The True Identity of My Hubby - Bab 164 Selalu Menemanimu (1)

“Julius, jangan seperti ini.” Clarissa memeluknya dengan erat, berusaha menenangkan dengan kata-kata lembut: “Aku tahu kamu sangat menderita, aku tahu kamu sangat bersedih, tetapi aku saja bisa mengerti……”

“Clarissa…” Julius melepaskan diri secara perlahan, menundukkan kepala melihatnya: “Aku tidak akan setuju, sekalipun seluruh isi keluarga mengatakan aku tidak patuh, aku tidak berbakti, aku sama sekali tidak perduli.”

“Aku mengerti.” Clarissa menganggukkan kepala.

“Jadi……” Julius bersikap sangat serius: “Kamu juga jangan merasa bersalah, jangan merasa terbebani, bukan kamu yang egois, tetapi aku. Aku yang tidak bersedia melepaskanmu, aku yang tidak bersedia tunduk pada kekejaman Keluarga Su.”

“Baik, aku tidak akan merasa terbebani, aku juga tidak akan berkata bodoh bersedia meninggalkan kamu.” Clarissa memegang kedua sisi wajah Julius, mengelus pipinya secara perlahan: “Tidak perduli seberapa sulit keadaan ini, aku akan selalu menemanimu.”

“Terima kasih.” Julius memeluknya dengan erat, mencium lehernya dan berkata: “Aku hanya ingin kamu mengerti, dan memahamiku, sekalipun seluruh orang di dunia merasa aku tidak baik, aku tidak perduli.”

“Aku mengerti.” Clarissa menganggukkan kepala, memejamkan mata dengan terharu.

****

Gloria yang dikesalkan di rumah sakit pulang ke rumah dengan nafas terburu-buru, bahkan saat Nenek menanyakan kabar Carter padanya saja hanya dijawab dengan sembarang, langsung duduk dan mulai meminum teh di sofa.

Nenek dan Yuliana saling bertatapan, berbisik pada Yuliana tentang apa yang terjadi pada Gloria.

Yuliana pun menggelengkan kepala arti tidak mengerti.

Nenek Yi terpaksa mengubah nada bicara bertanya pada Gloria: “Sebenarnya apa yang terjadi? Siapa yang membuatmu kesal seperti ini?”

“Siapa lagi jika bukan Julius.” Gloria berkata dengan kesal: “Keadaan suamiku baru saja membaik hari ini, tetapi malah dibuat kesal olehnya hingga hampir berhenti bernafas, sungguh mengagetkanku.”

“Lalu bagaimana keadaan Carter sekarang? Tidak apa-apa kan?” Nenek Yi bertanya dengan panik.

“Saat ini berhasil terbebas dari masa kritis, telah dibawa ke ruang ICU, makanya aku bisa pulang.”

Nenek Yi menghela nafas secara perlahan, lanjut bertanya: “Sebenarnya apa yang terjadi? Bagaimana Julius memancing amarahnya?”

“Aku tidak tahu jelas, suamiku berkata ingin berbicara empat mata dengan Julius, tidak berapa lama, penyakitnya malah kambuh lagi. Saat aku dan Clarissa berlari ke dalam kamar, dia sedang melototi Julius dengan kesal, terus memintanya menuruti yang dia inginkan, tetapi Julius tak kunjung menurutinya.”

“Permintaan apa?”

“Mana mungkin aku tahu, Julius saja tidak mau mengatakannya, sedangkan suamiku sudah dibawa ke ruang ICU.” Selesai berkata, Glori menghela nafas berat, kemudian lanjut berkata: “Dulu aku kira Julius adalah anak yang berbakti, berhati mulia, tidak menyangka dia hanyalah seorang yang tidak berperasaan.”

“Mungkinkah…… Julius sama sekali tidak mampu melakukannya, makanya tidak dituruti?”

“Soal ini harus ditanyakan pada Julius sendiri.” Setelah meneguk teh, Gloria berdiri dari tempat duduk, lanjut berkata: “Seharian di rumah sakit membuatku sangat lelah, aku tidur dulu.”

Nenek Yi melihatnya sekilas, berkata dengan nada datar: “Jika kamu takut lelah, minta saja Teddy pergi menjaganya.”

“Tidak……”Mendengar Teddy akan disuruh pergi menjaga, Gloria segera mengglengkan kepala, berkata sambil tersenyum: “Bu, aku hanya cerita-cerita saja, penyakit suamiku begitu berat, mana mungkin tenang membiarkan Teddy yang menjaganya, lebih baik aku sendiri saja.”

Nenek Yi meliriknya dengan ujung mata, langsung mengangkat gelas teh tanpa memerdulikanya lagi.

Setelah Gloria naik ke lantai atas, Yuliana pun beralasan istirahat menyusulnya ke atas.

Yuliana tidak masuk ke kamarnya sendiri, melainkan datang ke kamar Gloria, bertanya dengan sedikit panik: “Bu, apakah Ayah sudah tanda tangan di surat wasiat itu?”

Begitu membahas masalah itu, wajah Gloria kembali terasa berapi-api, melihatnya sambil menjawab dengan kesal: “Kamu sangat menginginkan warisan, kenapa tidak pergi sendiri memintanya tanda tangan?”

“Bu, kenapa Ibu berkata seperti itu? Bukankah milikku sama saja dengan milikmu, milik Juwono dan milik anakku? Lagipula aku mengandung cucu Keluarga Yi, meminta warisan juga hal yang sangat wajar kan? Apakah Ibu sudah menjelaskan ini pada Ayah?”

“Cucu pertama Keluarga Yi.” Gloria tertawa melihat perutnya: ”Bermimpi saja kamu.”

