The True Identity of My Hubby - Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?

"Tapi aku mencintainya." Gwendolyn Tsu menangis dengan tidak berdaya.

Dia benar-benar tidak bisa menerima pria yang dia cintai tidak mencintainya, dia tidak bisa kalah.

Frans Tsu tidak tahu bagaimana menghibur Gwendolyn Tsu. Justin Yi yang berada di samping akhirnya berdiri dari sofa, berjalan ke harapan Gwendolyn Tsu, lalu berkata pada Frans Tsu, "Kamu pergi dulu, aku ingin bicara dengannya."

Frans Tsu memang memiliki kebencian pada kakak beradik Keluarga Yi. Tapi sekarang dia juga tidak ada cara terhadap Gwendolyn Tsu. Setelah agak ragu, Frans Tsu baru mengangguk dan berjalan keluar.

*****

Clarissa Yuan dibawa oleh Julius Yi ke mobil, mata Clarissa Yuan masih basah, jelas sekali belum keluar dari kesedihan surat perceraian.

Julius Yi tersenyum sambil melingkarkan tangan di bahu Clarissa Yuan dan menatapnya, "Aku akhirnya terlepas dari Gwendolyn. Kenapa kamu tidak bahagia untukku?"

Clarissa Yuan menatapnya dengan mata berkaca-kaca, "Maaf, aku yang mencelakaimu."

Julius Yi menggelengkan kepala, "Aku ingin memberikan satu kesempatan lagi padamu. Kamu masih akan seperti tadi, karena kamu sama sekali tidak bisa melihat Gwendolyn Tsu melompat ke bawah."

Clarissa Yuan tidak mengelak. Yang Julius Yi katakan benar. Dia tidak bisa melakukannya, meskipun Gwendolyn Tsu begitu jahat sekalipun.

"Tapi bagaimana? Memangnya kamu benar-benar mau masuk penjara?"

Julius Yi malah sangat tenang, "Bukankah sebelumnya sudah kukatakan. Asalkan bisa bercerai dari Gwendolyn, lalu memberikan status kepadamu, meskipun harus mendekam di penjara seumur hidup pun aku rela."

"Aku sama sekali tidak peduli pada status apapun." Clarissa Yuan menggelengkan kepala dan menangis, "Aku hanya mau kamu hidup dengan baik. Tidak ada status pun tidak apa-apa."

"Tapi aku tidak mau." Julius Yi memeluk Clarissa Yuan, lalu mencium bekas tangisannya, "Aku ingin menjadi suami istri denganmu. Aku harap kita sah sesuai hukum, keluarga yang saling mencintai satu sama lain."

"Aku tidak mau, aku tidak mau kamu masuk penjara ..." Clarissa Yuan menengadah menatap Julius Yi, "Lima belas tahun terlalu lama. Aku takut aku tidak dapat bertahan selama itu."

"Kamu pasti bisa bertahan. Ada Liam dan Natasia. Kita bertahan bersama-sama." Julius Yi menepuk bahuku dan menghibur, "Sudahlah, jangan menangis. Juga bukan perpisahan hidup dan mati."

Julius Yi menghapus air mata Clarissa Yuan dengan lembut. Melihat kekhawatiran dan ketidakrelaan di mata Clarissa, hatinya sakit sekali.

Julius Yi tentu saja juga tidak rela, tapi memangnya ada cara apa? Melihat tampang Gwendolyn Tsu tadi, wanita itu pasti tidak akan melepaskan dia. Dia juga tidak mengharapkan Gwendolyn Tsu bisa tiba-tiba merubah keputusan.

"Bagaimana kalau aku pergi memohon pada Gwendolyn?" Clarissa Yuan bertanya dengan tidak berdaya.

Ini adalah satu-satunya cara. Meskipun dia tahu Gwendolyn Tsu tidak mungkin menyetujui, bahkan bisa saja menghinanya, tapi asalkan mempunyai kemungkinan 0,0001 persen saja, dia tetap bersedia merendahkan diri untuk mencobanya.

Julius Yi malah menggelengkan kepala, "Tidak, aku tidak mengizinkanmu pergi."

"Kenapa?"

