The True Identity of My Hubby - Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)

Setelah bermain selama 2 hari di resort, Clarissa tidak bisa tidak pulang setelah didesak berkali-kali oleh Presiden Zhang.

Presiden Zhang duduk di samping meja kantor Clarissa, berkata dengan wajah penuh maaf: "Nyonya, benar bukan aku ingin mengganggu liburan anda, benar-benar......pekerjaan disini berantakan semua, disini tidak bisa tidak ada anda, Kelvin Qin sudah dimarahi habis-habisan oleh manajer Yi berkali-kali....."

"Sudah, Presiden Zhang, aku bukannya sudah pulang?" Clarissa tidak tahan dengan omongan Presiden Zhang yang tidak ada habisnya, dia pun melambaikan tangannya ke Presiden Zhang: "Anda pergi kerjalah, aku atasi masalah ini."

Liburan yang awalnya 3 hari, dia baru pulang setelah 5 hari, memang dia yang salah.

"Masih ada satu hal." Presiden Zhang berkata.

"Apa?" Clarissa melihat berkas di tangannya, tidak mendongak melihat Presiden Zhang.

"Begini.... Bos dari Perusahaan Ling bukannya terus ribut mau bercerai dengan istrinya? Istrinya tidak tahu dengar darimana bahwa anda sangat ahli dalam kasus seperti ini, secara khusus meminta anda menjadi pengacaranya, hehe...."

"Presiden Zhang!" Clarissa mendongak perlahan-lahan, menatapi Presiden Zhang dengan kesal: "Kamu jelas tahu aku sekarang adalah pengacara khusus untuk masalah hukum Perusahaan besar Yi, masih menerima kasus seperti ini untukku? Kamu ada masalah?"

"Ini bukannya karena...... Nyonya Ling sendiri yang meminta?" Presiden Zhang tertawa kering.

"Kamu boleh tidak terima."

"Menolak orang seperti ini, bukannya tidak baik?"

Clarissa memelototi Presiden Zhang, dia masih tidak tahu orang seperti apa Presiden Zhang ini? Demi mendapatkan kasus, dia tidak berpikir banyak, terlebih lagi nyonya kaya seperti Nyonya Ling, biaya pelayanannya pasti tidak rendah.

"Aku tidak peduli, pokoknya aku tidak bisa terima."

"Clarissa..... Kamu bantu-bantulah, Perusahaan besar Yi adalah keluarga suamimu, kamu keluar menerima kasus pribadi, mereka pasti tidak akan mencampuri urusan....."

"Kelvin! Kamu kemari!" Clarissa mendongak, berteriak ke arah Kelvin yang tidak jauh darinya.

Kelvin berdiri dan berjalan masuk: "Kak Clarissa, ada apa mencariku?"

"Kamu tahu kenapa Manajer Yi terus memarahimu? Sini lihat detail perjanjian ini, disini, area yang kuberi tanda merah." Clarissa langsung mendiskusikan masalah kerjaan dengan Kelvin, Presiden Zhang melihat dia mengabaikannya seperti ini, dia pun terpaksa berdiri dan berjalan keluar.

"Oh iya, apakah perjanjian revisi Waterfront Park sudah kamu serahkan kepada Direktur Yi?" Clarissa tiba-tiba bertanya.

"Minggu ini Direktur Yi dinas di luar, tidak bisa bertemu dengannya."

"Direktur Yi dinas?" Clarissa kaget, dia kenapa tidak pernah dengar mengenai hal ini?

"Benar, dengar-dengar besok baru pulang, aku akan mengantarkannya besok."

"Baik, jangan sampai lupa." Clarissa mengangguk, kemudian memperingatkan Kelvin.

Malamnya, setelah mandi, Clarissa duduk di kasur membaca buku sejenak baru mematikan lampu dan bermaksud tidur.

Beberapa hari ini dia sudah terbiasa ada Julius menemaninya, tiba-tiba tidur sendirian, dia merasa sedikit tidak terbiasa.

Dia mengambil ponselnya dan melihat jam, jam 11, Julius seharusnya sudah tidur, kan?

Dia tidak tahan dan menghubungi nomor telepon Julius.

Suara ringtone yang familiar berbunyi.

Clarissa membeku sejenak, menurunkan ponselnya dari telinganya.

Tidak salah, ponsel Julius yang sedang berbunyi, suaranya tidak keras, terdengar dari arah pintu kamar.

Senyum memenuhi wajahnya, Clarissa membuka selimutnya dan turun dari kasur, tangannya meraih gagang pintu dan langsung membuka pintu. Julius memang berdiri di depan pintu kamarnya seperti perkiraannya, ponsel di tangan Julius masih sedang berbunyi.

"Kamu sudah dari kapan diam-diam berdiri di depan pintu kamarku?" Clarissa mengamati Julian yang memakai baju tidur dan tersenyum tampan.

"Kira-kira dari kamu mulai merindukanku?" Julius malah terlihat sangat santai.

Clarissa maju selangkah, lengannya yang kurus merangkul leher Julius, berkata dengan manja: "Tidak tahu malu, siapa bilang aku merindukanmu?"

"Sekarang bukannya sedang merindukanku?" Julius mengangkat telepon di tangannya, tertawa mesra.

"Aku hanya ingin lihat apakah kamu sudah tidur."

"Aku juga pas bermaksud kesini melihat apakah kamu sudah tidur." Julius berbalik, kemudian memeluk Clarissa masuk ke dalam kamar, sekalian menutup pintu kamar.

Clarissa didorong ke atas kasur, tangan Clarissa mengangkat wajah Julius dan tertawa: "Aku pikir kamu lagi-lagi mau menutup diri dan tidak mempedulikan orang."

Senyum di wajah Julius membeku sejenak, kemudian sambil tertawa sambil mencium bibir Clarissa: "Aku berusaha tidak berbuat seperti itu."

"Benarkah?"

"Iya."

"Baguslah kalau begitu." Clarissa memeluk Julius dengan erat: "Di antara suami istri, tidak seharusnya ada jarak."

Tidak ada langkah selanjutnya, mereka berdua hanya sambil berpelukan dan tidur, bahkan dengan sangat cepat.

Di malam hari, Julius lagi-lagi bermimpi hal yang sama, di dalam mimpi suara histeris perempuan itu tetap adalah milik Clarissa, berulang kali berteriak ke arahnya betapa dia membenci dirinya.......

Kemudian, suara itu semakin lama semakin mendekat, dengan panik dan penuh kekhawatiran memanggil namanya: "Julius, Julius......"

Novel Terkait

My Only One

My Only One

Alice Song
Balas Dendam
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Aku bukan menantu sampah

Aku bukan menantu sampah

Stiw boy
Menantu
4 tahun yang lalu
Cinta Tapi Diam-Diam

Cinta Tapi Diam-Diam

Rossie
Cerpen
5 tahun yang lalu
Diamond Lover

Diamond Lover

Lena
Kejam
4 tahun yang lalu
The True Identity of My Hubby

The True Identity of My Hubby

Sweety Girl
Misteri
4 tahun yang lalu
Lelaki Greget

Lelaki Greget

Rudy Gold
Pertikaian
4 tahun yang lalu
Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Cinta Seumur Hidup Presdir Gu

Shuran
Pernikahan
4 tahun yang lalu