The True Identity of My Hubby - Bab 146 Bawa Dia Pergi
“Nenek…….” Clarissa Yuan tertawa: “Setengah tahun ini menikah ke Keluarga Yi, apakah kamu pernah melihat aku tersenyum dengan tulus? Apakah kamu merasa aku bahagia? Ibu Tiri yang menyulitkan aku, Yuliana yang salah paham dengan aku, selalu ada yang mengharapkan suamiku, juga ada yang mencelakai anak. Bagi aku, di dalam Keluarga Yi selain ada uang, sisanya sudah tidak ada, tidak ada kehangatan, tidak ada kasih sayang, lebih tidak ada kebahagiaan. Dan hanya ada satu hal yang menopang aku melewati kesedihan secara perlahan-lahan dan melawan musibah, yaitu cintaku terhadap Julius dan toleransi Julius terhadapku. Apabila satu-satunya hal yang membuatku bertahan pun harus dihancurkan oleh tanganku sendiri, aku pasti tidak akan bersedia lebih dari siapapun.”
“Jadi…….” Clarissa Yuan meneteskan air mata, menatap Nyonya Tua dan berkata: “Bawa dia pergi, seperti membawa dia keluar dari cintanya terhadap Gwendolyn Tsu pada saat itu.”
Saat itu…….
Mata Nyonya Tua juga memerah, saat itu bagaimana Julius Yi keluar dari bayangan Gwendolyn Tsu, beberapa tahun ini dia hampir tidak berani memikirkan kembali.
Meninggalkan rumah, terjadi kecelakaan, rusak rupa, hilang ingatan, mengalami kebutaan…… Hari-hari yang sangat menderita itu, sangat sulit baginya untuk dilewati!
Sekarang terpikir kembali, membuat dia sakit hati.
Juga karena kehidupannya melalui banyak penderitaan, sangat tidak mudah baru bisa ada kehidupan tenang yang sekarang, maka Nyonya Tua berharap dia bisa menikah dan melahirkan anak seperti pria yang normal, dan ada andalan saat tua nanti.
“Kalian tidak perlu membahas masalah ini lagi.” Tiba-tiba terdengar suara Julius Yi yang dingin dan berat dari lantai dua.
Dua orang wanita di lantai bawah mengangkat kepala dengan terkejut, melihat Julius Yi turun dari tangga putar secara perlahan-lahan, melihat dia berkata: “Siapapun tidak bisa membawa aku pergi.”
“Julius.” Nyonya Tua berdiri dari sofa dan menatap dia.
Clarissa Yuan sedikit membalik badan dan mengusap air mata yang ada di wajahnya.
Julius Yi tetap berjalan ke sisi Clarissa Yuan dan duduk, mengulurkan lengannya yang panjang dan merangkulnya, berkata pada Nyonya Tua: “Nenek, masalah Clarissa tidak bisa hamil, aku yang suruh dia jangan beritahu kamu.”
“Kamu sudah tahu?”
“Aku yang paling pertama mengetahuinya.” Julius Yi berkata: “Aku yang bilang ke dia aku tidak peduli ada anak atau tidak, juga aku yang menyarankan untuk mengadopsi seorang anak dari panti asuhan.”
“Julius…….” Nyonya Tua dengan cepat melihat Clarissa Yuan dan tidak bisa berkata.
Clarissa Yuan mengerti apa yang diragukannya, dia melepas rangkulan Julius Yi, berdiri dan berkata pada keduanya: “Aku naik ke atas ganti baju dulu, kalian bicarakan saja.”
Melihat bayangan Clarissa Yuan hilang di lantai dua, Nyonya Tua baru kembali menatap Julius Yi, menghela nafas dan berkata: “Jarang-jarang Clarissa pengertian dan bersedia mundur, kamu kenapa menolak? Kamu tidak perlu mengkhawatirkan Clarissa, kita Keluarga Yi akan menggantinya dengan baik, tidak akan berhutang padanya.”
“Kalau Nenek merasa dia pengertian, begitu melepaskan dia, aku harus mencari di mana lagi wanita seperti dia yang pengertian dan tidak menolak aku?” Julius Yi tersenyum.
“Perempuan di dunia ini begitu banyak, pasti akan ketemu.”
“Tetapi sekarang aku mencintainya.”
