kamu juga tidak begini lagi lain kali, aku tidak akan bisa tahan.”
“Baiklah, ingat janjimu hari ini.” Julius Yi mencondongkan badan dan menggendong Natasia, mengelus kepala kecilnya dan berkata: “Natasia, kita pulang.”
Pulang? Clarissa Yuan bengong, lalu langsung mengikut, ikut Julius Yi dan Natasia masuk ke mobil.
Mobil disetir ke jalan raya, Clarissa Yuan melihat pemandangan yang terlewat di luar jendela, tapi tidak tahu Julius Yi sebenarnya ingin membawa dia ke mana.
Pulang ke Kediaman Yi? Atau pulang ke rumah Frans Tsu? Atau……?
Pulang ke rumah Frans Tsu pasti tidak mungkin, saat ini membawa dia pulang ke Kediaman Yi juga tidak pas, akhirnya dia tidak tahan dan bertanya: “Julius, kamu ingin membawa kami ke mana?”
“Tentu saja pulang ke rumah.” kata Julius Yi tanpa ekspresi.
“Apakah pulang ke Kediaman Yi? Aku tidak mau……!” Clarissa Yuan menggeleng dengan naluriah.
Sekarang dia pulang untuk apa? Bertengkar dengan Gwedolyn Tsu? Atau bilang pada Nyonya Tua, dia dan Julius sudah memiliki anak dan menikah lagi dengan Julius Yi? Lalu Julius Yi dipenjara?
Saat dia berpikir aneh-aneh, Julius Yi sudah memarkirkan mobil di lantai bawah apartemen.
Dia melepas sabuk pengaman dan tidak buru-buru keluar, tapi berkata pada Clarissa Yuan: “Sebelum aku selesai mengurus masalah Gwendoyn Tsu, kamu dan Natasia tinggal di sini dulu.”
“Bagaimana kamu mengurusnya?” tanya Clarissa.
“Tentu saja bercerai.”
“Tidak boleh!” Clarissa melarang dengan naluriah.
Julius Yi terlihat sedikit kecawa dan menatap dia: “Kenapa?”
“Karena……kita tidak boleh membiarkan Justin dipenjara.” Dia ragu sebentar baru berkata.
“Justin bilang dia bersedia.” kata Julius Yi.
“Tentu saja Justin tidak berani bilang tidak bersedia, tapi…….”
“Tidak bersedia juga harus bersedia.” Julius Yi berkata dengan serius: “Lima belas tahun juga tidak terlalu lama, aku bisa berbuat apapun untuknya, aku bisa mengalah Perusahaan Besar Yi padanya. Yang penting tidak perlu bersama lagi dengan Gwendolyn Tsu, aku bersedia menyerahkan segalanya.”
“Bagaimana mungkin kamu berpikir begitu?” kata Clarissa Yuan dengan agak sedikit terbisu.
Julius Yi malah bilang: “Kamu cukup jaga diri dan Natasia baik-baik, masalah Gwendolyn Tsu aku sendiri akan mengurusnya, dan juga aku sudah memutuskannya.”
Dia sudah bilang begitu, Clarissa Yuan bisa bilang apa lagi? Tetapi terpikir dia akan dipenjara, hatinya merasa khawatir dan sedih.
“Ayo, keluar.” Julius Yi tersenyum pada Natasia: “Natasia, kita sudah sampai di rumah, Paman Yi gendong kamu keluar yuk.”
Natasia menatap Julius Yi dan Clarissa Yuan, lalu menggeleng kepala: “Di sini bukan rumahku, aku ingin pulang ke rumah Ayah.”
Hanya satu kata, tangan Julius Yi yang diulurkan padanya terhenti di udara, ada sedikit canggung, juga ada sedikit sedih.
Dia hampir mengucapkan ‘Aku adalah Ayahmu’, tapi terpikir beritahu dia sekarang mungkin bisa membuat dia takut, dia juga tidak akan menerima dirinya dengan mudah, hanya bisa ditahan.
Dia tertawa dengan gelisah: “Eemmm……di sini adalah rumah Paman Yi dan Bibi Clarissa, Natasia tidak mau tinggal bersama Paman Yi dan Bibi Clarissa?”
