The True Identity of My Hubby - Bab 26 Sakit Lambung(1)

"Dia dan kamu sama-sama tidak menyukai rasa bawang."

"Jangan samakan atau bandingkan aku dengan dia." Justin Yi sangat jelas merendahkan, dan suaranya juga tegas, "Dan juga, aku harap kamu tidak membawa perasaan pribadi dalam hal pekerjaan dan mempengaruhi kualitas kerja."

"Aku tahu." Clarissa Yuan menundukkan kepala, lalu memakan mie-nya.

Sorenya adalah seminar mengenai kontrak perjanjian sales, dan rapat termasuk lumayan lancar.

Setelah rapat selesai, selanjutnya adalah acara bebas. Clarissa Yuan dan Kepala Wang serta yang lain makan malam bersama. Selesai makan, semua orang berkumpul untuk bermain kartu. Clarissa Yuan masih cukup beruntung dengan memenangkan sedikit.

Malam hari, kepala Wang mengantar Clarissa Yuan kembali ke hotel.

Kepala Wang meski muda tapi sudah hebat, tampangnya juga enak dilihat, ditambah dengan sifat yang terbuka dan mudah diajak berteman, jadi selalu ada banyak wanita yang menyukainya.

Karyawan Perusahaan Besar Yi tinggal di hotel jenis villa. Kepala Wang menilai villa yang ada di depan mata ini, lalu bertanya pada Clarissa Yuan, "Kamu tinggal sama siapa?"

"Aku dengar-dengar sih beberapa rekan kerjasama, juga Direktur Yi."

"Oh, aku tinggal di villa ketiga yang ada di belakang. Kalau memerlukan bantuan, boleh telepon kepadaku." Kepala Wang menunjuk satu villa yang berada tidak jauh dari mereka.

"Baiklah, terima kasih." Clarissa Yuan pamit dengan Kepala Wang, lalu berjalan masuk ke dalam villa untuk melihat-lihat.

"Pengacara Yuan." Clarissa Yuan tiba-tiba mendengar ada yang memanggil dirinya, jadi dia menoleh ke belakang. Ternyata adalah asisten Justin Yi yang sedang berjalan ke arahnya.

"Asisten Lin, ada apa?" sambil menilai, dia bertanya.

Asisten Lin berhenti di hadapannya, lalu mengulurkan sebotol obat padanya, "Bolehkah aku meminta bantuanmu untuk mengantarkan obat lambung ini kepada Direktur Yi."

"Ada apa dengan Direktur Yi? Lambungnya sakit?"

"Iya. Sejak makan malam, perutnya sakit. Sekarang dia sudah tidur, kamu taruh saja obat ini secara diam-diam di meja sebelah kasurnya."

"Baik." Clarissa Yuan mengambil botol obat dari tangan Asisten Lin.

"Terima kasih ya, Pengacara Lin."

"Sama-sama, ini hanya masalah kecil saja." Clarissa Yuan berbalik lalu berjalan masuk ke dalam.

Kamar Justin Yi berada di sebelah kamarnya. Clarissa Yuan berjalan hingga depan kamar pria itu, lalu menempelkan telinga di pintu. Setelah beberapa saat tidak terdengar suara apapun, dia baru masuk dengan hati-hati.

Justin Yi memang benar terlah tertidur. Pria itu memakai baju tidur berwarna putih, sedikit basah, dapat terlihat bahwa setelah pria itu mandi, pria itu bahkan belum mengeringkan tubuh dan sudah terlelap. Tubuh pria itu tertekuk, wajah pucat, dan pada dahi terdapat butiran-butiran keringat.

Clarissa Yuan mengulurkan tangan lalu mengelap keringat-keringat itu. Ternyata dingin.

Kelihatannya pria ini benar-benar sangat kesakitan. Kesakitan hingga keringat dinginnya sudah keluar.

Sebenarnya Justin Yi tidak tidur, hanya kesakitan hingga dia tidak ada tenaga lagi untuk bergerak, juga tidak ingin bergerak. Suara langkah kaki Clarissa Yuan juga dia kira adalah Asisten Lin. Hingga tangan Clarissa Yuan diletakkan di dahinya, dia baru merasa aneh.

Justin Yi membuka mata, dan kebetulan bertatapan mata dengan Clarissa Yuan.

Keduanya tersentak.

Wajah Clarissa Yuan tampak seperti ketahuan melakukan sesuatu yang jahat. Dalam keadaan genting seperti ini, dia menggoyang botol obat di tangannya, "Asisten Lin menyuruhku membantunya memberikan obat ini kepadamu."

"Terima kasih. Taruh saja di atas meja." Justin Yi bersusah payah ingin duduk, tapi dalam upaya untuk bangun itu, dia kembali terjatuh.

Clarissa Yuan secara refleks menahan pria itu dan berkata, "Direktur Yi, kenapa tidak mencoba pergi ke rumah sakit?"

"Sudah penyakit lama, cukup minum obat saja." Justin Yi di bawah papahan Clarissa Yuan, merapat ke kepala ranjang. Clarissa Yuan segera membantu Justin Yi menuangkan segelas air, juga dari dalam botol obat mengambil beberapa butir obat kepada pria itu.

Setelah Justin Yi makan obat, dia mengembalikan gelas kepada Clarissa Yuan. Setelah mengucapkan terima kasih, dia mulai memenjamkan mata dan beristirahat.

Novel Terkait

Sang Pendosa

Sang Pendosa

Doni
Adventure
4 tahun yang lalu
Mi Amor

Mi Amor

Takashi
CEO
4 tahun yang lalu
My Beautiful Teacher

My Beautiful Teacher

Haikal Chandra
Adventure
3 tahun yang lalu
Satan's CEO  Gentle Mask

Satan's CEO Gentle Mask

Rise
CEO
4 tahun yang lalu
Pejuang Hati

Pejuang Hati

Marry Su
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Angin Selatan Mewujudkan Impianku

Jiang Muyan
Percintaan
4 tahun yang lalu
More Than Words

More Than Words

Hanny
Misteri
4 tahun yang lalu
Cinta Dan Rahasia

Cinta Dan Rahasia

Jesslyn
Kesayangan
5 tahun yang lalu