The True Identity of My Hubby - Bab 253 Surat perceraian
"Sekarang seharusnya kamu sudah mengerti kan? Bukan aku yang salah menandatangani kontrak, tapi kamu," kata Justin Yi .
Tadi setelah Asisten Lin meminta bantuannya dan pergi, dia sudah memutuskan untuk memberi tahukan semua kebenaran kepada Julius Yi ,dikarenakan Julius Yi sudah memutuskan untuk menceraikan Gwendolyn Tsu, dia juga tidak perlu menyembunyikan hal ini lagi.
"Jadi ... akulah yang seharusnya masuk ke dalam penjara?"
"Benar, semua orang membohongimu dan mengatakan aku yang salah menandatangani kontrak yang salah karena semuanya tahu kamu akan lebih memilih masuk penjara daripada menikahi Gwendolyn Tsu, karena itu kami membohongimu dan mengatakan aku yang salah menandatangani kontrak." Justin Yi memberikan senyuman tidak berdaya kepadanya: "Kakak, sebelumnya kamu menghajarku, aku sudah mencatatnya!"
“Kenapa kamu tidak memberitahuku lebih awal?” Julius Yi berkata dan ingin menghajarnya lagi.
Justin Yi bergegas menghindar dan berkata, "Kalau aku memberi tahumu, apa yang akan kamu lakukan? Apakah kamu akan menceraikan Gwendolyn Tsu dan masuk penjara?"
"Apakah masih perlu ditanya?"
"Kalau kamu dipenjara, bagaimana dengan Clarissa, Liam dan Natasia ? Apakah kamu sudah memikirkan masalah ini?"
Pertanyaan Justin Yi langsung membuat Julius Yi terdiam. Dia tertegun sejenak. Sebelumnya dia hanya memikirkan ingin melepaskan diri dari Gwendolyn Tsu , tapi dia tidak pernah kepikiran masalah ini.
Justin Yi memberikan pertanyaan secara bertubi-tubi: "Kalau kamu di penjara setiap hari membuat kerajinan tangan, dan tidur hari-harimu akan berlalu dengan cepat. Tapi bagaimana dengan Clarissa Yuan dan anak-anak? Siapa yang akan melindungi mereka? Setelah kamu menceraikan Gwendolyn dan memilih untuk masuk penjara, apakah Gwendolyn akan membiarkanmu begitu saja? Dia hanya akan membalas dendam dengan lebih gila dan menyakiti Clarissa, Liam dan Natasia dengan lebih gila lagi. "
Justin Yi melanjutkan, "Aku percaya sifat bawaan manusia itu baik, berhadapan dengan wanita seperti Gwendolyn, kamu hanya bisa menggunakan cara lembut dan bukannya menggunakan cara kasar."
Julius Yi berdiri ditempat dengan sedih selama beberapa saat, lalu dengan tidak berdaya dia berkata: "Apa yang harus aku lakukan? Apakah aku harus terus bersama Gwendolyn Tsu ? Apakah dengan begitu Gwendolyn Tsu akan melupakan dendam dan kebenciannya?"
Julius Yi menatap Justin Yi, tatapan matanya penuh dengan sorot mata kaget: "Justin, tak ku sangka masalah sudah menjadi seperti ini kamu masih bisa membantu wanita seperti Gwendolyn Tsu berbicara , kamu baik-baik saja kan?"
"Aku sudah bilang, aku percaya sifat bawaan manusia itu baik, coba kamu pikirkan Gwendolyn Tsu enam atau tujuh tahun yang lalu, pikirkan tindakan gila yang kita lakukan untuknya pada waktu itu, jika bukan karena terpaksa hingga tidak ada pilihan lain, dia tidak akan seperti ini."
