The True Identity of My Hubby - Bab 160 Rencana Gagal

"Gimana? Mau tidak?" Evelin memegang lengan Clarissa Yuan sambil mengayunkannya.

"Boleh-boleh saja bermain kartu, tapi aku harus menperingatkanmu bawalah lebih banyak uang tunai, tidak ada pinjaman."

"Yo. Sombong sekali."

"Dan juga, harus berani kalah juga." Clarissa Yuan menambahkan satu kalimat.

"........" Evelin tidak tahu harus berkata apa.

Gwendolyn Tsu yang sudah kehilangan minat pun membayar tagihan dan keluar dari restoran. Evelin melirik sekilas bayangan dia yang semakin menjauh dan mengambil buku daftar menu berkata, "pesan makan, pesan makan, aku sangat lapar."

"Mengapa semuanya terus berkata lapar? Apakah mungkin sudah ada isi?" Catherine Yao melihat ke arah dia.

"Kepalanya kamu yang ada." Evelin memukul dahinya dan berkata, "aku melakukan tiga kali operasi, bahkan siang pun tidak sempat makan."

Pada saat Evelin menjawab, dia memberikan tatapan isyarat kepada Catherine Yao.

Catherine Yao sadar mulutnya yang asal bicara itu dan merasa sangat menyesal. Dia buru-buru melirik Clarissa Yuan sekilas dan menundukkan kepalanya untuk melihat daftar makanan.

Setelah selesai makan dan berjalan keluar, kebetulan Clarissa Yuan menjawab panggilan dari Julius Yi.

"Ada apa? Baru sebentar sudah kangen aku?" Clarissa Yuan terkekeh.

"Iya, sudah selesai makan belum, apakah perlu aku menjemputmu?"

"Baru saja selesai makan, bersiap-siap untuk pulang, Aku pulang sendiri saja."

"Benar tidak perlu?"

"Tidak perlu, aku ada mengendarai mobil sendiri." Clarissa Yuan melirik sekilas sepasang temannya yang sedang menyipit menatapnya dan bertanya, "kalau kamu? Sudah makan belum?"

"Sudah, lagi bosan jadi aku memikirkan kamu."

"Tidak ada kerjaan lagi?"

"Ada, tapi tidak ingin mengerjakannya."

Tiba-tiba Evelin mendekat dan berteriak ke arah ponsel Clarissa Yuan, "Tuan Muda Yi, kami kangen kamu!"

Julius Yi terkejut, Clarissa Yuan buru-buru menjelaskan, "Evelin sedang kangen ingin bermain kartu dengan kamu."

Julius Yi sedikit ragu dan tersenyum tipis berkata, "boleh, datanglah kapan saja."

Clarissa Yuan memberikan isyarat tangan OK kepada Evelin dan setelah melambaikan 'selamat tinggal' dia pun berjalan ke arah mobil.

Setelah masuk ke dalam mobil, dengan bercanda dia berkata, "kenapa? tidak bisa tidur sendiri?"

"Aku tidak yakin kamu bisa tidur." Julius Yi menjawab.

Clarissa Yuan mengakui dia pasti tidak bisa tertidur.

Teringat tadi bertemu dengan Gwendolyn Tsu, nada bicaranya menjadi sedikit muram berkata, "Julius, coba tebak aku tadi bertemu dengan siapa."

"Siapa?"

"Gwendolyn Tsu."

Julius Yi mengerutkan keningnya, nada bicaranya menjadi datar dan bertanya, "apa lagi yang dia katakan kepada kamu?"

Setelah Julius Yi bertanya, tanpa menunggu Clarissa Yuan menjawab dia kembali berkata, "lupakanlah, tidak usah kamu jelaskan pun aku juga dapat menebaknya. Dia pasti menakuti kamu, menghina kamu, dan memukul kamu. Intinya pasti menyuruh kamu jauh-jauh dari aku. Aku sudah bosan mendengarnya, aku tidak mau mendengarnya lagi, aku tidak mau mendengar nama Gwendolyn Tsu lagi, apa kamu mendengarnya?"

"Baik, aku tidak akan mengungkitnya kamu tidak perlu emosi seperti itu." Clarissa Yuan tertawa, "kamu tenang saja, aku sudah berjanji padamu untuk tidak menghiraukan kata-katanya, pasti tidak akan menghiraukannya."

"Ini baru benar."

