The True Identity of My Hubby - Bab 190 Senang Terlalu Awal
Clarissa Yuan berpikir sebentar dan berkata: “Sebenarnya yang Noah Tsu bilang benar, tapi tiga tahun lalu setelah Justin Yi terjadi kecelakaan, dia tidak meninggal, namun kabur dari rumah karena tidak bisa menghadapi kenyataan. Karena berbagai alasan Julius Yi terpaksa menyamar menjadi Justin Yi, tapi aku juga baru mengetahuinya beberapa lama, bahkan yang memberitahuku adalah si Gwendolyn Tsu itu.”
Evelin mendengar dia berkata begitu, setelah terkejut sebentar, tiba-tiba diam-diam tertawa.
“Apa yang kamu tertawakan?” Clarissa Yuan terbisu.
“Tiba-tiba aku terpikir, kamu kira dia adalah orang buta, mengira dia tidak bisa melihat kamu, pasti kamu banyak melakukan hal bodoh di depannya kan?”
“Hal memalukan sungguh tidak sedikit aku lakukan.” Berbicara tentang ini, Clarissa Yuan sampai sekarang masih merasa sangat malu.
Evelin tertawa beberapa lama baru berhenti sedikit: “Kamu masih mending, kalau aku pasti lebih memalukan lagi.”
“Tapi……Clarissa, kamu benar-benar seperti menang lotere, begitu pun bisa mendapatkan seorang pria tinggi, kaya, dan tampan.”
“Kamu juga kan?” Clarissa Yuan menatap dia, juga mulai tertawa: “Menurut kamu setelahnya apakah kita mungkin menjadi hubungan ipar?”
“Mana mungkin.” Evelin menatapnya dengan marah, pipinya menjadi merah karena malu.
****
Julius Yi dan Justin Yi pulang ke Kediaman Yi, langsung terlihat Nyonya Tua sedang duduk di sofa ruang tamu, terlihat jelas dia sedang menunggu mereka pulang.
“Nenek.” Justin Yi berjalan ke depannya dan memanggilnya dengan pelan.
Nyonya Tua mengangkat kepala dan mengamati kedua kakak beradik itu sebentar, baru berkata sambil tertawa sedih: “Sudah hampir empat tahun, kalian berdua baru pertama kali pulang ke rumah ini bersamaan.”
“Nenek, salah aku, aku bersalah pada Anda dan Kakak, aku membuat kalian khawatir.” kata Justin Yi dengan merasa bersalah.
“Yang penting sudah pulang, masa lalu biarkan saja berlalu.” kata Julius Yi.
“Benar kata Julius, yang penting sudah pulang.” Nyonya Tua mengusap air mata di wajahnya dan berkata dengan tersedak: “Tapi Juwono……apakah dia sungguh bukan anak kandung Keluarga Yi?”
“Benar.”
Nyonya Tua terdiam sebentar, mengangguk sambil menghela nafas dan berkata: “Kalau dipikir-pikir sebenarnya tidak aneh, kalau benar keturunan Keluarga Yi, mana mungkin dia bisa kerjasama dengan Noah Tsu untuk menjebak Perusahaan Besar Yi? Hanyalah sayang sekali aku sayang padanya bertahun-tahun, tak terduga yang aku sayangi adalah seorang pengkhianat. Aku ucapkan yang lebih kasar, pelihara seekor anjing pun lebih setia darinya!”
“Nenek, kamu jangan sedih lagi, kalau Juwono sungguh keturunan Keluarga Yi dan malah mengkhianati Perusahaan Besar Yi dari kita, kalau begitu kita baru harus merasa sakit hati kan?”
“Iya, benar katamu.” Nyonya Tua mengangguk, lalu menatap Justin Yi dan bertanya: “Benar juga, bagaimana kalian tahu Juwono bukan keturunan Keluarga Yi?”
Ini juga yang Julius Yi ingin tahu, karena dia sendiri pun tidak tahu.
Justin Yi tersenyum: “Nenek, sebenarnya ingin mengetahui ini tidak sulit, Juwono dan Ibu Tiri begitu patuh pada Noah Tsu, pasti ada bukti kejahatan jatuh ke tangan dia, aku hanya perlu menyelidiki bukti apa. Hanyalah aku tidak menduga adalah hal ini, saat aku mengetahuinya juga sangat terkejut.”
“Tak terduga Juwono yang Ayah paling sayangi adalah anak Ibu Tiri dengan orang lain, untung saja saat Ayah hidup tidak mengetahui rahasia ini, kalau tidak pasti akan muntah darah.” kata Julius Yi.
“Iya, untung saja Ayahmu tidak tahu.”
Nyonya Tua menarik tangan Justin Yi, rasa sedih berubah menjadi terharu: “Nenek kira sudah tidak bisa betemu kamu lagi seumur hidup ini, tak terduga kamu bisa kembali ke sisi kami di saat ini.”
