The True Identity of My Hubby - Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
"Tidak ada gunanya memohon kepada kami? Kamu hanya bertanggung jawab untuk membuat kamu bahagia," kata pria itu sambil tersenyum.
Salah ponsel pria itu bordering, dia mengangkat telepon, menekan tombol jawab, berkata: "Kak Zhang, ada apa?"
“Julius Yi meminta untuk bertemu dengan wanita itu, kalian bawa wanita itu dulu ke samping jendela.” Kata Kak Zhang.
“Aku tahu.” Lelaki itu menutup telepon, tersenyum kepada Clarissa Yuan yang meneteskan air matanya dan berkata: “Cantik, jangan menangis, suamimu datang untuk melihat kamu.”
Clarissa Yuan yang sekalinya mendengar bahwa Julius Yi datang, bahkan hatinya menjadi lebih cemas.
Ketika dia secara paksa dibawah ke samping bangunan, ternyata dia benar-benar melihat mobil Julius Yi diparkir di bawah gedung, dan Julius Yi berdiri di samping mobil. Karena langit yang terlalu gelap, dia tidak bisa melihat ekspresinya, tetapi dia bisa merasakan bahwa saat ini, dia sangat khawatir.
“Anak baik, sapa suamimu.” Pria itu mengarahkan senter ke wajah Clarissa Yuan, sehingga Julius Yi yang ada di lantai bawah bisa melihatnya jauh lebih jelas.
Begitu Julius Yi melihat Clarissa Yuan, tidak menunggu Clarissa Yuan dapat membuat mulutnya, dia otomatis langsung memanggil : “Clarissa…” Suaranya terdengar cemas dan khawatir.
"Julius! Bagaimana kamu bisa percaya kata-kata mereka? Bagaimana bisa kamu datang ke sini sendirian?" Rintih Clarissa Yuan.
"Clarissa, kamu jangan takut, aku akan membawa kamu pulang.” Julius Yi menenangkannya dengan rasa sayang, dia membalikkan badan Kakak Zhang yang ada di sampingnya dan berkata, "Cepat antar dia ke padaku."
“Perlihatkan dulu uangnya baru nanti kita bicarakan lagi.” Kak Zhang bersikeras.
Julius Yi dengan panik menyelamatkan Clarissa Yuan, dia membalikkan badan lalu dari mobil belakang mengeluarkan dua koper besar dan setelah menaruhnya di tanah, dia berteriak pada Kakak Zhang: "Cepat!"
Kakak Zhang membungkuk, membuka koper itu, lalu memeriksanya sekilas, lalu menengadah ke atas, ke arah saudara-saudara nya yang ada di lantai atas, berkata, "Sudah bisa."
Pria yang ada di lantai atas itu menerima pesan dari Kakak Zhang, segera berjalan kembali bersama Clarissa Yuan.
Clarissa Yuan tahu bahwa mereka tidak bisa melepaskan dirinya, begitu terpikirkan ekspresi pria yang mesum itu, berdasarkan firasatnya, dia segera berteriak : "Julius! Julius cepat datang dan selamatkan aku ...!"
Tampaknya Julius Yi juga menyadari ada yang tidak beres, dia menoleh ke Kaka Zhang yang ada di sampingnya: "Kamu menipu ku?"
"Tuan Muda Yi ini sangat kaya, menipu sedikit menghabiskan uang, apa ada yang salah dengan itu? Tidak berlebihan bukan?" Kakak Zhang bergegas berkata kepada bawahan yang ada di belakangnya: "Pindahkan uang itu ke mobil ku, cepat sedikit."
“Total dua kotak ini hanya 4 M, sisanya ada dibagasi mobil.” Julius Yi memandang Kakak Zhang dengan dingin: “Jika kamu tidak melepaskannya, aku tidak akan memberi kamu sepersen uang pun.”
Mendengar ini, Kakak Zhang menoleh ke arah dua bawahannya, tidak setuju dan berkata, "Cungkil bagasi mobilnya."
"Kakak Zhang, apa perlu mencongkelnya? Rebut saja kunci mobil dari dia, bukankah sudah bisa?" Kata seorang pria lainnya.
Ketika Kakak Zhang dan pria yang satunya mendengar ini, dia segera mendorong Julius Yi sampai ke atas mobil, lalu merebut kunci mobil dari tangannya.
Kedua lelaki itu pergi ke bagasi untuk mengambil uangnya, Kakak Zhang masih terus menekan tubuh Julius Yi ke badan mobil, lalu memperingatkannya dengan nada dingin: "Sebaiknya kamu menurut padaku, jika tidak, kami akan menghabisimu!"
“Itu juga tergantung apa kamu memiliki kemampuan ini atau tidak?” kata Julius Yi dengan dingin, ketika Kak Zhang masih tidak ada reaksi, dia memukul kepalany, Kakak Zhang kesakitan, tubuhnya tidak stabil dan mundur beberapa langkah.
Pada saat yang sama, dua orang yang pergi untuk membuka bagasi mobil itu juga mendengar ada teriakan, saat berikutnya, Justin Yi dan seorang polisi keluar dari bagasi, dan merobohkan dua orang itu ke tanah.
