The True Identity of My Hubby - Bab 153 Dengan Enggan
Juwono Yi terdiam, tidak berbicara apapun.
Gloria kembali melanjutkan: "Menurutku kita jual saja saham kita kepada Noah Tsu, kita bisa mendapatkan uang, dengan uang sepuluh miliyar lebih, kita bisa membuat usaha sendiri, usaha apa pun."
Juwono Yi menatap lekat-lekat ibunya yang tidak berhenti bicara, dia merasa benci dan tidak berdaya.
Gloria mengetahui anaknya membenci dia, setelah melihat tatapannya, dia segera menutup mulutnya.
Noah Tsu sudah dapat mengira bahwa Juwono Yi akan kembali lagi, dia tidak terkejut, dan juga tidak senang, dengan muka datar dia menatap ibu dan anak tersebut: "Hari ini sudah hari keempat, kalian sudah melewati hari yang kutentukan untuk menandatangani perjanjian."
"Lalu kamu ingin melakukan apa?" ucap Juwono Yi dengan marah.
"Lagipula, kalian sendiri yang telah melewati hari tersebut, tentu saja terserah aku ingin kalian berbuat apa." Noah Tsu tersenyum: "Tetapi kalian tidak perlu panik, persyaratanku tidak sulit."
Noah Tsu mengeluarkan dokumen dan melemparkan dokumen tersebut ke dada Juwono Yi, dan berkata: "Tidak peduli kalian menggunakan cara apapun, kalian harus membuat Julius Yi bertandatangan di atas dokumen ini, ingat, Julius Yi, bukan Justin Yi."
"Dokumen itu berisi apa?" Gloria menatap Juwono Yi.
Juwono Yi membaca isi dokumen tersebut, dan menatap Noah Tsu dengan terkejut.
Noah Tsu mengangkat bahunya, dan berkata :"Jangan melihatku seperti itu, aku termasuk korban dari perbuatanmu."
"Julius Yi adalah orang buta, apakah kamu perlu membuatnya seperti ini?" kata Juwono Yi dengan marah.
"Kamu tenang saja, dia merupakan calon menantuku, jika dia menurut, aku tidak akan berbuat apa-apa padanya."
"Kamu sungguh tidak tahu malu!"
"Terserah kamu ingin mengataiku apa." Noah Tsu dengan acuh tak acuh merentangkan tangannya, lalu menambahkan: "Oh ya, aku lupa mengingatkan kalian, Julius Yi tidak sesederhana yang kalian pikirkan, jika kalian ingin menipu dia, kalian harus sangat berusaha."
Penyakit Carter Yi sudah membaik, akhirnya Justin Yi dapat dengan tenang meninggalkan Kota A.
Ketika dia keluar dari kantornya, Asisten Lin menghampiri dia dan melaporkan masalah yang mendesak: "Direktur Yi, wartawan mempublikasikan masalah kualitas proyek Waterfront Park, Anda harus segera menanganinya."
Justin Yi tidak menolahkan kepalanya ke belakang dan berkata : "Kamu saja yang pergi menanganinya."
"Tidak bisa, masalah kali ini sangat besar, orang-orang dari tim inspeksi sudah dikirimkan ke sana, harus ada orang dengan jabatan eksekutif yang menanganinya."
"Kalau begitu hubungi Juwono Yi, biarkan dia yang menanganinya."
"Satu hal lagi Direktur Yi, sore nanti ada pertemuan yang sangat penting, apakah Anda memutuskan untuk tidak menghadirinya?"
"Kamu saja yang menangani semua masalah, jika tidak bisa, maka tunggu saya pulang untuk menanganinya." Justin Yi tidak memberikan dia kesempatan untuk berbicara, dia langsung memasuki lift.
Tentu saja dia tahu seberapa pentingnya pertemuan sore nanti, dan dia juga tahu besok dan lusa juga ada pertemuan penting, tetapi jika terus mengulur waktu, dia tidak mempunyai waktu untuk pergi ke Inggris.
Dia harus pergi ke Inggris, masalah ini sudah pasti.
"Tuan Muda Pertama, apakah kamu harus pergi ke Inggris?" Kak Sarah mengejar dia dari lantai satu ke lantai dua, dan dari lantai dua sampai lantai satu, dan dia hampir ingin memeluknya.
Julius Yi melihat jam tangan di tangannya, dan berkata pada Kak Sarah: "Kak Sarah, beberapa hari ini tolong tutupi keberadaanku, aku akan kembali sesegera mungkin."
"Tetapi....jika Tuan Besar bertanya dimana Tuan Muda Kedua, kamu akan bagaimana?"
"Aku sudah memberitahu Asisten Lin, bahwa aku akan pergi dinas."
