The True Identity of My Hubby - Bab 148 Apa Kebenarannya
“Bagaimanapun sehati, ada kasih sayang baru bisa sehati.” Nyonya Ling menghela nafas: “Tetapi bisa merebut kembali hak mengasuh anak, aku sudah sangat bersyukur, benar-benar sangat terima kasih, tidak hanya membantuku memenangkan sidang ini, juga membantuku menemukan pekerjaan yang begitu baik.”
“Tidak usah begitu sungkan, aku juga bisa mengerti perasaan kamu kehilangan anak, jadi aku berusaha sebisa mungkin untuk membantu kamu, kalau masalah pekerjaan, kamu berterima kasih padanya saja.” Clarissa Yuan menepuk lengan Julius Yi.
“Terima kasih Tuan Muda Yi.” Nyonya Ling membungkukkan badan pada Julius Yi.
“Tidak perlu berterima kasih, bukan hal sulit.” Julius mengulurkan tangan dan meraih pinggang langsing Clarissa Yuan, tertawa dan berkata: “Kan suami istri sehati.”
Nyonya Ling tertawa dan berkata: “Kalau begitu aku tidak ganggu kalian bermesraan lagi, sampai jumpa.”
“Sampai jumpa, semangatlah.” kata Clarissa Yuan.
“Iya, aku akan semangat.”
Nyonya Ling melambaikan tangan pada keduanya dan pergi.
Di dekat jalan raya, Gwendolyn Tsu melihat Julius Yi dan Clarissa Yuan yang penuh kemesraan, melihat lengan Julius Yi yang merangkul pinggang Clarissa Yuan dengan mesra, dia sangat kesal dan marah, tangan yang sedang memegang setir juga semakin erat.
Benar-benar suami istri sehati!
*****
Setelah Clarissa Yuan membuka pintu dan membiarkan Julius Yi masuk ke dalam mobil, dirinya juga masuk dan duduk di kursi pengemudi.
Dia sambil memakaikan Julius Yi sabuk pengaman, sambil tertawa dan bertanya: “Malam ini ingin makan apa? Aku traktir kamu.”
“Aku saja yang traktir kamu, merayakan lebih awal kamu menang sidang.”
Clarissa Yuan melihat dia sangat tulus, mengangguk: “Baiklah kalau begitu, kamu ingin traktir aku makan apa?”
“Sementara aku rahasiakan dulu, tunggu sampai di sana kamu juga tahu.”
“Dirahasiakan segala?” Clarissa Yuan mengamati dia, tertawa dan berkata: “Kalau begitu kamu harus beritahu aku dong restoran yang mana? Kalau tidak kita tidak bisa pergi kan.”
“Ke menara pemandangan Mall City.”
“Menara pemandangan?” Clarissa Yuan terkejut, sedikit tidak tega: “Tidak terlalu baik kali?”
Pemandangan malam menara pemandangan Mall City sangat terkenal di dalam negeri, tentu saja dia suka, tetapi Julius Yi tidak bisa melihat, pergi ke sana hanya bisa menambah kesedihan.
Julius Yi tentu saja mengerti apa yang sedang dipikirkannya, tersenyum dan berkata: “Tidak apa-apa, aku menyukai tempat itu, yang paling penting, aku ada sebuah kejutan untukmu.”
“Kejutan apa?” Clarissa Yuan bertanya dengan gembira.
“Beritahu sekarang namanya bukan kejutan lagi.” Julius Yi mengulurkan tangan dan membelai rambutnya, tertawa dan berkata: “Ayo jalan.”
Walaupun dia tertawa, tetapi dalam senyumannya ada sedikit kesedihan.
Bilangnya kejutan, dia takut nanti Clarissa hanya merasa kaget tetapi tidak senang, bahkan mungkin bisa marah dan tidak mempedulikannya.
