The True Identity of My Hubby - Bab 227 Terjadi pertengkaran
Ketika Natasia melihat Julius Yi dan Gwendolyn Tsu, dia bergegas turun ke lantai satu dengan gembira, lalu dia menyapa mereka dengan gembira: "Paman Yi, bibi ...!"
Natasia tidak berani menyentuh Gwendolyn Tsu yang berada di kursi roda, oleh karena itu dia melompat ke tubuh Julius Yi , dan memeluk kaki panjangnya sambil tersenyum dan berkata: "Apakah hari ini Paman Yi datang untuk melihat Natasia dan kakak?"
Awalnya Julius Yi sangat suka dengan sepasang anak kembar ini, tetapi karena mereka adalah anak-anak Frans Tsu dan baru saja mereka turun dari lantai dua bersama Clarissa Yuan , dia merasakan penolakan terhadap mereka di dalam hatinya.
Dia membungkuk dan menarik Natasia dari kakinya, lalu dengan dingin dia berkata: "Aku datang bukan untuk melihat kalian."
“Kalau begitu Paman Yi datang karena apa?” merasakan sikap dinginnya, senyuman di wajah Natasia langsung memudar.
Dulu ketika mereka pergi ke taman bermain dan makan kudapan manis bersama, jelas-jelas dia sangat baik terhadap mereka. Kenapa belakangan ini dia bahkan tidak suka berbicara ddengan mereka?
Natasia yang masih kecil, benar-benar tidak mengerti dunia orang dewasa.
Gwendolyn Tsu menarik Natasia ke sisinya, setelah itu dia memelototinya dan memarahinya, "Anak nakal, sudah berapa kali aku memberitahumu, kamu tidak boleh memanggilnya Paman Yi, kamu harus memanggilnya Paman!"
Karena digalaki olehnya, Natasia langsung mengubah penggilannya dan dengan patuh memanggil Julius Yi : "Paman."
Dengan susah payah Julius Yi tersenyum kepadanya , lalu dia berbalik dan mendorong Gwendolyn Tsu ke sisi sofa, lalu dia membungkuk dan menggendongnya ke sofa.
Gerakannya sangat terampil dan santai.
“Terima kasih.” Gwendolyn Tsu tersenyum lembut padanya.
“Tidak perlu berterima kasih.” Julius Yi menanggapinya sambil tersenyum.
Clarissa Yuan memalingkan wajahnya, dia benar-benar enggan melihat mereka duduk bersama karena pemandangan itu benar-benar menyakiti matanya.
“Liam, Natasia , bagaimana kalau kita naik ke atas untuk bermain?” Clarissa Yuan menarik kedua anak kecil itu sambil tersenyum.
“Bibi bilang bibi akan membawakan cokelat untuk kami, Bibi pembohong.” Liam menatap Gwendolyn Tsu sambil menggerutu dengan tidak senang.
Nyonya Tsu tersenyum dan berkata, "Sekarang kaki Bibi tidak sedang tidak leluasa . Dia tidak bisa pergi berbelanja jadi dia tidak bisa membeli cokelat."
“Siapa bilang aku tidak membawanya?” Gwendolyn Tsu tersenyum dan berkata kepada perawatnya: “Bantu aku ambilkan cokelat di bagasi belakang mobil.”
Kakak perawat berjalan keluar dengan patuh, tak lama dia masuk sambil membawa dua kotak besar cokelat susu dan menyerahkannya pada Gwendolyn.
“Aku khusus menyuruh orang membawakan coklat ini dari Swiss,” Gwendolyn Tsu masih tertawa dengan manja.
Begitu melihat cokelat, Liam dan Natasia langsung bersorak sorai.
Gwendolyn Tsu mengangkat cokelat itu dengan satu tangannya dan tangannya yang satu lagi menggandeng lengan Julius Yi, lalu dengan sengaja dia bertanya kepada mereka: "Panggil apa?"
"Paman," kata kakak beradik itu serempak.
“Pintar sekali.” Gwendolyn Tsu mengelus rambut mereka dan memberikan masing-masing sekotak cokelat kepada mereka.
Clarissa Yuan tidak bisa menahan diri dan berkata: "Nona Tsu, hari ini Liam diare, setelah lewat dua hari baru berikan cokelat itu kepadanya."
“Apa hubungan antara diare dan makan cokelat?” Gwendolyn Tsu mengabaikannya dan bahkan dengan sengaja membuka kotak coklat itu di hadapannya, lalu dia membukakan sepotong untuk Liam .
Melihat Liam membuka mulutnya Clarissa Yuan bergegas menariknya, "Liam , apakah kamu lupa apa janjimu kepada Bibi Clarissa?"
“Tapi aku ingin memakan cokelat yang dibawa dari Swiss.” raut wajah Liam berubah menjadi murung.
"Kalau begitu, kita simpan dulu cokelatnya, setelah diaremu sembuh kita baru memakannya?"
“Tidak, aku mau makan sekarang,” Liam menghentakkan kaki untuk memprotes.
“Sini, bibi akan memberikannya untukmu.” Gwendolyn Tsu sengaja melawan Clarissa Yuan, lalu dia menarik Liam .
“Liam , kalau kamu tidak patuh Bibi Clarissa tidak akan menghiraukanmu lagi.” Clarissa Yuan sengaja menatapnya dengan raut wajah serius.