"Dikarenakan kamu tahu Gwendolyn Tsu sudah berubah, seharusnya kamu juga tahu sekarang dia sama sekali tidak bisa dihadapi dengan cara kasar atau pun cara halus. Dia hanya memiliki satu tujuan yaitu untuk mendapatkanku, dan di saat bersamaan dia ingin membunuh Clarissa Yuan, Liam dan Natasia ."
Justin Yi berkata dengan serius , "Kakak , aku hanya mengingatkanmu saja, tentu saja, kalau kamu merasa masuk penjara jauh lebih baik, maka aku akan menghargai pilihanmu."
Julius Yi merenung sejenak, dia masih teguh dengan pemikirannya, lalu dia menatap Justin dan berkata: "Dikarenakan aku yang melakukan kesalahan ini, aku bersedia dipenjara, aku tidak akan tunduk dengan kekuatan jahat ayah dan anak Keluarga Tsu, kalau tidak hanya akan mendorong mereka melakukan semakin banyak perbuatan jahat. "
"Mengenai Clarissa, Liam dan Natasia ..." Suara Julius Yi sedikit merendah dan sedikit sedih: "Kelak tolong bantu aku jaga mereka, atau kirim mereka ke luar negeri, ke tempat dimana ayah dan anak Keluarga Tsu tidak dapat menemukan mereka. "
Selesai berbicara, Julius Yi tiba-tiba tertawa, suara tawanya semakin suram: "Seorang Gwendolyn Tsu memaksa aku dan Clarissa hingga ke titik ini, benar-benar sangat lucu."
"Senapan yang kelihatan jauh lebih mudah dihindari daripada anak panah yang ditembakkan secara sembunyi-sembunyi. Selain itu, Gwendolyn memang sudah gila, lebih baik selalu berhati-hati terhadapnya." Justin Yi berkata: "Tentu saja, apa pun yang terjadi, tanpa perlu kamu beritahu aku juga akan membantumu menjaga Clarissa, Liam dan Natasia. "
“Baiklah kalau begitu.” Julius Yi berterima kasih padanya.
*****
Di Kediaman Keluarga Yi, Julius Yi melirik semua orang, lalu akhirnya matanya tertuju ke Gwendolyn Tsu : "Gwendolyn, hari ini aku pulang karena ingin dengan serius membahas masalah perceraian denganmu."
Gwendolyn Tsu menatapnya tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Nyonya Tua juga menatap Julius Yi , meskipun hal ini sesuai dengan perkiraan mereka, tapi ekspresi wajah kaget tetap muncul di wajah mereka.
Julius Yi melanjutkan: "Sebelumnya aku masih akan mempertimbangkan soal Justin, dan merasa bimbang dalam membuat keputusan, tapi sekarang aku sudah tahu aku yang menandatangani kontrak itu, dan akulah yang harus masuk ke dalam penjara."
“Kamu sudah tahu?” Nyonya tua menatap Justin Yi dengan kaget.
Justin Yi berkata dengan berterus terang: "Dikarenakan kakak sudah memutuskan untuk menceraikan Gwendolyn, menyembunyikan hal ini atau tidak juga sama saja?"
"Jika dikatakan memang seperti itu, tapi ..." Nyonya tua menatap Julius Yi lalu dengan sedih bertanya, "Apakah kamu benar-benar lebih memilih masuk penjara daripada menjalani hidup dengan Gwendolyn ?"
“Benar.” Julius Yi menjawab dengan serius, lalu dia meletakkan surat cerai yang sudah dia siapkan di depan Gwendolyn Tsu sambil berkata: “Gwendolyn, jika kita terus mempertahankan pernikahan ini juga tidak ada artinya, aku harap kamu bisa dengan rela menandatangani surat ini , biar kita bersama secara baik-baik dan berpisah secara baik-baik. "
Dia bahkan sudah menandatangani surat perceraian ini, kelihatannya kali ini dia sudah membulatkan tekadnya.
Gwendolyn Tsu menatapnya, lalu dengan gemetar dia menjulurkan tangan kecilnya untuk mengambil surat perceraian dari atas meja, lalu dia menatap dua kata "Julius Yi" di akhir surat dan air matanya langsung menetes.
