The True Identity of My Hubby - Bab 278 Undangan Pernikahan

Sebenarnya dia tidak memiliki banyank barang, sangat sederhana.

Clarissa Yuan kembali memasukkan ponselnya kedalan tas, lalu berkata padanya, "Ayo jalan".

Gloria tetap berdiri di sana menatap Clarissa Yuan, berkata: "kamu mau membawaku tinggal di apartemen Julius Yi?"

"Betul". Clarissa Yuan membuka pintu mobil menyuruhnya masuk.

"Tetapi apakah Julius Yi setuju? dulu aku begitu terhadapnya...." Gloria tetap merasa tidak yakin.

"Kamu tenang saja, Julius bukan orang pedendam, bila tidak, mana mungkin dia setuju membantu Juwono".

Gloria menganggukan kepala, dengan hati-hati naik ke dalam mobilnya.

Melihat wajah Gloria, hati Clarisa merasa kasihan, dulu orang yang begitu bermartabat, dalam sekejap mata berubah menjadi seperti ini, hatinya pasti merasa sakti bukan?

Bila bukan demi Juwono Yi, mungkin saat ini dia tidak akan memohon padanya dengan menyedihkan, cinta ibu adalah yang paling mulia di dunia ini.

*****

Clarissa membawa Gloria ke apartemen, lalu menelepon sebuah restoran yang ada diluar untuk memesankan makanan untuknya.

Dari dalam tas kainnya Gloria mengeluarkan beberapa surat keterangan rumah sakit mengenai berapa parah luka yang di alami oelah Juwono pada saat dia di kejar dan akan dibunuh dan juga beberapa dokumen, lalu memberikannya kepada Clarissa.

Makanan dengan cepat di antar, Clarissa berkata kepada Gloria: "kamu pasti sudah lama tidak makan dengan baik, makanlah, setelah perutmu kenyang baru bicarakan lagi, aku lihat dulu dokumen mu".

Melihat makanan yang ada di depan matanya, air mata Gloria mengalir.

"Ada apa? Tidak suka?"

Gloria menggeleng-gelengkan kepala, lalu berlutut di hadapan Clarissa, dengan air mata yang memenuhi wajahnya dengan menyesal berkata: "Clarissa, dulu aku sudah buta, sehingga mengiramu begitu jahat, sehingga selalu menjahatimu. Sekarang aku sudah tahu, kamu adalah wanita yang baik, tidak hanya bersedia membantu Juwono, bahkan memijamkan rumah untuk aku tinggal, aku....aku sungguh tidak dapat membalasmu".

"Ibu kecil, jangan seperti ini". Clarissa segera membantunya berdiri: "Bukan aku ingin membantumu, Julius mengatakan bagaimanapun juga dirinya tumbuh besar bersama dengan Juwono, Juwono pun bukan orang yang jahat, hanya saja dia salah jalan, sehingga dia bersedia membantunya".

"Aku tahu, oleh karena itu aku sangat merasa berterima kasih kepada Julius tidak memperhitungkan kesalahan yang dulu, Juwono seperti ini karena aku, salahku yang terlalu tamak dan bodoh, sehingga melibatkan Juwono". Gloria berkata: "Clarissa, maaf, aku salah".

"Sudahlah, kamu sudah berkali-kali mengucapkan maaf".

Gloria menghapus air mata di wajahnya dan berkata: "kamu adalah wanita baik, pantas saja Julius begitu mencinatimu".

Menyinggung Julius, bibir Clarissa menyunggingkan senyum.

"Makan dulu, bila sudah dingin tidak enak lagi". Selesai berkata, Clarissa duduk di samping dan membaca dokumen.

*****

Malam hari, Julius Yi sambil memluk Clarissa Yuan bertanya: "apakah urusan ibu kecil sudah di atur?"

"Ehm, aku sudah membawanya untuk tinggal di apartemen, dan memberikannya sedikit uang".

"Wanita bodoh". Juwono Yi menggunakan jarinya mencubit pipi Clarissa Yuan.

Clarissa Yuan mengehelakan napas: "Aku juga merasa diriku sangat bodoh, tetapi melihat dia yang begitu menyedihkan aku tidak dapat menahan diriku untuk menolongnya".

"Tidak apa-apa, aku menyukai kebodohanmu".

"Bukankah kamu juga bodoh, membiarkan dia tinggal di apartemenmu".

"Aku ini di pengaruhi oleh mu sehingga menjadi bodoh". Julius Yi tertawa, lalu kembali bertanya: "Oh ya, bagaimana persiapan dokumennya?"

"Tidak begitu baik, masih harus mencari bukti yang lebih kuat, yang membuktikan Juwono pernah akan di bunuh oleh orang suruhan Noah Tsu".

"Tidak apa-apa, pelan-pelan saja".

