The True Identity of My Hubby - Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
Julius Yi mendengar dia begitu gelisah, dengan licik ketawa: “lihat menakutkan kamu begitu, aku bercanda dengan kamu.”
“Lain kali jangan mengambil masalah begini bercanda.”
“Iya!”
“Jika begitu sekarang tidur baik-baik saja.” Clarissa Yuan mendesak berkata.
Julius Yi tidak memberi kesempatan dia menolak, mengulurkan telapak tangan menarik dia berbaring disamping, memeluk didalam pelukan, dengan erat memeluk dia, sangat tidak sungkan datang sebuah cara memaksa.
Clarissa Yuan melihat dia begitu mempertahankan, terpaksa membiarkan dia, dalam hati berpikir lebih baik lain kali baru membiarkan dia tidur sendirian saja.
Bagaimanapun juga, dia harus membiarkan dia terbiasa seorang diri, makan seorang diri, tidur seorang diri, hidup seorang diri.
Julius Yi sudah tertidur, Clarissa Yuan sendiri malah sama sekali tidak ada rasa ngantuk, dia dengan hati-hati keluar dari pelukan Julius Yi, dengan hati-hati turun kasur.
Dia sendiri diatas teras bengong sangat lama, dalam otak tidak berhenti berpikir perkataan Noah Tsu siang hari ini, kemudian, dia pergi meninggalkan ruang pasien pergi kelantai atas.
Gwendolyn Tsu tetap tidak keluar rumah sakit, dia yang atas kaki masih memasang plester hanya bisa duduk diatas kursi roda, wajah dia juga tidak terlalu bagus, kelihatan jelas tidak bisa menerima kenyataan bahwa diri sendiri sudah cacat.
Melihat Clarissa Yuan masuk, dia dengan dingin melempar satu kata: “kamu datang melakukan apa?”
“Tentu saja adalah datang melihat kamu.” Clarissa Yuan melihat-lihat dia, menyindir bersenyum: “aku mengira sepasang kaki kamu cacat kemudian bisa lebih baik sedikit, tidak kepikiran tetap begitu keras kepala begitu tidak tahu malu.”
“Terserah kamu bilang apa, pokoknya walaupun kamu bilang apa, aku juga tidak akan menyetujui melepaskan Julius.” Gwendolyn Tsu menggerakkan kursi roda kearah depan sedikiit, mendekatkan jarak dengan dia: “aku tidak salah tebak bukan? Kamu adalah datang memohon aku membiarkan kamu bersatu dengan Julius?”
“Tidak salah.”
“Tetapi aku tidak menyetujui.”
“Gwendolyn Tsu!” Clarissa Yuan suasana hati sangat kesal berkata: “Julius sudah buta, apakah kamu masih tidak mau melepaskan dia? Kamu sebenarnya mengapa harus begitu keras kepala?”
“Kamu mengapa begitu keras kepala tidak mau bercerai dengan dia?”
“Karena aku mencintai dia!”
“Jika begtiu bukan sudah benar, karena aku mencintai dia, jadi aku ingin menikah dengan dia.”
“Apakah kamu ini adalah cinta? Kamu ini adalah cara ingin memaksa dia mati.” Clarissa Yuan tidak tahan marah berkata: “mencintai seseorang bukan seharusnya membiarkan dia hidup bahagia? Jika kamu mencintai dia, kamu seharusnya membantu dia berpikir sedikit, seharusnya tahu dia sama sekali tidak ingin menikahi kamu, sama sekali tidak mencintai kamu, cinta yang memaksa begini, sekalipun adalah tulus hati, itu juga adalah cinta yang egois, tidak pantas dikejar!”
“Hehe, pengacara Yuan kapan berubah menjadi ahli cinta? Maaf, aku tidak mengerti kebenaran kamu ini.”
