The True Identity of My Hubby - Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)

Julius berpikir beberapa saat dan tersenyum pahit : “Gelang giok ini pernah penuh makna, tidak cocok diberikan kepada Clarissa.”

Gwendolyn agak terkejut : “Mengapa? Karena kamu tidak mencintai Clarissa?”

Apakah Julius masih mencintainya? Jadi rela memberikan gelang giok itu ke Yuliana yang masih termasuk keluarga, daripada diberikan kepada istri yang tidak ia cintai?

Setelah diam beberapa saat, Julius menggelengkan kepala : “Tidak, Clarissa harusnya mendapatkan yang lebih bagus.”

Satu kalimat saja, namun seperti air dingin yang seketika menyiram keharuan dalam hati Gwendolyn, juga menyadarkannya dari memori masa lalu.

Clarissa harusnya mendapatkan yang lebih bagus…… Mendengar perkataan ini, hatinya malah terasa masam, apakah karena terbiasa Julius hanya mencintai dirinya seorang saja?

Sekarang dia sudah bersama Justin, dia sendiri yang melepaskan Julius, bagaimana boleh dia punya pikiran dan perasaan seperti ini?

“Kelihatannya hubungan kamu dengan Clarissa baik sekali.” Dia tersenyum pahit.

“Bukankah kamu yang membuat aku berbuat seperti ini?” Julius juga tertawa.

Gwendolyn terdiam, membalikkan badan dan bersiap pergi, tapi saat membalikkan badan, ia dikejutkan oleh Clarissa yang berdiri di balik jendela. Ia tertegun sejenak dan baru sadar beberapa lama kemudian, ia pun memanggil dengan canggung : “Kakak ipar pertama.”

Clarissa menganggukkan kepala kepadanya dan memberikan senyuman yang masih bisa dibilang ramah.

Tidak sengaja melihat suami sendiri membicarakan masa lalu dengan mantan, benar-benar bukan sesuatu yang nyaman, tapi yang bisa ia lakukan hanyalah berpura-pura tuli.

Setelah Gwendolyn pergi, Clarissa ingin pergi salah, mau tetap di situ juga salah.

Kalau tadi Gwendolyn tidak memanggilnya, dia bisa pergi diam-diam, lagi pula Julius juga tidak bisa melihatnya. Tapi sekarang, kalau dia pergi begitu saja, kesannya ia bernyali kecil.

Tak berdaya, akhirnya dia mendekat beberapa langkah.

“Apakah seru menguping orang mengobrol?” Julius tetap berhadapan dengan taman bunga, membelakangi dirinya.

Clarissa menggaruk kepala dengan canggung dan menjelaskan : “Itu……Aku bukan sengaja menguping, hanya tidak hati-hati…… Maaf.”

“Tidak apa-apa, lagi pula bukan hal memalukan yang harus disembunyikan.” Jawab Julius.

Meskipun Clarissa tidak enak hati untuk menanyakan masalah dia dengan Gwendolyn, tapi tetap saja ia tidak bisa menahan diri untuk bertanya : “Ternyata gelang giok itu begitu berarti?”

“Apakah senang aku berbuat seperti ini?” Julius membalikkan badan berhadapan dengannya.

Clarissa tertawa, dia berbuat demikian hanya untuk memanasi Gwendolyn saja.

Tadi saat mendengar dia bilang Clarissa seharusnya mendapatkan yang lebih bagus, Clarissa akui dirinya sempat gembira sebentar, tapi kalimat selanjutnya langsung menghapus rasa senang dalam hatinya.

Sejak melihat gelang giok itu, hati Gwendolyn langsung tampak tidak tenang.

Sebenarnya Gwendolyn bisa merasakan, cinta Julius kepadanya jauh lebih dalam daripada Justin, menikah dengan Julius juga pasti akan lebih bahagia dibandingkan dengan Justin.

Justin orangnya dingin, playboy, nanti setelah menikah dengannya pasti akan banyak perselisihan.

Tapi…….

Gwendolyn menggelengkan kepalanya, apa gunanya memikirkan ini semua sekarang? Dulu saat ia memutuskan untuk melepaskan Julius, dirinya tidak pernah terpikirkan untuk kembali bersamanya, sekarang dia sudah buta, sudah kehilangan kemampuan untuk memimpin keluarga Yi, lebih tidak mungkin lagi dirinya akan kembali ke sisi Julius.

Masih tetap Justin yang lebih cocok dengannya, tidak boleh memikirkan hal giok lagi, tidak boleh memikirkan dia!

Gwendolyn menarik nafas pelan-pelan dan mengembalikan pandangannya ke arah pintu bandara.

Tidak lama kemudian, Justin sudah keluar dari bandara, ia melihat sekitar, lalu berjalan ke arah Gwendolyn sambil tersenyum kecil.

“Secara langsung menjemput aku?” Justin duduk di kursi penumpang depan, ia memiringkan badan dan mengulurkan lengan panjangnya merangkul bahu Gwendolyn, lalu mengecup keningnya.

Gwendolyn membalas kecupannya ke bibir Justin, dengan wajah ceria ia menjawab : “Bukankah sudah sepakat mau makan bersama, tentu saja harus secara langsung menjemput kamu.”

“Ingin makan apa?”

“Makan menu barat bagaimana?”

“Asal yang kamu suka saja.”

“Kalau begitu kita pergi makan menu barat, setelah itu temani aku ke suatu tempat?” Gwendolyn menyalakan mesin mobil.

“Tempat apa?”

“Semalam Seliana sudah pulang, dan hari ini adalah ulang tahunnya, sudah lama tidak ketemu kamu, jadi ingin ketemu kamu sebentar.” Gwendolyn menoleh meliriknya sekilas : “Kenapa? Jangan bilang ketemuan saja kamu tidak mau?”

Justin memang tidak begitu ingin pergi, tapi sudah dibilang ingin bertemu dengannya, tidak enak jika tidak pergi. Ia pun menjawab : “Bagaimana mungkin? Aku juga sudah lama tidak ketemu dengannya.”

Setelah keduanya menikmati menu barat di sebuah restoran barat yang berkelas, mereka pun datang ke bar tempat diadakannya acara ulang tahun Seliana.

Novel Terkait

Gue Jadi Kaya

Gue Jadi Kaya

Faya Saitama
Karir
4 tahun yang lalu
Cinta Pada Istri Urakan

Cinta Pada Istri Urakan

Laras dan Gavin
Percintaan
4 tahun yang lalu
Takdir Raja Perang

Takdir Raja Perang

Brama aditio
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Mendadak Kaya Raya

Mendadak Kaya Raya

Tirta Ardani
Menantu
4 tahun yang lalu
Mr CEO's Seducing His Wife

Mr CEO's Seducing His Wife

Lexis
Percintaan
3 tahun yang lalu
Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu