The True Identity of My Hubby - Bab 53 Jangan Keras Kepala

Dia tidak mendapatkan jawaban apapun, kemudian dia berkata kembali : “Tuan Muda, kamu sudah bukan anak kecil lagi, jangan keras kepala seperti ini, apakah kamu tahu jika seperti ini terus kamu akan kelaparan, dan semua orang akan tidak tenang. Jika semua ini karena kamu membenci aku, sehingga tidak ingin makan, maka aku akan pindah keluar, selama kamu mau makan.

Tiba-tiba pintu pun terbuka, Julius Yi muncul didepannya.

Clarissa Yuan terdiam seketika, dia berpikir Tuan Muda tidak akan membuka pintu.

“Bukan kah kemarin malam kamu sudah pindah keluar ? Untuk apa kembali lagi ?” dengan wajah yang acuh tak acuh, tampaknya sedang menanyakan kemarin malam.

“Aku.......” Clarissa Yuan pun terdiam.

Setelah terdiam dalam tiga detik, dia pun menjelaskan : “Kemarin malam aku bermain dirumah Evelin sampai larut malam, dan memutuskan untuk tinggal dahulu disana.”

Apakah Tuan Muda marah karena dia tidak pulang? Jika benar, dia sebaiknya tidak seperti itu, tidak pergi mencari Evelin untuk minum bir bersama mereka.

“Maaf, aku berjanji, tidak akan pulang larut malam kembali.” Jika seperti ini dapat menghilangkan kemarahannya, dia tidak perlu berkata apa-apa lagi.

“Aku tidak peduli.” Julius Yi melepaskan gagang pintu, dan masuk kedalam kamar.

Clarissa Yuan pun dengan terburu-buru mengikutinya, meletakkan sarapan didepannya, satu tangannya mengambil roti lapis dan meletakkannya di tangannya, kemudian berkata : “Kamu kenapa tidak makan dan minum? Kak Sarah sangat khawatir.”

Julius Yi pun mengangkat tangannya dan memakan roti lapis ditangannya, Clarissa mengambil segelas susu dan meletakkannya ditangan Tuan Muda yang lain.

Melihat dia mau makan, Clarissa Yuan akhirnya lega .

“Sebenarnya kamu tidak perlu setiap hari bersembunyi didalam kamar, aku bisa merawat mu seperti sekarang setiap hari.” Tanpa sadar, dia mengucapkan kata-kata tersebut.

Lagi pula sudah menikah dengan dia, menjadi istrinya, bukankah wajar untuk selalu merawatnya?

Tetapi Julius Yi tidak pernah memberikan kesempatan tersebut, tetapi dia sepertinya sengaja menghidari dirinya setiap hari, Clarissa Yuan tahu bahwa dia sensitif, tidak ingin kekurangannya terlihat, tetapi Clarissa Yuan tidak peduli dan tidak memandang kekurangan dirinya.

Tiba-tiba Julius Yi memalingkan wajahnya, dengan dingin menghadapnya : “Menurut aku, keluar atau tidak keluar itu seperti kegelapan, tidak ada bedanya.”

Clarissa Yuan pun terdiam kembali.

Apa yang dia katakan itu tidak salah, bagi dia, kemana pun dia pergi, dunia dia hanya ada kegelapan.

Dia bisa merasakannya betapa sedihnya perasaan tersebut, karena itu tidak peduli seberapa sensitif dan pemarahnya, dia akan menoleransi itu.

“Baiklah, kamu bisa keluar.” Julius Yi meletakkan sisa roti lapis dan susu kembali ke nampan, dan kembali keruang tamu.

Meskipun Clarissa berharap dia bisa makan lebih banyak lagi, tetapi dia tidak ingin memaksanya, dia pun mengangkat nampan dan meninggalkan ruangan tersebut.

Kak Sarah merasa sedikit tenang ketika melihat setengah dari sarapannya yang tersisa, berkata : “Wanita muda, kamu memang punya tipuan.”

Clarissa Yuan pun tersenyum, berkata : “Kak Sarah aku ingin pergi kerumah sakit sebentar.”

“Baik lah, kamu pergi saja.” Sikap Kak Sarah pun sedikit lebih baik kepadanya : “ramalan cuaca mengatakan akan ada topan sore hari nanti, ingat untuk pulang lebih awal.”

“Baik, terima kasih Kak Sarah.”

Meskipun ibunya tidak ingin bertemu dengannya, tetapi dia juga tidak bisa membiarkan ibunya sendiri dirumah sakit.

Clarissa pun memakirkan kendaraaannya, dan menguncinya, saat bersiap untuk naik keatas, tiba-tiba ada beberapa pria mendekatinya.