The True Identity of My Hubby - Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
Begitu Gwendolyn Tsu kembali ke Kediaman Tsu, dia mulai menangis.
Awalnya Frans Tsu dan Nyonya Tsu sedang membujuk Noah Tsu untuk melakukan pemeriksaan lagi di rumah sakit lain dan melihat apakah ada pilihan perawatan lain. Tapi begitu melihat Gwendolyn Tsu menangis dengan sangat sedih, Nyonya Tsu langsung menghampirinya dan memapahnya ke sofa, setelah itu dia menatapnya dan bertanya kepadanya: "Ada apa? Ditindas Julius Yi lagi?"
Gwendolyn Tsu mengangguk dan berkata kepada Noah Tsu : "Ayah! Julius Yi sungguh keterlaluan, kamu tidak boleh membiarkannya begitu saja."
“Apa yang telah dia lakukan kepadamu?”tanya Noah Tsu .
"Hari ini, akhirnya dia berhasil dibujuk oleh Nenek untuk menemaniku ke Sea world. Setelah sampai disana, dia meninggalkanku sendirian disana dan menemani Clarissa Yuan sepanjang hari, mereka bahkan saling berpelukan dan menganggapku tidak ada."
Noah Tsu diam sejenak, lalu dengan marah dia memukul lengan sofa dengan keras dan berkata: "Sungguh keterlaluan!"
“Ayah, kamu jangan emosi dulu.”melihat Noah Tsu marah, Frans Tsu bergegas menenangkannya.
Tapi Noah Tsu malah berkata dengan marah, "Mana mungkin aku tidak emosi? Jelas-jelas Julius Yi sedang menentangku!
“Benar!” Gwendolyn Tsu mengangguk: “Dia bahkan tidak menganggap serius kata-katamu, tidak hanya biasanya dia mengabaikanku, hari ini dia bahkan sengaja membuatku kesal dan membuatku malu, aku pulang ke rumah karena sudah tidak tahan dibuat kesal olehnya!”
Gwendolyn Tsu berbicara sambil menangis.
"Gwendolyn !" Frans Tsu mengerutkan dahinya dengan tidak senang: "Bisakah kamu tidak menambah minyak ke dalam api? Dan biarkan Ayah tenang sebentar?"
"Apanya menambah minyak ke dalam api? Semua yang aku katakan benar." Gwendolyn Tsu menoleh ke arahnya dengan tidak senang: "Kakak, kamu hanya tidak suka melihatku. Apakah sekarang saat kamu melihatku pulang akan membuatmu merasa jengkel? Kalau begitu kelak aku tidak akan kembali lagi. "
"Aku hanya berharap kamu tidak selalu menyusahkan ayah dengan hal-hal seperti ini. Ayah sudah tua dan kesehatannya juga tidak baik. Dia sudah sangat sibuk dengan masalah perusahaan, dan dia masih harus mengurusi urusanmu, menurutmu apakah seperti ini baik?"
Gwendolyn Tsu langsung naik darah dan dia mulai berteriak dengan marah, "Apakah kamu mengatakan aku tidak berbakti? Kamu sendiri bagaimana? Dikarenakan kamu tahu urusan perusahaan Ayah sangat banyak, kenapa kamu tidak pergi ke perusahaan untuk membantunya dan malah membuka bar di luar.
Nyonya Tsu mengenggam tangan kecil Gwendolyn Tsu untuk menenangkannya: "Gwendolyn , jangan berteriak, kakakmu baru saja berjanji kepada ayah mulai bulan depan dia akan membantu di perusahaan ."
Selesai berbicara, Nyonya Tsu juga menenangkan Frans Tsu : "Frans kamu juga, adikmu sedang sedih, dia pulang untuk mencari penghiburan, kamu jangan membuatnya marah lagi."
Frans Tsu menatap Gwendolyn Tsu dan melanjutkan menyalahkannya: "Dulu sebelum menikah dengan Julius Yi aku sudah mengingatkanmu . Julius Yi sama sekali tidak mencintaimu. Kamu tidak akan bahagia setelah kamu menikah dengannya. Tapi kamu tidak mau dengar, dan bersikeras mau menikah dengannya, sekarang kamu sudah tahu salah? Sudah tahu hari-hari seperti itu sulit di lewati? "
Gwendolyn Tsu berteriak dengan marah kepadanya, "Aku sudah bilang kamu jangan mencampuri urusanku! Diam! Diam!"
“Kamu pikir aku mau mencampuri urusanmu ini!” selesai berbicara Frans Tsu langsung berjalan ke arah pintu.
“Frans Tsu , kamu mau ke mana?” Nyonya Tsu bertanya dengan meninggikan suaranya.
"Dia bisa pergi kemana lagi? Dia hanya tahu mengataiku, tapi dia tidak tahu melihat dirinya sendiri. Sepanjang hari, mengelilingi wanita busuk bernama Clarissa Yuan dan dua anak yang merupakan anak orang lain. Dia hanya tahu dirinya hidup dengan bahagia dan tidak peduli betapa ayah dan ibu ingin menimang cucu. "
“Ucapan Gwendolyn benar.” Noah Tsu tiba-tiba bersuara, dan menatap Frans Tsu yang berhenti berjalan: “Frans Tsu aku berikan ultimatum kepadamu, bisakah kamu membiarkanku menimang cucu dalam tiga tahun?"
Tubuh Frans Tsu menegang, sesaat dia tidak tahu harus bagaimana menjawab pertanyaan ayahnya.
