The True Identity of My Hubby - Bab 225 Dipecat
“Dulu aku mempekerjakan Future Law Office karena kamu menikah dengan aku, sekarang karena memang kita sudah berpisah, tentu saja tidak akan terus mempekerjakan Future Law Office.” Tiba-tiba Julius satu langkah lebih maju, tangannya merangkul pinggang Clarissa dan menariknya ke dekatnya : “Kamu ingin tetap menjadi pengacara Future Law Office? Kecuali kamu menjadi wanitaku.”
Dia tersenyum, senyumnya tampak kejam.
Clarissa dikunci di dalam pelukannya, badannya menempel ke tubuh Julius, dia bahkan bisa merasakan suhu tubuh dan detak jantung yang tidak stabil dari Julius, wajah Clarissa memerah.
Mungkin karena sudah terlalu lama tidak sedekat ini, di detik ini muncul ketidakrelaan untuk berpisah dalam hati mereka, Clarissa tidak meronta, Julius juga tidak melepas.
Rasanya ingin sekali......tetap berada dalam pelukannya seperti ini, selamanya tidak berpisah.
“Kenapa? Hatimu tergerak?” Julius meniup di tepi telinganya : “Bukankah kamu suka uang? Buka harga, mau berapa pun bisa kuberi.”
Akhirnya Clarissa tersadar, didorongnya Julius dengan wajah yang semakin memerah, serta di saat yang bersamaan ia melayangkan satu tamparan.
“Tolong tuan muda Yi jangan lupa dengan statusmu sekarang!” Clarissa melototinya dengan emosi.
“Apa statusku? Mantan suami?” Julius mengelus pipi yang ditampar Clarissa, tenaganya tidak kuat, hampir tidak merasa sakit.
“Jangan lupa kamu adalah pria yang baru saja menikah, punya istri tapi masih berniat menggoda karyawan wanita, menurutmu apakah boleh demikian?”
Wajah Julius menjadi suram, dia tidak suka mendengar Clarissa mengungkit Gwendolyn, sungguh tidak suka sekali!
Clarissa juga tahu Julius tidak suka, tapi di situasi demikian, selain berbicara seperti itu, apa lagi yang bisa ia lakukan?
“Kamu cemburu?” Tanya Julius.
“Tuan muda Yi, kamu berpikir terlalu banyak.” Clarissa berkata dengan tidak berekspresi : ”Aku hanya merasa kalau memang sudah bercerai, tidak seharusnya ada tindakan yang mesra begitu, tidak baik bagi aku mau pun kamu.”
“Dan......” Clarissa mengangkat kepala menatapnya : “Sekarang aku bersama Frans, harap kamu jangan mengganggu kami lagi.”
Wajah tampan Julius yang sudah membaik tadi langsung suram lagi, api emosi berkobar-kobar dalam tubuhnya, dia pun melototi Clarissa agak lama, lalu mengangkat tangan menunjuk ke arah pintu : “Pergi kamu!”
Clarissa tidak berkata apa-apa lagi, ia membalikkan badan keluar.
Sekali Clarissa pergi, Julius marah hingga membanting semua berkas yang ada di atas meja.
Keluar dari kantor Julius, Clarissa menarik nafas dalam-dalam dengan membelakangi pintu, baru kemudian melangkahkan kaki pergi.
Justin yang sedang menunggu lift di sana melihat Clarissa datang, ia melirik sekilas ke ruang kantor komisaris dan bertanya : “Bagaimana? Apakah dia mempersulit kamu?”
Clarissa tersenyum pahit : “Sekarang dia menjadi sangat tidak masuk akal.”
“Iya, jadi lebih emosian, tidak melukai kamu bukan?”
“Melukai sih tidak.” Clarissa menggeleng : “Tapi kelihatannya dia pasti tetap memecat Future Law Office.”
Justin berpikir sejenak : “Atau aku coba bicara dengannya.
“Tidak perlu.” Clarissa menahannya : “Kalau demikian bisa membuat hatinya nyaman, ganti ya ganti saja.”
“Terus kamu......”
“Aku tidak masalah, lagi pula hanya pekerjaan, bisa dicari lagi di mana pun.”
“Atau......aku kenalkan satu perusahaan, kebetulan mereka sedang mencari pengacara juga.”
“Sementara tidak perlu, aku pergi dulu, lihat apa yang dikatakan presiden Zhang.” Clarissa melambaikan tangan ke dia : “Sudahlah, kamu sibuk saja, aku pergi dulu.”