“Baik, jika begitu aku tanya kamu.” Clarissa Yuan melihat sekilas sepasang kaki dia yang memasang plester, berkata: “mata Julius sudah tidak kelihatan, dibawah kondisi dia sendiri sudah perlu orang lain menjaga, dia sama sekali tidak bisa menjaga kamu, kamu berencana bagaimana. Masih ada, kamu menyuruh Julius bagaimana? Kamu bisa menjaga dia yang buta dengan baik?”
“Aku bagaimana mungkin tidak khawatir? Jika kamu harus aku mengalahkan Julius untuk kamu, jika begitu kamu seharusnya ada kemampuan menjaga dia bukankah begitu?”
Gwendolyn Tsu sudah marah, melototi Clarissa Yuan dengan marah berteriak berkata: “Clarissa Yuan! Jika kamu begitu tidak tenang dengan dia, jika begitu kamu jangan mengalahkan dia untuk aku, kamu membiarkan dia masuk penjara saja, penjara terhadap orang cacat pasti ada penjaga yang khusus!”
“Selain aku, siapa juga tidak bisa menjaga dia dengan baik.” Clarissa Yuan tiba-tiba mengalirkan air mata, menaruh harga diri sendiri menatap Gwendolyn Tsu berkata: “nona Tsu, anggap aku memohon kamu boleh tidak? Julius sudah bukan Julius Yi yang kamu suka itu lagi, dia sekarang hanya seseorang yang kehilangan terang, orang cacat yang setiap saat perlu orang lain menjaga. Nona Tsu kamu anggap saja berbuat kebaikan, menyerahkan dia untuk aku menjaga, bisa tidak? Mohon kamu......”
“Maaf, aku hanya adalah seorang yang keras kepala dan berhati busuk, tidak pernah menjadi orang baik.” Gwendolyn Tsu melambaikan lengan tangan: “keluar untuk aku, jika tidak aku memanggil orang datang.”
“Tidak mau......” Clarissa Tsu segera menggelengkan kepala, memohon berkata: “nona Tsu, jika kamu harus menikah dengan Julius, jika begitu memohon memberikan dia beberapa waktu, tunggu mata dia sudah sembuh baru berbicara masalah ini baik tidak?”
“Tunggu mata dia sudah sembuh? Gwendolyn Tsu ketawa dingin: “jika begitu jika mata dia seumur hidup tidak sembuh bagaimana?”
“Tidak akan, dokter bilang asalkan mata dia pulih dengan baik, bertemu kornea mata yang cocok sudah bisa mencoba operasi sekali, jika......” Clarissa Yuan berhenti sebentar, baru berkata: “jika operasi dia sudah gagal, menjadi buta seumur hidup, sampai saat itu dia seharusnya sudah bisa menjaga diri sendiri.”
Takut dia tidak setuju, Clarissa Yuan melanjutkan berkata: “maksud aku adalah disaat Julius menunggu operasi beberapa waktu ini, aku akan menghabiskan waktu mengajari dia menjadi seseorang yang bisa menjaga diri sendiri, sampai saat itu meksipun mata dia sudah tidak bisa sembuh, kamu juga tidak perlu menghabiskan banyak pikiran dan waktu pergi menjaga dia. Lagipula......jika sekarang memberitahu dia kebenaran, memaksa dia menikahi kamu, dia pasti akan ada penolakan yang sangat hebat, kemudian mempengaruhi pemulihan dia, kesempatan operasi berhasil juga akan ikut menurun.”
Gwendolyn Tsu melihat dia: “berkata bagaimanapun, kamu adalah tidak rela meninggalkan dia, kamu ingin tinggal disamping dia lebih banyak waktu.”
Clarissa Yuan ketawa pahit: “Tidak rela bisa bagaimana lagi? Akhirnya bukannya tetap harus berpisah? Malahan adalah kamu, meskipun sekarang Julius Yi dipaksa menikahi kamu, kamu ada percaya diri hidup bersama dia dengan damai?”