“Bersama secara baik-baik dan berpisah secara baik-baik?” Dia mencibir sambil meneteskan air matanya : “Dulu kita tidak bersama secara baik-baik, sekarang tentu saja kita tidak akan berpisah secara baik-baik.”
"Apa yang kamu inginkan?"
“Aku ingin bersama denganmu.” Gwendolyn Tsu merobek surat perceraian menjadi dua bagian lalu dia melemparkannya ke tubuh Julius.
Sejak awal Julius Yi sudah menduga Gwendolyn tidak akan dengan mudah menyetujui perceraian ini. Julius mengertakkan giginya dengan marah: "Kamu pikir kalau kamu tidak menandatangani kamu bisa mengikatku? Setelah aku mengajukan gugatan perceraian, dua tahun kemudian hukum akan menetapkan pernikahan kita ini tidak bisa dipertahankan. Jadi, aku sarankan kamu tidak perlu melakukan pemberontakan yang tidak berguna lagi, cepat tanda tangani dan masukkan aku ke dalam penjara, lalu mulai sekarang kita tidak saling terlibat lagi. "
"Aku tidak merasa itu adalah pemberontakan yang tidak berguna, bagiku bisa menjadi pasangan suami istri lebih satu hari denganmu sangatlah layak."
"Gwendolyn ......" Nyonya tua membujuk dengan tidak berdaya: "Julius tidak mencintaimu, untuk apa kamu mempertahankannya? Lepaskan dia, kamu pasti bisa menemukan pria yang benar-benar mencintaimu."
"Kedua pria yang dulunya mencintaiku ada di sini. Siapa lagi yang harus aku tunggu?" Gwendolyn Tsu menoleh dan berteriak pada Nyonya Tua: "Nenek, kamu jangan berpura-pura baik lagi, dari luar kamu selalu terlihat mendukungku tapi sebenarnya di belakangku kamu sangat membenciku, apakah kamu pikir aku tidak tahu? "
"Dan kamu juga ..." Gwendolyn Tsu kembali menoleh ke arah Justin Yi: "Jika bukan karena kamu, sejak dulu seharusnya aku dan Julius sudah menikah, dan memiliki putra dan putri. Mana mungkin ada wanita jalang bernama Clarissa Yuan itu?"
Raut wajah Justin Yi berubah menjadi sedikit gelap, sorot matanya menyembunyikan semua emosi yang dia rasakan.
Tapi Julius Yi berkata dengan marah, "Clarissa adalah ibu dari anak-anakku , tolong hormati dia!"
"Dia sama sekali tidak pantas mendapatkan rasa hormatku, dia ..."
“Cukup!” Julius Yi menyela ucapannya, dan kembali bertanya kepadanya, “Kamu mau menandatanganinya atau tidak?”
"Aku tidak mau menandatanganinya! Sekarang kalian semua sedang bersatu menindas orang cacat? Kamu pikir aku bisa kalian tindas dengan mudah?" Gwendolyn Tsu tiba-tiba berteriak dengan marah: "Aku katakan kepadamu aku tidak mudah ditindas! Aku tidak akan pernah bercerai, matipun aku tidak akan bercerai! "
Dia memberontak dan berteriak dengan marah, karena tubuhnya tidak stabil dia jatuh ke lantai.
“Ah--!” secara naluriah dia berteriak, semua orang di lokasi tertegun sejenak, Julius Yi yang sangat marah bahkan lupa untuk mengangkatnya dari lantai. Pada akhirnya, Justin Yi melangkah maju dan mengangkatnya dari lantai dan mendudukkannya di atas sofa, lalu dengan enggan dia membujuk: "Gwendolyn, kamu sudah tahu kesehatanmu tidak baik, jangan sembarangan bergerak lagi."
