The True Identity of My Hubby - Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
Tidak di sangka baru saja tiba di lantai atas, Yuliana Liu tiba tiba ikut naik, Yuliana Liu yang dari tadi bersembunyi darinya, ternyata dia dengan sendirjnya muncul di hadapan dirinya?
Clarissa Yuan memperhatikan matanya yang perlahan memerah, hatinya sudah tahu, pasti ingin beracting menyedihkan?
Ternyata, air mata Yuliana Liu dengan cepat mengaburkan matanya, dengan menatapnya berkata: "Clarissa, aku mohon padamu, kamu jagan begini yah? sungguh bukan aku yang mengendarai mobil dan menabrakmu, kamu lihat aku adalah ibu hamil, mana berani malam-malam membawa mobil menabrakmu...."
Dia sungguh tidak tahan melewati hari-hari yang gemetar setiap kali melihat Clarissa Yuan, bila terus begini, tidak hanya dia bahkan anak yang ada di dalam kadungannya pun akan mengalami masalah.
Clarissa Yuan menatap wanita itu dengan wajah tidak berekspresi: "aku juga mohon padamu, jangan berpura-pura lagi di hadapanku? tidak ada bukti, tidak berarti aku tidak mengetahui hal sebenarnya, kamu terus saja hidup di dalam dunia yang penuh dengan derita di dalam hati".
Yuliana Liu menatap Clarissa Yuan dan tidak menyerah: "Bukankah kamu juga mengatkan? kita adalah teman sekolah, teman kerja, sekarang merupakan satu keluarga....."
"Apakah kamu pernah menganggpku sebagai keluarga?" Clarissa Yuan dengan marah memotong kata-kata wanita itu: "di dalam hatimu selain nama dan kedudukan, masih ada apa lagi? bahkan sepertinya dirimu telah kehilangan jiwamu?"
Yuliana Liu melihat penolakan darinya, dia tahu saat ini tidak ada gunanya berackting menyedihkan, ekspresi wajahnya perlahan berubah dingin, dan menatap Clarissa Yuan: "bila bukan kamu mati-matian tidak tahu malu terus menjerat Juwono, apakah mungkin aku tidak menganggapmu sebagai keluarga? dulu jelas kamu tahu dia adalah kekasihku, tetapi diam-diam mendekatinya, dan mengandung anaknya. aku tidak memberitahu nenek hal yang memalukan ini, sudah merupakan kebaikan hatiku padamu".
"Mengapa? kamu masih ingin melahirkan anak itu, dan selanjutnya dengan bahagia hidup bersama Juwono menjadi pemilik keluarga Yi? Mimpi kamu! bila anak itu memiliki ibu sepertimu, dia pasti tidak akan hidup sampai di lahirkan, dia.....!"
"Anakmu yang tidak akan hidup sampai di lahrikan....!" dengan kesal Clarissa Yuan mengangkat telapak tangannya, dengan ganas melemparkannya di wajah Yuliana Liu.
Yuliana Liu yang di pukul oleh Clarissa Yuan langsung jatuh ke sofa. dia sungguh terkejut, sepasang tangnnya membalas Clarissa Yuan, sambil berteriak: "Tolong! Tolong....!"
Dengan berhasil Clarissa Yuan dibuat kesal olehnya, dirinya sudah tidak dapat menahannya, dia menggunakan kedua tangannya mencekik leher Yuliana Liu, seperti orang gila memarahinya: "pergi mati kamu! pergi mati! pergi termui anakku....!"
Clarissa Yuan kamu gila.....!" dengan ketakutan Yuliana Liu menatapnya.
Dia mulai menyesal, seharusnya dia dapat membayangkan Clarissa Yuan yang baru saja kehilangan anaknya dapat dengan mudah di provokasi.
Julius Yi yang dari tadi terus mengawasi keadaan di atas, begitu mendegar keributan, dia segera berlari ke atas, dengan cepat menarik Clarissa Yuan dari tubuh Yuliana Liu.
Begitu Gloria melihat Yuliana Liu yang di tekan di sofa, dan terdapat bekas kuku di lehernya yang berdarah, dia langsung ketakutan dan berteriak: "Yuliana, Yuliana mengapa kamu bisa ribut dengannya? mengapa bisa begini....."
"Ibu.....". Yuliana Liu ketakutan, dia menatap Clarissa Yuan yang memberontak di dalam pelukan Julius Yi, dia memeluk Gloria dan terisak: "kakak ipar bilang dia ingin membunuhku, dia menyuruhku untuk menemui anaknya....."
Clarissa Yuan di peluk sangat erat oleh Julius Yi, dnegan napas tersengal-sengal dia memberontak, dan akhrinya tidak memberontak lagi, sepasang matanya yang penuh dengan air mata, menatap Yuliana Liu terus-terusan.
