The True Identity of My Hubby - Bab 185 Yuliana melahirkan (2)

Setelah itu ia membalikkan badan pergi tanpa menambahkan satu patah kata pun.

“Aku juga pergi dulu.” Ujar Gloria dengan ketus, dan membalikkan badan pergi juga.

Melihat dia mau pergi, nyonya Liu segera menahannya : “Ibu besan, kalau kalian semua pergi, bagaimana dengan Yuliana? Kalian tidak bisa meninggalkannya begitu saja!”

Gloria berbalik, menatapnya dengan emosi : “Masih berani-beraninya kamu bilang seperti itu, kalau dari awal tahu yang dia kandung adalah anak perempuan, aku tidak akan membiarkannya masuk ke dalam keluarga Yi, sekarang aku curiga jangan-jangan kalian memang bersekongkol untuk menipu!”

“Ibu besan, perkataan ini tidak boleh terlalu keterlaluan.”

“Keterlaluan? Jelas-jelas kalian yang tidak tahu diri? Begitu banyak wanita terpandang di luar sana, namun tidak Juwono nikahi, bukankah hanya karena Yuliana mengandung anak laki-laki? Sekarang baru memberitahu aku yang dia kandung bukan laki-laki, tapi perempuan, kalian benar-benar pembohong yang tidak tahu malu......Sudah mending aku tidak menuntut kalian melakukan penipuan!”

“Bagaimana kamu bisa bilang seperti ini? Kalau pun bayi perempuan, bukankah juga darah daging keluarga Yi? Apakah Juwono langsung tidak perlu bertanggung jawab kalau yang dikandung itu perempuan? Tidak masuk akal sekali!” Nyonya Liu sungguh marah.

Gloria tertawa dingin : “Begitu banyak wanita yang ingin mengandung anak Juwono, tidak mungkin kami keluarga Yi harus menerima mereka semua bukan?

Setelah mengatakan ini, Gloria benar-benar pergi begitu saja.

Melihat sikap ibu dan anak itu, hati nyonya Liu rasanya mencekam, refleks dia mulai mencemaskan nasib putrinya di kemudian hari.

***

Gloria pulang ke rumah keluarga Yi dengan emosi meluap-luap, sekali masuk ke dalam rumah, dilihatnya Julius dan Clarissa sedang menemani nyonya tua mengobrol di ruang tamu, melihat dirinya pulang, nyonya tua bertanya : “Bagaimana? Yuliana sudah melahirkan?”

“Sudah.” Jawab Gloria singkat, kemudian langsung duduk di atas sofa.

“Kenapa? Bayinya tidak sehat?” Tanya nyonya tua ketika melihat wajah emosinya,

“Bayinya sehat sekali, hanya saja seorang bayi perempuan.”

“Ha?” Nyonya tua terperanjat.

Clarissa juga terkejut sekali, siapa pun tidak menyangka akan menjadi seperti ini.

“Sangat terkejut bukan? Tadi saat melihatnya juga aku sangat kaget, kesal sekali, kalau dari awal tahu yang dikandung itu perempuan, apakah Juwono masih perlu menikahi wanita yang sama sekali tidak berguna itu? Pasti dari awal sudah menikahi putri konglomerat lainnya.”

Asalkan sekali terpikir bahwa Juwono melewatkan kesempatan bagus, Gloria langsung emosi hingga rasanya ingin muntah darah.

Kalau Juwono menikahi putri konglomerat, kemudian kalau pun identitas asli Juwono ketahuan oleh keluarga Yi dan tidak memberinya sepeser pun, mereka juga tetap tidak perlu khawatir akan mati kelaparan.

Nyonya tua tertegun agak lama, kemudian baru berkata dengan sayu : “Bagaimana pun juga sudah dinikahi, apa gunanya mengatakan ini sekarang?”

“Wanita yang picik ini tidak boleh dipertahankan.”

“Tidak mungkin menyuruh mereka bercerai hanya karena Yuliana melahirkan anak perempuan bukan?”

“Tentu saja harus cerai, lagi pula antara mereka berdua tidak ada cinta.”

Nyonya tua berkata dengan gusar : “Sudah zaman apa, jangan memaksa mereka bercerai hanya karena Yuliana melahirkan anak perempuan, asalkan darah daging keluarga Yi, mau laki-laki atau perempuan sama saja. Lagi pula mereka masih muda, tidak ada susahnya jika ingin seorang anak laki-laki.”

Usai berkata, nyonya tua mengamatinya dan bertanya : “Kenapa kamu pulang? Siapa yang menjaga mereka di sana?”