"Baiklah, kamu cepat bekerja atau istirahatlah, aku sudah mau pulang."

"Baik, berhati-hatilah di jalan."

"Aku mengerti." Clarissa Yuan memutuskan panggilan sambil tersenyum.

Di dalam ruangan rapat Perusahaan Besar Yi, Clarissa Yuan melihat Julius Yi yang berada di atas podium, mendengar ucapannya yang serius, dalam hatinya sangat memuja dia.

Dulu dia tidak menyadari apabila dia sedang serius bekerja sangat mempesona.

Mungkin dulu karena perbedaan status, dia tidak berani melihatnya bahkan sekilas pun ketika sedang rapat. Jadi tidak meneliti dengan jelas apakah dia mempesona atau tidak.

Ketika Clarissa Yuan sedang tertegun, tiba-tiba dia merasakan ada suatu barang yang berjalan ke arah dia. Dia mendapatkan kesadarannya kembali, dan menyadari Julius Yi sedang melihat ke arahnya, sedangkan di atas podium Asisten Lin yang sedang berpidato.

Julius Yi menunjuk berkasnya, memberi isyarat agar dia fokus.

Wajah Clarissa Yuan merona, buru-buru menundukkan kepalanya dan membuka berkas yang ada di tangannya.

Benar-benar sangat memalukan, sedang rapat seperti ini bisa-bisanya dia membayangkan dia. Malam ini ketika kembali ke rumah sudah pasti akan ditertawai oleh Julius Yi.

Julius Yi menarik pandangannya dari dia, sudut bibirnya tergerak sedikit, tersenyum tanpa jejak.

Setelah selesai rapat, Julius Yi dan Clarissa Yuan berlama-lama hingga menjadi yang terakhir keluar. Tidak menunggu Julius Yi untuk membuka suara, Clarissa Yuan buru-buru menjelaskan, "maaf, tadi aku tiba-tiba memikirkan berkas aku yang hilang, terus berpikir hilang kemana."

Julius Yi tersenyum jahat sambil menatapnya dan berkata, "kalau hilang pun, tidak mungkin hilang sampai ke muka aku kan?"

"......" Clarissa Yuan terbatuk karena tidak nyaman, menundukkan kepalanya dan membereskan barangnya untuk keluar.

Ponsel Julius Yi berdering, dia mengambil ponsel dan melihatnya sekilas serta menggeser layar untuk menjawab panggilan.

Pada awalnya Clarissa Yuan tidak ingin mencuri dengar pembicaraan mereka, tetapi ekspresi wajah Julius Yi semakin mengeras, membuat dia mau tidak mau untuk mencuri dengar.

Terdengar dengan jelas yang menelepon adalah Gloria. Pada dasarnya suara Gloria sangat melengking. Tetapi untuk saat ini dia sambil menangis dan berteriak, tidak tahu apa yang telah terjadi.

Tiba-tiba muncul perasaan tidak enak di hatinya, apakah mungkin masalah Ketua Direktur?

Julius Yi memutuskan panggilan, langsung membalikkan badannya keluar dari ruangan rapat.

"Direktur Yi, apa yang terjadi?" Clarissa Yuan mengejarnya untuk bertanya.

Julius Yi berjalan ke arah lift sambil berkata dengan nada yang berat, "ibu tiriku mengatakan ayah tiba-tiba muntah darah, nyawanya berbahaya, sedang dilakukan pertolongan pertama."

Clarissa Yuan tertegun sejenak, kembali mengejar dan bertanya, "kenapa tiba-tiba muntah darah?"

"Tidak tahu, ibu tiri bicara tidak jelas." Julius Yi menekan tombol lift dan masuk ke dalam, Clarissa Yuan ikut masuk ke dalam lift dan berkata, "aku pergi bersamamu."

Julius Yi tidak menolaknya, mereka berdua bersama-sama turun menggunakan lift hingga ke tempat parkir. Clarissa Yuan langsung menaikki mobil Julius Yi tanpa menunggu mesinnya di nyalakan.

Menggunakan kecepatan tercepat untuk sampai ke rumah sakit, ketika mereka sampai, Carter Yi masih di dalam ruangan untuk dilakukan pertolongan pertama.

"Sebenarnya apa yang terjadi?" Julius Yi menatap ibu tirinya yang sedang menangis.