Nyonya Tua menggeleng kepala, berkata dengan tidak setuju: “Tadi aku juga sudah bilang, waktu itu kamu juga bilang kamu mencintai Gwendolyn, tidak bisa meninggalkan Gwendolyn, setelahnya kamu bukannya juga melupakannya? Cinta itu tidak ada apa-apanya, tidak semulia yang dibicarakan.”
“Nenek, aku dan Gwendolyn tumbuh bersama sejak kecil, dia cantik dan pandai, dirawat orang-orang, dia seperti sebuah batu giok tercantik di dunia, semua pria yang melihat dia sangat menyukainya dan berharap untuk memilikinya, termasuk aku dan Justin. Setelah mendapatkannya, aku menemukan kekurangan yang tidak diketahui orang-orang, walaupun sakit hati, tetapi bukan sepenuhnya tidak dapat melepaskan dia, apalagi mengalah pada adik sendiri. Jadi aku melepaskannya dan tidak merindukannya lagi.”
“Tetapi Clarissa berbeda, Clarissa tidak ada penampilan yang menawan, tetapi dia memiliki jiwa yang baik dan murni, yang paling penting dia tidak akan mengkhianatiku selamanya, meski menghadapi godaan dari Frans Tsu yang begitu unggul pun. Setelah mengenal dia, aku baru benar-benar mengerti pasangan yang cocok denganku, yaitu dia yang sederhana, bukan Gwendolyn Tsu yang menawan, jadi walaupun dia bisa hamil atau tidak, aku tidak peduli sama sekali.”
Nyonya Tua menghela nafas dengan tidak berdaya: “Julius, apa yang bisa kukatakan lagi.”
“Kalau begitu jangan berkata apa-apa lagi, Nenek, Keluarga Yi ada Justin dan Juwono untuk meneruskan keturunan sudah cukup, tidak membutuhkan kami.” Julius Yi tersenyum: “Aku mengucapkan kata yang sangat tidak sopan, di dalam kehidupanku boleh tidak memiliki anak, tetapi tidak boleh tidak ada Clarissa, aku mencintai dia.”
“Kalau kamu bilang begitu, aku bisa bilang apa lagi?” Nyonya Tua menghela nafas lagi dan berdiri: “Baiklah, aku pulang dulu.”
Julius Yi juga ikut berdiri: “Nenek tidak ingin makan malam dulu baru pergi?”
“Tidak.” Nyonya Tua menarik telapak tangannya dan berkata dengan khawatir: “Walaupun aku tidak mengurus kalian, Ayahmu juga tidak akan diam saja.”
“Apabila Ayah ingin melarang, aku akan meninggalkan rumah seperti enam tahun yang lalu.” Julius Yi tertawa dan berkata: “Kali ini aku akan membawa Clarissa bersama.”
“Tidak boleh mengatakan hal bodoh seperti ini.” Nyonya Tua menyalahkannya dan menepuk punggung tangannya.
*****
Clarissa Yuan mendengar suara pintu terbuka, saat membalik kepala dan melihat Julius Yi, dia bertanya sambil mengamatinya: “Kenapa cepat sekali sudah selesai ngobrol? Nenek di mana?”
“Nenek sudah pulang.” Julius Yi masuk, tersenyum dan bertanya: “Kamu sedang apa?”
“Aku sedang mengurus sedikit urusan pekerjaan.” Clarissa Yuan meletakkan dokumen yang ada di tangannya, meyambut dan memegang lengannya: “Besok adalah hari perkara Nyonya Ling buka sidang, sudah lama tidak melakukan pembelaan, aku ada sedikit khawatir.”
“Kamu bukannya biasanya percaya diri dalam pekerjaan?”
“Tapi kali ini berbeda.” Clarissa Yuan tertawa dengan malu: “Terlalu ingin menang, jadi tekananku besar.”
“Apa besok aku pergi menyimak?”
“Benaran? Kamu tertarik terhadap hal ini?”
“Tentu, aku ingin mendengar bagaimana istriku bertengkar dengan orang lain di luar.”
“Itu namanya melakukan pembelaan, bukan bertengkar.” Clarissa Yuan tertawa dan memukul dadanya.
Julius Yi juga ikut tertawa, dia menggenggam tangannya, berhenti tertawa dan berkata: “Di saat seperti ini kamu masih bisa memikirkan pekerjaan, benaran atau pura-pura?”
Senyuman di wajah Clarissa juga hilang perlahan-lahan, mentap dia dan berkata dengan serius: “Julius, hanya saat ditinggalkan pria yang dicintai, aku baru akan merasa itu adalah hal yang menyedihkan dan pantas ditangisi.”