"Ehm". Clarissa Yuan menganggukan kepala, dia terdiam sesaat lalu mengangkat kepalanya menatapnya: " Gwendolyn Tsu segera masuk ke keluarga ini, walaupun dia telah meminta maaf padaku, dan juga berjanji bahwa pikirannya telah terbuka, dan tidak akan melakukan kesalahan lagi, tetapi setiap kali aku melihatnya, bulu kudukku berdiri".

"Kamu merasa takut karena dia terlalu sering menjahatimu". Dengan merasa kasihan Julius Yi mengecup dahinya: "Jangan takut, ada aku".

"Justru aku tidak takut padanya, aku takut dia berbuat sesuatu kepada Liam dan Natasia". Bila Gwendolyn Tsu mengatakan tidak akan melakukan hal buruk lagi, tetapi dia pasti akan berbuat sesuatu terhadap Liam dan Nataisa.

Walaupun saat ini dia tidak tertarik kepada Julius Yi, tetapi cucu pertama keluarga Yi saat ini di duduki oleh Liam, dia merasa khawatir.....

Semoga dia sungguh berubah, tidak melakukan hal yang tidak baik lagi.

"Maksudmu ingin pindah tinggal di luar?"

"Ehm, aku tidak ingin tinggal di satu atap yang sama bersama Gwendolyn Tsu, aku merasa tidak enak".

"Baik, tunggu dia masuk ke keluarga ini, kita pindah kembali ke Villa West Town". Tentu saja Julius Yi mengerti perasaan Clarissa, bila setiap hari Clarissa harus duduk dan makan di meja makan yang sama dengan Gwendolyn Tsu, dirinya pun merasa aneh.

"Terima kasih, aku harap nenek tidak menentang". Clarissa Yuan tersenyum.

"Tenang saja, pasti nenek akan memikirkan hal ini juga, dia pasti tidak akan menentangnya". mengenai hal ini Julius Yi cukup yakin.

*****

Gwendolyn Tsu memeluk seikat bunga Crisant berwarna kunging ke makam Noah Tsu.

Menatap foto yang terdapat di batu nisan Noah Tsu, air mata Gwendolyn Tsu mengalir, semua yang terjadi di masa lalu melintas di pikirannya.

Teringat ayah yang sangat dia cintai menajdi celaka karena dirinya sendiri, hatinya merasa sangat sakit.

Dia menangis beberapa saat, lalu dengan perlahan meletakan bunga yang ada di pelukannya di depan makam tersebut, dengan menatap foto ayahnya dia tersenyum dan berkata dengan terisak: "Ayah, maaf, dulu aku terlalu keras kepala".

"Sekarang aku sudah mengerti, walaupun aku terus mencelakakan Clarissa Yuan, tetapi semua pengorbananku tidak lebih mudah dari dia. Aku telah kehilangan ayah yang sangat aku cintai, kehilangan tempatku berpijajk, dan di hina oleh orang lain. Walaupun Clarissa Yuan tidak dapat memiliki anak, tetapi tuhan memberikan dia sepasang anak, membuatnya tidak ada lagi penyesalan, mungkin orang baik memang akan mendapatkan balasan yang baik juga".

Dia menghapus air mata di wajahnya. Lalu kembali berkata: "Tetapi ayah tenang saja, aku telah sadar, aku telah menemukan cintaku. mulai saat ini aku akan hidup baik-baik dengan Justin, baik-baik membina hubungan dengannya, dan tidak akan melakukan hal bodoh lagi".

"Ayah, kamu akan merestuiku kan? kamu tidak akan menyalahkanku karena pada saat kamu meninggal belum sampai satu bulan aku mengadakan pernikahan bukan? Ayah, putrimu mencintaimu dan menghormatimu...."

Lagit perlahan menjadi gelap.

Sisca segera mendatanginya: "Nona Tsu, hampir hujan, ayo kita segera kembali".

Gwendolyn Tsu mengangkat kepalanya menatap langit yang tadi masih terang, sekarang penuh dengan awan gelap, lalu bergumam: "apakah ayah juga menyalahkanku? dia sama dengan ibu dan kakak menyalahkanku....."

Gwendolyn Tsu menganggukan kepala.

Sisca menghiburnya: "tadi sebelum kita keluar aku sudah mengatakan kepada Nona Tsu bahwa hari ini akan turun hujan, jadi ini hanya kerena Nona Tsu salah memilih waktu saja, jangan terlalu di pikirkan".

Gwendolyn Tsu kembali menatap Noah Tsu: "Ayah, sudah akan turun hujan, lain hari aku akan datang mengunjungimu".

*****

Pagi hari, Gwendolyn Tsu memberikan daftar persiapan pernikahan kepada Clarissa Yuan, Clarissa Yuan melihat sekilas, dirinya sangat terkejut dengan kesederhanaan tersebut.