"Clarissa Yuan, mengapa kamu begitu mengerikan!!: Golria mengertakkan gigi, setelah memarahinya dia membalikkan tubuh bertanya kepada Yuliana Liu: "Yuliana, apakah perutmu baik-baik saja? apakah merasa tidak enak?"
"Ada apa? apa yang terjadi?" Dipapah oleh Yuwono Yi, nyonya besar masuk, dia menatap sekilas Yuliana Liu yang terlihat menyedihkan dan Clarissa Yuan, lalu dia mengerti apa yang terjadi.
"Ibu, apa yang dulu pernah aku katakan? nyonya besar ini tidak menyukai anak Yuliana Liu, setiap saat dia berpikir untuk membunuhnya, tetapi kamu tetap tidak percaya!" dengan wajah marah Gloria berkata: "bila sesuatu terjadi dengan anak Yuliana, kamu katakan harus bagaimana....?"
"Ibu kecil, tidak boleh begitu mengatakan Clarissa". tubuh Julius Yi yang memeluk erat Clarissa Yuan gemetar, dengan suara yang dalam berkata: "ini adalah kamarku dan Clarissa, bila bukan Yuliana Liu yang masuk dan mencari masalah, Clarissa tidak mungkin bertindak terhadapnya".
Gloria dengan marah berkata: "Tuan muda besar, dia saja hampir mencekik Yuliana , kamu masih melindunginya?"
"Clarissa, kamu kemari". Akhirnya nyonya besar berbicara.
Clarissa sama sekali tidak ingin ke sana, tetapi Nyonya besar menghampiri, lalu memberikan satu tamparan di wajahnya: "tidak peduli siapa yang benar siapa yang salah, kamu tidak boleh berkata menyuruh Yuliana Liu pergi menemui anakmu, dan tidak boleh dengan kelewatan menekan tubuhnya, bila sekali lagi kamu kehilangan akal sehatmu, aku akan mengusirmu dari keluarga Yi".
"Nenek, Clarissa memeiliki kesakitannya sendiri". Julius Yi berkata.
"Tidak dapat menjaga anaknya, itu adalah kesalahannya sediri, tidak boleh menyalahkan orang lain.
"Nenek....".
"Itu adalah salahku?" Clarissa Yuan tertawa ketir, dengan penuh kemarahan dia menatap Yuliana Liu: "sebenarnya hari ini aku telah menyiapkan obat penggugur kandungan untuk mu, sayang sekali di cegah oleh Julius".
"Ibu, kamu dengar.....kamu dengar apa yang dia katakan...." Gloria kembali berteriak.
Wajah Nyonya besar pun berubah menjadi semakin dingin.
Clarissa Yuan memutar tubuhnya menatap Nyonya besar: "Nenek, bila aku mengatakan Yuliana Liu yang menabrakku, mungkin kamu tidak akan percaya kan? walaupun kamu percaya, kamu akan sama seperti tuan muda besar, menyuruhku untuk menahnnya. Karena yang dikandung oleh Yuliana Liu adalah keturunan keluarga Yi, sehingga aku tidak boleh menyentuhnya sedikitpun, aku hanya dapat menelan semua kepahitan ini. Dan setiap akhir pekan aku masih harus datang ke ruamah ini menerima hinaan dari ibu kecil, menerima kegembiraannya di atas penderitaanku, dan ketika kalian memarahiku dengan ganas, aku masih harus dengan senyum meminta maaf kepada kalian dan berkata, ini adalah kesalahanku".
"Betul, aku memang ingin membunuh Yuliana Liu, bahkan bermimpi pun aku ingin membunuhnya, Tuan muda besar yang menahanku, bila tadi bukan karena Yuliana Liu yang datang menghinaku, mungkin sekarangpun aku tidak akan mengucapkan kata-kata kasar ini, dan tidak mempunyai kesempatan untuk mengatakan semua kebenaran ini".
"Omong kosong apa kau?" Gloria dengan marah memelototinya: "kapan aku bahagia di atas penderitaan orang lain? Masih ada lagi, anakmu sudah tidak ada mengapa menyalahkan Yuliana? mengapa mengatakan Yuliana yang menabrakmu?"
Yuliana Liu yang ada di sana dengan marah membantah: "Clarissa Yuan jagan sembarangan menuduh! jelas-jelas kamu iri padaku, ingin membunuh anakku".
"Yuliana Liu, sudah cukup". Julius Yi dengan kesal menarik napas dalam-dalam: "mengenai kecelakaan Clarissa , walaupun saat ini tidak ada bukti, tetapi bila kamu masih tetap seperti ini, maka aku akan mecari buktinya, walaupun kamu mengandung benih keluarga Yi aku tidak akan sungkan".