“Apa maksudnya?”
“Maksudnya selama kamu mencintaiku, walaupun akhirnya bagaimana, aku tidak akan sedih.” Clarissa Yuan tertawa dan mengelus wajahnya, berkata: “Sebenarnya yang Nenek bilang benar, aku tidak boleh egois dan membebanimu, membuat kamu tidak bisa memiliki anak dan cucu seperti pria biasanya. Kalau kamu bersedia melepaskan pernikahan yang tidak utuh ini, aku akan bersedia kerjasama, aku tidak akan menyalahkan kamu, juga tidak akan terlalu sedih, aku akan hidup dengan baik, lalu mencari seorang pria biasa, menikah dengannya dan menjalani kehidupan dengan tenang.”
Novel Terkait
Asisten Wanita Ndeso
Audy MarshandaCinta Yang Berpaling
NajokurataMy Tough Bodyguard
Crystal SongMy Charming Lady Boss
AndikaCintaku Pada Presdir
NingsiThe True Identity of My Hubby×
- Bab 1 Déjà vu
- Bab 2 Bawa Dia
- Bab 3 Apa Bisa Tidak Dilaporkan Ke Polisi
- Bab 4 Menikahi Pria Buta
- Bab 5 Ini Maharnya
- Bab 6 Pindah ke daerah orang kaya
- Bab 7 Bertemu kepala keluarga
- Bab 8 Merk terkenal palsu
- Bab 9 Keluarga dia
- Bab 10 Menikah demi uang
- Bab 11 Pernikahan
- Bab 12 Mabuk
- Bab 13 Malam Pengantin Baru
- Bab 14 Membeli Mobil Untuknya
- Bab 15 Memanggilnya Nyonya Muda
- Bab 16 Penolong Dari Masalah
- Bab 17 Pertama Kali Bertemu
- Bab 18 Makan Bersama
- Bab 19 Mengacaukan Dunia
- Bab 20 Masa Lalunya
- Bab 21 Beli Satu Gratis Satu
- Bab 22 Bertemu Secara Kebetulan
- Bab 23 Tombol Milik Siapa?
- Bab 24 Ternyata Bukanlah Mimpi
- Bab 25 Sangat Mirip Dengan Seseorang
- Bab 26 Sakit Lambung(1)
- Bab 27 Sakit Lambung (2)
- Bab 28 Mabuk (1)
- Bab 29 Mabuk(2)
- Bab 30 Mabuk (3)
- Bab 31 Hanya Cantik Saja Tidak Berguna
- Bab 32 Dia Hanya Buta
- Bab 33 Tidak Pernah Masuk ke Kamarnya
- Bab 34 Suami Istri Tidak Perlu Terlalu Sungkan
- Bab 35 Cincin Pertunangan(1)
- Bab 36 Cincin Pertunangan (2)
- Bab 37 Membawa Teman Ke Rumah
- Bab 38 Tiba-tiba Menampakkan Diri
- Bab 39 Banyak Bicara Maka Banyak Salah
- Bab 40 Membantu Dia Melakukan Operasi Wajah Secara Gratis
- Bab 41 Terjadi Kecelakan Mobil (1)
- Bab 42 Terjadi Kecelakaan Mobil (2)
- Bab 43 Masa Lalu Yang Tidak Diketahui
- Bab 44 Menjadi Marah
- Bab 45 Dimana Anaknya
- Bab 46 Mimpi Buruk Lagi (1)
- Bab 147 Mimpi Buruk Lagi (2)
- Bab 48 Memilih Mundur
- Bab 49 Menemaninya Sampai Pertunjukan Selesai
- Bab 50 Apakah Sudah Mengakui Kesalahannya?
- Bab 51 Tidak Berani Bertemu Orang
- Bab 52 Menolak Makan
- Bab 53 Jangan Keras Kepala
- Bab 54 Pria Asing
- Bab 55 Ingin Pelukan
- Bab 56 Bersembunyi Sendiri
- Bab 57 Tertidur di Hotel
- Bab 58 Keamanannya
- Bab 59 Rumor
- Bab 60 Berterima Kasih Atas Bantuannya
- Bab 61 Dikejar orang yang ingin membunuhnya?
