The True Identity of My Hubby - Bab 237 Mabuk (1)
Dari Kediaman Yi Gwendolyn Tsu kembali ke Kediaman Tsu, lalu dari Kediaman Tsu dia kembali ke Kediaman Yi.
Julius Yi sedang keluar rumah, setelah menghibur Gwendolyn sebentar Nyonya Tua pergi beristirahat. Gwendolyn Tsu bahkan tidak makan malam, dia merajuk sambil duduk di taman di belakang ruang duduk di lantai dua.
Pelahan-lahan setelah tenang, akhirnya dia menyadari sepertinya hari ini dirinya terlalu gegabah, dia tidak hanya bersikap gegabah terhadap anggota keluarga Yi, dia juga bersikap gegabah di hadapan ibu dan ayahnya, dan sekarang membuat hubungannya dengan dua keluarga menjadi tidak begitu baik.
Setelah berpikir dengan tenang, kata-kata Nyonya Tua ada benarnya. Berdebat dengan Julius Yi hanya akan membuatnya marah dan membuatnya bahkan tidak mau makan malam di rumah seperti sekarang ini, dan mendorongnya semakin jauh darinya.
Tetapi menyesal pun sudah terlambat, bagaimana pun luka sudah ditimbulkan.
Tiba-tiba ada segelas air jeruk nipis di samping tangannya, dia mengangkat kepalanya dengan perlahan-lahan, dan melihat Justin berdiri di sampingnya.
"Minum air, redakan emosimu," kata Justin kepadanya.
Gwendolyn Tsu menatapnya, lalu menatap air jeruk nipis di atas meja. Justin masih ingat dia suka minum air jeruk nipis?
“Semua orang sudah tidak menghiraukanku, kenapa kamu masih peduli kepadaku?” Dia berkata sambil menangis.
Justin menarik kursi di sebelahnya lalu duduk diatasnya, kemudian sambil tersenyum dia berkata: "Bukannya semua orang tidak menghiraukanmu, hanya saja hari ini kamu memang sedikit terlalu emosi, dan membuat semua orang bingung."
"Apakah kamu juga merasa apa yang Julius lakukan benar? Apakah kamu juga merasa aku membesar-besarkan masalah sepele?"
"Aku tidak mengatakan dia benar, hanya saja orang yang dia cintai adalah Clarissa. Kamu bisa karena terlalu mencintainya menggunakan berbagai macam cara untuk menikahinya, dia juga bisa karena cinta meninggalkan segalanya dan pergi mencari Clarissa. Kamu maklumi dia sedikit. "Justin diam sejenak lalu dia kembali berbicara." Jelas-jelas kamu tahu dia tidak mencintaimu, jelas-jelas kamu tahu sesuatu yang dipaksakan tidak akan membawa hasil yang baik, kenapa kamu masih mau menikah dengannya? "
Sorot mata Gwendolyn Tsu penuhi dengan ketidaksenangan: "Justin, kalau kamu datang untuk membujukku melepaskannya, kamu tidak perlu berbicara lagi."
"Aku tidak membujukmu untuk melepaskannya, aku hanya berharap kamu bisa sedikit membuka pikiranmu, dan jangan membuat dirimu menyedihkan seperti ini."
Melihat kelembutan di matanya, Gwendolyn Tsu merasa sedikit terharu, lalu dia menatapnya lekat-lekat dan berkata, "Justin, apakah kamu masih mencintaiku?"
Justin hanya menatapnya dan tidak mengatakan apa-apa.
Gwendolyn Tsu kembali bertanya: "Kalau dulu kamu tidak memilih untuk melarikan diri, dari dulu kita pasti sudah menikah, kan?"
"Jangan mengungkit masa lalu lagi."
“Aku juga tidak ingin mengungkitnya.” Gwendolyn Tsu meneteskan air mata: “Yang membuatku sedih adalah kenapa di saat aku paling sedih kamu bisa memberikan segelas air jeruk nipis kepadaku, tapi kenapa Julius tidak bisa melakukannya, kenapa dia tidak bisa sama seperti dirimu yang terus mencintaiku. "
"Perasaan orang bisa berubah." Justin bangkit dari kursi, lalu dia mengangkat tangannya dan membelai kepala Gwendolyn: "Sudahlah, jangan bersedih lagi, kembalilah ke dalam rumah dan beristirahatlah lebih awal."
Justin berbalik dan kembali masuk ke dalam rumah.
*****
Ketika Frans Tsu pulang kerumah, Clarissa Yuan baru saja selesai memandikan kedua bocah kecil itu. Ketika melihatnya pulang, Clarissa Yuan bertanya dengan sopan, "Bagaimana? Tuan Tsu baik-baik saja kan?"
Frans Tsu menggelengkan kepalanya, lalu dia duduk di sofa dan meregangkan otot-otot tubuhnya.
Melihat dia terlihat sangat murung, raut wajah Clarissa Yuan berubah menjadi serius, lalu dia bertanya, "Ada apa? Apakah kesehatan Tuan Tsu tidak baik?"
"Tidak terlalu baik, kanker paru-paru.” kata Frans Tsu .