Paling lama Ayah mungkin hanya bisa bertahan selama tiga tahun. Kalau dia menolaknya lagi, dia akan menjadi anak yang tidak berbakti selain itu dia juga khawatir akan menyakiti hatinya. Tapi bagaimana dia bisa menjanjikan hal seperti itu kepadanya? Bagaimanapun, pernikahan tidak terjadi dalam satu atau dua hari.
"Ayah, aku akan memperhatikan hal ini," jawabnya.
“Menunggumu memperhatikan hal ini, tidak tahu aku harus menunggu sampai kapan.” Noah Tsu menoleh dan berkata kepada Nyonya Tsu . “Itu ... bukankah beberapa hari yang lalu Direktur Wang bertanya tentang Frans Tsu? Katanya putrinya baru saja kembali dari luar negeri, masih ada ... bulan lalu Direktur Zhang juga pernah menanyakan hal ini, sepertinya putrinya sudah lulus kuliah kan? "
Nyonya Tsu mengangguk, "Hmm, dia sudah lulus. Aku pernah bertemu dengan putri dari dua keluarga ini, sangat berpendidikan dan sopan, nanti aku akan mengaturnya."
"Ibu ..." Frans Tsu mengerutkan dahinya.
Noah Tsu tidak menghiraukannya, sebaliknya dia mengusulkan: "Aku rasa lebih baik kita cari gedung terkenal lalu buat pesta dan undang semua gadis di Kota A dan biarkan Frans Tsu memilih sendiri."
“Cara ini bagus.” Nyonya Tsu mengangguk sambil tersenyum, “Cara ini bisa menghindari rasa malu ketika bertemu.”
"Ibu, sekarang kesehatan Ayah lebih penting, lebih baik kita jangan melakukan hal-hal seperti ini dulu."
“Kalau suasana hatiku baik, secara alami umurku akan semakin panjang, kita lakukan seperti ini saja,” kata Noah Tsu .
Frans Tsu bisa menang melawan mereka, dia juga tidak berani mengguncang ayahnya, akhirnya dia hanya bisa pergi dengan tidak berdaya.
Begitu Frans Tsu pergi, Gwendolyn Tsu yang merasa di abaikan langsung tidak senang dan langsung mengeluh dengan sedih, "Ayah, kamu hanya peduli dengan urusan kakak, ayah tidak peduli kepadaku lagi?"
“Mana mungkin?” Noah Tsu menghampirinya dan duduk di sampingnya, dia menepuk-nepuk tangan kecilnya sambil berkata: “Tapi Gwendolyn , ayah juga bukan Kera Sakti yang serba bisa, yang bisa membantumu melakukan apa saja.”
"Apa maksud ayah."
"Kamu bilang kamu harus menikah dengan Julius Yi . Ayah sudah mengabulkan keiginanmu, dan membiarkan kamu menikah dengannya, urusan lainnya Ayah tidak leluasa untuk ikut campur," kata Noah Tsu lembut.
Gwendolyn Tsu menatapnya dengan panik lalu bertanya, "Ayah, maksudmu kamu tidak peduli padaku lagi?"
"Bukannya Ayah tidak peduli kepadamu, tapi Ayah sudah tua dan tidak tahu berapa lama lagi ayah bisa bertahan hidup. Tidak mungkin setiap kali kamu tidak bahagia ayah yang turun tangan untuk membantumu menyelesaikannya. Kamu harus belajar mandiri. "Noah Tsu menghela nafas:" Mengenai kehidupan antara kamu dan Julius selanjutnya, jika kamu bisa menjalaninya jalanilah, kalau tidak bisa palingan kalian bercerai saja, dan cari pria lain yang menyayangimu, ini bukan masalah besar. "
"Bukankah ini artinya kalian tidak peduli kepadaku lagi!" Gwendolyn Tsu menghentakkan tangan ayahnya dengan marah, lalu dia berkata dengan marah, "Ayah, kamu sudah tergerak dengan kata-kata kakak, kan? Kakak menyuruhmu untuk tidak mengurusiku lagi, kan?"
“Tidak, Gwendolyn bukan seperti itu.” Nyonya Tsu bergegas meraih lengannya, “Maksud ayahmu dia sudah tua, dan dia tidak tahu berapa lama lagi dia masih bisa hidup ...”
"Aku tidak mau dengar! Aku tidak mau dengar!" Gwendolyn Tsu mati-matian menggelengkan kepalanya: "Aku tidak mau mendengarkan alasan kalian, kalian hanya sayang kepada kakak dan tidak sayang kepadaku, aku tahu ...!"
Nyonya Tsu menoleh menatap Noah Tsu dengan tidak berdaya . Noah Tsu menyalahkan dirinya dengan tidak berdaya, "Frans Tsu benar, kita terlalu memanjakannya."
“Ayah ... kenapa kamu berbicara seperti itu?” Gwendolyn Tsu berkata sambil terisak-isak: “Kalau kamu tidak mau membantuku tidak apa-apa, aku akan membantu diriku sendiri, aku mau pulang!”
Setelah Gwendolyn selesai berteriak, Sisca bergegas berjalan menghampirinya dan memapahnya duduk di kursi roda
Novel Terkait
Suami Misterius
LauraYour Ignorance
YayaHis Soft Side
RiseHalf a Heart
Romansa UniverseMbak, Kamu Sungguh Cantik
Tere LiyeThe Revival of the King
ShintaSang Pendosa
DoniHis Second Chance
Derick HoThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)