- Bab 62 Tiba-tiba berkunjung
- Bab 63 Meminta bantuannya
- Bab 64 Mendoakannya dengan berbesar hati
- Bab 65 Menolak berulang kali
- Bab 66 Pusing Mual
- Bab 67 Berlelucon
- Bab 68 Strategi Yuliana 1
- Bab 69 Strategi Yuliana 2
- Bab 70 Mulai Sekarang Saling Tidak Melanggar
- Bab 71 Rencana jahat berhasil
- Bab 72 Rencana jahat berhasil 2
- Bab 73 Keluarga Yi sudah memiliki cucu pertama
- Bab 74 Memaksa menikah
- Bab 75 Fitnah
- Bab 76 Tidak takut diolok-olok
- Bab 77 Dia atau bukan
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (1)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (2)
- Bab 78 Kekecewaan yang berasal dari pengharapan (3)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (1)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (2)
- Bab 79 Ada Kecurigaan (3)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (1)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (2)
- Bab 80 Akan Segera Menjadi Ayah (3)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (1)
- Bab 81 Tuan Muda Pertama Tidak Punya Masa Depan? (2)
- Bab 82 Bukan Sengaja Menguping (1)
- Bab 82 Bukan sengaja ingin mendengar (2)
- Bab 83 Sakit (1)
- Bab 83 Sakit (2)
- Bab 83 Sakit (3)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (1)
- Bab 84 Penghinaan Di Depan Publik (2)
- Bab 85: Menjadi Tidak Sopan (1)
- Bab 85 Menjadi Tidak Sopan (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (1)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (2)
- Bab 86 Kecurigaan Gwendolyn (3)
- Bab 87 Sudah Hamil (1)
- Bab 87 Sudah Hamil (2)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (1)
- Bab 88 Siapa Ayah dari anak ini (2)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (1)
- Bab 89 Anak ini tidak boleh dipertahankan (2)
- Bab 90 Janji Dulu (1)
- Bab 90 Janji Dulu (2)
- Bab 90 Janji Dulu (3)
- Bab 91 Bertengkar (1)
- Bab 91 Bertengkar (2)
- Bab 92: Membuktikan Satu Hal (1)
- Bab 92 Membuktikan Satu Hal (2)
- Bab 93 Sebuah Masalah (1)
- Bab 93 Sebuah Masalah (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (1)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (2)
- Bab 94 Tuan Muda Menghilang (3)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (4)
- Bab 95 Tuan Muda Menghilang (5)
- Bab 96 Mencari tahu (1)
- Bab 96 Mencari tahu (2)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (1)
- Bab 97 Mengajaknya menonton konser musik (2)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (1)
- Bab 98 Kebetulan bertemu (2)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (1)
- Bab 99 Tidak akan menyerah (2)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (1)
- Bab 100 Tuan Muda menggila (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol (1)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 1 (2)
- Bab 101 Menggila karena alkohol 2 (1)
- Bab 102 Menggila karena alkohol 2 (2)
- Bab 103 Menjadi istri orang (1)
- Bab 103 Menjadi istri orang (2)
- Bab 104 Emosinya (1)
- Bab 104 Emosinya (2)
- Bab 105 Terjebak Api (1)
- Bab 105 Terjebak Api (2)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (1)
- Bab 106 Lebih Mengejutkan Dibanding Melukai (2)
- Bab 107 Intrik Melawan Satu Sama Lain
- Bab 108 Di Depan Umum (1)
- Bab 108 Di Depan Umum (2)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (1)
- Bab 109 Tidak Akan Meninggalkanmu (2)
- Bab 110 Kesalahpahaman (1)
- Bab 110 Kesalahpahaman (2)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (1)
- Bab 111 Bukankah kamu hilang ingatan? (2)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (1)