Tadi malam dia berpikir sangat lama, pada akhirnya juga memutuskan memberitahu dia kebenaran saat Clarissa Yuan selesai sidang. Dia tidak ingin menipunya lagi, juga sudah tidak bisa terus menipu lagi.
Dia dan Clarissa Yuan setiap hari sarapan dan makan malam bersama, setiap hari tidur di satu ranjang, sudah tidak ada banyak waktu kosong untuk istirahat seperti dulu dalam memainkan sebuah peran.
Dulu dia bisa tidak pulang ke Villa West Town selama beberapa hari, hampir setiap malam tinggal di Kediaman Yi, tetapi sekarang sudah tidak bisa. Dia merasa di depan Clarissa Yuan, sungguh tidak perlu melelahkan diri di depan Clarissa.
Maka dia memilih memberi tahu segalanya padanya malam ini.
“Clarissa.” panggil dia dengan pelan.
“Iya?” Clarissa Yuan membalik kepala dan melihatnya.
“Aku boleh tanya kamu satu hal tidak? Kamu harus jawab dengan jujur.”
“Aku selalu jujur, kamu tanya saja.”
“Kalau kamu tahu aku membohongi kamu, apakah kamu akan marah dan tidak mempedulikan aku?”
“Lihat dulu kamu bohong apa padaku.”
“Misalnya……Eemm……pokoknya hal yang tidak bisa dimaafkan.”
“Kalau begitu…….” Clarissa Yuan memiringkan kepala dan berpikir, tertawa dan berkata: “Kalau begitu aku batasi hari ini kamu jujur apa yang pernah kamu bohong padaku, kalau sikap kamu cukup tulus……aku bisa mempertimbangkan untuk memaafkanmu.”
“Benaran?” Julius Yi senang diam-diam.
Tidak tahu apakah menyewa menara pemandangan untuk candlelight dinner dan ditambah cincin pernikahan yang ‘abadi’ cukup tulus? Atau mau ditambah apa lagi? Bunga? Perhiasan? Bunga pasti ada, kalau perhiasan……sepertinya dia tidak terlalu tertarik dengan ini.
Beberapa hari ini Julius Yi tidak memberitahu dia, dirinya sudah membeli cincin ‘abadi’ itu dari pasar gelap. Dia ingin mecari sebuah kesempatan, memakaikan kembali cincin di jari manisnya.
*****
Clarissa memberikan mobil pada penjaga pintu Mall City dan masuk ke dalam lobby bersama Julius Yi.
Dulu keluar rumah selalu Clarissa Yuan yang menyuruh Julius Yi duduk di kursi istirahat dan menunggu, kali ini terbalik, Julius Yi yang menyuruh Clarissa Yuan menunggu di lobby lantai satu, dirinya masuk dulu bersama manager yang sudah janjian sebelumnya.
Clarissa Yuan melihat bayangan Julius Yi yang pergi, tertawa dan menggeleng kepala, berpikir dalam hati, makan malam saja dibuat misterius.
Dia sambil mengambil sebuah majalah dari meja dan membacanya.
Baru membuka satu halaman, terdengar suara perempuan yang tidak asing.
Dia mengangkat kepala dengan terkejut, mangamati Gwendolyn Tsu yang di depan matanya dan bertanya: “Gwendolyn? Kamu kenapa ada di sini?”
“Aku ingin bicara denganmu, boleh tidak?” Ekspresi Gwendolyn Tsu tidak ramah seperti biasanya, malah ada sedikit dingin.
Clarissa Yuan melihat sekilas ke arah lift dan meminta maaf: “Maaf, aku sibuk malam ini, lain hari saja.”
“Hanya lima menit, sangat cepat.”
“Sungguh tidak bisa, Julius akan turun sebentar lagi.”
Gwendolyn Tsu tertawa dengan dingin: “Menyewa menara pemandangan untuk candlelight dinner? Tetapi aku jamin setelah bicara denganku, kamu tidak akan ingin makan malam lagi.”