“Beraninya kamu bermain-main denganku?” Kata Kakak Zhang geram.
“Karena aku sudah menebak bahwa kamu tidak akan menepati janjimu.” Julius Yi tidak kesulitan untuk menjeratnya, lalu setelah melepaskan diri, dia segera bergegas masuk ke dalam gedung.
DI dalamnya sangat gelap, di mana-mana terdapat bahan-bahan bangunan yang ditinggalkan, dengan cahaya senter, Julius Yi dengan panik mencari tangga menuju lantai tiga.
Samar-samar, dia bisa mendengar suara rengekan Clarissa Yuan yang ketakutan, suara itu terdengar lemah, tetapi bisa mengoyakkan hatinya seperti pisau.
Saat ini mulut Clarissa Yuan dibekap oleh selotip, beberapa pria ini sedang melepas tali yang mengikat tubuhnya dan merobek bajunya tanpa ampun, dia sangat ketakutan tetapi tidak bisa menangis tetapi tidak bisa menangis, dia hanya bisa memberontak dan meraung-raung.
Para lelaki itu akhirnya dengan tidak mudah melepaskan tali dari tubuhnya, dan dengan tidak sabar merobek kemeja yang melekat di tubuhnya, dia menyeringai sambil menyentuh tubuh Clarissa dengan tangannya: "Dadanya masih sangat kencang, hanya tidak tahu bagaimana melakukannya, ini sangat keren, bisa bermain dengan wanita dan mendapatkan uang, Kakak Li, nantinya jika ada hal indah seperti ini ingat untuk mencari aku…”
Pria yang kalah dalam gunting, batu kertas itu, mendesaknya dengan wajah muram: "Cepatlah, sudah giliranku."
“Jangan terburu-buru, aku masih belum memulainya, si cantik ini tidak mau bekerja sama.” Pria itu menundukkan kepalanya, tersenyum lalu mencium leher Clarissa Yuan, ciuman yang lengket dan basah itu mendarat di leher Clarissa Yuan, Clarissa merasa putus asa tapi tetap berjuang melawannya.
Di dalamnya berpikir tamatlah sudah, selesai sudah…
Tetapi ketika dia sudah merasa sangat putus asa di dalam hidupnya, dia masih mengkhawatirkan keselamatan Julius Yi, dia tahu bahwa mereka pasti tidak akan semudah itu melepaskan Julius Yi.
Untuk menyembunyikan kejahatan, apakah mungkin jika mereka akan membunuh Julius Yi?
Selama rasa sakit yang dia rasakan itu, perekat di mulutnya telat dilepas.
"Julius—! Julius Yi—!" Tangisan putus asa itu terdengar di malam yang gelap.
Julius Yi muncul mencari sumber suara itu, sekalinya melihat, dia dapat melihat pemandangan Clarissa Yuan yang sedang ditekan oleh beberapa pria, hatinya sakit sampai tidak bisa bernapas, dia bergegas menghantam pria itu hingga jatuh ke tanah, dan segera menggendong Clarissa Yuan dari tanah.
"Clarissa ..." Suaranya tercekat saat memanggil namanya.
Clarissa Yuan yang menutup matanya dapat mendengar namanya dipanggil, dan dapat merasakan nafasnya yang membabi buta, tetapi dia masih tidak percaya saat membuka kedua matanya, dia menatapnya di malam yang gelap dan menangis, "Julius, apakah ini kamu ... ? "
"Ini aku, jangan takut, tidak apa-apa ..." Julius Yi menggantikan Clarissa untuk menarik bajunya yang dirobek, dengan cepat melepas jaketnya, mengenakannya untuk Clarissa dan merangkulnya, menuntun dia turun ke bawah.
Orang-orang yang baru saja bereaksi, sekarang panik dan buru-buru mengejar mereka, sambil mengejar, sambil mengancam mereka dengan kata-kata yang terdengar kejam : "Cepat lepaskan wanita itu! Kalau tidak, jangan salahkan kami jika tidak sungkan-sungkan lagi terhadap kalian!"
Julius Yi membalikkan badannya, menatap mereka dengan menggertakkan gigi, "Polisi sudah ada di sini dan akan mengendalikan keadaan di sini, jika kalian tidak mau mati sia-sia, diam saja di sini dan berlutut."
"Oh, kamu menakuti kami?"
Di sini adalah lantai tiga, juga sedang malam hari, bahkan mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi di lantai bawah.
Meskipun Julius Yi mengatakan demikian, di dalam hatinya masih sedikit bingung, Polisi memang benar-benar datang, tetapi mereka masih menunggu di pintu masuk desa, dan masih perlu menunggu 10 menit sampai mereka datang kemari.
Dia membawa Clarissa Yuan yang kedua kakinya sudah melemah, Clarissa Yuan seperti sudah hilang karena kejadian tadi, jadi ketika mereka ingin berbalik untuk pergi dari situ, mereka sudah berhasil terkejar dan sudah terkepung.