"Pada saat seperti ini kamu pergi dinas? Tidak boleh." Kak Sarah menahan dia, dia berkata: "Kamu jangan pergi, perusahaan sekarang sedang membutuhkan orang, Tuan Besar sakit, kamu pergi, Tuan Muda Ketiga tidak mengurus apa-apa......"
Julius Yi memotong pembicaraan Kak Sarah: "Aku sudah pasti akan pergi ke Inggris, aku harus membawa kembali Clarissa."
"Nyonya Muda memang harus dicari dan dibawa kembali, tetapi tidak perlu sekarang, jika perusahaan sudah stabil, kamu baru pergi membawanya pulang." Kak Sarah melihat dia akan pergi, menarik dia lagi dan berkata: "Lagipula Nyonya Muda Pertama sangat pengertian, dia tidak mungkin marah dalam waktu yang lama, siapa tahu besok dia akan kembali."
Julius Yi menatap dia, berkata: "Kak Sarah, aku mengkhawatirkan dia, dia pergi karena Gwendolyn Tsu. Walaupun aku hanya bisa melihatnya di sana, aku akan tenang jika melihat dia baik-baik saja."
Dia sudah berkata seperti itu, Kak Sarah tidak bisa berkata lagi, dia segera melepaskan tangannya.
Julius Yi melihat kembali jam tangan di tangannya, berkata kepada Kak Sarah: "Kak Sarah, aku minta maaf, aku benar-benar harus pergi."
Dan pada saat ini, sebuah mobil memasuki villa, Gloria keluar dari mobil, dan berkata: "Julius, apakah kamu ingin pergi?"
Julius Yi mengutuk di dalam hatinya, tetapi dia berusaha untuk menunjukkan kesopanan padanya: "Ibu tiri, apakah kamu ada masalah?"
Gloria berjalan ke arah Julius Yi, sambil mengeluarkan dokumen dari dalam tasnya dan berkata: "Bukankah Yuliana akan segera melahirkan, Nyonya Besar memutuskan untuk memberikan Villa Legacy Garden no 6 baris ketiga dan blok ketiga kepada Yuliana, Legacy Garden pada saat itu dibeli menggunakan namamu, jadi sekarang kamu harus menandatanganinya."
Gloria menerahkan dokumennya kepada dia: "Apakah kamu perlu menyuruh Kak Sarah untuk melihatnya?"
Julius Yi berpikir sejenak, dan bertanya: "Villa no 6 baris ketiga dan blok ketiga?"
"Iya, yang lain telah terjual semua."
"Kak Sarah, kamu bantuku melihatnya apakah ada masalah." Julius Yi tidak boleh membacanya sendiri, dia hanya bisa meminta tolong pada Kak Sarah.
Kak Sarah mengambil dokumen dari Gloria, dia membalik-balikkan dokumen, dan berkata di samping telinga Julius Yi: "Aku tidak mengerti isi dokumen ini."
Julius Yi ingin bergegas pergi, dia tidak memedulikan banyak hal, mengambil pen dan menandatangani di tempat yang diberitahu oleh Gloria, lalu berkata pada Gloria: "Ibu tiri, maaf tidak bisa menyambutmu ke dalam rumah."
Melihat dia telah menandatanganinya, Gloria bernafas dengan lega, dengan acuh tak acuh dia berkata: "Tidak apa-apa, aku juga sedang bergegas ingin melihat villa, aku pergi duluan."
Dia segera menaiki mobil dan keluar dengan cepat dari villa.
Julius Yi terbang ke Inggris dengan menaiki pesawat pada hari itu juga, setelah turun dari pesawat, dia segera mencari keberadaan istrinya, tanpa mengistirahatkan dirinya dari jet lag.
Mencari orang di Inggiris yang sebesar ini, terlihat sangat susah, untung saja dia mengetahui bahwa Clarissa Yuan sedang bersama dengan Frans Tsu, dia hanya perlu menemukan Frans Tsu.
Di sisi lain, Frans Tsu membawa Liam dan Natasia kembali ke rumah setelah berjalan-jalan, baru saja membuka pintu, mereka sudah dapat mencium wangi dari makanan untuk sarapan, Natasia tersenyum dan mengangkat kepalanya: "Ayah, tante Clarissa membuatkan kita makanan enak lagi.
"Aku mencium bau makanan yang enak." raut wajah Liam juga terlihat senang.
"Kalian cuci tangan dahulu lalu makan sarapan." baru saja Frans Tsu selesai bicara, anak-anak sudah berlari ke arah dapur.
"Anak ayam sudah kembali." Clarissa Yuan tersenyum, dan membawa mereka untuk mencuci tangan.
Natasia berkata: "Tante Clarissa, kita bukan anak ayam, kita adalah anak-anak kecil."
Clarissa Yuan mengelus kepalanya dan berkata: "Betul, anak-anak kecil."
"Apakah tante Clarissa akan terus menemani anak-anak kecil?" tanya Liam.