“Kalau aku mati bukankah keinginan kalian akan terkabul? Biarkan aku mati saja, kalau tidak aku tidak akan melepaskan kalian!” Dia menatap Julius Yi dengan sedih dan kecewa, tak disangka Julius bahkan sama sekali tidak bersedia memapahnya . Apakah Julius sangat membencinya?
“Sungguh tidak masuk akal!” Julius Yi berkata dengan kesal, dia terlalu malas berbicara kepada Gwendolyn Tsu di sini, oleh karena itu dia berbalik dan pergi meninggalkan rumah.
*****
Setelah menjemput Natasia, Clarissa Yuan mendapatkan panggilan telepon dari Gwendolyn Tsu . Gwendolyn Tsu yang berada di balik telepon sangat emosi, dengan marah dan kasar dia berkata: "Clarissa Yuan, dasar wanita jalang! Kamu ingin Julius menceraikan aku? Jangan harap! Aku tidak akan melepaskanmu ... "
Clarissa Yuan menjauhkan telepon dari telinganya dengan tidak berdaya, lalu dia berkata dengan santai, "Nona Tsu, ini adalah masalah antara kamu dan Julius Chen, tidak ada gunanya kamu meneleponku ."
Selesai berbicara, Clarissa Yuan menutup telepon lalu dia memblokir nomornya.
Ketika dia berjalan keluar dari taman kanak-kanak, dia melihat Julius Yi bersandar di mobil sambil menatap dirinya, jelas sekali dia sengaja datang mencarinya.
“Kenapa kamu datang ke sini?” tanya Clarissa Yuan sambil menghampirinya.
Julius Yi menggendong Natasia dari lantai lalu tersenyum dan berkata: “Tentu saja aku datang untuk menjemput Natasia pulang sekolah.” selesai berbicara, dia bermain dengan Natasia: “Apakah hari ini sayangku bersikap baik di sekolah ? "
“Iya.” Natasia menjawab sambil mengangguk.
"Benarkah?"
"Hmm."
Julius Yi menggendong Natasia ke dalam mobil. Clarissa Yuan hanya bisa mengikuti mereka masuk ke dalam mobil. Setelah mobil melaju, dia menatap Julius Yi dan bertanya, "Barusan kamu bertemu dengan Gwendolyn Tsu ?"
“Bagaimana kamu bisa tahu? Dia meneleponmu?” Julius Yi meliriknya lewat kaca spion.
Clarissa Yuan mengangguk: "Iya."
"Apa lagi yang dia katakan kepadamu?"
“Dia bilang dia tidak akan bercerai denganmu.” dengan tidak berdaya Clarissa Yuan menarik napas dalam-dalam , lalu dia menatapnya dengan simpati: “Sekarang kamu pasti sangat kesulitan.”
Tapi Julius Yi malah menggelengkan kepalanya: "Tidak kesulitan, dikarenakan tujuannya jelas malah terasa santai."
Hal yang akan dia lakukan berikutnya adalah menggugat cerai lalu secepatnya melepaskan diri dari Gwendolyn Tsu.
Awalnya Julius Yi ingin membawa Clarissa dan Natasia ke restoran mewah untuk makan, tetapi Frans Tsu malah menelepon dan mengatakan ingin membawa Natasia mengunjungi orang tuanya. Tentu saja Julius Yi sangat tidak setuju dia membawa Natasia mengunjungi Noah Tsu dan Nyonya Tsu.
Clarissa Yuan tidak tega menolak permintaan Frans Tsu , setelah berulang kali berpesan kepadanya untuk menjaga Natasia baik-baik, dia baru menyerahkan Natasia kepadanya.
Novel Terkait
See You Next Time
Cherry BlossomSiswi Yang Lembut
Purn. Kenzi KusyadiPergilah Suamiku
DanisPredestined
CarlyCinta Yang Dalam
Kim YongyiEverything i know about love
Shinta CharityThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)