“Ada ibunya Yuliana.”

“Bagaimana boleh seperti ini? Bagaimana boleh meninggalkan Yuliana dan bayi untuk dijaga oleh ibu besan sendiri, tidak takut orang mengatakan keluarga Yi lebih mementingkan laki-laki daripada perempuan dan tidak berperasaan?” Setelah itu, nyonya tua berkata kepada kak Vero : “Vero, kamu atur dua orang pembantu untuk membantu di sana.”

“Baik.” Kak Vero pun pergi mengatur.

Gloria juga malas tetap di sana untuk mendengar penyalahan dari nyonya tua, pokoknya dia tidak akan pergi ke rumah sakit lagi, oleh karena itu dia pun bangkit dari sofa dan berkata : “Sia-sia capek menunggu di rumah sakit, ternyata malah melahirkan bayi perempuan, lebih baik aku istirahat ke kamar saja.”

Saat Gloria bangun dari sofa, pandangannya menuju ke Clarissa yang dari tadi tidak bersuara, lalu menyindir : “Orang yang paling senang ketika mendengar Yuliana melahirkan anak perempuan harusnya Clarissa bukan? Mungkin nanti malam dalam mimpi pun akan senang sampai ketawa.”

Clarissa menatap Gloria yang judes dan menyakitkan itu, lalu tersenyum datar : “Sungguh tidak gampang ibu masih bisa perhatian dengan perasaan aku di saat sedang marah, terima kasih.”

Glorisa berdehem dingin dan pergi.

Setelah Gloria pergi, nyonya tua menatap ke Clarissa, mengenggam tangannya dan berkata : “Clarissa, meskipun tadi nenek bilang seperti itu, tapi bukan berarti nenek lupa dengan janji nenek sama kamu waktu itu. Aku pernah bilang, setelah Yuliana melahirkan, terserah mau kau apakan, kalau kamu memutuskan untuk membongkar kesalahannya ke kantor polisi, nenek tidak akan menahan kamu lagi, lagi pula ini perbuatan Yuliana sendiri.”

Clarissa menoleh ke Julius, Julius pun tersenyum kecil : “Tidak perlu melihat aku, aku menghargai keputusan kamu.”

Clarissa membisu sejenak, kemudian mengangguk : “Baik, terima kasih atas dukungan kalian, aku pasti akan pergi.”

Dia bukannya tidak bisa melihat kekecewaan yang sekilas muncul di wajah nyonya tua, tapi ini sama sekali tidak bisa mengubah tekadnya untuk menegakkan keadilan demi anak dan dirinya sendiri.

Tentu saja nyonya tua tidak berharap dia melapor ke polisi, bagaimana pun juga masalah itu sudah berlalu, dan sekarang Yuliana baru saja usai melahirkan, meskipun polisi tidak akan langsung menangkapnya, tapi setelah lewat dari masa menyusui, polisi pasti akan membawanya.

Dia bukannya tidak tega dengan Yuliana, melainkan tidak tega dengan cucu perempuan kecilnya yang sudah kehilangan kasih sayang ibu setelah tidak lama dilahirkan.

Setelah menceritakan sikap Gloria dan Juwono tadi, nyonya Liu mengenggam tangan Yuliana dan menangis : “Yuliana, waktu itu ketika kamu menikah ke keluarga Yi, ibu mengira kamu sudah menemukan kebahagiaanmu sendiri, tidak menyangka akan menjadi seperti ini, orang macam apa keluarga Yi itu, satu per satu dari mereka semakin tidak berperasaan!”

Air mata di mata Yuliana tidak berhenti sama sekali, sakit di bekas jahitan bercampur dengan sakit di hatinya, dia merasa dirinya berada dalam kesakitan yang luar biasa.

Karena mengkhawatirkan keadaan Yuliana, ia pun berkata lagi : “Tapi Yuliana, nyonya tua keluarga Yi masih termasuk orang yang punya hati, tadi dia mengatur dua orang pembantu datang untuk menjaga kamu, saat ini sedang menjaga di depan pintu.”

Yuliana tersenyum pahit, di keluarga Yi, memang hanya nyonya tua yang termasuk baik dengannya, tapi tetap saja.....anak ini bukan keturunan keluarga Yi, kalau nyonya tua tahu kenyataan ini, bagaimana mungkin masih akan baik dengannya?

Sampai hari itu, mungkin dirinya akan seperti terkepung dari segala arah.

