The True Identity of My Hubby - Bab 249 Natasia Hilang (2)
Clarissa Yuan melihat Frans Tsu, dia langsung menghampirinya dan menatapnya sambil menangis: “Bagaimana? Sudah telepon Gwendolyn belum?”
Frans Tsu mengangguk: “Aku sudah telepon, dia bilang dia tidak menculik Natasia.”
“Kalau bukan dia siapa lagi?” Clarissa Yuan berkata dengan pasti: “Natasia tidak mungkin pergi sendiri, dia sendiri juga tidak mungkin lari begitu cepat, pasti ada yang menculik dia…….”
“Sudah sudah, jangan takuti diri dulu, kita cari lagi baik-baik.” Frans Tsu menarik badannya, menepuk punggungnya dan berkata.
Tadi saat dia menelepon Gwendolyn Tsu, walaupun Gwendolyn Tsu mengatakan Natasia memang diculik dia dan sudah membunuhnya. Tapi dia mengaku begitu cepat, dia malah menjadi tidak percaya.
Dalam jangka waktu yang begitu pendek, Gwendolyn Tsu tidak mungkin mengapakan Natasia, bahkan jika memang dia yang melakukannya, dia juga tidak akan mengaku walaupun mati seperti sebelumnya.
Sekarang dia juga tidak pasti Natasia sebenarnya ada di mana, hanya bisa keluar dan mencari bersama.
“Aku sudah mencari di sekitar juga tidak menemukan Natasia.” kata Clarissa Yuan, dia yakin Natasia pasti diculik orang, dia sangat yakin!
“Aku cari beberapa orang untuk membantu.” Frans Tsu berpesan padanya: “Clarissa, kamu di sini dulu jangan ke mana-mana, takutnya Natasia kembali tidak menemukan orang.”
Clarissa Yuan langsung mengangguk dan mengusap air matanya.
****
Saat Clarissa mencari orang sampai sudah mau gila, Natasia sudah selesai bermain di taman bermain, bahkan sudah kembali ke depan gerbang Kediaman Yi.
Melihat rumah yang asing di depan mata, Natasia memutar kepala dan bertanya pada Julius Yi di sampingnya: “Paman Yi, kamu bawa aku ke sini untuk apa?”
“Di sini adalah rumah Paman Yi dan Bibi Clarissa yang dulu.” Julius Yi mengelus kepalanya dengan lembut.
“Apakah Bibi Clarissa akan menjemputku di sini?”
“Akan.” Julius Yi mengangguk: “Ayo, kita keluar dari mobil.”
Julius Yi keluar dari mobil, sekalian menggendong Natasia keluar.
Saat Julius Yi membawa Natasia masuk ke dalam rumah, Nyonya Tua dan Gwendolyn Tsu sedang makan malam, melihat Natasia, Gwendolyn Tsu terlihat terkejut, lalu dia mengamati Natasia.
Bukannya katanya Natasia diculik orang? Ternyata dibawa oleh Julius Yi? Jangan-jangan dia sudah mengetahui identitas asli Natasia? Dia diam-diam melihat Nyonya Tua, hatinya muncul firasat buruk.
Nyonya Tua yang melihat Julius Yi membawa pulang seorang anak kecil juga terlihat bingung, mengamati mereka berdua dan bertanya: “Julius, ini anak siapa, kenapa kamu membawa dia pulang?”
Natasia melihat Gwendolyn Tsu malah bertanya dengan bingung: “Tante kenapa ada di sini?”
“Eemmm…….” Gwendolyn Tsu langsung meletakkan mangkuk dan sumpit, balik badan dan berkata dengan senyum terpaksa: “Ini adalah rumah Tante, tentu saja Tante ada di sini.”
Setelah Gwendolyn Tsu selesai bicara, dia mengarah pada Nyonya Tua dan berkata dengan tersenyum: “Nenek, kamu masih tidak tahu kan? Dia adalah anak Kakakku, biasanya ada di luar negeri.”
“Ooo, ternyata anak Kakak kamu.” Nyonya Tua melambaikan tangan pada Natasia: “Cantik sekali, sini Nenek lihat.”
Natasia melihat Julius Yi, lalu melihat Nyonya Tua, terlihat jelas dia sedikit takut pada Nyonya Tua.
Julius Yi tersenyum padanya: “Pergilah, biar Nenek lihat.”
Natasia mengiyakan, akhirnya berjalan ke arah Nyonya Tua dengan langkah kecil.
Nyonya Tua juga suka dengan Natasia pada pandangan pertama, dia sangat menyukainya, sambil bermain dengannya, sambil memutar kepala dan berkata pada Julius Yi: “Kamu kenapa bawa dia pulang, orang tuanya tahu tidak?”
“Paman bilang dia sudah menelepon Bibi Clarissa.” jawab Natasia.
Dia tidak melupakan pesan dari Clarissa, di depan Gwendolyn Tsu harus memanggil dia Paman.
Julius Yi yang dari tadi diam akhirnya berkata pada Kak Vero di samping: “Kak Vero, kamu bawa Natasia ke atas dan makan sedikit, aku ada urusan ingin berbicara dengan Nenek dan Nyonya Muda.”
Kak Vero mengangguk dan menggandeng Natasia pergi.
Melihat Julius Yi yang serius, firasat buruk di dalam hati Gwendolyn Tsu semakin kuat.
Kelihatannya Julius Yi sudah mengetahui identitas asli Natasia, makanya membawa Natasia ke Kediaman Yi. Jika Julius Yi memberitahu identitas asli Natasia pada Nyonya Tua, kalau begitu Liam dan Natasia sangat cepat akan pulang ke Keluarga Yi.
Julius Yi yang awalnya ingin bercerai, setelah mengetahui Liam dan Natasia adalah anaknya dan Clarissa Yuan, pasti akan lebih bersikeras ingin bercerai, dan Nyonya Tua pasti tidak akan melarang dia dengan teguh seperti biasanya.
Setelah Kak Vero pergi, Nyonya Tua bertanya: “Julius, kamu ada urusan apa ingin membicarakan dengan kami?”
Gwendolyn Tsu langsung menatap Julius Yi dan berkata: “Julius, kalau ingin membicarakan masalah Natasia, aku harap kamu bisa mencari waktu yang tepat, lagipula Liam belum siuman sampai sekarang.”
“Kalau begitu kamu merasa kapan waktu yang tepat, tunggu Clarissa dibuat mati oleh kamu, tunggu Liam dan Natasia dibunuh oleh kamu?” Julius Yi melangkah ke depan, menunduk dan menatap dia: “Dulu karena aku tidak tahu, jadi kamu bisa ada kesempatan untuk melukai Liam, karena sekarang aku sudah tahu, kamu jangan berharap bisa mencelakai mereka lagi.”
Ekspresi Gwendolyn Tsu menjadi dingin: “Jadi kamu sekarang ingin apa? Membawa Liam dan Natasia pulang ke rumah, suruh aku merawat meraka menggantikan wanita rendahan itu?”
“Kamu yang rawat? Apakah wanita seperti kamu berhak merawat anak Clarissa? Kamu terlalu berharap.”
Gwendolyn Tsu kesal dan melototi dia: “Aku tidak berhak? Aku juga tidak ingin melihat dua……anak itu!”
Nyonya Tua yang dibuat bingung oleh keributan mereka berdua mengamati mereka dengan tidak paham, akhirnya tidak tahan dan bertanya: “Apa yang kalian ributkan? Anaknya Clarissa?”
Julius Yi memperbaiki ekspresi dan berkata pada Nyonya Tua: “Nenek, kali ini aku pulang ingin memberitahu kamu kabar baik dan kabar buruk.”
“Kabar baik dan kabar buruk apa?” Nyonya Tua menjadi khawatir.
“Natasia dan Liam adalah sepasang saudara kembar, juga adalah anak kandung aku dan Clarissa.”
“Haaa?” Nyonya Tua tercengang.
Julius Yi lanjut berkata: “Sebenarnya tahun itu saat aku meninggalkan rumah, aku sudah mengenal Clarissa dan saling jatuh cinta, lalu Clarissa melahirkan Liam dan Natasia, tapi aku dibawa pulang secara paksa oleh Justin, terjadi kecelakaan dan amnesia, jadi aku melupakan Clarissa. Ini juga alasan kenapa aku hanya bertemu Clarissa sekali langsung ada keinginan untuk menikah dengannya.”
“Apakah ini……benaran? Anak kecil tadi itu adalah anak kamu dan Clarissa?” Nyonya Tua bertanya dengan tertegun: “Kenapa tidak pernah mendengar kalian mengatakannya?”
“Kedua anak tumbuh besar di keluarga orang lain, di dalamnya ada banyak kesalahpahaman, untuk rinciannya lain kali aku pelan-pelan beritahu Nenek.” Julius Yi menatap sinis Gwendolyn Tsu yang ekspresinya tidak senang dan berkata: “Aku beritahu Nenek hal ini karena berharap Natasia bisa tumbuh besar dengan sehat di bawah perlindungan keluarga sendiri, tetapi tidak dicelakai oleh orang berhati kejam.”
“Kalau setelahnya terjadi apa-apa pada Natasia, pasti ada hubungannya dengan kamu, Nona Besar Tsu.” Kata-kata ini diucapkan Julius Yi pada Gwendolyn Tsu.
Ekspresi Gwendolyn Tsu terlihat semakin marah, tadi Frans Tsu baru mengancamnya begitu, sekarang Julius Yi juga mengancamnya begitu!
“Jadi……yang satu lagi? Tadi kamu bilang kakak beradik……kalau begitu ada seorang Kakak lagi?” Nyonya Tua bertanya dengan gembira.
“Satu lagi adalah Kakak laki-laki, namanya Liam.” Julius Yi ragu sebentar dan berkata dengan tidak tega: “Ini adalah kabar buruk yang tadi aku bilang, semoga setelah Nenek mendengar jangan terlalu sedih…….”
“Kenapa?” Nyonya Tua merasa sangat gelisah, Julius Yi tidak bilang masih mending, sekali bilang malah membuat dia semakin panik dan khawatir.
Apakah terjadi sesuatu pada Liam? Kalau tidak kenapa tidak datang bersama Natasia?
Julius Yi menatap sinis Gwendolyn Tsu lagi dan berkata: “Satu minggu lalu, Liam didorong dari tangga dan luka parah, sampai sekarang masih belum siuman.”
“Haaa......!” Nyonya Tua sangat kaget, seketika merasa sakit hati.
Novel Terkait
Meet By Chance
Lena TanNikah Tanpa Cinta
Laura WangHidden Son-in-Law
Andy LeeLove In Sunset
ElinaMenantu Bodoh yang Hebat
Brandon LiCinta Seorang CEO Arogan
MedellineThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)