“Apa maksudnya?” Clarissa Yuan mengerutkan dahi, lalu tertawa dingin: “Gwendolyn, aku tahu kamu belum bisa melepaskan Julius dan ingin merebutnya dari sisiku. Yang ingin kamu bicarakan padaku, paling adalah kata-kata untuk mengadu domba hubunganku dengan Julius, hal seperti ini dulu kamu tidak jarang melakukannya, tetapi kali ini aku tidak akan terpancing, kamu juga tidak usah buang-buang pikiran.”
“Oh ya? Kalau yang ingin aku bicarakan kali ini adalah identitas asli dan masalah mata Julius? Kamu juga tidak ingin dengar?”
“Identitas asli Julius?”
“Kelihatannya kamu ingin mengetahuinya.” Gwendolyn Tsu tertawa dengan bangga, lalu menunjuk cafe di seberang dengan dagunya dan berkata: “Ayo, tidak akan menunda banyak waktumu.”
Gwendolyn Tsu membalik badan dan jalan menuju luar lobby.
Walaupun Clarissa Yuan tahu Gwendolyn Tsu tidak bermaksud baik, tetapi dia juga sangat penasaran apa maksud kata-kata yang diucapkannya tadi, identitas dan masalah mata Julius?
Dia berdiri dari sofa dan mengikutinya.
Gwendolyn Tsu melihat dia mengikut, senyuman di wajahnya semakin terlihat.
Dia tahu malam ini Julius Yi membayar mahal menyewa menara pemandangan untuk candlelight dinner, ini adalah perlakuan bahagia yang dia tidak pernah ada, mana mungkin tidak iri?
Dia sengaja ingin membuat mereka tidak jadi candlelight dinner, tidak jadi menikmati pemandangan malam!
Setelah sampai di cafe dan duduk di tempat dekat jendela, Clarissa Yuan melirik Gwendolyn Tsu dan berkata: “Baiklah, kamu bicarakan, aku dengar saja.”
Setelah memesan dua gelas kopi best seller dengan pelayan, dia melihat ke Clarissa Yuan, menatapnya dan berkata: “Sebenarnya hari ini aku mencari kamu, adalah pesan dari Nenek, Nenek yang suruh aku datang.”
Melihat Clarissa Yuan tidak berkata, dia menyambung: “Nenek berharap kamu bisa meninggalkan Julius, jauhi dia, kalau masalah ganti rugi, Keluarga Yi akan berusaha membuat kamu puas.”
Clarissa Yuan tertawa dan menggeleng kepala: “Gwendolyn, kamu tidak usah bicarakan lagi, aku tidak akan meninggalkan Julius?”
“Kenapa?”
“Karena aku mencintai Julius, Julius juga mencintai aku.”
Gwendolyn Tsu tidak menduga dia akan menolak dengan cepat, dia kesal dan tertawa dingin: “Julius mencintaimu? Kamu yakin dia sungguh mencintaimu?”
“Aku lebih yakin daripada siapapun.”
“Kalau dia mencintaimu, dia tidak akan terus membohongi kamu, terus menganggapmu sebagai orang bodoh dan mempermainkanmu.”
“Apa yang dia bohong padaku?” tanya Clarissa Yuan.
Gwendolyn Tsu masih tertawa dingin: “Apakah kamu mengira dia benaran buta?”
Clarissa Yuan terkejut dan melihat dia dengan tertegun.
“Kelihatannya kamu masih dibohongi olehnya, tahu tidak kenapa dia selalu berhasil membohongi kamu?”
Clarissa Yuan terkejut sampai tidak bisa berkata, juga tidak bisa membalas katanya.
Dia jelas tahu tidak seharusnya mempercayai kata-kata Gwendolyn Tsu, tetapi pikiran dia tak terkendali dan terpikir beberapa hal, Julius mengambilkan obat untuknya, mencarinya ke Lover Island, skenario dia selalu mudah beraktivitas di rumah, dia malah tidak pernah mencurigai matanya.