Tapi mengenai ini, dia sudah menduganya dari awal, dan juga sudah ada persiapan hati dari awal.

“Ibu, kamu tenang saja, pria bernama Juwono itu, aku sudah tidak menginginkannya sejak lama, tidak ada yang perlu disedihkan.”

“Lalu bagaimana dengan kamu dan anakmu?”

“Tenang saja, aku bisa menghidupi anak ini.” Yuliana tersenyum dingin dengan acuh tak acuh.

***

Meskipun Clarissa merasa kikuk, tapi sebagai kakak ipar pertama, mau tidak mau dia harus menjenguk Yuliana dan anaknya.

Di hari ketiga dia baru pergi ke rumah sakit, saat memasuki kamar pasien, Yuliana sedang akan bangun dari ranjang dengan dibantu oleh pembantu, mungkin karena sakit, wajahnya mengerut.

Melihat dia masuk, Yuliana agak tercengang, ia kembali ke ranjang dan menatap Clarissa dengan was-was.

Clarissa mendekat, disamping ranjang pasien adalah ranjang bayi, bayi itu begitu putih dan mulus, sangat mirip dengan Juwono.

“Clarissa, apa yang ingin kamu lakukan?” Melihat Clarissa mendekati ranjang bayi, Yuliana langsung bertanya dengan waspada.

Clarissa mengalihkan pandangan dari bayi yang tertidur nyenyak itu, lau tersenyum dingin ke Yuliana : “Tenang saja, aku tidak sekejam kamu yang sampai tega mencelakai anak kecil.”

Sekali Clarissa mengungkit hal ini, raut wajah Yuliana semakin tidak enak dilihat, dengan tatapan matanya dia mengisyaratkan dua pembantu tersebut keluar, lalu sekuat tenaga menahan tubuhnya dengan kedua tangan, dalam satu gulingan tubuhnya jatuh ke lantai.

Clarissa kaget sekali, refleks dia mundur selangkah dan berkata dengan panik : “Yuliana, apalagi yang ingin kamu lakukan? Apakah ingin memfitnah aku lagi? Maaf, aku tidak punya waktu untuk menemanimu bermain....”

Clarissa membalikkan badan hendak pergi, namun Yuliana menarik ujung celananya dan berkata : “Maaf, Clarissa, maaf......”

Mau tidak mau Clarissa menoleh dan berkata dengan gusar : “Yuliana, tidakkah kamu takut bekas jahitanmu akan terbuka?”

“Aku mohon jangan laporkan aku ke polisi, aku mohon sama kamu......”

“Kalau kamu demikian demi masalah ini, itu sungguh tidak diperlukan, karena aku......” Awalnya Clarissa ingin bilang tidak akan mengubah keputusannya, tapi melihat dia seperti ini, karena takut bekas jahitannya akan terbuka, akhirnya dia berkata : “Kita bicarakan setelah kamu naik ke ranjang.”

Mau tidak mau dia membantu Yuliana yang sakit sampai menggertakkan gigi itu untuk bangun.

Namun Yuliana tidak mau kembali ke ranjang, melainkan menangis tersedu-sedu sambil berlutut di lantai : “Clarissa, maaf, aku bukan benar-benar ingin mencelakai anakmu. Gwendolyn, wanita sialan itu yang mencelakai aku, dia bilang cincin kamu adalah pemberian dari Juwono, juga bilang dia melihat Juwono menemani kamu ke rumah sakit untuk pemeriksaan, bilang bahwa anak kamu itu punya Juwono. Aku juga tidak tahu kenapa aku bodoh sekali hingga percaya dengan macam-macam kebohongannya, dimanfaatkan olehnya, maaf......”

Clarissa menatapnya dengan terkejut, bagaimana pun ia tidak menyangka dalang yang ingin mencelakai anaknya ternyata adalah Gwendolyn.

Novel Terkait

Wanita Pengganti Idaman William

Wanita Pengganti Idaman William

Jeanne
Merayu Gadis
4 tahun yang lalu
My Lifetime

My Lifetime

Devina
Percintaan
3 tahun yang lalu
Behind The Lie

Behind The Lie

Fiona Lee
Percintaan
3 tahun yang lalu
Predestined

Predestined

Carly
CEO
4 tahun yang lalu
Suami Misterius

Suami Misterius

Laura
Paman
3 tahun yang lalu
Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Cinta Dibawah Sinar Rembulan

Denny Arianto
Menantu
4 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
Istri Yang Sombong

Istri Yang Sombong

Jessica
Pertikaian
4 tahun yang lalu