Yuliana mengerutkan kening, terlintas kepanikan pada kedua matanya, segera berkata dengan terpatah-patah: “Bu….kenapa Ibu berbicara seperti itu? Memangnya Ibu curiga anak ini bukan anak Juwono?”

Yuliana menggigit bibir, dalam hati berpikir jangan-jangan Ibu tiri sudah menyadari bahwa yang dikandungnya adalah anak perempuan? Maka berbicara seperti itu?

“Aku bukan curiga padamu?” Gloria menghela nafas, menurunkan nada bicara: “Yuliana, Ibu beritahu kamu saja kenyataannya, agar kamu juga punya persiapan.”

“Apa?” Yuliana melihatnya dengan sangat terkejut.

“Juwono bukanlah darah daging Keluarga Yi, rahasia ini telah aku jaga selama 20 tahun lebih, belakangan ini baru saja dibongkar oleh Noah Tsu yang sialan. Keluarga Yi mungkin saja mengetahui rahasia ini kapanpun, tiba saatnya nanti, kamu tentu bisa memikirkan akibatnya, maka dari itu……” Gloria melototi Yuliana yang sedang bengong: “Untuk saat ini kamu harus sedikit lebih cerdik, bujuk Nenek dengan baik, setelah suamiku meninggal, dan warisan berhasil diterima, kita tidak perlu takut Keluarga Yi tahu akan rahasia ini lagi, tidak perlu takut Keluarga Yi mengusir kita dari rumah lagi.”

Yuliana tercengang cukup lama, setelah itu baru bertanya dengan perlahan: “Kalau begitu Juwono darah daging siapa?”

“Itu bukan urusanmu.” Gloria melototinya dengan galak: “Aku menarikmu untuk bekerja-sama karena kamu mengandung anak Juwono, jika tidak, memangnya kamu rasa aku akan perduli dengan hidup dan matimu?”

Karena ucapannya, Yuliana pun menunduk dan berkata dengan rasa bersalah: “Bu, aku mengerti, aku akan patuh mendengarkan arahanmu.”

“Dan soal Gwendolyn, dia tentu bukan orang baik, kamu jangan terlalu dekat dengannya.” Gloria menambahkan.

“Ibu tenang saja, saat ini aku sudah sangat jarang berkomunikasi dengannya.”

“Baguslah jika begitu.”

Setelah memikirkan masalah itu, Yuliana berkata dengan cemas: “Tetapi……dua bulan lagi anak ini akan lahir, tiba saatnya nanti bagaimana jika Keluarga Yi menyadari golongan darahnya berbeda?”

Di rumah sakit zaman sekarang, begitu seorang bayi terlahir, yang diberitahukan paling awal adalah golongan darah.

Yuliana merasa nasibnya sangat tidak beruntung, awalnya mengira sedang mengandung cucu laki-laki Keluarga Yi, setelah itu malah diberitahu bahwa yang dikandungnya cucu perempuan. Dan kini, bukan hanya cucu perempuan, anak dalam kandungannya sama sekali tidak memiliki hubungan darah dengan Keluarga Yi.

Saat ini dia tidak hanya cemas sang bayi ditemukan bukan darah daging Keluarga Yi, tetapi juga cemas saat melihat bukan anak laki-laki nanti, Gloria akan mengamuk dan mengusir mereka dari rumah.

“Soal ini kamu tidak perlu cemas, suamiku tidak mungkin bisa bertahan hingga dua bulan.” Gloria berkata. Demi keuntungan dia dan anaknya, bagaimanapun caranya dia tidak akan membiarkan Carter bertahan hingga hari kelahiran anak itu.

****

Saat pulang kerja di siang hari, Clarissa menelepon Julius menanyakan apakah dia ingin menjenguk Carter ke rumah sakit.

Julius berpikir sesaat, lalu menjawab: “Aku berencana besok baru pergi.”

Karena tahu Julius memerlukan waktu untuk menenangkan hati, Clarissa pun tidak menyulitkannya, memutuskan pergi sendiri.

Carter terlihat jauh lebih lemah dari sebelumnya. Berdiri di depannya, Clarissa merasa tidak nyaman dalam hati, karena masalah ini berkaitan langsung dengannya.

“Yah, apakah Ayah baik-baik saja?” Dia berdiri di depan ranjang sambil menyapa dengan perlahan.

Carter membuka kedua mata, melihatnya sambil berkata: “Clarissa, kamu sudah datang ya.”

“Hm.” Clarissa bimbang beberapa saat, lanjut berkata: “Yah, apapun yang terjadi, Ayah jangan terlalu panik dan heboh lagi, jika tidak akan sangat berbahaya.”

Carter berkata dengan lemah: “Clarissa, apakah kamu merasa aku sangat keterlaluan?”

“Tidak, Ayah melakukan ini demi Perusahaan Besar Yi, aku dan Julius tidak pernah berpikir untuk menyalahkan Ayah.”

“Tidak menyalahkan memang tidak menyalahkan, tetapi dia enggan menurutinya!” Carter bertanya kembali padanya: “Saat ini aku hanya ingin tahu bagaimana pendapatmu, Clarissa.”

Novel Terkait

King Of Red Sea

King Of Red Sea

Hideo Takashi
Pertikaian
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
Kakak iparku Sangat menggoda

Kakak iparku Sangat menggoda

Santa
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Everything i know about love

Everything i know about love

Shinta Charity
Cerpen
5 tahun yang lalu
My Goddes

My Goddes

Riski saputro
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Air Mata Cinta

Air Mata Cinta

Bella Ciao
Keburu Nikah
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
My Greget Husband

My Greget Husband

Dio Zheng
Karir
3 tahun yang lalu