- Bab 112 Sayang sekali kamu tidak bisa melihatnya (2)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (1)
- Bab 113 Kenapa tiba-tiba jadi tidak senang? (2)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (1)
- Bab 114 Saling Balas Dendam (2)
- Bab 115 Melindungi Dengan Tubuh
- Bab 116 Terluka Dan Pingsan
- Bab 117 Bertengkar (1)
- Bab 117 Bertengkar (2)
- Bab 118 Terkena Flu
- Bab 119 Hal di luar perkiraan
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (1)
- Bab 120 Tidak ingin terus seperti ini (2)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (1)
- Bab 121 Jangan Takut, Ada Aku (2)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (1)
- Bab 122 Cincin Pernikahan (2)
- Bab 123 Terlambat Pulang(1)
- Bab 123 Terlambat Pulang (2)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (1)
- Bab 124 Memintanya Bantuannya (2)
- Bab 125 Cincin Itu Hilang
- Bab 126 Pengakuan Dia
- Bab 127 Pertama Kalinya di Hina Pria (1)
- Bab 128 Pertama Kalinya di Hina Pria (2)
- Bab 128 Kecelakaan
- Bab 129 Kecelakaan (Bagian 2)
- Bab 130 Kecelakaan (3)
- Bab 131 Kita Berpisah Saja
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (1)
- Bab 132 Harus Menikah Dengan Dia (2)
- Bab 133 Saya Memberikanmu Dua Pilihan
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (1)
- Bab 134 Ada Yang Mencurigakan (2)
- Bab 135 Dia Merasa Bersalah
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (1)
- Bab 136 Ditolak Mentah-mentah (2)
- Bab 137 Regenerasi
- Bab 138 Hari Sulit, Aku Masih Bisa Melewatinya
- Bab 139 Pertengkaran Panas
- Bab 140 Penebusan Kesalahan
- Bab 141 Kesepian Sorang Diri
- Bab 142 Balas Dendam Kebencian
- Bab 143 Perempuan Dan Laki-Laki Sama Saja
- Bab 144 Mengadopsi Anak
- Bab 145 Meninggalkannya
- Bab 146 Bawa Dia Pergi
- Bab 147 Suami Istri Sehati
- Bab 148 Apa Kebenarannya
- Bab 149 Petir di Siang Bolong
- Bab 150 Pergi dari Rumah
- Bab 151 Terlihat Asing
- Bab 152 Balik Melawan
- Bab 153 Dengan Enggan
- Bab 154 Paman yang Asing (1)
- Bab 154 Paman yang Asing (2)
- Bab 155 Permintaan Maaf (1)
- Bab 155 Permintaan Maaf (2)
- Bab 156 Permintaan Maaf (Bagian 3)
- Bab 157 Memberanikan Diri Sekali
- Bab 158 Perjanjian ( 1)
- Bab 158 Perjanjian ( 2)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam ( 1)
- Bab 159 Menyembunyikan Sangat Dalam (2)
- Bab 160 Rencana Gagal
- Bab 161 Berkhianat
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (1)
- Bab 162 Tentang Surat Wasiat (2)
- Bab 163 Kenapa Selalu Dia yang Berkorban
- Bab 164 Selalu Menemanimu (1)
- Bab 164 Selalu Menemanimu (2)
- Bab 165 Hidup dalam Ketakutan
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (1)
- Bab 166 Ancaman yang Jelas (2)
- Bab 167 Aku Juga Bisa Bermain Trik
- Bab 168 Konflik
- Bab 169 Memanfaatkan Kekacauan Ini
- Bab 170 Kejadian Tidak Terduga
- Bab 171 Menghidupinya seumur hidup
- Bab 172 Marah
- Bab 173 Membantu
- Bab 174 Kebohongannya
- Bab 175 Levin
- Bab 176 Bayang-bayang yang Familiar
- Bab 177 Diam-diam Membawa Mereka Pulang
- Bab 178 Dirinya yang Dulu
- Bab 179 Belajar Berbohong
- Bab 180 Siapa yang Mengatakan Ingin Cerai
- Bab 181 Semuanya demi dia
- Bab 182 Pembagian warisan
- Bab 183 Ada kamu saja sudah cukup
- Bab 184 Kesempatan terakhir
- Bab 185 Yuliana melahirkan! (1)
- Bab 185 Yuliana melahirkan (2)
- Bab 186 Memohon Untuk Dimaafkan
- Bab 187 Justin Yi
- Bab 188 Perubahan Baik
- Bab 189 Kebenaran
- Bab 190 Senang Terlalu Awal
- Bab 191 Penculikan
- Bab 192 Penculikan 2
- Bab 193 Terjatuh Dari Lantai Tiga
- Bab 194 Menjadi Orang Buta Sesungguhnya?