Julius Yi menangkap wajah Clarissa Yuan dan tersenyum datar, "Siapa yang tahu kalian akan melakukan konspirasi apa lagi untuk menipu aku?"

Clarissa Yuan kehabisan kata-kata. Dia berkata sambil mencubit hidungnya, "Kita bisa membuat konspirasi apa."

"Sebelumnya bukankah kalian sudah pernah melakukan konspirasi sekali? Aku tidak ingin mengalami untuk kedua kalinya lagi."

Clarissa Yuan tahu yang dimaksudkan adalah waktu itu di saat dia membohongi Julius Yi. Kelihatannya Julius Yi sudah takut, tidak ingin kehilangan Clarissa Yuan untuk kedua kalinya lagi.

Dua orang yang bersama dengan tidak mudah, sekarang malah dipaksa untuk berpisah lagi, Clarissa Yuan benar-benar tidak bisa berakting baik-baik saja seperti Julius Yi!

"Tidak boleh pergi, dengar tidak?" Julius Yi lanjut bertanya.

Julius Yi bukan hanya takut mereka membicarakan konspirasi buruk, lebih takut lagi Clarissa Yuan sekali lagi akan dipermalukan oleh Gwendolyn Tsu. Dia tidak tega membiarkan Clarissa Yuan mendapat penindasan seperti itu.

Clarissa Yuan mengangguk dalam pelukan Julius Yi, "Aku sudah tahu."

Justin Yi dengan hati-hati membungkus dan mengobati luka di kepala Gwendolyn Tsu, baru menatapnya dan bertanya, "Apakah masih sakit?"

Gwendolyn Tsu tetap menangis, pandangannya menatap Justin Yi yang berwajah hangat. Di bawah penjagaan Justin Yi, dia yang awalnya emosi, mulai pelan-pelan tenang, tapi tetap tidak mengatakan satu patah kata pun.

Setelah hatinya disakiti oleh Julius Yi, dia tidak tahu apa maksud kelembutan Justin Yi, juga tidak bisa menebaknya.

Justin Yi berjongkok di hadapannya, menatapnya dan berkata, "Sudah membuat onar begitu lama, malah tidak mendapatkan apapun, untuk apa bukan?"

Gwendolyn Tsu menatapnya, lalu pada akhirnya mengatakan satu kalimat, "Kalau kamu datang untuk mengejekku, maka tertawa saja."

Justin Yi menggelengkan kepala, "Aku bukan sedang menertawakanmu, melainkan memberitahumu. Perasaanmu pada Julius bukan cinta, melainkan rasa kepemilikan yang kuat. Kamu sangat kuat, juga memiliki harga diri yang tinggi, tidak dapat menerima penolakan dari orang lain, jadi baru bisa tersesat oleh penolakan Julius. Pada akhirnya baru mencapai tahap tidak bisa tercapai, tapi tidak ada tangga untuk turun juga. Sedangkan dengan sikap tidak bisa menerima kekalahan-mu, tentu saja saat ini tidak akan diam saja. Oleh karena itu baru sekali demi sekali menyakiti, sekali demi sekali gagal ..."

"Aku tidak gagal. Julius tunggu saja masuk penjara!" Gwendolyn Tsu memutuskan perkataan Justin Yi, "Dia duluan yang menyakitiku, yang membohongiku ..."

"Julius juga tidak berdaya baru membohongimu. Selain itu untuk maksud yang baik." Justin Yi ragu sesaat, baru lanjut berkata, "Setelah waktu itu aku dan Julius kecelakaan, karena aku tidak bisa menerima kenyataan, lalu merasa bersalah padanya, aku baru memutuskan untuk menghilang. Julius demi menstabilkan Perusahaan Besar Yi, demi tidak membuat keluarga khawatir, baru melakukan dua peran. Dia berpacaran denganmu menggunakan status diriku, tujuannya adalah setelah aku kembali, bisa pelan-pelan menghilang, lalu mengembalikan kamu padaku. Tapi kemudian rahasianya diketahui olehmu. Kamu pun memulai rangkaian rencanamu sendiri, pada akhirnya mencapai akhir seperti hari ini."

"Kalau misalnya ..." Justin Yi menarik napas, berhenti beberapa detik baru lanjut berkata, "Misalnya waktu itu kamu tidak menemukan rahasia ini, tidak mengganggu hubungan mereka, mungkin ...."

Justin Yi berhenti berkata-kata, pada akhirnya tidak lanjut bicara lagi.

"Kalau aku tidak menyadari rahasianya, kalau aku menunggumu kembali, apa kamu akan menikahiku? Apa kamu akan mencintaiku seperti dulu?" Gwendolyn Tsu bertanya sambil mencucurkan air mata.

"Aku ... iya." Justin Yi mengangguk.

"Tapi aku sudah dikotori oleh orang, sudah kotor. Apa kamu akan membenciku, tidak mencintaiku lagi seperti Julius?"

Justin Yi ragu beberapa detik, baru menggelengkan kepala, "Tidak akan."

"Benarkah?"

"Benar." Justin Yi berpikir sebentar lalu berkata, "Mencintai seseorang, tidak akan karena dia mengalami apa lalu menjadi tidak cinta lagi. Misalnya waktu itu Clarissa sempat diperkosa, Julius hanya akan lebih mencintainya, menyayanginya, tidak akan karena masalah itu malah meninggalkannya bukan?"

"Jadi ..." Justin Yi mengelus punggung tangan Gwendolyn Tsu, lalu menghiburnya, "Kamu juga tidak perlu karena masalah seperti itu kehilangan kepercayaan diri, lalu menjadi marah dan melampiaskan semua kesalahan pada orang lain."

"Apa kamu benar-benar bersedia menikahiku?" Gwendolyn Tsu hanya perhatian pada pertanyaan ini.

Justin Yi menatapnya dan mengangguk, "Aku bersedia."

Gwendolyn Tsu menatap Justin Yi, tiba-tiba menangis kencang.

Berebut begitu lama, bertarung begitu lama, pada akhirnya orang yang benar-benar bersedia menikahinya malah berada di dekatnya.

*****

Setelah Gwendolyn Tsu pergi, Justin Yi duduk sendirian menatap gedung-gedung tinggi yang ada di luar jendela.

Ponselnya berbunyi. Adalah bunyi dering yang khusus, tapi sangat jarang bunyi.

Dia menatap nomor familiar yang ada di atas layar, sesaat kemudian baru menekan tombol terima.

Evelin yang sedang berbaring di ujung sambungan, begitu mendengar suaranya, segera bangun dari tempat tidur, sengaja menyegarkan tenggorokan, lalu berkata dengan pura-pura tenang, "Tuan Muda Yi, lama tidak berjumpa. Sedang sibuk apa?"

Justin Yi tersenyum kecil, "Masih bisa sibuk apa lagi? Sedang di perusahaan lho."

"Oh, aku kebetulan berada di Green Mile Restaurant dekat perusahaan kalian. Bagaimana kalau kamu makan siang bareng di sini?" Evelin mengangkat pergelangan tangan dan menatap waktu di jam tangannya. Kalau sekarang ke sana masih memerlukan waktu dua puluh menit. Ditambah dengan mandi dan dandan, setidaknya perlu sepuluh menit. Hm, rasanya kebohongan ini agak kelewatan.

Tapi masih bisa. Sekarang jarak jam makan siang perusahaan masih ada beberapa puluh menit, sedangkan Justin Yi adalah orang yang selalu sangat serius bekerja.

Di saat Evelin sedang berganti baju sambil mendengar telepon, suara Justin Yi terdengar menolak dari ujung sambungan, "Lain hari saja. Hari ini aku ada rapat penting."

"Rapat?" baju Evelin terjatuh ke lantai, dan hatinya muncul perasaan kecewa.

"Iya."

"Oh, ya sudah kalau begitu, lain hari saja. Sampai jumpa." setelah menutup telepon, Evelin meletakkan ponsel yang layarnya sudah hitam ke depan wajahnya dan memarahi, "Cih, aku pertama kali inisiatif mengajakmu makan malah menolak? Dasar brengsek."

Setelah selesai memarahi, Evelin melempar ponsel ke atas ranjang, juga ikut jatuh dan melanjutkan tidurnya.

Kalau hari ini bukan hari libur, juga bukan karena sangat bosan, dia tidak mungkin menelepon Justin Yi. Tapi setelah telepon, dia menyesal. Karena bagaimanapun, rasanya ditolak benar-benar tidak enak.

*****

Sore hari, Julius Yi dan Clarissa Yuan bersama-sama menjemput Liam dan Natasia pulang sekolah.

Memasuki gerbang sekolah, Julius Yi menatap Clarissa Yuan sambil tersenyum, "Jangan berwajah masam lagi, nanti anak-anak kira kita bertengkar lagi."

Bibir Clarissa Yuan tersungging, menampilkan senyum yang sulit.

Dia tahu kalau dia seperti ini tidak baik. Tapi begitu memikirkan Julius Yi sudah akan masuk penjara, dia tidak bisa senyum.

Tapi demi anak-anak, dia tetap harus tersenyum.

"Benar kalau begini." Julius Yi mencubit hidung Clarissa Yuan dengan puas, "Aku sudah beritahu kamu belum. Kamu paling cantik saat tersenyum."

"Siapa yang bukan paling cantik saat tersenyum?" Clarissa Yuan berkata kesal.

"Makanya kamu harus banyak senyum." Julius Yi membawa Clarissa Yuan berjalan cepat ke arah kelas.

Begitu melihat mereka, Liam dan Natasia langsung menghampiri dengan senang. Menggandeng tangan Julius Yi dan Clarissa Yuan lalu berkata, "Ayah, ibu, guru hari ini menyuruh kita membuat hadiah untuk ayah dan ibu."

"Oh ya? Kalau begitu Liam dan Natasia membuat hadiah apa untuk ayah dan ibu?"

"Kita membuat lampion. Digantung di atas tuh." Natasia menunjuk pintu masuk kelas yang tergantung sebaris lampion.

Julius Yi melihat lampion, lalu mengambil lampion dari tali dan memuji, "Cantik sekali."

"Kalau begitu ayah dan ibu senang tidak?"

"Tentu saja senang."

"Bagaimana dengan ibu?" Liam menoleh pada Clarissa Yuan.

Clarissa Yuan melihat pada Julius Yi sebentar, lalu mengangguk segera sambil mengelus kepala Liam, "Senang."

"Begini saja, demi menyampaikan rasa terima kasih pada Liam dan Natasia, bagaimana kalau ayah sama ibu bawa kalian jalan-jalan?" Julius Yi tersenyum sambil bertanya.

Begitu Liam dan Natasia mendengar akan pergi jalan-jalan, mereka langsung bersorak, "Yeay! Kita mau main, setelah itu makan."

"Ok, setelah kita lelah bermain, kita pergi makan." Julius Yi menganggukan kepala.

Julius Yi awalnya tidak terpikir mau mengajak Liam dan Natasia pergi main malam ini. Tapi sekarang sudah berbeda. Sekarang dia kapanpun bisa saja dibawa pergi oleh polisi. Kedepannya kalau mau menemani anak-anak pergi sudah tidak ada kesempatan lagi.

Setelah keluar belasan tahun kemudian, anak-anak sudah tumbuh dewasa. Tidak akan ribut padanya, minta diajak pergi ke tempat yang seru, makan makanan yang enak, jadi dia ingin memanfaatkan waktu sebelum masuk penjara, menemani anak-anak.

Clarissa Yuan tentu mengerti maksud Julius Yi. Oleh karena itu, rasa sedih yang tadi baru saja dipendam, kembali muncul.

Novel Terkait

Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
4 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
3 tahun yang lalu
Evan's Life As Son-in-law

Evan's Life As Son-in-law

Alexia
Raja Tentara
3 tahun yang lalu
Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
Perjalanan Cintaku

Perjalanan Cintaku

Hans
Direktur
3 tahun yang lalu
Marriage Journey

Marriage Journey

Hyon Song
Percintaan
3 tahun yang lalu
Your Ignorance

Your Ignorance

Yaya
Cerpen
4 tahun yang lalu
Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu Luar Biasa Bangkrut

Menantu
4 tahun yang lalu