“Maaf, Nenek…….”
Nyonya Tua: “Yang penting sudah pulang, Nenek sudah sangat senang, Nenek tahu beberapa tahun ini kamu pasti juga sangat sulit kan?”
“Baik-baik saja, Nona Ke menyelamatkan aku.” kata Justin Yi.
“Ooo, tunangan kamu itu ya?” Nyonya Tua berkata sambil tertawa: “Perempuan yang muncul bersamamu itu? Wajahnya sangat cantik.”
“Memang adalah dia, tapi dia bukan tunanganku.” Justin Yi berkata sambil tersenyum: “Tadi aku berkata begitu saat rapat, hanya untuk membuat semuanya yakin padaku.”
“Ooo…….” Nyonya Tua terlihat sedikit kecewa.
Justin Yi lanjut berkata: “Nona Ke adalah dokter operasi plastik, dia yang menyelamatkan aku, juga berhasil mengoperasi wajahku.”
“Kalau begitu kita harus berterima kasih padanya dengan baik.”
Julius Yi tertawa dan berkata: “Nenek belum tahu kan, dia juga sahabatnya Clarissa.”
“Kebetulan sekali?”
“Iya, Kota A sangat kecil.”
“Justin, walaupun Nona Ke bukan tunanganmu, kamu juga boleh bawa dia ke rumah untuk bertamu kan.” Nyonya Tua tiba-tiba tertarik pada Evelin.
Dan Justin Yi tentu saja menyetujuinya, lagipula juga bukan hal sulit.
****
Setelah Gwendolyn Tsu melempar barang-barang di kamarnya, dia tetap marah, lalu duduk di lantai dan menangis.
Nyonya Tsu awalnya mencegah dia, setelah melihat dia begitu marah, dia menyerah untuk mencegahnya, membiarkan dia melempar dan melepaskan amarah.
“Gwendolyn, kamu ini kenapa harus begini?” Nyonya Tsu memeluknya dengan sedih, membelai rambutnya dan menenangkannya: “Dua orang kakak beradik Keluarga Yi itu tidak setimpal untuk membuat kamu melukai diri!”
“Bagaimana bisa Julius Yi mempermainkanku seperti ini?” Gwendolyn Tsu menangis dan berkata: “Justin Yi yang sebelumnya jelas-jelas adalah Julius Yi, kenapa dia membohongiku seperti ini?”
Dia mengambil bantal di atas lantai dan dibanting terus dengan marah: “Aku tidak puas! Aku tidak puas! Jelas-jelas Julius Yi yang membohongi aku duluan!”
“Tidak puas memangnya bisa apa? Julius Yi sudah menikah, Justin Yi sudah memiliki tunangan, sudahilah, jangan habiskan tenaga untuk beradu dengan mereka lagi.”
“Ingin aku membiarkan mereka? Tidak mungkin!”
“Sudah cukup belum?” Noah Tsu berdiri di depan pintu dan bertanya, lalu masuk ke dalam. Melihat kamar yang dibuat berantakan olehnya, dia menghela nafas.
“Ayah……kamu harus membalaskan dendam untukku.”
“Bagaimana membalasnya?” Nyonya Tsu berkata: “Kakak beradik Keluarga Yi sudah berbuat seperti ini, kamu masih ingin menikah dengannya? Ini kan namanya menghina diri sendiri?”
“Gwendolyn.” Nyonya Tsu memegang telapak tangannya dan menasihatinya: “Kita cari pria yang latar belakang keluarganya baik dan sayang kamu untuk menikah baik tidak? Jangan menghabiskan masa mudamu di orang yang tidak mencintaimu lagi.”
“Tidak bisa, aku pasti tidak akan melepaskan mereka.” Gwendolyn Tsu berkata dengan penuh dendam: “Tidak peduli memakai cara apapun, aku tetap ingin memisahkan Julius Yi dan Clarissa Yuan, aku ingin mereka tidak bisa bersama seumur hidup ini!”
Nyonya Tsu tidak tahu harus berbuat apa, dia hanya bisa berkata pada Noah Tsu: “Tuan Besar, kamu cepat nasihati Gwendolyn, jangan biarkan dia keras kepala lagi, pada akhirnya yang terluka juga diri sendiri.”
Noah Tsu memandang Gwendolyn Tsu yang sudah mau gila, dia sangat sedih dan berkata: “Gwendolyn, kamu begitu suka dua orang pria Keluarga Yi itu?”
“Iya, seumur hidup ini aku tidak akan menikah dengan siapapun selain Julius Yi.” jawab Gwendolyn Tsu dengan serius.
Dia sudah tidak bisa membedakan dia mencintai atau membenci Julius Yi, tetapi keinginan dia untuk menikah dengan Julius Yi tidak pernah berubah.
