The True Identity of My Hubby - Bab 238 Kegilaan saat mabuk

Ketika Clarissa Yuan kembali ke vila Frans Tsu , Frans Tsu masih belum tidur.

Langkah kakinya berhenti dan dia menatapnya sambil bertanya, "Kenapa sudah selarut ini kamu masih belum tidur? Kamu tidak sedang menungguku kan?"

Frans Tsu menggelengkan kepalanya dan menyangkal: "Tidak, aku terbiasa tidur larut."

Biasanya jam segini dia sudah tertidur, dan dia sudah pulang ke rumah sejak tadi. Dia bilang dia tidak sedang menunggunya? Clarissa benar-benar tidak percaya.

Clarissa Yuan merasa sedikit bersalah, dia menaikan kerah bajunya, karena disana ada jejak yang ditinggal Julius Yi kepadanya, dia khawatir Frans Tsu melihatnya. Bagaimanapun, ketika dia keluar, dia sudah berjanji dia tidak akan melakukan apa-apa dengan Julius Yi, tetapi pada akhirnya, semuanya terjadi.

"Kalau begitu aku kembali ke kamarku dulu," Clarissa Yuan bergegas berkata kepadanya.

Tiba-tiba Frans Tsu bertanya, "Kamus sudah mengantarnya pulang?"

"Hmm, aku khawatir orang lain akan salah paham, jadi aku mengantarnya ke apartemennya."

"Jadi, tadi kalian hanya berdua saja?"

Clarissa Yuan terdiam dan menatapnya tanpa bisa berkata apa-apa.

Frans Tsu tahu dirinya mengajukan pertanyaan seperti ini sedikit keterlaluan, oleh karena itu dia bergegas menambahkan: "Maaf, aku hanya tidak ingin Gwendolyn hidup terlalu tragis."

Alasan ini bukan alasan yang dibuat-buat.

Gwendolyn adalah adik perempuannya, dikarenakan dia sudah menikah, tentu saja dia berharap adiknya bisa memiliki kehidupan yang baik dan bukannya kembali ke rumah orang tuanya sambil menangis seperti hari ini. Tapi ini hanya sebagian dari alasannya, alasannya yang lain tanpa perlu dia perjelas Clarissa juga tahu, mereka berdua tahu sama tahu.

"Aku paham dengan perasaanmu, aku terlalu gegabah, seharusnya aku yang minta maaf."

"Bagus kalau sudah pulang, cepat pergi tidur."

Clarissa Yuan mengangguk, lalu dia berbalik dan naik ke atas.

*****

Setelah berpikir semalaman, Gwendolyn Tsu semakin merasa perasaan Clarissa Yuan terhadap Liam dan Natasia yang sangat mendalam terlihat sedikit tidak masuk akal. Terutama saat kejadian kemarin pagi, demi mencari anak-anak dia menangis hingga wajahnya penuh dengan air mata, seperti film yang berputar, kejadian itu terus berputar di dalam benaknya.

Dia bahkan ingat saat Clarissa Yuan meneriakkan 'anak-anakku' dengan sangat putus asa. Jika bukan terhadap anak kandung, siapa yang akan menangis hingga seperti itu?

Liam dan Natasia adalah anak Clarissa Yuan ? Hal ini langsung membuatnya bergidik dan tidak percaya.

Meskipun dia tidak tahu dari mana Frans Tsu mendapatkan dua bayi kecil itu, dan tidak peduli bagaimana pun dia menghubungkan pemikiran ini dia tidak bisa menghubungkannya dengan Clarissa Yuan .

Adakah di dunia ini ada kebetulan semacam ini? Dia benar-benar tidak bisa mempercayainya!

Sambil menyimpan kecurigaan ini di dalam hatinya, dia kembali ke Kediaman Tsu dan bahkan menyapa Frans Tsu duluan.

Frans Tsu meliriknya dengan acuh tak acuh, "Kenapa? Tidak membenciku lagi?"

“Kakak, kamu bukannya tidak tahu temperamenku, mana mungkin aku membencimu.” Gwendolyn Tsu berdiri di sampingnya sambil menyanjungnya: “Kakak, kemarin aku terlalu marah, sehingga aku mengucapkan kata-kata itu, bisakah kamu maafkan aku."

"Maafkanmu boleh-boleh saja, tapi kelak kamu tidak boleh keras kepala seperti itu lagi."

“Aku berjanji.” Gwendolyn Tsu mengangguk sambil tersenyum.

Setelah diam sejenak, Gwendolyn Tsu tiba-tiba bertanya: "Oh ya, kakak, bisakah aku menanyakan sesuatu kepadamu?"

“Tanya apa?” Frans Tsu menunduk melihat koran di tangannya.

"Dulu dari mana kamu mendapatkan Liam dan Natasia?"

"Untuk apa kamu menanyakan hal ini?"

"Aku hanya ingin tahu." Gwendolyn Tsu menggandeng lengan Frans lalu mengguncangnya: "Beritahukan kepadaku, aku benar-benar ingin tahu."