Natasia tetap menggeleng kepala: “Aku ingin tinggal bersama Bibi Clarissa dan Ayah.”
Melihat Julius Yi kecewa, Clarissa Yuan langsung menghibur dia: “Julius, kamu seharusnya tahu, anak kecil semuanya sama, ada susu berarti adalah Ibunya. Natasia sudah terbiasa dengan Frans Tsu, tiba-tiba ingin dia meninggalkan Frans Tsu pasti tidak mungkin, kita pelan-pelan saja.”
Natasia seperti sedikit mengerti maksudnya, tiba-tiba mulutnya monyong dan berkata sambil menangis: “Kenapa Natasia harus meninggalkan Ayah? Natasia tidak ingin terpisah dengan Ayah.”
Clarissa Yuan melihat dia yang kasihan dan memeluknya dengan sakit hati: “Natasia anak baik, Natasia tidak akan terpisah dengan Ayah, Paman Yi hanya ingin bawa Natasia bertamu ke rumah, nanti malaman akan bawa Natasia pulang kok.”
“Benaran?” Natasia bertanya pada Julius Yi.
Julius Yi membuka mulut dan mengangguk dengan terpaksa: “Iya, benaran.”
Natasia baru mengusap air mata di wajahnya, dari menangis menjadi tertawa: “Baiklah kalau begitu, aku ingin bertamu ke rumah Paman Yi.” Setelah dia selesai bicara, dia membuka pintu mobil dan keluar sendiri.
Julius Yi dan Clarissa Yuan ikut keluar dari mobil dan membawa Natasia pulang ke apartemen.
Julius Yi tahu Clarissa Yuan belum makan malam, sebelum datang ke apartemen, dia sudah memesan makan malam, baru sampai di apartemen sebentar, makan malam sudah langsung tiba.
Clarissa Yuan melihat Julius Yi, dia merasa sedikit terharu.
“Kamu dan Natasia sudah makan?” tanya dia.
“Sudah makan.” Perasaan Julius Yi tidak terlalu baik.
Clarissa Yuan tahu dia sedih, juga tidak berani berkata dengannya, hanya bisa menunduk dan makan diam-diam.
Julius Yi tidak tahu mengambil puzzle dari mana dan mengajarkan Natasia main, kedua Ayah dan anak bermain dengan senang, Clarissa selesai makan malam, berjalan ke depan keduanya dan berkata pada Julius Yi: “Julius, tolong antar aku dan Natasia pulang.”
Alis Julius Yi sedikit dinaikkan dan menatap dia: “Kamu begitu ingin kembali ke sisi Frans Tsu?”
“Kamu jelas tahu aku tidak bermaksud seperti ini.”
“Kalau begitu kamu kenapa buru-buru?”
“Besok Natasia harus sekolah, biasanya dia jam setengah sepuluh harus tidur.”
Julius Yi berpikir sebentar dan berkata padanya: “Ada kata-kata yang ingin kukatakan padamu.”
“Kata apa?”
Dia menepuk lengan Natasia, setelah mengisyaratkan dia untuk bermain sendiri, dia bangun dan berjalan ke teras.
Clarissa Yuan ikut berjalan ke teras, baru ingin berkata, Julius Yi tiba-tiba balik badan dan nenatap dia dengan wajah galak: “Kamu tidak merasa seharusnya kamu menjelaskan tentang Liam dan Natasia padaku? Atau masih merasa aku tidak perlu tahu?”
“Bukan.”
“Jadi kenapa anak-anak ada di tangan Frans Tsu? Kenapa kamu bisa berkenalan dengan anak-anak, tapi aku tidak bisa?”
“Julius……kamu jangan bilang begini.” Clarissa Yuan tidak tahu harus berbuat apa dan berkata: “Hari-hari yang tidak ingin aku kenang, aku sungguh tidak ingin mengungkit lagi, tapi kalau kamu ingin tahu, aku tentu akan memberitahu kamu.”
Julius Yi diam dan menunggu dia lanjut berkata.
Novel Terkait
My Lifetime
DevinaMr. Ceo's Woman
Rebecca WangKisah Si Dewa Perang
Daron JayPenyucian Pernikahan
Glen ValoraThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)