Clarissa Yuan terdiam, dia tidak bisa menjawab pertanyaan mereka.
Frans Tsu yang sedang beridri di pintu dan melipat kedua tangannya di depan dada berkata: "Tante Clarissa mempunyai keluarga, tidak bisa terus menemani kalian, kalian jangan menyusahkan tante Clarissa."
"Apakah tante Clarissa akan mempunyai anak-anak kecil juga?" tanya Natasia.
"Tentu saja."
Raut wajah Natasia berubah drastis, dia berkata dengan sedih: "Apakah setelah mempunyai anak, tante Clarissa tidak akan menyayangi kita lagi, tidak akan membuatkan kita sarapan lagi?"
Pada saat ini, Frans Tsu juga ikut terdiam.
Clarissa Yuan dan Frans Tsu saling menatap, dia mengelus kedua anak-anak sambil tersenyum: "Anak-anak kecil, tentu lebih baik jika mempunyai banyak anak-anak, walaupun tante Clarissa juga akan mempunyai anak-anak, tante Clarissa akan terus menyayangi kalian, jika ada kesempatan, tante juga akan membuat kalian sarapan, bagaimana?"
"Benarkah?"
"Tentu saja benar." Clarissa Yuan menganggukkan kepalanya: "Lagipula, kalian juga akan mempunyai ibu, ibu kalian juga akan menyayangi kalian, setiap hari akan membuatkan kalian sarapan."
"Tetapi aku ingin tante Clarissa yang menjadi ibu kami." Liam memajukan bibirnya.
Clarissa Yuan tertegun sejenak, dan bertanya: "Kenapa?"
"Karena kami menyukai tante Clarissa, tante Clarissa juga menyukai kami, lagipula ayah juga berkata dia menyukai tante Clarissa." dengan polos Liam berkata seperti itu.
Clarissa Yuan menatap Frans Tsu, Frans Tsu segera mengangkatkan kedua telapak tangannya: "Aku bersumpah, aku tidak mengajarkan mereka seperti itu." Frans Tsu tersenyum: "Lagipula kamu dan Julius Yi belum bercerai, aku tidak berani memikirkan hal tersebut, siapa yang baik siapa yang tidak baik, Liam dan Natasia dapat merasakannya sendiri, karena biasanya pengasuh yang menjaga mereka, pengasuh hanya memastikan mereka kenyang atau tidak, dan jika mereka pergi ke taman, pengasuh hanya melihat mereka dari jauh, tidak ikut bergabung dengan mereka."
"Kamu seharusnya mempekerjakan seseorang yang lebih profesional dalam mendidik anak-anak." kata Clarissa Yuan.
"Aku sudah pernah mempekerjakan beberapa orang, tetapi tidak ada yang bertahan lebih dari dua hari karena mereka dibuat marah oleh kedua anakku." Frans Tsu menggendong kedua anak tersebut, dan mulai membagikan sarapan mereka.
Clarissa Yuan mengikutinya dan duduk di kursi meja makan, menatap dua anak yang cantik dan lucu, dia tersenyum kecil: "Kenapa aku tidak merasa bahwa mereka bisa membuat orang lain marah?"
"Mungkin karena mereka menyukaimu." Frans Tsu menyentuh kepala mereka: "Apakah sarapan yang dibuat oleh tante Clarissa enak?"
"Sangat enak!" Kakak beradik tersebut menjawab bersamaan.
Melihat mereka berdua makan dengan lahap, membuat Clarissa Yuan tersenyum dengan senang, walaupun hatinya merasa enggan meninggalkan mereka, tetapi dia tidak tahan untuk tidak mengatakannya: "Frans Tsu, sebenarnya aku memutuskan untuk berpamitan padamu hari ini."
"Kenapa? Kamu ingin kembali?"
"Iya, aku merasa bersembunyi seperti ini tidak dapat menyelesaikan masalah, masalah yang ada tetap harus tetap diselesaikan, aku ingin kembali untuk berbicara dengan Julius Yi." kata dia.
Setelah bersembunyi beberapa hari, dia perlahan-lahan sudah menenangkan dirinya sendiri, dan mulai bisa mengerti beberapa hal.
Gwendolyn Tsu sangat membencinya, sangat berharap dia meninggalkan Julius Yi, sebenarnya dari awal dia sudah tahu, dia tidak bisa langsung pergi hanya dengan mendengarkan kata-kata dia, dan memenuhi keinginannya. Jika Julius Yi memang sangat jahat seperti yang dikatakan oleh Gwendolyn Tsu, sudah saatnya untuk bercerai, sudah saatnya untuk membagi harta mereka dan sudah saatnya juga untuk kembali menyelesaikan masalah ini.
Novel Terkait
Istri Yang Sombong
JessicaMy Goddes
Riski saputroThe Great Guy
Vivi HuangLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyCintaku Pada Presdir
NingsiThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)