Ibu tiri merasa bersalah, menundukkan kepala tidak berani menjawab.

Julius Yi menoleh ke arah Asisten Chen dengan marah berkata, "aku bukannya sudah pernah mengatakan jangan membawa pekerjaan untuk menganggu masa penyembuhan Direktur Utama."

Asisten Chen merasa bersalah dan menundukkan kepalanya serta menjelaskan, "Direktur Yi yang menyuruh aku harus kemari, lalu......."

Asisten Chen diam-diam melirik Gloria dan berkata dengan hati-hati, "lalu, Direktur Yi muntah darah bukan karena masalah pekerjaan......."

"Lalu apa?"

"Karena Wakil Direktur Yi.....dia......dia menjual saham sebanyak 5% atas nama Perusahaan Besar Yi kepada Perusahaan Besar Tsu, begitu Direktur Yi mendengar kabar ini, dia langsung memuntahkan darah........."

"Apa yang kamu katakan? Juwono menjual saham Perusahaan Besar Yi kepada Noah Tsu?" Julius Yi mengerutkan kening dan ekspresi dingin.

"Iya benar." Asisten Chen menganggukkan kepalanya.

"Apakah dia sudah gila?" Setelah Julius Yi berteriak marah, dia melihat ke arah Gloria dan bertanya, "apakah Juwono sudah gila? Apakah dia merasa perusahaan masih belum cukup berantakan?"

"Aku tidak tahu, Juwono yang memutuskannya sendiri." Gloria menjawab dengan merasa bersalah. Untuk mengalihkan pembicaraan, dia menoleh ke arah Asisten Chen dan berkata, "Asisten Chen apakah kamu tidak tahu bahwa Ketua Direktur sedang sakit? Kenapa memberitahunya mengenai ini? Kamu lihat kamu membuatnya marah! Aku beritahu kamu jika Ketua Direktur tidak bisa siuman, semua risiko kamu yang bertanggung jawab!"

"Maaf, aku tidak tahu akan terjadi seperti ini." Asisten Chen awalnya sudah merasa bersalah dan menundukkan kepalanya semakin merasa bersalah.

Clarissa Yuan sama terkejutnya melihat Julius Yi yang begitu marah, marah hingga lepas kendali, dia buru-buru menenangkannya berkata, "Tuan Muda Kedua, ini di rumah sakit, kamu jangan teralu emosi."

Julius Yi menggertakkan giginya karena marah, dia menoleh ke arah Gloria dan bertanya, "Juwono dimana? Dimana dia sekarang?"

"Dia........sedang dalam perjalanan kemari, mungkin sebentar lagi akan sampai rumah sakit." Gloria menjawab.

"Kamu bantu aku untuk berjaga di sini." Julius Yi menepuk pundak Clarissa Yuan, lalu membalikkan badannya dan melangkah ke arah lift.

"Tuan Muda Kedua, kamu ingin kemana?" Clarissa Yuan mengejarnya hingga masuk ke dalam lift dan memegang pergelangan tangannya berkata, "Julius, apa yang ingin kamu lakukan? Tenangkan dirimu terlebih dahulu dan kita pikirkan jalan keluarnya ya?"

Julius Yi memukul tembok lift, ekspresinya yang murka dan tidak berdaya berkata, "saham sudah berada di tangan Noah Tsu jalan keluar apalagi yang perlu dipikirkan? Dia Noah Tsu tidak mungkin memuntahkan kembali sahamnya jika sudah mendapatkannya."

Tidak heran ayah muntah darah, benar-benar masalah yang membuat orang ingin memuntahkan darah!

"Jika sudah mengetahui tidak ada gunanya, jangan begitu emosional." Clarissa Yuan membujuknya dengan cemas.

Melihat sikapnya yang sekarang seperti ingin mengajak orang untuk berkelahi, membuatnya sangat cemas.

Novel Terkait

Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Love at First Sight

Love at First Sight

Laura Vanessa
Percintaan
4 tahun yang lalu
Dipungut Oleh CEO Arogan

Dipungut Oleh CEO Arogan

Bella
Dikasihi
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
4 tahun yang lalu
Hei Gadis jangan Lari

Hei Gadis jangan Lari

Sandrako
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Beautiful Love

Beautiful Love

Stefen Lee
Perkotaan
3 tahun yang lalu
Menantu Hebat

Menantu Hebat

Alwi Go
Menantu
4 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu