The True Identity of My Hubby - Bab 282 Pernikahan
Setelah upacara pernikahan di pagi hari, selanjutnya adalah jamuan makan malam, dan semua orang di Keluarga Yi sibuk bertemu tamu.
Justin Yi dan Gwendolyn Tsu adalah pusat perhatian hari ini. Tentu saja, mereka yang paling sibuk. Justin Yi harus terus minum sambil sibuk di antara para tamu.
Melihat seseorang mengambil anggur untuk Gwendolyn Tsu, Justin Yi tersenyum dan minum semua anggur untuknya, para tamu bersorak-sorai sambil bersulang: "Untuk kebahagiaan Tuan Muda Kedua dan Nona Tsu!"
Justin Yi tersenyum dan menanggapi semua orang: "Kondisi Gwendolyn tidak maksimal, aku harap semua orang akan memaafkan kami."
"Tidak apa-apa, Tuan Muda Kedua bisa minum untuknya."
Gwendolyn Tsu tersenyum bahagia: "Terima kasih atas pengertian kalian.”
Clarissa Yuan memandang Justin Yi dan Gwendolyn Tsu di kerumunan dan berkata di telinga Julius Yi: "Justin benar-benar merawat Nona Tsu."
Julius Yi melirik ke arah pengantin baru dan berkata di telinganya, "Bukankah waktu itu aku juga merawatmu dengan cara yang sama?"
"Berbicara tentang saat itu," Clarissa Yuan tidak bisa berkata-kata, "Sepanjang waktu selama pernikahan perasaanku kacau, tidak ada sukacita yang seharusnya dirasakan pengantin wanita. "
Ketika memikirkannya, Clarissa Yuan merasa hal itu konyol. Pernikahan macam apa itu? Pada saat itu, begitu dia berpikir dirinya akan menikahi pria buta yang aneh seperti dia, memikirkan malam pernikahan yang akan datang, dia ketakutan.
“Jadi apa maksudnya... Nyonya ingin mengulang kembali pernikahan?” Julius Yi bertanya sambil tersenyum.
"Tidak, tidak, kita sudah tua."
"Aku tiba-tiba merasa itu perlu." Sebaliknya, Julius Yi menjadi serius. "Awalnya aku menikah denganmu sebagai Justin, dan aku sama sekali tidak baik padamu. Mimpi setiap wanita adalah pernikahan yang indah. Haruskah aku menebus pernikahan untukmu?"
“Hei, apakah kamu benar-benar serius?” Clarissa Yuan terdiam.
"Aku serius."
“Lupakan saja.” Clarissa Yuan mengangkat tangannya untuk meluruskan dasi di lehernya dan tersenyum ringan: “Kamu tahu aku tidak peduli tentang hal seperti ini, selama aku bisa hidup dengan orang yang aku cintai, aku sudah puas. Pernikahan itu tidak penting. "
“Sebenarnya, aku juga merasa begitu.” Julius Yi tersenyum dan mencium pipinya.
Clarissa Yuan mendorongnya sedikit dan berbisik, "Hari ini Justin dan Gwendolyn adalah pusat perhatiannya. Ayo kita menyambut tamu."
“Tidak, aku ingin,” Julius Yi mengangkat rahangnya dengan satu tangan dan menundukkan kepalanya untuk mencium bibirnya.
Ketika bibir merah Clarissa Yuan tercetak di bibirnya, Clarissa Yuan tiba-tiba tertegun dan menyingkirkan lengannya.
“Ada apa?” Julius Yi bingung.
“Aku sepertinya mendengar suara Evelin,” kata Clarissa Yuan, lalu menoleh dan melihat ke arah gerbang.
Para tamu berkumpul, dan dia tidak bisa melihat gerakan di luar pintu, tetapi samar-samar ... Suara Evelin masih terdengar dari kejauhan.
"Tuan Muda Yi, Nyonya Yi, selamat ..." Seorang tamu mendatangi mereka.
Clarissa Yuan dan Julius Yi harus tersenyum dan berbicara dengan para tamu. Ketika Julius Yi berbicara dengan para tamu, Clarissa Yuan berkata di telinganya, "Aku akan berkeliling sebentar."
“Oke.” Julius Yi memberi isyarat dengan jarinya.
Clarissa Yuan meletakkan gelas dan berjalan cepat menuju gerbang. Ketika melewati Justin Yi dan Gwendolyn Tsu, Gwendolyn Tsu menghentikannya: "Kakak ipar, mengapa terlihat begitu cemas?"
"Uh ..." Clarissa Yuan tidak ingin menyebut nama Evelin di depannya, jadi dia tersenyum dan berkata, "Ada yang harus segera kulakukan."
Ketika Clarissa Yuan menerobos kerumunan dan sampai ke gerbang, dia terkejut dan takut melihat adegan di depannya.
Itu benar-benar Evelin!
Bukan kedatangan Evelin yang membuat semua orang terkejut, tetapi karena Evelin datang dengan membawa pisau di tangannya, pisau bedah yang cerah itu dilambaikan dengan liar, dan bahkan beberapa penjaga keamanan takut karenanya.
"Justin Yi, keluar! Keluar!" Evelin meraung marah sambil melambaikan pisau di tangannya: "Lepaskan aku! Aku akan membunuhnya--! "
"Evelin ... Kenapa kamu ada di sini?" Clarissa Yuan bergegas berkata pada dua penjaga yang menahan Evelin: "Dia adalah temanku, lepaskan dia."
"Tetapi dia memiliki pisau di tangannya, dan dia juga mengatakan bahwa dia akan membunuh Tuan Muda Kedua," kata salah satu penjaga dengan ekspresi cemas.
Clarissa Yuan harus membujuk Evelin sebagai gantinya: "Evelin, letakkan pisau terlebih dahulu."
Evelin tidak meletakkan pisau, tetapi menatap Clarissa Yuan dan berkata, "Clarissa! Jika kamu adalah temanku, panggilkan bajingan Justin Yi untukku!" "
"Ada apa ini? Bukankah kamu mengatakan bahwa kalian berdua baik-baik saja?" Clarissa Yuan bingung olehnya. Dia membawa pisau dan berteriak ingin membunuh, bagaimana mungkin Clarissa memanggil Justin Yi untuknya.
"Aku tidak peduli, aku akan membunuhnya!" Evelin mulai berjuang lagi, mengayunkan pisaunya, "Kamu beritahu padanya! Hari ini dia harus memberiku penjelasan! Jika dia tidak mati, aku akan mati!"
“Evelin, tenangkan dirimu dulu, jika ada yang ingin kau katakan, letakkan pisaunya dulu, oke?” Clarissa Yuan tidak tahu harus berbuat apa, jadi dia terpaksa menyuruh penjaga keamanan untuk menelepon Justin Yi.
Justin Yi keluar dengan cepat, dan dia berdiri di depan Evelin.
Evelin melihat Justin Yi keluar, mengepalkan pisau di tangannya, dan menatapnya dengan marah.
Justin Yi juga menatapnya dengan mata dingin: "Nona Evelin, di masa lalu kamu telah memberiku begitu banyak hal, apa yang harus kuberikan padamu sekarang untuk menggantinya?"
Dada Evelin naik turun karena terlalu marah.
“Evelin, apa yang sebenarnya terjadi?” Clarissa Yuan menarik Evelin dari petugas keamanan dan mencoba menenangkannya.
Evelin melirik kerumunan yang mengawasi, dan akhirnya menatap Justin Yi, dan air mata juga jatuh pada saat ini, tanpa ekspresi: "Justin Yi dia menipu aku 10 miliar, aku ingin dia melunasi…”
Para tamu mulai gempar untuk sementara waktu, dan kemudian mereka mulai berbicara.
Justin Yi juga memandanginya erat-erat, kemudian mengeluarkan ponsel untuk menghubungi Asisten Lin: "Tolong ambil buku cek dan bawa ke gerbang utama."
Asisten Lin sedang minum anggur di dalam rumah saat ini. Ketika dia mendengar perintahnya, dia segera berlari untuk mengambil buku cek.
Dalam proses menunggu cek, air mata Evelin terus mengalir, dan matanya hanya tertuju pada wajah Justin Yi dari awal hingga akhir, seperti membanjiri dirinya dengan kebenciannya.
Begitu Asisten Lin datang, Justin Yi dengan cepat merobek selembar dari buku cek dan menyerahkannya pada Evelin dengan suara dingin: "Ini tiga kali dari yang kamu minta, cepat pergi."
“Justin!” Clarissa Yuan berkata dengan marah.