Dia terpikir lagi pertanyaan yang ditanyakan Julius Yi tadi: Kalau kamu tahu aku membohongi kamu, apakah kamu akan marah dan tidak mempedulikan aku?
Jangan-jangan yang Gwendolyn Tsu bilang itu benar? Mata dia sebenarnya tidak buta?
“Kenapa? Kamu tidak percaya?” tanya Gwendolyn Tsu dengan sinis.
Clarissa Yuan mengambil nafas dan berkata: “Kalau seperti yang kamu bilang, selanjutnya kamu ingin menertawakan aku bodoh kan? Makanya dia baru bisa membohongi aku?”
“Kamu salah.” Gwendolyn Tsu menggeleng kepala: “Bukan kamu yang bodoh, tapi Julius Yi sama sekali tidak memberimu kesempatan untuk mengetahui rahasianya. Setelah menikah, apakah setiap hari kamu makan bersama dia? Tidur bersama dia? Mungkin bertemu saja sulit? Di kondisi seperti ini, bagaimana kamu bisa tahu dia sedang berpura-pura?”
Benar juga! Sebelum dia kecelakaan, dalam seminggu bertemunya tiga kali pun sulit, kesempatan makan dan tidur bersama menjadi lebih sedikit. Walaupun setelah dia terjadi kecelakaan, ada beberapa lama Julius Yi juga membiarkannya tinggal di rumah Ibu dia, kadang-kadang baru mencarinya di malam hari.
Waktu bersama memang sudah sedikit, dia juga tidak berpikir tentang hal itu, tentu saja tidak menemukan bahwa dia pura-pura buta.
Tetapi……kenapa dia berbuat begitu? Kenapa dia membohonginya?
Ada keuntungan apa berbuat seperti ini?
“Kenapa? Baru begitu sudah tidak tahan?” Gwendolyn Tsu mencibir: “Aku belum selesai membicarakan intinya.”
Awalnya dia tidak ingin memberitahu Clarissa Yuan bahwa Julius Yi pura-pura buta, dia khawatir berbuat seperti ini akan membuat Clarissa Yuan semakin tidak ingin meninggalkan Julius Yi. Tetapi sekarang dia sudah tidak peduli lagi, karena Clarissa sudah benar-benar tidak ingin pergi, dia hanya bisa memancingnya dengan cara seperti ini.
“Saat hari-hari Julius Yi tidak bertemu denganmu, kamu kira dia sungguh mengurung diri karena sifatnya tertutup? Kamu salah, di saat kamu khawatir dia bisa gila karena kesepian, dia sudah meninggalkan villa sejak awal, mengganti identitas dan berhubungan denganku.”
Clarissa Yuan tertegun sebentar, berkata dengan takut: “Tidak mungkin! Kamu bohong!”
“Tidak percaya aku? Kamu boleh tanya sendiri pada Julius Yi, atau boleh tanya pada Kak Sarah.”
“Aku…….” Clarissa Yuan terbata-bata, benar juga, jika yang dikataan Gwendolyn Tsu benar, kalau begitu Kak Sarah pasti orang yang paling tahu.
Setiap dia ingin bertemu Julius Yi, Kak Sarah selalu mencegahnya dengan berbagai cara, ternyata saat Kak Sarah mecegahnnya, semuanya saat Julius Yi tidak ada di dalam rumah?
“Kenapa dia berbuat seperti ini?” tanya dia dengan melotot pada Gwendolyn Tsu.
Gwendolyn Tsu tertawa: “Karena dia mencintaiku.”
“Kalau dia mencintaimu, dia sepenuhnya bisa menikahimu, kalau begitu kenapa dia menikah denganku?”
Novel Terkait
Cinta Di Balik Awan
KellyMy Lady Boss
GeorgeAwesome Husband
EdisonDemanding Husband
MarshallAku bukan menantu sampah
Stiw boyBretta’s Diary
DanielleThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)