****
Reaksi Presiden Zhang sudah tertebak oleh Clarissa, pasti akan marah besar.
Tapi yang tidak tertebak olehnya adalah, Presiden Zhang dengan tidak masuk akalnya menyalahkan semua kesalahan ke dirinya, selama setengah jam dia dimarahi Presiden Zhang.
Dipikir-pikir memang dirinya adalah penyebab Future Law Office dipecat oleh perusahaan Yi, maka Clarissa hanya bisa bersabar dengan omelan Presiden Zhang.
Melihat dia tidak bersuara, Presiden Zhang tetap menyalahkan : “Kenapa kalian begitu tidak berguna? Waktu itu pada berebut untuk menikah ke keluarga Yi, lalu sekarang? Yuliana masuk penjara, kamu ditinggalkan oleh Komisarius Yi, juga membuat aku kehilangan klien yang begitu besar.”
Berbicara sampai di sini, akhirnya Clarissa tidak tahan lagi, ia mengangkat kepala menatapnya : “Presiden Zhang, bisakah kamu masuk akal sedikit? Kamu tidak lihat bagaimana level Future Law Office, dulu perusahaan Yi bisa memilih Future Law Office, tidakkah merupakan jasa dari aku dan Yuliana? Sekarang aku bercerai dengan Julius, kerja sama pun berhenti, tidakkah ini wajar saja?”
“Masih wajar? Kalau tidak apa-apa kenapa bercerai? Tidakkah tahu Future Law Office memerlukan perusahaan Yi?” Ujar Presiden Zhang.
“Aku sudah membantu Future Law Office mendapatkan keuntungan 10 milyaran, apalagi yang kamu inginkan? Aku dan Yuliana adalah karyawan kamu, bukan nona-nona yang kamu pelihara, yang masih perlu membantu kamu menghasilkan uang dengan tubuh!” Clarissa membanting berkas di tangannya ke tubuhnya : “Kalau jago, andalkan kemampuanmu sendiri untuk bersaing, aku tidak menemanimu bermain lagi!”
“Woi! Mau kemana kamu?” Dengan emosi meluap-luap Presiden Zhang melototi sosok dia yang pergi.
“Pergi mencari perusahaan yang berdarah dan berdaging!”
“Kamu mengancam aku dengan cara mengundurkan diri?” Presiden Zhang mengejar.
“Iya!”
“Kamu.....Jangan pergi kamu! Kembali ke sini!” Presiden Zhang memanggil dengan panik.
Meskipun dia sangat marah, merasa sangat menyesali hilangnya kesempatan kerja sama dengan perusahaan Yi, tapi Clarissa termasuk karyawan yang bisa diandalkan di Future Law Office, sayang kalau dia pergi.
Namun Clarissa tidak mempedulikannya, dia kembali ke meja kantornya dan mulai membereskan barang, bagaimana pun presiden Zhang membujuk juga tidak ada gunanya.
Setelah Clarissa pergi, Presiden Zhang kepikiran satu ide, segera dia berjalan ke meja dan menelepon.
Telepon itu dilanjutkan dari sekretaris ke ruang kantor Julius, Julius menyebut halo dengan datar, Presiden Zhang segera berkata dengan berseri-seri : “Komisaris Julius, saya sangat sedih mendengar kabar perceraiannya dengan pengacara Yuan, juga sangat terkejut, wanita sekarang sungguh bukan wanita baik, komisaris Julius, anda jangan terlalu bersedih. Saya beritahu komisaris Julius satu berita baik, saya sudah memecat Clarissa, yang berarti Clarissa sudah tidak ada hubungan apa pun dengan Future Law Office.”
“Terus?” Julius bertanya dengan acuh tak acuh sambil mengoperasikan komputernya.
“Terus menurut anda, apakah kerja sama Future Law Office dengan perusahaan Yi bisa tetap dilanjutkan?”
“Kalau presiden Zhang percaya diri dengan pekerjaan kamu sebagai pengacara, bulan ini boleh mempersiapkan berkasnya, bulan depan mulai perlombaan, terima kasih, sekian.”
“Ha? Harus lomba dulu? Halo......Komisaris Julius.....!” Presiden Zhang memanggil panik ke telepon yang sudah dimatikan, setelah beberapa kali memanggil, akhirnya hanya bisa menutup panggilan dengan putus asa.
Lomba? Bukankah sama saja dengan tidak ada kesempatan?