Melihat Liam sedikit takut, Gwendolyn Tsu menatap Clarissa Yuan dengan tidak senang: "Clarissa Yuan, apa maksudmu? Kamu sengaja melawanku?"
"Nona Tsu, hari ini Liam sudah mencret berkali-kali. Dokter bilang dia tidak boleh makan cemilan sama sekali." kata Clarissa Yuan baik-baik.
Melihat putrinya terpojok, Nyonya Tsu berkata, "Hanya sepotong tidak apa-apa, Liam makanlah."
Dengan dukungan Nyonya Tsu, Liam membuka mulutnya dan menerima cokelat itu dari tangan Gwendolyn Tsu .
“Apakah enak?” Gwendolyn Tsu bertanya sambil tersenyum.
“Enak!” Liam mengangguk dengan gembira.
"Apakah kamu masih ingin memakannya?"
"Mau!"
Gwendolyn Tsu membukakan lagi sepotong coklat untuk Liam, saat dia menjejalkannya ke mulut Liam dia menatap Clarissa Yuan dengan tatapan menantang.
Dengan marah Clarissa Yuan langsung menarik Liam kembali ke hadapannya , lalu dia mengeluarkan cokelat itu dari mulutnya dan membuangnya ke tempat sampah, lalu dengan marah dia berkata: "Bukankah kamu sudah berjanji hanya makan sepotong saja? Kenapa kamu tidak mendengarkan kata dokter? "
Melihatnya marah, Liam memanyunkan bibirnya dengan penuh rasa bersalah.
Gwendolyn Tsu sangat marah, dia memelototi Clarissa Yuan dan berkata: "Clarissa Yuan, kamu hanya seorang bawahan, kamu menunjukkan ketidakpuasanmu untuk dilihat siapa? Aku memberikan cokelat kepada Liam memangnya kenapa? Aku senang, apa hubungannya denganmu? "
“Liam sedang diare, dokter bilang dia tidak boleh makan cemilan.”Clarissa Yuan berkata sambil menahan emosinya.
Gwendolyn Tsu berkata dengan sangat marah, "Pokoknya aku ingin memberikan cokelat kepadanya. Liam adalah anak dari keluarga Tsu. Kalau dia meninggal karena memakannya itu juga merupakan urusan kami. Apa hubungannya denganmu? Apa hakmu mengaturku?" lalu dia memeluk Liam yang ketakutan ke sisinya dan berkata: "Liam , kalau kamu mau makan, makan saja, kamu tidak perlu mendengarkannya."
Emosi Clarissa Yuan akhirnya meledak, dia menatap Gwendolyn Tsu dan berkata dengan marah, "Jika dia adalah anakmu, apakah kamu akan berbuat seperti itu terhadapnya? Nona Tsu, menurutmu apakah pantas kamu menggunakan kesehatan anak untuk melawanku? Aku mohon kamu jangan kekanak-kanakan seperti itu? "
"Siapa yang melawanmu? Kamu sendiri yang mencari masalah denganku." Gwendolyn Tsu juga berteriak.
"Aku bilang Liam sedang diare, lewat beberapa hari baru berikan kepadanya. Apakah aku salah? Tentu saja jika dia meninggal tidak ada hubungannya denganku, tetapi aku tidak ingin anak ini meninggal ketika aku bertanggung jawab menjaganya, bisakan?" Clarissa Yuan sangat marah hingga air matanya keluar.
Tentu saja, kematian Liam berhubungan dengannya, karena Liam adalah darah dagingnya. Jangankan meninggal, meskipun hanya terjatuh dia akan merasa sangat sedih.
“Clarissa Yuan, jaga sikapmu!” Nyonya Tsu juga marah dan berkata dengan tidak senang, “Ingat statusmu, apakah Gwendolyn adalah orang yang bisa kamu marahi?”
"Aku ...," Clarissa Yuan merendahkan suaranya, lalu dia menundukkan kepalanya dan berkata: "Maaf, aku hanya ingin Liam cepat sembuh."
“Tidak usah berpura-pura peduli kepadanya," dengus Gwendolyn Tsu .
Melihat semua orang dewasa bertengkar karena dirinya, Liam berjalan ke hadapan Clarissa Yuan lalu dia menarik lengan bajunya dan berkata dengan suara yang pelan: "Bibi Clarissa, jangan marah lagi, aku tidak akan makan lagi."
“Anak baik, ayo kita naik ke atas untuk bermain.” Clarissa Yuan menghela nafas ringan sambil mengelus kepalanya, setelah itu dia menggandeng Liam dan Natasia ke arah pintu.
Saat pertengkaran terjadi, Julius Yi hanya melihat saja, dan dia tidak mengatakan apa-apa.
Dia tahu perasaan Clarissa Yuan terhadap Liam dan Natasia, tapi dia sedikit terkejut melihatnya tidak segan-segan berdebat dengan Gwendolyn Tsu karena Liam dan Natasia.
Novel Terkait
Someday Unexpected Love
AlexanderPria Misteriusku
LylyThe Revival of the King
ShintaLelaki Greget
Rudy GoldBlooming at that time
White RosePengantin Baruku
FebiKembali Dari Kematian
Yeon KyeongRahasia Istriku
MahardikaThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)