Ini sungguh tidak seperti pribadi Nona besar Tsu, yang biasanya selalu mau yang terbaik, orang yang selalu ingin terlihat mencolok sekarang pindah ke jalur sederhana?

Gwendolyn Tsu tersenyum dan berkata: "Clarissa, kamu harus mempersiapkan pernikahan dalam 3 hari, waktunya sangat sempit, jadi aku membuat semua yang di perlukan untuk pernikahan menjadi lebih sederhana, , sehingga pada saat menganturnya kamu pun tidak kelelahan".

Clarissa Yuan menganggukan kepala: "kalau ini adalah keputusanmu, tentu saja aku akan mengikutinya".

"Ehm, Baju pengantin tahun lalu bersama dengan Justin.....emm.....bersama Julius sudah di pesan, cincin pun sudah di pilih, dan beberapa dekoraasi aku pilih yang sudah jadi, jadi langsung menyuruh orang untuk mengambilnya saja".

Gwendolyn Tsu menunjuk daftar tersebut: "Di sana ada alamat dan no telepon".

"Baik, aku sudah mengerti".

"Terima kasih, sudah merepotkanmu".

Terbiasa akan kesombongannya, tiba-tiba dia berubah menjadi seperti ini, Clarissa Yuan justru merasa tidak terbiasa, lalu berkata: "Tidak perlu berterima kasih, ini adalah tugasku".

Selesai berkata dia langsung naik ke atas.

Clarissa Yuan tiba di atas dan melihat daftar tersebut, lalu mengambil ponsel dan menelepn Evelin.

Tidak tahu mengapa, walaupun Evelin dan Justin Yi mengatakan di antara mereka tida kada hubungan, tetapi dirinya tetap tidak pantang menyerah, dia merasa mereka berdua seharusnya besama.

Apakah dirinya yang terlalu inign Evelin bersama dengan Justin Yi? Sehingga lebih khawatir dari pada mereka berdua?

Ketika dia menelepon, Evelin sedang membaca dokumen pasien.

Ponsel berdering, Evelin langsung mengambil ponselnya dan mengangkatnya: "Hallo, siapa?"

"Ini aku".

"Oh, Nyonya besar Yi, ada apa mencariku?" Evelin meletakkan dokumen tersebut, dengan malas dia bersandar di kursinya.

"Begini, tiga hari lagi Justin akan menikah, apakah kamu akan datang?"

"Tiga hari lagi?" Evelin melihat kalender yang ada di mejanya, lalu tertawa: "kebetulan tiga hari lagi aku cuti, diadakan siang atau malam hari?"

Sebenarnya tiga hari lagi dia sama sekali tidak cuti.

"Evelin...." Clarissa Yuan tidak tahu harus berbuat apa: "tidak bisakah kamu menunjukan sedikit kepedulianmu? dasar berdarah dingin".

"Clarissa". Evelin tersenyum lalu mengeraskan rahangnya dan berkata: "Sekarang musim sibuk di rumah sakit, aku sangat sibuk, bila kamu terus-terusan mengganguku, aku akan putus hubungan denganmu!"

"Jangan, aku hanya merasa kamu dan Justin....."

"Aku dan Justin tidak memiliki hubungan apa-apa, bye!" tanpa sungkan Evelin mematikan telepon tersebut.

Dia meletakkan ponselnya dan kembali melihat dokumen pasien, asisten masuk dari luar dan memberikan undangan berwarna merah muda: "Dokter Evelin, ini dari receptionis menyuruhku memberikannya padamu.

Evelin sama sekali tidak mengangkat kepalanya: "Letakan di sana saja".

Asisten tersebut meletakan undangan itu di ujung meja, lalu berkata: "Ada lagi, Nona Huang, pasien kamar no 3, persiapan operasinya sudah siap, Dokter Evelin sudah bisa ke sana sekarang".

"Baik". Evelin bangkit berdiri, lalu memberikan dokumen tersebut kepadanya: "fotocopy dokumen ini dan berikan kepada kepala rumah sakit".

"Baik". Asisten mengambil dokumen tersebut.

Evelyn keluar dari ruangan kerjanya dan berjalan menuju ruang operasi.

Novel Terkait

Unlimited Love

Unlimited Love

Ester Goh
CEO
4 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Perfect Lady

My Perfect Lady

Alicia
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Di Balik Awan

Cinta Di Balik Awan

Kelly
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
You're My Savior

You're My Savior

Shella Navi
Cerpen
5 tahun yang lalu
Bretta’s Diary

Bretta’s Diary

Danielle
Pernikahan
3 tahun yang lalu
Cinta Seorang CEO Arogan

Cinta Seorang CEO Arogan

Medelline
CEO
4 tahun yang lalu
Memori Yang Telah Dilupakan

Memori Yang Telah Dilupakan

Lauren
Cerpen
4 tahun yang lalu