- Bab 195 Keberanian Untuk Tetap Hidup
- Bab 196 Balas Dendam
- Bab 197 Ini adalah pembalasan karma
- Bab 198 Kesadaran yang kacau
- Bab 199 Rahasia pada dirinya
- Bab 200 Rahasia pada dirinya 2
- BAB 201 Misteri Charlie Shen Hilang
- Bab 202 Kasih Kalian Melihat Sebuah Dokumen
- Bab 203 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 2
- Bab 204 Memberi Kalian Melihat Sebuah Dokumen 3
- Bab 205 Memaksa Dia Berlutut
- Bab 206 Negosiasi
- Bab 207 Dicurigai
- Episode 208 Kekanak-kanakan
- Bab 209 Mengingat Masa Lalu
- Bab 210 Janji Sebelum Berpisah
- Bab 211 Masuk Kembali ke Rumah Sakit.
- Bab 212 Pergi
- Bab 213 Anakku Ada dimana?
- Bab 214 Harapan Baru
- Bab 215 Persetujuan Perceraian
- Bab 216 Keteguhan Hatinya
- Bab 217 Berakting Seperti di Film Hollywood
- Bab 218 Dibawa Pergi Oleh Polisi
- Bab 219 Frans Tsu Kembali
- Bab 220 Undangan Pernikahan
- Bab 221 Pertemuan Tidak Disengaja Yang Mencanggungkan
- Bab 222 Acara Pernikahan
- Bab 223 Malam pengantin
- Bab 224 Bertemu lagi dan menjadi orang asing
- Bab 225 Dipecat
- Bab 226 Pemikiran yang tidak seharusnya ada
- Bab 227 Terjadi pertengkaran
- Bab 228 Dihina
- Bab 229 Anak-anak hilang
- Bab 230 Anak-anak hilang 2
- Bab 231 Meminta Bantuan Padanya
- Bab 232 Foto Keluarga
- Bab 233 Kanker
- Bab 234 Menyadari Sesuatu
- Bab 235 Kecuali Meminta Maaf Padaku
- Bab 236 Hanya bisa membantu sampai disini
- Bab 237 Mabuk (1)
- Bab 237 Mabuk (2)
- Bab 238 Kegilaan saat mabuk
- Bab 239 Bertemu untuk yang terakhir kalinya (1)
- Bab 239 Betemu untuk yang terakhir kalinya (2)
- Bab 240 Tes DNA
- Bab 241Menggoda Suamiku
- Bab 242 Menghindar (1)
- Bab 242 Menghindar (2)
- Bab 243 Bertemu Setiap Hari
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (1)
- Bab 244 Siapa Ayah dari Anak-anak (2)
- Bab 245 Biarkan Aku Hidup
- Bab 246 Biarkan Aku Hidup (2)
- Bab 247 Pergi menjauh
- Bab 248 Fakta
- Bab 249 Natasia Hilang (1)
- Bab 249 Natasia Hilang (2)
- Bab 250 Bukan Sengaja Membohongi
- Bab 251 Hukuman dari Dia
- Bab 252 Kontrak (1)
- Bab 252 Kontrak (2)
- Bab 253 Surat perceraian
- Bab 254 Suami istri yang tidak saling mencintai
- Bab 255 Liam
- Bab 256 Liam 2
- Bab 257 Berbuat jahat lagi
- Bab 258 Panik
- Bab 259 Orang yang Berbahaya (1)
- Bab 260 Orang yang Berbahaya (2)
- Bab 261 Menolong Dia atau Tidak
- Bab 262 Tidak Memiliki Tenaga Untuk Berjuang
- Bab 263 Apakah Aku Salah?
- Bab 264 Tidak Berubah (1)
- Bab 264 Tidak Berubah ( 2)
- Bab 265 Kemarahan yang Menyerang Hati
- Bab 266 Berkumpul
- Bab 267 Keadaan yang Baik
- Bab 268 Akibat Membuat Dia Marah
- Bab 269 Bencana
- Bab 270 Mau Membantunya Tidak
- Bab 271 Jangan Lompat Gedung
- Bab 272 Menandatangani Surat Perceraian
- Bab 273 Apa Kamu Masih Akan Menikahiku?
- Bab 274 Masih Mencintainya
- Bab 275 Reaksi Evelin
- Bab 276 Tidak Ingin Ribut Lagi
- Bab 277 Permintaan Maafnya
- Bab 278 Undangan Pernikahan
- Bab 279 Tidak menginginkan anak
- Bab 280 Akhirnya bersama
- Bab 281Pemikiran yang saling bertentangan
- Bab 282 Pernikahan
- Bab 283 Perasaan itu terbalaskan
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)
- Bab 284 Kebahagiaan berlangsung selamanya (akhir)