"Kanker paru-paru?" Clarissa Yuan sangat terkejut.
"Iya."
"Kalau begitu apa yang akan kalian lakukan? Apakah dia perlu menjalani kemoterapi?" Clarissa Yuan duduk di sampingnya dan bertanya.
Frans Tsu memalingkan wajahnya dan menatapnya dengan bersungguh-sungguh, lalu dia menertawakan dirinya: "Aku pikir ketika kamu mendengar berita ini kamu akan melompat kegirangan ."
Bagaimanapun, ayahnya telah menyakitinya dan membuat dia dan Julius Yi menjadi seperti sekarang ini.
Clarissa Yuan terdiam sejenak, lalu dia berkata: "Jika dia bukan ayahmu, mungkin aku akan merasa senang atas bencana yang dia alami, tapi sekarang yang aku khawatirkan adalah ayahmu, dan bukan Direktur Tsu."
“Terima kasih kamu tidak mengutuknya di dalam hatimu.” ekspresi wajah Frans Tsu masih datar, dan tidak bersemangat seperti biasanya.
Clarissa Yuan bertanya dengan penuh perhatian: "Kamu sudah makan?"
“Sudah.” Frans Tsu tiba-tiba menatapnya, lalu dia berkata dengan nada bicara acuh tak acuh yang tidak pernah dia gunakan: “Aku dengar hari ini kamu bertemu dengan Julius Yi?”
Clarissa Yuan terdiam, ekspresi wajah terkejut muncul di wajahnya.
Tidak menunggunya bertanya Frans Tsu menjelaskan kepadanya: "Hari ini Gwendolyn pulang ke rumah orangtuaku sambil menangis, dia bilang Julius Yi meninggalkannya sendirian di depan pintu Sea world, dan Julius berpelukan denganmu di Sea world. "
Frans Tsu sangat jarang berbicara kepadanya dengan nada bicara yang emosional seperti ini, karena tidak peduli apa pun yang terjadi, tidak peduli apa pun yang dia lakukan, dia bisa mentolerir dan memahaminya.
Tapi hari ini, hatinya penuh dengan kekesalan dan kesedihan, mungkin karena penyakit ayahnya, atau mungkin karena Clarissa sudah bercerai dengan Julius Yi ,jadi dia melihat masih ada harapan.
Melihat Clarissa Yuan bersedih hingga menteskan air mata, Frans Tsu yang melihat mata Clarissa yang penuh dengan air mata langsung meminta maaf: "Maaf, aku tidak bermaksud menyalahkanmu, aku hanya ..."
Frans Tsu membuka mulutnya, tapi sesaat dia tidak bisa memberikan penjelasan kepadanya.
"Kalau begitu apakah Gwendolyn Tsu ada memberitahumu, kenapa aku dan Julius saling berpelukan di Sea world?"
Frans Tsu menggelengkan kepalanya, Gwendolyn Tsu tidak mengatakan soal ini.
"Karena Gwendolyn Tsu diam-diam menyembunyikan Liam dan Natasia , aku mencari mereka di dalam dan diluar Sea world sepanjang pagi, aku sangat takut sampai kakiku lemas dan aku menangis sampai mataku hampir buta. Aku terus meneleponmu tapi semua panggilan tidak dijawab. Lalu aku bertemu dengan Julius Yi di Sea world, dan aku langsung jatuh ke dalam pelukannya karena kakiku lemas. Aku menangis dan memohon padanya untuk membantuku mencari anak-anak. Aku tahu tidak seharusnya aku melakukan hal ini, tetapi aku tidak punya pilihan lain, aku sangat cemas. Setelah itu, Julius membantuku menemukan anak-anak. Jika bukan karena dia , mungkin saat ini aku masih ada di sana mencari kesana kemari tanpa arah! Aku..."
“Maaf.” Frans Tsu tiba-tiba menariknya ke dalam pelukannya, dia menyentuh rambutnya dan meminta maaf kepadanya: “Maaf, aku meninggalkan ponselku di mobil, ayahku diperiksa mengidap penyakit semacam itu, jadi aku merasa sangat cemas, setelah aku masuk ke dalam mobil, aku bahkan tidak melihat ponselku sama sekali. "
"Aku benar-benar takut setengah mati. Aku pikir Liam dan Natasia diculik."
"Mana mungkin? Liam dan Natasia sangat pintar." Frans Tsu masih meminta maaf: "Maaf, aku yang salah, tidak seharusnya aku menyalahkanmu sebelum memahami situasinya. Aku tidak menyangka Gwendolyn bisa menyembunyikan anak-anak, bisakah kamu memaafkan aku. "
“Aku tidak bermaksud menyalahkanmu, aku juga tahu suasana hatimu tidak baik karena masalah Direktur Tsu.”Clarissa Yuan menghapus air mata di matanya, lalu dia melepaskan dirinya dari pelukannya.