“Baik kalau begitu, Ayah akan terus membantu kamu menggapai cita-citamu.”
“Ayah…….”Gwendolyn Tsu mengangkat kepalanya dan menatap Ayah yang paling sayang pada dirinya sambil menangis.
Noah Tsu membangunkannya dari lantai, menepuk tangannya dan berkata: “Kamu tenang saja, walaupun Perusahaan Besar Yi lolos kali ini, tapi Julius Yi tidak akan lolos dari tanganku.”
“Benaran?” Gwendolyn Tsu terlihat khawatir.
Kesempatan yang begitu baik sudah terlewatkan, apakah ada kesempatan yang lebih baik dari ini? Dia sungguh ada sedikit curiga.
Noah Tsu: “Tentu saja, Ayah sangat cepat akan membuktikan padamu, hari ini Julius Yi senang terlalu awal.”
“Terima kasih Ayah.” Gwendolyn Tsu melihat Ayahnya yang sangat percaya diri, akhirnya bisa tenang sedikit.
****
Gwendolyn Tsu mengamati Yuliana Liu yang tiba-tiba muncul di hadapannya, beberapa lama kemudian baru tersenyum menyindir dan berkata: “Masa nifas kamu belum selesai sudah ke mana-mana, tidak takut terkena penyakit?”
Yuliana Liu malas basa-basi dengan dia, menatap dia dengan sinis dan langsung berkata: “Setengah jumlah uang yang kamu janjikan di mana?”
Sekarang sudah tidak bisa pulang ke Keluarga Yi, warisan juga sudah tidak ada kelanjutan, satu-satunya yang bisa diharapkan sekarang adalah uang yang dijanjikan Gwendolyn Tsu.
Maka dia tidak peduli lukanya masih sakit, tidak peduli dirinya sedang menjalani masa nifas, sengaja mencari Gwendolyn Tsu ke sini dari rumah Ibu untuk meminta uang.
Gwendolyn Tsu malah berkata dengan tidak bersalah: “Memangnya aku pernah janji akan memberikan uang pada kalian?”
“Kamu bilang kamu akan mempertimbangkan.”
“Aku hanya bilang aku akan mempertimbangkannya, tidak janji padamu.”
Yuliana Liu marah dan melototi dia: “Gwendolyn Tsu, kamu tidak takut…….”
“Aku tidak takut!” Gwendolyn Tsu memotongnya dan berkata dengan tidak peduli: “Hanya memberitahu Julius Yi aku menabrak Clarissa Yuan kan? Hanya ingin membuat seluruh orang Kota A mengetahui kejahatanku kan? Maaf, aku tidak peduli, kamu sebarkan saja.”
Julius Yi sudah sangat membencinya, dia tidak peduli Julius Yi lebih dendam dan benci lagi.
“Orang seperti kamu ingin mengancam aku? Juga tidak lihat dulu kamu ini apa!”
“Gwendolyn Tsu sebaiknya kamu jangan menyesal.” kata Yuliana Liu tanpa ekspresi.
“Menyesal? Apa yang harus aku sesalkan? Malahan kamu, waktu itu melakukan segala hal untuk menikah ke Keluarga Yi, akhirnya malah menjadi seperti ini, sekarang sangat menyesal kan? Mampus! Ini memang adalah akhir yang seharusnya diterima oleh manusia rendahan yang ingin menjadi orang kaya.”
“Kamu Nona Muda yang mulia ini memangnya lebih mending seberapa dari aku?” Yuliana mengejek: “Sepertinya tidak lebih mending seberapa dari aku? Aku sih diceritakan kondisi di dalam ruang rapat Perusahaan Besar Yi, katanya saat itu kalian dikalahkan telak oleh kakak beradik Perusahaan Besar Yi ya? Begitu memalukan, kalau aku mending langsung lompat dari jendela.”
“Kalau begitu kamu kenapa tidak lompat? Apa maknanya kehidupan yang susu untuk anakmu pun tidak mampu beli? Sekarang kamu lompat sana.”
Melihat Yuliana Liu yang marah, Gwendolyn Tsu berkata lagi: “Oh iya, tolong kamu beritahu Juwono Yi, jangan kira membawa uang dan kabur ke luar negeri sudah aman, Perusahaan Besar Tsu tidak akan melepaskan dia.”
Yuliana Liu sudah tidak ada komunikasi dengan Juwono Yi, tentu saja dia tidak akan membantu untuk beritahu.
Dia yang sangat kesal, akhirnya juga hanya bisa melihat Gwendolyn Tsu pergi dari hadapannya dengan bangga.
Novel Terkait
Cinta Yang Paling Mahal
Andara EarlyHusband Deeply Love
NaomiLove Is A War Zone
Qing QingMr. Ceo's Woman
Rebecca WangMarriage Journey
Hyon SongMy Only One
Alice SongBeautiful Love
Stefen LeeThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)