Jika mereka tidak menghabisi Clarissa Yuan, mereka tidak bisa melaporkan misi ini, apabila mereka merebut Clarissa dari pelukan Julius Yi, maka Julius Yi tidak akan takut untuk bergulat dengan mereka. mereka.
Kemudian Justin Yi yang menyusul melihat orang-orang itu mengelilingi mereka menjadi satu lingkaran, lalu berteriak dengan marah, "Semuanya berhenti! Polisi sudah datang."
"Justin! Cepat bawa Clarissa turun ke bawah!" Kata Julius Yi kepada Justin Yi.
Clarissa Yuan melihat Julius Yi yang memegang pisau di tangannya, dia panic, dan tidak menunggu Justin Yi yang ingin naik ke atas untuk membawanya pergi, dia bergegas berjalan ke arahnya, menangis putus asa, "Julius, jangan pedulikan aku, kamu tidak bisa mengalahkan mereka ...! "
Mereka ingin berurusan dengannya, bukan dengan Julius Yi!
“Cepat pergi!” Tangan Julius Yi ditekan ke dinding, lalu dengan marah berteriak kepada Justin Yi yang melangkah maju untuk menyelamatkannya: "Cepat bawa Clarissa pergi!"
Dari jauh, di luar sana akhirnya terdengar suara sirene polisi yang mendekat, pria-pria itu mulai panic, ketika Justin Yi menarik Clarissa Yuan, dan membalikkan badan lalu bergegas pergi, ada satu orang yang berurusan dengan Justin Yi, lalu ada pria yang lain, saat panik, menarik Clarissa Yuan ke dalam dekapannya, di tangannya ada pisau yang di arahkan ke leher Clarissa Yuan.
“Lepaskan dia!” Julius Yi memukul pria yang ada di sebelahnya, memelototi pria yang menyandera Clarissa Yuan, lalu berkata dengan dingin, “Kalian tidak bisa pergi ke mana-mana lagi, jika kalian masih keras kepala seperti ini, kalian hanya akan melukai diri sendiri. "
“Kalian berdua diam saja di sana, kalau tidak, aku akan membunuhnya!” Pria itu mengencangkan genggaman lengannya di leher Clarissa Yuan, mengancam Julius Yi dan Justin Yi, lalu membawa Clarissa Yuan ke pojok ruangan.
Di bawah tangga itu adalah lantai dasar, saat mereka terpojok, baru menyadari bahwa polisi sudah mengepung di lantai pertama, sama sekali tidak ada jalan keluar, dan Kakak Zhang dan 2 pria lainnya sudah tertangkap.
Di lantai bawah, ada kawanan polisi yang menggunakan pengeras suara yang meminta merekauntuk melepaskan sandera dan menyerah, di lantai atas, Julius Yi mengabaikan lengannya yang berdarah, dia menggertakkan giginya kepada penculik itu dan berkata, "Lepaskan dia, biarkan aku yang menjadi sandera kalian."
“Tutup mulutmu!” Pria itu berteriak kepadanya, pandangannya beralih ke bawah, dia tidak takut dengan ancaman para polisi itu, jika tidak, dia akan mendorong Clarissa Yuan ke bawah.
"Bukankah kamu hanya ingin pergi? Lepaskan dia, aku akan mengantar kalian pergi.”Justin Yi dengan sengaja mencibirnya.
Lelaki itu meliriknya, "Kecuali kamu bisa menyuruh para polisi itu mundur, lalu bawakan aku mobil mu, jika kamu masih bermain-main lagi, aku akan segera membunuhnya."
Justin Yi melihat Julius Yi, Julius Yi berkata kepadanya: "Cepat pergi."
Setelah Justin Yi turun ke bawah, Clarissa Yuan dicekik sampai sesak nafas, setelah melihat ada darah yang terus menerus menetes dari tangan Julius Yi, dia mulai cemas, menundukkan kepalaku dan mengigit lengan pria itu.
Pria itu merasakan sakit, menjerit dan melepaskan lengannya, tetapi ketika dia bergegas pergi ke arah Julius Yi, dia menarik rambut Clarissa Yuan, lalu saat terjatuh, menarik kakinya, lalu melempar tubuh Clarissa ke luar gedung, sehingga tubuhnya bergantungan.
"Ah--!" Dia berseru sampai kehilangan suaranya.
“Clarissa!” Dengan cepat, Julius Yi meraih pergelangan tangannya, berjuang untuk menariknya, sebagian tubuh Clarissa Yuan telah ditarik kembali, tetapi Julius Yi terjatuh karena efek inersia.
“Julius!” Clarissa Yuan meraih telapak tangannya, lalu dia meraih tangan yang lain dengan cemas, untung saja dia memeluk kaki pria yang tadi menyaderanya.
“Julius——!” Melihat tubuh Julius yang melayang di udara, Clarissa Yuan ketakutan sampai menangis, tetapi kekuatannya tidak cukup, pria yang ditahan oleh Clarissa, dengan sekuat tenaga melepaskan pegangan tangan wanita itu.
Novel Terkait
Menantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiMy Charming Lady Boss
AndikaPernikahan Kontrak
JennyLove Is A War Zone
Qing QingThat Night
Star AngelMeet By Chance
Lena TanThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)