The True Identity of My Hubby - Bab 27 Sakit Lambung (2)

Hingga lama tidak terdengar langkah kaki Clarissa Yuan, Justin Yi kembali membuka matanya, "Kenapa kamu masih berada di sini?"

"Direktur Yi, kamu seperti ini ... aku tidak tenang." Clarissa Yuan menjawab dengan jujur.

Charlie Shen juga selalu kambuh sakit lambungnya. Setiap sakit pria itu kambuh, pasti sakit hingga ingin lompat dinding. Dan setiap dia melihatnya, pasti akan merasa sangat kasihan.

"Kalau tidak tenang memangnya bisa bagaimana? Pindah dan tinggal bersamaku?" Justin Yi tertawa merendah sambil melihat menantang ke arah Clarissa Yuan.

Clarissa Yuan memutar bola matanya. Di saat seperti ini, masih bisa saja berbasa-basi.

"Direktur Yi, kamu berbaring saja istirahatnya."

Clarissa Yuan membantunya berbaring, lalu berjalan keluar kamar dan pergi ke meja bantu untuk meminjam botol panas. Clarissa Yuan menaruh air hangat ke dalamnya lalu kembali ke kamar Justin Yi. Justin Yi awalnya kira Clarissa Yuan sudah kembali ke kamar, jadi saat melihat wanita itu kembali lagi, dia sedikit terkejut.

Clarissa Yuan mengulurkan botol itu kepada Justin Yi dan berkata, "Taruh ini di atas perut. Setelah perut agak hangat, maka tidak akan terlalu sakit lagi."

Tatapan Justin Yi terjatuh di atas botol itu, tapi dia tidak mengambilnya. Sangat jelas di mata pria itu terdapat keraguan.

Clarrisa Yuan melihat Justin Yi tidak bergerak, langsung saja menyibak selimut pria itu, lalu menaruh botol di atas perut pria itu. Selanjutnya dia mengulurkan tangan ke arah pria itu, "Sini tangannya."

"Apa yang kamu lakukan?" Justin Yi tidak mengerti.

"Karena kamu tidak mau pergi ke rumah sakit, jadi hanya bisa aku yang membantumu." Clarissa Yuan mengangkat pergelangan tangan pria itu.

Tangan pria itu sama dengan Charlie Shen. Panjang putih, tulang-tulang terlihat jelas, sangat indah seperti keramik.

Clarissa Yuan menggelengkan kepala. Kenapa teringat Charlie Shen lagi. Hari ini sudah yang kedua kalinya. Agar dirinya tidak berpikir sembarangan, dia segera mencari titik akupuntur di tangan, lalu memijatnya dengan pelan.

Dia menekannya dengan pelan, menggunakan kedua tangan secara bergantian.

Justin Yi melihat wajah Clarissa Yuan yang ternunduk. Dengan wajah serius, Justin Yu tiba-tiba bertanya, "Kamu sepetinya berpengalaman dalam mengatasi sakit lambung?"

Tidak tahu botol panas yang berkhasiat, atau pijatan di tangan yang berkerja, perutnya akhirnya dapat terbebas dari rasa sakit.

"Dulu ada seorang teman yang sering sakit lambung, jadi aku belajar sedikit pengalaman." Clarissa Yuan menjawab.

Mengenai teman dulu ini, Justin Yi dari mata Clarissa Yuan yang sedih, dapat menebak bahwa orang itu, pasti mantan pacar Clarissa Yuan yang tidak makan daun bawang seperti dirinya.

Clarissa Yuan memijat lagi selama beberapa saat, lalu menaruh tangan Justin Yu kembali ke tempat semula, kemudian berkata, "Kedepannya saat sakit, kamu boleh melakukan cara seperti aku tadi. Juga boleh memijat sendiri area perut. Kalau tidak bisa hilang juga, lebih baik ke rumah sakit saja. Lalu, kalau ada masalah apa-apa, telepon aku." Clarissa Yuan menggeser sebuah ponsel ke dekat ranjang pria itu.

"Nona Yuan, apa biasanya kamu seperhatian ini kepada semua pria?" Justin Yi menaikkan alis.

Clarissa Yuan tidak mengerti maksud pertanyaan pria itu, juga tidak tahu harus bagaimana menjawabnya. Setelah lewat beberapa saat, dia baru menjawab, "Kalau ada yang butuh bantuan, aku akan membantu semampuku."

"Kamu benar-benar baik hati, pantas saja tuan muda pertama bisa menyukaimu."

Tuan muda pertama menyukai dirinya? Clarissa Yuan tertawa dingin, kenapa dia sama sekali tidak merasakannya?

Kalau tuan muda pertama benar-benar menyukainya, kenapa membiarkannya di samping dan tidak peduli padanya?

Clarissa Yuan sungguh tidak tenang terhadap Justin Yi. Saat dia meninggalkan kamar pria itu, dia diam-diam membawa pergi kartu kamar pria itu.

Saat jam 2 malam lebih, dia diam-diam masuk ke kamar Justin Yi menggunakan kartu itu. Cahaya dalam kamar agak redup. Dalam kegelapan, dia samar-samar dapat melihat kalau Justin Yi sudah tertidur.

Demi dapat melihat lebih jelas lagi, dia membuka satu lampu kecil yang ada di ujung ranjang.

Wajah Justin Yi tetap pucat seputih kertas. Clarissa Yuan menempelkan tangan ke dahi pria itu, untung saja tidak lagi dingin.

Novel Terkait

Innocent Kid

Innocent Kid

Fella
Anak Lucu
4 tahun yang lalu
Balas Dendam Malah Cinta

Balas Dendam Malah Cinta

Sweeties
Motivasi
4 tahun yang lalu
Wanita Yang Terbaik

Wanita Yang Terbaik

Tudi Sakti
Perkotaan
4 tahun yang lalu
Hanya Kamu Hidupku

Hanya Kamu Hidupku

Renata
Pernikahan
3 tahun yang lalu
My Cold Wedding

My Cold Wedding

Mevita
Menikah
4 tahun yang lalu
Menantu Bodoh yang Hebat

Menantu Bodoh yang Hebat

Brandon Li
Karir
3 tahun yang lalu
Love And Pain, Me And Her

Love And Pain, Me And Her

Judika Denada
Karir
3 tahun yang lalu
The Revival of the King

The Revival of the King

Shinta
Peperangan
3 tahun yang lalu