"Ternyata kamu adalah orang seperti ini?" Juwono Yi menunjuk Yuliana Liu.
Yuliana Liu segera menyangkal: "Aku tidak melakukannya! Juwono Yi kamu liat jelas, aku adalah istrimu! mengapa kamu masih terus melindunginya....hah!"
Tiba-tiba dia merasa perutnya terasa sakit, sakit sekali.
"Ada apa? ada apa?" Gloria mengkhawatirkan perutnya, sama seklai tidak memperdulikan apakah dia yang menabarak Clarissa Yuan.
"Perutku sakit sekali....."
"Harus bagaimana? Cepat! cepat antar ke rumah sakit....". Gloria menegadahkan kepala bekata kepada Yuwono Yi: "mengapa kamu masih berdiri saja? cepat antar Yuliana ke rumah sakit!"
Akhirnya tanpa sadar Yuwono Yi berkata "Oh" lalu maju dan menggendong Yuliana, dengan terburu-buru keluar dari kamar.
Sebelum keluar Gloria berkata kepada Clarissa Yuan: "bila sesuatu terjadi dengan anak Yuliana Liu, aku tidak akan melepaskanmu!"
Clarissa Yuan tertawa dingin: "aku tunggu kamu tidak melepaskanku".
****
Yuliana Liu di antar ke bagian kandugnan, dokter memeriksa.
Gloria yang berada di sana dengan gugup bertanya: "Dokter.....bagaimana keadaan anaknya?"
"Ada pergerakan dan denyut jantung, seharusnya tidak apa-apa, istirahat yang cukup beberapa hari sudah cukup". Dokter menundukan kepala menulis seuatu, dan memberikannya kepada Gloria dan berkata: "Ini adalah surat untuk pengecekan, kamu pergi bayar dulu".
Gloria memberikan surat tersebut kepada Yuwono.
Yuliana Liu dibawa masuk ke ruangan pemeriksaan, perawat memapahnya berbaring di ranjang, gerakannya tidak begitu lembut, Yuliana Liu yang sedang tidak senang dengan kesal memelototinya: "Kamu pelan sedikit!"
"Nona, mohon kamu naik sedikit ke atas".
"Perutku sakit, tidak dapat bergerak".
"Tetapi, kamu begini, kita tidak bisa apa-apa". kedua perawat itu tidak memeiliki cara lain, sehingga menariknya sedikit naik ke atas.
Baru mulai memeriksa, dengan kesal Yuliana Liu mengerutkan alisnya dan bekata: "bisa tidak pelan sedikit, aku kesakitan".
"Nona, aku sudah dengan sangat pelan, kalau pelan lagi tidak dapat mengeceknya dengan jelas". dengan menahan sabar perawat itu menjelaskan, suaranya sangat dingin.
Melihat perawat tersebut yang kesal, Yuliana Liu memelototinya: "Aku lihat kamu sengaja?bahkan kamu pun berharap putraku mati? Aku beritahu padamu, anak yang aku kandung ini adalah cucu laki-laki pertama, adalah penerus dari keluarga Yi, bila ada sesuatu padanya, apakah kamu sanggup mempertanggung jawabkannya?!"
"Nona, mohon kamu jangan banyak bergerak? bila kamu banyak bergerak kita tidak dapat memeriksa".
"Sama seperti Clarissa Yuan yang hina! terserah kamu mau melakukannay atau tidak, tidak mau melakukannya cepat keluar".
"Siapa yang kamu marahi orang hina?" Perawat tersebut mulai marah, dan berkata: "Apanya cucu laki-laki, kamu lihat yang jelas, yang kamu kandung ini anak perempuan, bukan laki-laki, apa yang kamu kesali?"
"Apa yang kamu katakan?" Yuliana Liu tiba-tiba duduk di atas ranjang memelototinya: "kamu mengutukku yah? atau kamu sengaja membohongiku? Clarissa Yuan yang menyuruhmu berbuat demikian kan?"
"Nona, aku tidak tahu siapa itu Clarissa Yuan, juga tidak ada keinginan untuk membunuh anakmu, dan juga tidak membohongimu". Perawat tersebut tahu bila dia salah berbicara, bisa-bisa di pecat dari rumah sakit, sehingga dia menurunkan nada bicaranya: "Kamu lihat, ini adalah gambar d ari anakmu, sungguh adalah perempuan".
Perawat tersebut memutar layar dan memperlihatkannya kepada Yuliana Liu, dengan samar dapat mengetahui itu adalah bayi perempuan.
Novel Terkait
The Gravity between Us
Vella PinkyPredestined
CarlyMy Greget Husband
Dio ZhengSuami Misterius
LauraSi Menantu Dokter
Hendy ZhangDemanding Husband
MarshallStep by Step
LeksThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)