“Juga bukan semuanya dikarenakan penyakitnya.” Frans Tsu menggelengkan kepalanya dan tersenyum getir: “Dia menyuruhku segera mencari seorang wanita dan menikah, dia juga ingin menyelenggarakan pesta pertemuan dengan para Nona Muda di Kota A untukku. Kalau dulu aku bisa berbalik dan langsung pergi, tapi sekarang aku tidak bisa melakukannya lagi, karena sekarang dia sedang sakit. "
Ekspresi wajahnya sangat frustasi dan dia benar-benar terlihat kasihan, Clarissa Yuan juga tahu dia tidak ingin menikah terlalu cepat, tetapi dia tetap membujuknya: "Kamu sudah melajang begitu lama, sekarang sudah saatnya kamu mencari wanita yang baik dan menikah dengannya. "
Kata-kata menghiburnya membuat Frans Tsu merasa semakin frustasi, dia menatapnya dan bertanya, "Clarissa, berikan satu alasan kepadaku, kenapa kita tidak bisa bersama?"
"Kita?"
"Tentu saja, seharusnya kamu tahu perasaanku terhadapmu. Dulu karena hubunganmu dengan Julius Yi aku memilih untuk pergi, tapi sekarang kamu sudah bercerai dengan Julius Yi . Hubungan kita sangat baik, kamu dengan Liam dan Natasia juga akrab seperti keluarga, kenapa tidak bisa menjadi keluarga yang sesungguhnya? "
"Frans Tsu ..." Clarissa Yuan terdiam selama beberapa detik, setelah itu dia menggelengkan kepalanya dengan sedih: "Seharusnya dari dulu kamu sudah tahu. Aku adalah wanita yang tidak bisa melahirkan anak, dan kamu adalah putra satu-satunya di Keluarga Tsu. Apakah kamu mau menjadi orang yang mencelakakan Keluarga Tsu tidak memiliki keturunan? "
Benar, dia dan Julius Yi sudah bercerai, dan dia memang harus segera menemukan seorang pria dan menikah secepatnya, supaya bisa memutuskan pemikiran mereka terhadap satu sama lain. Dan Frans Tsu adalah orang yang paling tepat. Jika dia menikah dengan Frans Tsu , dia tidak hanya bisa membuat Liam dan Natasia memanggil ibu, dia bahkan bisa tetap bersama mereka sepanjang hidupnya.
Tapi dia tidak boleh melibatkan Frans Tsu , mencelakakan dia tidak bisa menjadi ayah seumur hidupnya, mencelakakan Perusahaan Besar seperti Perusahaan Besar Tsu tidak memiliki penerus.
“Kamu sudah tahu?” Frans Tsu menatapnya dengan kaget, setelah beberapa saat dia baru bertanya.
Clarissa Yuan terdiam, lalu mengangguk: "Gwendolyn yang memberitahukanya kepadaku, dia bilang mantan istrimu tidak bisa hamil, jadi kalian mengadopsi Liam dan Natasia ."
"Frans Tsu ." Clarissa membujuknya dengan serius: "Kamu jangan menyia-nyiakan perasaanmu kepadaku lagi, cepat cari seorang wanita yang bisa melahirkan anak, dan jangan biarkan Direktur Tsu meninggal dengan membawa penyesalan."
"Tapi aku tidak pernah peduli tentang semua ini, aku rasa Liam dan Natasia bisa menggantikan anak-anak kita."
“Jangan bodoh, darah yang mengalir di tubuh Liam dan Natasia bukan darah keluarga Tsu.” Clarissa Yuan menghentikannya dan melanjutkan berbicara: “Sudah, kelak jangan bahas topik pembicaraan ini lagi, jangan sampai kamu membuatku takut dan pergi dan akhirnya mengakibatkan tidak ada orang yang menjaga anak-anakmu. "
Frans Tsu menatapnya, lalu dia menghela nafas, "Sebenarnya, kamu masih tidak bisa melepaskan Julius Yi ."
Mungkin ini juga alasannya, pikirnya.
*****
Malam hari, setelah Liam dan Natasia tertidur, Clarissa Yuan berbaring di atas tempat tidur sambil melamun.
Ponselnya yang berada di atas meja bergetar. Dia bergegas mengambil ponselnya dan melihatnya. Panggilan itu dari Julius Yi . Setelah ragu-ragu selama beberapa saat, dia langsung memutuskan panggilan itu.
Tetapi tak lama, Julius Yi kembali meneleponnya, dia meneleponnya lagi dan lagi.
Clarissa Yuan menarik napas dalam-dalam, setelah mengatur emosinya dia mengangkat panggilan itu, sebelum Julius Yi berbicara dia berkata dengan nada bicara yang sangat dingin: "Tuan Muda Yi, sekarang sudah larut, bisakah kamu tidak melakukan hal seperti ini?"
"Clarissa Yuan ... datang kesini, aku ingin berbicara denganmu ..." Nada bicaranya tidak jelas, dan dia terdengar sedang mabuk.
Novel Terkait
Cinta Dibawah Sinar Rembulan
Denny AriantoPredestined
CarlyLove From Arrogant CEO
Melisa StephanieThe Comeback of My Ex-Wife
Alina QueensThe Richest man
AfradenGet Back To You
LexyKamu Baik Banget
Jeselin VelaniMy Perfect Lady
AliciaThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)