"Dari rumah sakit di Kota Y ."

"Kota Y? Kalau begitu apakah kamu tahu siapa orang tuanya?" Gwendolyn Tsu melanjutkan bertanya. Dia hanya tahu dulu Clarissa Yuan kuliah di Kota F, dan Justin juga menemukan Julius di Kota F.

"Aku tidak tahu, aku hanya bertemu dengan perantara."

"Lalu ... apakah kamu tahu siapa perantaranya?"

Frans Tsu yang terus ditanya olehnya akhirnya mengangkat kepalanya, lalu dia menatapnya dengan bingung dan bertanya, "Gwendolyn , apa yang ingin kamu lakukan?"

"Aku ... oh, aku hanya ingin belajar darimu, mengadopsi seorang anak."

"Apakah kamu ingin mengikat Julius Yi dengan anak yang kamu adopsi?"

“Hmm, bisa dikatakan seperti itu.” Gwendolyn Tsu mengangguk dengan acuh tak acuh, lalu dia kembali bertanya: “Apakah kamu masih berhubungan dengan perantara itu?”

"Sudah tidak." Frans Tsu menatapnya dan membujuknya: "Gwendolyn, tidak ada gunanya kamu melakukan ini. Julius Yi bukan orang yang penurut, bisakah kamu jangan senaif ini?"

“Kakak, kamu jangan mengatai aku lagi, aku hanya bercanda.” karena tidak mendapatkan informasi yang berguna dari mulut Frans Tsu , Gwendolyn Tsu menggerakkan kursi rodanya dan berjalan keluar.

"Oh ya, Gwendolyn," Frans Tsu menghentikannya dan berkata kepadanya: "Kelak kalau kamu merasa tidak nyaman tinggal di Kediaman Yi, pulanglah lebih sering dan temani ayah dan ibu."

“Aku mengerti.” Gwendolyn Tsu masih menjawab dengan acuh tak acuh.

Sebagai gantinya, dia datang ke ruang bermain Liam dan Natasia, dia menghentikan kursi rodanya di depan pintu dan melihat anak-anak itu bermain.

Saat melihatnya, Natasia berseru dengan gembira: "Bibi, apakah bibi datang ke sini untuk bermain bersama kami?"

Gwendolyn Tsu tersenyum lalu mengangguk, “Benar, bibi sudah lama tidak menemani kalian bermain.” Dia menggerakkan kursi rodanya ke dalam, lalu dia memanggil dua bocah itu: “Sini, biarkan bibi melihat kalian.”

Dengan patuh Liam dan Natasia meletakkan mainan mereka lalu berjalan menghampirinya dan berdiri di depannya, sambil tersenyum mereka membiarkan Gwendolyn Tsu melihat mereka.

Untuk pertama kalinya, Gwendolyn Tsu menatap kedua anak itu dengan sangat serius, dulu dia belum pernah melihat mereka dengan baik-baik, dulu ketika dia mendengar ide Frans Tsu untuk mengadopsi anak, dia merasa Frans Tsu pasti sudah gila.

Saat ini, semakin dia lihat dia semakin merasa Natasia terlihat mirip dengan Clarissa Yuan , dan Liam juga terlihat mirip dengan Julius Yi .

Gwendolyn Tsu menggelengkan kepalanya dengan pelan, dalam hati dia berpikir dirinya terlalu berprasangka, sehingga dia merasa anak-anak ini mirip dengan mereka berdua. Sebelumnya Julius Yi dan Clarissa Yuan tidak saling mengenal. Bagaimana mungkin mereka memiliki anak bersama? Ataukah... dulu mereka pernah bersama?

Dia langsung merasa cemas, sewaktu Julius Yi kabur dari rumah beberapa tahun yang lalu adalah waktu yang sama ketika Clarissa Yuan sedang berkuliah di Kota F. Waktunya sangat pas. Sepertinya dia harus mencari tahu apa yang Julius lakukan saat dia menghilang selama tiga tahun di Kota F?

Tentu saja, cara yang paling cepat adalah ...

Dia mengelus kuncir rambut Natasia, dia mengelusnya beberapa kali lalu di sela-sela jarinya tertinggal beberapa helai rambut yang lembut, Natasia bahkan tidak merasa sakit. Setelah mencapai tujuannya raut wajahnya terhadap anak-anak itu juga berubah menjadi acuh tak acuh: "Sudah, kalian kembalilah bermain."

Setiap dia teringat kedua bocah kecil ini mungkin merupakan anak-anak Clarissa Yuan dan Julius Yi , dia jadi tidak ingin melihat mereka.

Liam dan Natasia sudah lama terbiasa sikap Gwendolyn Tsu yang angin-anginan, dan mereka juga tidak peduli. Mereka kembali bermain dengan gembira.

****

Siang hari, ponsel Clarissa Yuan berdering, dia yang sedang mencari buku gambar anak-anak di internet, langsung mengangkat telepon tanpa melihat nomor telepon penelepon. Saat dia mendengar suara Julius Yi, dia baru tertegun.