Justin Yi menoleh padanya dan meminta maaf: "Kakak ipar, aku minta maaf, meskipun dia temanmu, tapi dia merusak pernikahanku."
Setelah dia selesai berbicara, dia menyapa para tamu dengan ramah: "Maaf menggaggu semua orang, mari kita kembali dan lanjut bersenang-senang."
Kemudian dia mendorong Gwendolyn Tsu masuk ke rumah.
Gwendolyn Tsu melihat ke belakang dan menatap wajah Evelin yang menangis.
Keadaan dengan cepat menjadi tenang, dan Evelin yang memegang cek 30 miliar di tangannya, tidak bisa bergerak untuk waktu yang lama.
"Evelin, apa yang sebenarnya terjadi? Kapan Justin berutang padamu, dulu ..." Clarissa Yuan masih memiliki banyak pertanyaan, tetapi Evelin tiba-tiba mengangkat wajahnya dengan putus asa memandang ke atas langit.
Kemudian tubuhnya jatuh dan dia pingsan di lengan Clarissa Yuan.
Clarissa Yuan terkejut, memegangnya dengan cemas, mengguncang tubuhnya dan berteriak, "Evelin, ada apa? Evelin, bangun!"
Evelin tetap tidak bangun tidak peduli bagaimana Clarissa Yuan mencoba menyadarkannya.
****
Empat puluh menit kemudian, setelah beberapa perawatan dari dokter di ruang gawat darurat rumah sakit, Evelin akhirnya terbangun.
Dokter di samping melihatnya merespons dan memanggil dengan cepat, "Nona, kamu baik-baik saja? Bisakah kamu membuka mata?"
Evelin membuka matanya perlahan, semua yang ada di depannya tampak sangat asing, dia bergumam dan bertanya, "Apakah aku masih hidup?"
Perlahan-lahan semuanya terlintas di benaknya, Justin Yi memberinya cek.
Dia mengertakkan giginya, dia benci sekali!
Dokter tersenyum dan berkata, "Nona, kamu tidak mati, kamu hamil dan tentu saja tubuhmu lemah, kamu pingsan karena amarah."
Evelin tertegun, hamil?
Dia menoleh sedikit, menatap dokter di samping, "Apa yang kamu katakan? Apakah aku hamil?"
“Ya, apakah nona sendiri tidak tahu?” Dokter itu bertanya dengan bingung.
Evelin menggelengkan kepalanya, hamil? Dia hamil saat ini?
“Nona, kamu baik-baik saja?” Dokter bertanya lagi.
Evelin terdiam sejenak dan menoleh ke dokter dan perawat di sisinya: "Tolong jangan beritahu pada siapapun.”
"Ah? Apakah temanmu juga tidak boleh tahu? Dia sudah lama menunggumu di luar."
"Tidak, tidak ada yang boleh tahu," kata Evelin.
Cepat atau lambat, anak ini akan dia singkirkan, tidak perlu memberi tahu orang lain.
Para dokter dan perawat hanya dapat menyetujui permintaannya, kemudian memindahkannya keluar dari ruang gawat darurat ke bangsal umum.
Clarissa Yuan melihat wajah Evelin yang pucat di ranjang rumah sakit, dia bisa menebak apa yang terjadi padanya dan Justin Yi.
“Evelin, kamu baik-baik saja?” Dia bertanya dengan cemas.
Evelin tersenyum getir: "Tidak ada yang dapat mengalahkan cinta pertama."
"Gadis bodoh, mengapa kamu menolak mengakui bahwa kamu masih mencintai Justin? Aku bisa membantumu."
"Konyol sekali." Evelin tertawa dengan acuh tak acuh. "Setelah dipikir-pikir, itu sepadan. Aku tidur dengannya dua kali saja, tetapi dia dengan murah hati membayar aku 30 miliar.”
Evelin tampaknya menghibur dirinya sendiri, dia menutup matanya dan air mata mengalir dari sudut matanya.
Dia begitu mencintainya, sampai kehidupan kecil datang ke perutnya.
Novel Terkait
Mr Huo’s Sweetpie
EllyaHis Second Chance
Derick HoThe Sixth Sense
AlexanderCinta Yang Berpaling
NajokurataMy Cold Wedding
MevitaThe True Identity of My Hubby
Sweety GirlHidden Son-in-Law
Andy LeeSi Menantu Dokter
Hendy ZhangThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)