“Waktu tunggu kornea mata seharusnya tidak akan terlalu panjang, didalam beberapa waktu ini, aku akan mengajari dia hidup mandiri, juga akan berusaha menasehati dia melepaskan aku, menerima kamu.......”
“Menasehati dia menerima aku? Clarissa Yuan kamu ada sebaik ini?” Gwendolyn Tsu tidak percaya melihat dia.
Clarissa Yuan mengangguk kepala: “tidak salah, ini adalah tempat yang aku tidak sama dengan kamu, meskipun dia harus menikahi kamu, aku berharap setelah dia menikahi kamu kemudian hidupnya adalah bahagia, karena hanya ada begini aku sendiri juga baru akan bahagia.”
“Clarissa Yuan, kamu benar-benar adalah berbaik hati!”
“Makanya Julius dia mencintai aku.”
“Cinta? Kamu sudah lupa, dia juga pernah mencintai aku.”
“Tetapi dia sekarang sudah tidak mencintai kamu lagi, mengapa dia tidak melanjutkan mencintai kamu? Adalah karena hari berlalu lama akan melihat jelas hati seseorang, kamu membiarkan dia melihat sisi kamu yang paling nyata.”
“Clarissa Yuan——!” Gwendolyn Tsu menggigit gigi melototi dia, langsung ketawa dengan cemerlang, berubah perkataan berkata: “kamu bukannya adalah ingin tinggal beberapa bulan lagi disamping Julius? Ingin aku menyetujui kamu boleh saja, berlutut memohon aku.”
“Kamu......” Clarissa Yuan suasana hati sangat kesal.
“Kenapa? Tidak setuju? Atau Julius dia sama sekali tidak pantas kamu melakukan begini?” Gwendolyn Tsu ketawa dingin: “barusan kamu bukannya masih berkata diri sendiri betapa mulia, demi dia bisa pergi mati? Mengapa secepat ini sudah langsung berubah? Jangan-jangan kamu sama sekali tidak mencintai dia? Yang kamu mencintai hanya adalah status nyonya muda besar keluarga Yi? Adalah harta keluarga Yi? Juga benar, kamu waktu itu bukannya demi uang baru menikah kepada Julius? Bahkan sampai......”
“Pong, satu suara pelan berbunyi, disaat Gwendolyn Tsu masih belum berhenti menyindir, Clarissa Yuan tiba-tiba sepasang lutut berbengkok, berlutut dilantai.
“Jika begini benar-benar bisa membuat kamu lebih bahagia dan puas, jika begitu kamu baik-baik menikmati sekali saja.” Dia tanpa ekspresi berkata.
“Hehe, tidak kepikiran kamu benar-benar berlutut.” Gwendolyn Tsu ketawa senang.
“Terhadap didalam percintaan Julius, kamu selamanya tidak bisa membandingkan aku, ingin Julius seperti mencintai aku pergi mencintai kamu, jika begitu harus belajar baik-baik dengan aku saja. Lebih baik sedikit terhadap dia, lebih mencintai dia sedikit.....” Clarissa Yuan berkedip sepasang mata sebentar, menghapus air mata dibawah mata.
Dia tahu Gwendolyn Tsu tidak mungkin belajar dengan dia, tetapi tetap tidak tahan menasehati berkata.
Gwendolyn Tsu tetap adalah malas menghiraukan dia, tidak senang memutuskan dia berkata: “kamu tidak perlu mendidik aku disini, aku ada cara sendiri untuk mencintai dia, aku memperingatkan kamu, aku menyetujui kamu bukan karena kamu berlutut terhadap aku, tetapi adalah karena tidak ingin mempengaruhi pemulihan Julius. Jika disaat ini kamu berani melakukan bermacam-macam terhadap aku, aku adalah tidak akan sungkan terhadap kamu.”
“Tenang saja, aku tidak bisa menang dari kamu.”
“Baguslah sudah tahu.”