“Kamu sedang apa?” suara Julius Yi yang tenang membuat dirinya kaget, mereka seakan-akan masih merupakan pasangan suami istri yang hubungannya sangat baik sehingga baru berpisah satu hari saja harus membuat panggilan yang tak terhitung jumlahnya untuk mengganggu pasangannya.

Dan dari nada bicaranya terdengar dia sedikit kelelahan dan baru bangun tidur, jelas sekali tadi malam dia sangat mabuk, jadi dia baru bangun sesiang ini.

Hanya saja nada bicara Julius ini membuatnya kesulitan untuk menahannya? Apakah dia ingin mencoba mendekatinya?

“Ada apa lagi denganmu?”Clarissa Yuan sengaja berbicara dengan dingin.

"Tidak apa-apa. Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih atas bantuanmu tadi malam, dan juga tadi malam aku terlalu kasar, tidak tahu apakah aku menyakitimu atau tidak."

Wajah Clarissa Yuan memerah, dia berpura-pura tidak mengerti: "Apa yang sedang kamu bicarakan? Aku tidak mengerti."

"Apakah kamu ingin memberitahuku tadi malam bukan kamu yang mengantarku kembali ke apartemen dan orang yang bersenggama denganku juga bukan kamu?"

“Julius Yi, mimpi basah?” Wajah Clarissa Yuan semakin memerah.

"Tadi aku juga mengira aku mimpi basah, tetapi dengan cepat aku mengingat semua kejadian tadi malam. Aku tidak seperti kamu yang begitu mabuk bahkan tidak tahu apakah kamu telah bersenggama dengan orang lain atau tidak." Julius mengejeknya sambil tersenyum: "Tidak tahu apa yang kamu lakukan semalam cukup untuk membuktikan kamu masih mencintaiku?"

“Julius Yi , kamu benar-benar mesum!”Clarissa Yuan merasa panik dan tidak berdaya, disaat yang sama dia mulai khawatir, seharusnya tadi malam dia tidak mengurusi hidup dan matinya Julius, seharusnya dia tidak mengantarnya pulang sendiri, sekarang Julius menemukan kelemahannya lagi .

Dia berteriak dengan marah, "Dikarenakan kamu bilang kamu ingat dengan semua kejadian tadi malam, seharusnya kamu ingat bagaimana kamu memaksaku, dan bagaimana aku melawan, aku sama sekali tidak ingin bersenggama denganmu. Kamu yang memaksaku dan menindihku! "

“Dikarenakan kamu bilang aku memaksamu, kenapa kamu tidak memilih melaporkanku kepada polisi dan membiarkan polisi menangkapku?” Julius Yi mencibir: “Aku adalah orang mabuk yang bahkan tidak bisa berjalan, kalau kamu benar-benar ingin melawan, apakah kamu tidak bisa melarikan diri dan pergi keluar? "

Tak disangka Julius menyadari hal ini, Clarissa Yuan tiba-tiba memiliki keinginan untuk menabrakkan dirinya ke dinding.

Tadi malam karena tergoda olehnya, di akhir dia memang setengah menolak dan setengah bersedia, dia dan dirinya sama-sama menginginkan satu sama lain.

“Tunggu!” Julius Yi menghentikannya.

"Apa lagi yang kamu inginkan?"

"Aku ingin makan siang bersamamu."

"Maaf, aku sudah ada janji untuk makan makanan barat bersama Frans Tsu."

"Batalkan, kalau tidak aku akan menyebarkan apa yang terjadi tadi malam."

“Kamu ... Julius Yi, otakmu sakit ya!” selesai memakinya, Clarissa Yuan bergegas menutup teleponnya, lalu dia mengnonaktifkan ponselnya.

Dia tidak percaya Julius akan menyebarkan apa yang terjadi tadi malam, kecuali jika dia tidak punya malu lagi.

Tapi, Julius Yi sudah semakin tidak percaya kepadanya, dan dia berubah menjadi semakin kurang ajar, tak disangka dia meneleponnya dan mengajaknya makan siang bersamanya, Kelihatannya dia sudah bertekad untuk berulah dengannya.

Bagaimana ini? Bagaimana kalau dia tahu kebenarannya?

Novel Terkait

Because You, My CEO

Because You, My CEO

Mecy
Menikah
5 tahun yang lalu
Loving The Pain

Loving The Pain

Amarda
Percintaan
5 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Inventing A Millionaire

Inventing A Millionaire

Edison
Menjadi Kaya
4 tahun yang lalu
Waiting For Love

Waiting For Love

Snow
Pernikahan
5 tahun yang lalu
Menunggumu Kembali

Menunggumu Kembali

Novan
Menantu
5 tahun yang lalu
Kembali Dari Kematian

Kembali Dari Kematian

Yeon Kyeong
Terlahir Kembali
4 tahun yang lalu
Cinta Yang Terlarang

Cinta Yang Terlarang

Minnie
Cerpen
5 tahun yang lalu