****
Meskipun nyonya tua memberikan lima villa tersebut ke Clarissa, tapi Clarissa tidak pernah ingin memilikinya. Jadi demi kelangsungan hidupnya, dia tetap perlu mencari pekerjaan.
Pagi-pagi sekali, Clarissa pergi ke employment market untuk mencari pekerjaan, keluar dari sana, dia tetap tidak mendapat pekerjaan yang ia sukai.
Sambil menyimpan nomor dengan ponselnya, ia berjalan ke lift, kemudian masuk ke dalam mengikuti rombongan orang.
“Clarissa?” Saat dia sedang konsentrasi. Tiba-tiba terdengara suara yang familiar.
Dia menoleh dengan terkejut, di tengah kerumunan orang, Frans berdiri di bagian paling dalam lift.
“Kenapa kamu datang ke tempat seperti ini?” Clarissa mengamatinya dengan wajah curiga, orang kaya seperti dia apakah masih perlu datang mencari lowongan pekerjaan?
“Aku datang ke perusahaan pelayanan rumah tangga yang di lantai atas.” Frans mengamatinya : “Kamu?”
“Aku datang mencari pekerjaan.” Keduanya keluar bersama mengikuti arus kerumunan, Frans menunjuk restoran barat di seberang : “Mumpung sudah ketemu, makan siang bersama saja.”
“Boleh, aku traktir kamu.” Ujar Clarissa, setiap kali selalu Frans yang mengeluarkan biaya, dirinya benar-benar tidak pernah mentraktirnya makan.
Keduanya datang ke restoran barat bersama, setelah memesan makanan, Frans menyodorkan daftar menu ke tangan pelayan, mengamati Clarissa dan berkata : “Kamu bilang apa tadi? Kamu datang mencari pekerjaan?”
“Iya, aku dipecat sama bosku.” Ujar Clarissa sambil menghela nafas.
“Kenapa?”
“Palingan bos merasa aku sudah tidak pantas dipekerjakan lagi.” Ujar Clarissa meringankan isi cerita, bukannya dia sengaja menyembunyikan, melainkan sungguh merasa tidak ada keharusan untuk memberitahu Frans.
“Karyawan yang begitu baik seperti kamu dia masih meremehkan?” Frans tertawa : “Dan berdasarkan kemampuan kerjamu, tidak seharusnya mencari pekerjaan di tempat seperti ini, cari di job hunter, di sana lebih banyak pekerjaan.”
“Job hunter hanya untuk posisi di atas manager bukan?” Clarissa menggeleng : “Lupakan saja, aku tidak punya kemampuan seperti itu.”
“Oh iya, kamu ke perusahaan pelayanan rumah tangga untuk apa? Cari pembantu?” Clarissa balik bertanya.
“Bukan, aku ingin mencari pengasuh muda yang berpendidikan dan berbudaya, lagi pula anak-anak sudah mulai membentuk karakternya, lingkungan hidup dan tumbuh bersama orang yang bagaimana adalah hal yang sangat penting.
“Kamu mau mencari pengasuh?” Diam-diam Clarissa merasa senang.
“Kamu punya kenalan yang baik?”
“Ada.” Clarissa menunjuk dirinya sendiri : “Menurutmu aku bagaimana?”
“Kamu?” Frans mengamatinya dengan tercengang.
Clarissa mengangguk berkali-kali : “Benar.” Melihat Frans ragu-ragu, dia berkata lagi : “Jangan menatap aku dengan pandangan meragukan, aku sangat cerdas tahu! Cukup ikut pelatihan 3 bulan sudah bisa langsung dipekerjakan.”
“Aku bukan takut kamu tidak bisa mengasuh dengan baik, melainkan......” Frans tertawa dan terus mengamatinya : “Kamu yang seorang pengacara besar tidak bekerja sesuai profesi, malah pergi menjadi pengasuh?”
“Memangnya kenapa dengan jadi pengasuh, apalagi kalau menjadi pengasuh Liam dan Natasia, gratis pun aku mau.”
“Kenapa?”
“Karena.....” Clarissa berpikir sejenak, karena takut dirinya tampak terlalu antusias, ia pun tersenyum : “Karena Liam dan Natasia benar-benar lucu sekali, suasana hatiku jadi senang ketika bersama mereka.”
Novel Terkait
Unlimited Love
Ester GohMeet By Chance
Lena TanSee You Next Time
Cherry BlossomIstri ke-7
Sweety GirlDewa Perang Greget
Budi MaUnplanned Marriage
MargeryBeautiful Love
Stefen LeeThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)