“Nona Tsu sudah cukup menikmati? Aku sudah boleh bangun belum? Clarissa Yuan tiba-tiba bertanya, sepasang kaki dia dengan erat berlutut diatas keramik lantai, mulai kesakitan.
Gwendolyn Tsu seperti tidak menikmati cukup, sebuah rupa yang tidak puas menggelengkan kepala: “masih belum, sangat jarang nona Yuan bersedia begini rendah diri berlutut untuk aku, jika begitu berlutut lebih lama sedikit saja.”
Clarissa Yuan menggigit gigi, bersabar, demi Julius Yi, dia tidak hanya bisa berlutut masih bisa bersabar!
*****
Karena adalah didalam rumah sakit, Gwendolyn Tsu malah tidak berani terlalu keterlaluan, tidak membiarkan Clarissa Yuan berlutut terlalu lama langsung melepaskan dia pergi.
Clarissa Yuan dengan terpaku berjalan diatas koridor rumah sakit, asalkan kepikiran diri sendiri sangat cepat akan berpisah dengan Julius Yi, dalam hati langsung sangat sedih tidak bisa bernafas.
Diatas koridor duduk sebentar, sampai dokter kemari melakukan pemeriksaan, dia baru mendorong pintu berjalan masuk ruang pasien.
Julius Yi sudah bangun, sedang bersandar diatas kasur mendengar lagu.
Pada saat ini dia selain mendengar lagu, juga tidak bisa melakukan masalah lain lagi.
Dia melangkah kaki berjalan kesana, menepuk tangan Julius Yi dengan suara lembut berkata: “Julius, dokter sudah kemari membantu memeriksa, kamu berbaring dengan baik dulu.”
Julius Yi menyimpan headset berbaring, disaat dokter selesai melakukan pemeriksaan terhadap dia kemudian bertanya: “dokter, aku sudah tidak ada masalah, kapan baru bisa keluar rumah sakit?”
Dokter melihat dia sekali, ragu-ragu sebentar berkata: “keluar rumah sakit juga bukan tidak bisa, besok keluar saja, setelah keluar rumah sakit ingat setiap minggu balik melakukan pemeriksaan mata sebentar sudah bisa.”
“Baik, terima kasih dokter.” Julius Yi berterima kasih berkata.
Hp Clarissa Yuan berbunyi, dia mengeluarkan hp membuka pesan masuk, didalam ada sebuah pesan dikirim dari Justin Yi, mengundang dia nanti kembali kerumah lama sebentar.
Setelah Clarissa Yuan dengan buru-buru membalas sebuah kata “baik” kesana, menaruhkan hp lagi kedalam kantong.
Dia bisa menebak tujuan Justin Yi menyuruh dia balik rumah lama, pasti adalah menyuruh dia pulang berdiskusi siasat untuk menghadapi tantangan.
Noah Tsu hanya memberi mereka waktu tiga hari, waktu tiga hari sekejap mata sudah berlalu!
“Clarissa, kamu sudah mendengar dokter bilang apa? Dia bilang aku besok sudah bisa keluar rumah sakit.” Julius Yi membuka mulut, memutuskan pemikiran dia.
“Akhirnya sudah bisa melewati hidup dunia kita berdua lagi.” Julius Yi tetap berkata sendiri.
Dunia dua orang, Clarissa Yuan tentu saja adalah sangat berharap kehidupan semacam ini, hanya sayang sekali hidup semacam ini ditakdirkan tidak bisa lama.
Sekalipun dalam hati sangat sengsara ingin mati, dia tetap perlu menunjukkan bahagia bersama dia berkata: “iya, akhirnya bisa meninggalkan tempat yang penuh dengan bau air mendesinfeksi ini.”
Novel Terkait
Don't say goodbye
Dessy PutriSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiLelah Terhadap Cinta Ini
Bella CindyPernikahan Kontrak
JennyHusband Deeply Love
NaomiCinta Yang Berpaling
NajokurataSomeday Unexpected Love
AlexanderThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)